Oleh
NIM 111203053
INDRAMAYU
2014
PT. PERTAMINA REFINERY UNIT VI BALONGAN
PROSES PENGOLAHAN ATMOSPHERIC RESIDUE
PADA UNIT ARHDM
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Oleh
NIM 111203053
INDRAMAYU
2014
i
ABSTRAK
Negara (BUMN) dan merupakan salah satu pabrik pengolahan minyak bumi di
bahan bakar di daerah besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Bekasi dan
digunakan untuk umpan RCC atau Residue Catalytic Cracking, kemudian Naptha,
Kerosin, Gas Oil yang diolah kembali di Naphtha Processing Unit, Gas Oil
organik dan Nitrogen kemudian micro carbon residue yang dapat mengurangi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM 111203053
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Saya berterimakasih serta bersyukur kepada Allah SWT yang mana berkat
rahmat sehatnya sehingga saya bisa melakukan kerja praktek tanpa adanya
rintangan. Sebelum kerja praktek saya bersyukur diberikan kesabaran oleh Allah
SWT karena harus menunggu jawaban perusahaan yang sebelumnya selama satu
Karnowo) yang merupakan saudara jauh saya dan merupakan pegawai dari
Pertamina RU VI.
dan Bang Arif Fadilah (KETE) yang sudah berusaha menghubungi Om Ari.
TUA(Engkus Kuswara & Ely Suhartini) saya, mereka tidak behenti menasehati
saya mengenai kerja praktek. Kakak (Eva Rosdiana) saya pun demikian selalu
Dhamayanthie, dan teman-teman operator (Pak Teguh, Pak Karto, Arif, Pak Dedi,
Pak Agus, Pak Maman) serta teman-teman saya yang membantu proses KP
iv
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Jeniskelamin : Laki-laki
Berat badan : 65 kg
No. HP : 083823794145
E-mail : hilmi.riswandi@gmail.com
GolonganDarah :O
v
RIWAYAT PENDIDIKAN
2012 -sekarang : Progam Studi DIII Teknik Kimia Akademi Minyak dan
Gas Balongan
PENGALAMAN BERORGANISASI
PRAKTIKUM
Barat.
Barat.
Barat.
Barat.
vi
KUNJUNGAN LAPANGAN
1. Kunjungan ke - 1
2. Kunjungan ke - 2
3. Kunjungan ke - 3
4. Kunjungan ke - 4
5. Kunjungan ke - 5
vii
TRAINING & SEMINAR
Agustus 2014
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul Laporan Kerja
Laporan kerja praktek ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Kerja Praktek yang ditempuh pada semester V(Lima) Program Studi
berdasarkan pengamatan dan data yang dikumpulkan selama preode kerja praktek
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Ir. Hj. Hanifah Handayani, selaku Ketua Yayasan Akamigas Balongan.
3. Ibu Indah Dharmayanthie, M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia
Akamigas Balongan.
AHU.
ix
8. Kedua orang tua yang memberikan dukungan moral maupun spiritual.
9. Rekan-rekan sesama mahasiswa kerja praktek dan semua pihak yang telah
laporan kerja praktek ini. Oleh karena penulis sangat mengharapkan berbagai
kritik dan saran yang bersifat membangun yang padat membawa penulis ke arah
yang lebih baik. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan dan
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.................................................................................................................. i
ABSTRAK........................................................................................................... ii
xi
1.3 Tujuan Kerja Praktek ...................................................................... 3
1.4 Manfaat............................................................................................ 4
xii
4.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero) ............................... 15
4.2 Visi, Misi, Slogan dan Logo PT. PERTAMINA (Persero) ........... 18
xiii
5.2.2 Seksi Reaksi ........................................................................ 46
xiv
7.4.4 Lube Oil System................................................................... 76
8.1 Kesimpulan.................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 7.2 Skema Prinsip Kerja dan Arah Aliran dalam Pompa Sentrifugal. 70
xvi
Gambar 7.8 Seal System pada Pompa Umumnya ............................................ 76
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Spesifikasi Impurities pada Feed dan Output AHU ......................... 44
xix
DAFTAR GRAFIK
Halaman
xx
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib sebagai syarat
langsung suasana lingkungan proses produksi. Selain itu, kerja praktek juga
perusahaan yang bergerak pada bidang usaha yang sesuai atau relevan dengan
1
Indonesia ada 7 Refinery Unit, namun pada RU I tepatnnya di Pangkalan
karena itu, di Inonesia ada 6 Refinery Unit aktif diantaranya adalah RU pada
cukup terkenal di luar Indonesia karena memiliki suatu unit yang merupakan
unit yang terbesar se-Asia Tenggara, yaitu Unit RCC (Residue Catalytic
Cracking).
Unit RCC merupakan unit yang bertugas untuk mengolah residu yang
diberikan oleh Unit CDU secara langsung ataupun yang harus melalui unit
ARHDM. Umpan yang masuk ke RCC itu harus sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan oleh Unit RCC. Umpan tersebut tidak boleh
organic dan Nitrogen, senyawa MCR (Micro Carbon Residue) karena dapat
mengurangi performa katalis yang berada pada RCC. Oleh sebab itu sebelum
masuk ke Unit RCC, atmospheric residue yang berasal dari Unit CDU
metal dan MCR sesuai dengan standar spesifikasi yang sudah dibuat unit
2
Dari uraian di atas penulis tertarik pada proses pengolahan
atmospheric residue pada Unit ARHDM. Oleh karena itu penulis ingin
pelaksanaan Kerja Praktek ini sebagai apresiasi yang nyata dalam mendalami
ilmu Teknik Kimia, sehingga terdapat suatu kesinambungan antara teori dan
praktek sebagai wujud nyata dari kemampuan yang telah penulis dapat dalam
perkuliahan.
Tema yang akan diambil dalam kerja praktek ini adalah tentang
menjalani perkuliahan.
3
4. Melatih kemampuan dan kepekaan mahasiswa untuk mencari
dunia kerja.
unit ARHDM.
di unit ARHDM.
proses produksi.
1.4 Manfaat
proses produksi.
4
3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
dan oleum=minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental,
berwarna coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari
geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan berbagai macam
studi lainnya. Setelah itu, minyak bumi akan diproses di tempat pengilangan
menghasilkan berbagai macam bahan bakar, mulai dari bensin dan minyak
tanah sampai aspal dan berbagai reagen kimia yang dibutuhkan untuk
6
2.2 Fraksi-fraksi Crude Oil dan Kegunaannya
berikut:
1. Gas
2. Gasolin (Bensin)
4. Solar
5. Minyak Berat
6. Residu
7
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
1. Gas
2. Gasolin (Bensin)
bahan bakar rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
4. Solar
5. Minyak Berat
6. Residu
minyak bumi akan dipanaskan dalam suhu diatas 300o C. Residu tidak
menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan pelapis antibocor,
dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi
8
yang menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak
utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan
aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Unsur-
unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80%
massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen
9
2.4 Atmospheric Residue Hydro De Metalizing
mengandung metal (Ni, V,Fe), Na serta karbon (MCR) dalam jumlah yang
tinggi, menjadi DMAR yang mengandung metal (Ni, V,Fe), Na dan karbon
1. Sour Gas.
2. Unstabilized Naphta.
3. Kerosene.
4. Gas Oil.
Uraian Proses:
1. Seksi Feed
masuk ke feed filter, dimana padatan atau solid yang dapat menyebabkan
deposit pada top katalis pada reaktor pertama akan disaring dan
10
ke Filtered Feed Surge Drum. Kemudian feed dipanaskan kembali
2. Seksi Reaksi
Fungsi dari HPSS adalah untuk mengambil residu oil dari effluent
fraksionator.
Separator, dimana uap yang terpisah dari liquid panas dalam HPSS ini
11
di Heat Reaktor, dimana panas dari HE ini akan ditransfer di Combine
Feed reaktor. Setelah itu aliran campuran uap dialirkan ke Effluent Air
Cooler masuk ke Cold High Pressure Separator (CHPS). Recycle gas yang
kaya hidrogen serta terpisah dari minyak dan air, masuk ke Recycle Gas
dimurnikan.
terpisahkan dalam CHPS maka minyak dan air tidak seluruhnya dari
ke Atmospheric Fraksionator.
untuk recovery dan produk minyak berat digabung dengan produk HLPS
low Pressure Drum (CLPFD), Flash gas dari CLPFD yang kaya akan
12
4. Seksi Recycle Gas
Aliran gas yang kaya hidrogen dari CHPS terbagi dua, sebagian
5. Seksi Fraksinasi
(top), seksi bawah (bottom). Produk Heavy Oil dari HLPS masuk ke
13
BAB III
diambil.
14
BAB IV
Minyak bumi masih menjadi komoditas utama di Indonesia sampai saat ini,
baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan dasar produk turunan untuk
produk dengan nilai ekonomi tinggi merupakan tujuan utama dari perusahaan-
petrokimia hilir. Pengelolaan sumber daya ini diatur oleh negara untuk
kemakmuran rakyat seperti yang tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3. Hal ini
Raerink pada tahun 1871 di Cibodas dekat Majalengka (Jawa Barat), namun usaha
tersebut mengalami kegagalan. Kemudian dilanjutkan oleh Aeilo Jan Zykler yang
melakukan pengeboran di Telaga Tiga (Sumatera Utara) dan pada tanggal 15 Juni
Sejak itu berturut-turut ditemukan sumber minyak bumi di Kruka (Jawa Timur)
tahun 1887, Ledok Cepu (Jawa Tengah) pada tahun 1901, Pamusian Tarakan tahun
1905 dan di Talang Akar Pendopo (Sumatera Selatan) tahun 1921. Penemuan-
perusahaan asing seperti Royal Deutsche Company, Shell, Stanvac, Caltex dan
15
maskapai-maskapai lainnya untuk turut serta dalam usaha pengeboran minyak di
Indonesia.
PERTAMINA). Sebagai landasan kerja baru, lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal
(TMSU)
16
10 Desember : TMSU berubah menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional
17
pengolahan minyak bumi agar suplai BBM tetap stabil. Dalam pembangunan
pengetahuan.
di dalam negeri
VISI
MISI
ini diharapkan dapat mendorong seluruh jajaran pekerja untuk memiliki sikap
18
Pemikiran perubahan logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis
diperkuat melalui tim restrukturisasi Pertamina tahun 2000 (Tim Citra) termasuk
kajian yang mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan
perhitungan biaya. Akan tetapi, program tersebut tidak sempat terlaksana karena
(PERSERO) pada tahun 2003. Adapun pergantian logo yaitu agar membangun
image yang lebih baik diantara global oilandgas companies serta mendorong daya
19
2. Warna-warna yang berani menunjukan Alir besar yang diambil PERTAMINA
dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis,
dimana :
invetasi pembangunannya dibayar dari revenue kilang Balongan sendiri dan dari
keuntungan Pertamina lainnya. Dengan demikian maka tidak ada dana atau equity
membangun kilang-kilang lainnya sebelum tahun 1990. Oleh karena itu kilang
minyak mentah jenis Duri (80%). Pada tahun 1990-an, crude Duri mempunyai
harga jual yang relatif rendah karena kualitasnya yang kurang baik.
Sebagai bahan baku kilang, kualitas yang rendah dari crude duri dapat
terlihat diantaranya dari kandungan residu yang sangat tinggi mencapai 78%,
kandungan logam berat dan karbon serta nitrogen yang juga tinggi. Teknologi
kilang yang dimiliki di dalam negeri sebelum adanya kilang Balongan tidak
mampu mengolah secara efektif dalam jumlah besar, sementara itu produksi
minyak dari lapangan Duri meningkat cukup besar. Saat ini, feed yang digunakan
20
pada kilang Balongan merupakan campuran crude Duri dan Minasdengan
Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang
dinamakan proyek EXOR I (Export Oriented Refinery I) dan dirikan pada tahun
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian ini sempat tertunda
dari perencanaan sebelumnya (30 Januari 1995) karena unit Residue Catalytic
Unit RCC ini merupakan unit komersil di kilang PT. Pertamina (Persero)
minyak ringan yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Residu yang dihasilkan
sangat besar sehingga sangat tidak menguntungkan bila residu tersebut tidak
dimanfaatkan. Kapasitas unit ini yang sekitar 83.000 BPSD merupakan yang
minyak Balongan berjumlah kurang lebih 34 % dari bahan bakar minyak yang
21
dipasarkan di Jakarta dan sekitarnya. Di bawah ini merupakan logo PT.
3. Warna :
22
Pemilihan Balongan sebagai lokasi proyek EXOR I didasarkan pada
kondisi-kondisi berikut :
1. Lokasinya relatif dekat dengan konsumen bahan bakar minyak terbesar, yaitu
Dalam Negeri (UPPDN) III, terminal daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat
(SMB).
3. Dekat dengan sumber gas alam di daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat dan
5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan, yaitu bekas sawah yang kurang produktif.
barat laut Cirebon). Untuk penyiapan lahan kilang, yang semula sawah
tadah hujan, diperlukan pengurukan dengan pasir laut yang diambil dari
23
tersebut, sumur yang berhasil memproduksi adalah sumur Jatibarang,
Cemara, Kandang Haur Barat, Kandang Haur Timur, Tugu Barat, dan
baru dibangun pada tahun 1980 untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar
stabil.
yang memiliki resiko bocor atau meledak, seperti RCC, ARHDM, dll.
dengan area perkantoran adalah unit utilitas dan tangki-tangki yang berisi
24
Sarana perumahan : 200 ha
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis
a. Bahan Baku
Minyak mentah Duri, Riau (awalnya 80%, saat ini 50% feed).
Minyak mentah Minas, Dumai (awalnya 20%, saat ini 50% feed).
Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric
b. Air
c. Transportasi
25
Lokasi kilang RU VI Balongan berdekatan dengan jalan raya
daerah Jakarta dan Jawa Barat. Marine facilities adalah fasilitas yang
berada di tengah laut untuk keperluan bongkar muat crude oil dan
produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar tangker, SBM,
d. Tenaga Kerja
Indonesia.
System) yaitu RCC complex, DTU complex, DHC complex, dan H2 Plant.
26
Kontrol yang digunakan adalah pneumatik karena yang diproses adalah
bahan yang mudah terbakar dan kemudian diubah menjadi signal elektrik
satu dengan yang lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-
27
Gambar 4.3Struktur Organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
28
4.4 Sistem Utilitas
dengan menyediakan kebutuhan listrik, steam, air pendingin, gas N 2 , fuel gas
system, dan sebagainya. Sistem utilitas ini terdiri dari beberapa unit, yaitu:
Bahan baku unit utilitas pada PERTAMINA RU VI adalah air dan udara
hidrokarbon yang mudah terbakar. Hal ini menuntut adanya Refinery Unit limbah
agar limbah yang dibuang dapat memenuhi spesifikasi dan persyaratan yang telah
menghasilkan berbagai macam limbah, yang terdiri dari limbah cair, limbah gas,
29
dan limbah padat. Dari ketiga macam limbah tersebut, limbah cair merupakan
yang terdapat dalam off gas akan diolah di unit Amine Treatment. Kandungan H2 S
dan amoniak yang terkandung dalam air sisa proses diolah lagi di seksi Sour Water
Stripper. Tahap ini terdiri dari 2 seksi yaitu seksi Sour Water Stripper (SWS) dan
seksi Spent Caustic Treating. Seksi Sour Water Stripper inilah yang akan
menghasilkan gas H2 S. Kemudian kandungan sulfur dari off gas Amine Treatment
Unit dan unit SWS akandibuang memalui flare.Treated off gas dari Amine
Treatment digunakan sebagai bahan bakar di Fuel Gas System dan sebagai bahan
tujuan tersebut, maka dibangun unit Sewage dan Effluent Water Treatment
30
Effluent Water Treatment. Unit ini dirancang untuk memproses buangan
yang ditetapkan air bersih. Kapasitas unit ini 600 m3 /jam dimana kecepatan
Limbah padat dari industri minyak adalah katalis sisa dan sludge.
yang tidak dapat dibuang begitu saja ke alam bebas, karena akan
cair di ETF. Pada sludge selain mengandung lumpur, pasir, dan air juga
ke dalam proses. Sludge ini juga tidak dapat di buang ke lingkungan sebab
31
yang tidak terbakar dapat digunakan untuk landfill atau dibuang di suatu
4.6 Laboratorium
bagian ini data-data tentang raw material dan produk akan diperoleh. Dengan data-
data yang telah diberikan, maka proses produksi akan selalu dapat dikontrol dan
crude dari minyak Duri dan Minas yang memungkinkan dapat diolah di
PERTAMINA RU VI Balongan.
ditetapkan.
b. Stream produk yang dihasilkan dari unit AHU, RCC, CDU, Hydrogen Plant
32
c. Utilitas: air, fuel gas, chemical agent dan katalis yang digunakan.
seksi, yaitu:
singkat tanpa penambahan zat kimia lain, seperti TEL, MTBE, atau
ETBE.
buangan).
bahan baku, intermediate produk dan finish produk serta bahan kimia yang
digunakan, juga analisis gas stream maupun dari tanki. Tugas yang
33
a. Mengadakan analisa sampling dan analisa contoh air serta chemical
c. Mengadakan analisa gas masuk dan gas buang dari masing-masing alat
(jika diperlukan).
d. Mengadakan analisa sampel gas dari kilang dan utilitas serta produk gas
e. Mengadakan analisa sampling non rutin shift sample stream gas, LPG,
Seksi Pengamatan
baku, intermediate produk dan finish produk. Sifat-sifat yang diamati adalah:
a. Distilasi
b. Spesific Gravity
gasoline)
f. KinematicViscosity
kandungan air
34
4.7 Unit-unit di RU VI Balongan
plus), LPG, propylene, kerosene, solar (premium DEX), Industrial Diesel Oil
Proses yang terjadi terjadi pada Hydro Skimming Complex unit ini
adalah proses distilasi dan treating dari limbah yang dihasilkan dari crude oil
dan treating proses naphta. Unit HSC merupakan Refineri Unit awal dari
dari Distillation Treating Unit (DTU) dan Naphta Processing Unit (NPU).
Unit ini dibangun untuk mengolah crude oil dengan cara distilasi
serta melakukan treating terhadap gas dan air buangan dari unit-unit
125.000 BPSD. Pada proses ini, mayoritas digunakan crude oil dari
minas (light crude oil) dan Duri (heavy crude oil) dengan perbandingan
35
tertentu, dimana nilai batas minimal Duri : Minas adalah 50:50; dan nilai
batas maksimal Duri : Minas adalah80:20. Saat ini crude oil yang
digunakan berasal dari Duri, LSWR ex Dumai, Minas, JMCO, Mudi dan
Banyu Urip. Adapun mayoritas sumber crude oil dipilih dari Duri dan
secara ekonomis harga crude oil dari Duri paling murah sedangkan hara
crude oil dari Minas paling mahal. Oleh karena itu, kombinasi dari
didihnya. Adapun produk yang dihasilkan dari proses ini berupa off gas,
LPG 0,83
Naphta 26,46
Kerosene 60,96
36
LGO 91,42
HGO 43,16
Unit ini bertujuan untuk mengolah dan meningkatkan bilangan oktan dari
unit ini berupa naphta atau Low Octane Mogas Component (LOMC)
yang memiliki angka oktan sebesar 68-80 dan sesudah diolah menjadi 92-
oktan adalah dengan penambahan TEL (Ttra Etil Lead) dan MTBE
(Methyl Tertier Butyl Eter). Namun saat ini penggunaan TEL dan MTBE
karena itu NPU dibuat dan dioperasikan agar dapat meningkatkan angka
37
2. Distillation and Hydrotreating Complex (DHC)
minyak bumi, yang berupa Atmospheric Residue (AR) akan mengalami proses
logam (Nikel, Vanadium, Fe) dan kandunga MCR (Micro Carbon Residue).
yaitu :
38
meggunakan bantuan hidrogen dan katalis. Produk yang telah diolah di
(RCU).
produk keluaran CDU, berupa gas oil. Pada unit ini,gas oil akan
Balongan.
produk keluaran CDU berupa kerosene. Pada unit ini, kerosene akan
penampungan.
39
3. Residue Catalytic Cracking Complex (RCCC)
dan Minas yang diolah di kilang RU VI memiliki residu kurang lebih 60-65%.
Unit RCC terdiri dari dua unit yaitu unit Residue Calaytic Cracker (RCC) dan
RCC merupakan salah satu unit yang mengolah residu menjadi minyak
ringan yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dengan menggunakan katalis.
Feed RCC berasal dari unit AHU dan CDU. Sedangkan produk minyak yang
tinggi seperti decant oil, light cycle oil dan overhead vapor main
column.
40
b. Light End Unit (LEU)
41
BAB V
atmospheric residue (AR) guna menurunkan kandungan metal (Ni & V) dan
sebagai umpan unit RCC. Tingginya kandungan metal dalam DMAR dapat
meningkatkan beban panas regenerator unit RCC. Unit ARHDM atau AHU
terdiri dari 2 train reaktor yang masing masing dioperasikan secara terpisah
dengan satu train fraksinator yang dioperasikan untuk kedua train reaktor
yang ada. Kapasitas masing masing train reaktor unit ARHDM adalah 29
MBSD dan total kapasitas 58 MBSD atau 384 m3 /jam (360 T/jam).
42
5.2 Proses Pada AHU
Unit AHU terdiri lima seksi yaitu seksi feed, seksi reaksi, seksi
pendinginan dan seksi pendinginan produk reaktor, seksi recycle gas dan
seksi fraksionasi.
diperoleh langsung dari residu keluaran CDU (Hot AR) dan dari tangki
top katalis direaktor pertama. Padatan yang berukuran lebih besar dari
pressure drop filter sudah tinggi (P>1.6 atm), maka harus dilakukan
back washing agar kotoran pada filter dapat dibersihkan. Back washing
43
5.2.2 Seksi Reaksi
Feed yang berasal dari furnace terbagi menjadi dua aliran dan
quench recycle gas yang berasal dari cold high pressure separator
HE dan fin fan. Selain itu untuk mencegah terjadinya kebuntuan dan
44
fan. Air yang keluar dari CHPS dikirim ke SWS sedangkan minyak
Air ada bagian bawah drum dialirkan ke SWS, sour gas (keluaran atas)
HE.
menuju HLPS. Pada HLPS, fraksi uap yang masih ikut pada fraksi cair
Fraksi gas yang berasal dari CHPS (modul 12 dan 13) yang kaya
45
5.2.5 Seksi Fraksinasi
Fraksi minyak (heavy oil) yang berasal dari HLPS dan CLPS
Heavy Oil dimasukkan kedalam tray 33, sedangkan minyak dari CLPS
berupa Cold Heavy Oil dimasukkan kedalam masuk pada tray 28.
menuju Naphtha Stabillizer (12-C-505) dan dipisahkan dari off gas. Off
46
didinginkan terlebih dahulu di cooler (12-E-520) sebelum dikirim ke
tangki penampungan.
gas oil.
Produk gas oil diambil pada tray 25 masuk ke dalam gas oil
menuju unit GO-HTU (unit 14) dan sebagian lainnya dikirim ke tangki
penampungan.
47
Tabel 5.2 Produk AHU
48
Gambar 5.1 Process Flow Diagram AHU
49
5.3 Alat-alat Pada AHU
1. Furnace ( Dapur Pembakaran )
disebut Furnace. Dimana panas yang dihasilkan dari pembakaran fuel akan
dipindahkan kepada fluida yang mengalir dalam tube-tube yang ada dalam
furnace.
baja yang bagian dalamnya dilapisi oleh material tahan api. Panas yang
sempurna. Panas yang dihasilkan dari furnace adalah 500 o C yang dibuang
melalui stack.
50
Gambar 5.2 Furnace
2. Kompresor
Stage 1 : 20 - 50 kg/cm2
51
Gambar 5.3 Kompresor
3. Vessel
sebagai berikut:
pemisahan fase, dan ruang untuk mempertemukan dua atau lebih bahan.
atau gas.
52
Gambar 5.4 Vessel
4. Pompa Feed
fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan cara menaikkan
tekanan pada fluida tersebut agar sanggup mencapai tempat yang dituju.
53
Gambar 5.5 Pompa Feed
5. Feed Filter
dapat berupa silika, alumina maupun yang berasal dari tangki. Hal ini
54
Gambar 5.6 Feed Filter
6. Reaktor
reaksi berlangsung. Dimana pada unit AHU terdiri dari 3 reaktor pada
metal (vanadium, nikel dan Fe), Na dan MCR (Micro Carbon Residue).
55
Gambar 5.7 Reaktor
7. Coloumn
Naptha, Kerosin, Gas Oil dan kolom stripper yang berfungsi memisahkan
56
Gambar 5.8 Kolom Fraksinator dan Kolom Stripper
8. Heat Exchanger
2 bagian shell dan tube. Fluida yang memiliki panas yang tinggi
57
Gambar 5.9 Heat Exchanger
inhibitor.
1. Kurilex L-log
produksi Chevron yang memiliki sifat larut dalam air dan tidak larut dalam
hidrokarbon. Befungsi untuk melapisi pipa agar tidak terjadi fouling pada
58
3. Dimethyl Disulfide
berwarna kuning pucat dengan bau seperti telur busuk. DMDS memiliki
ringan eter, aliphatic hydrocarbon. Memiliki titik didih 109,6 o C dan flash
4. Unicor LHS
Unicor LHS sangat cocok untuk Unit RCC tetapi tidak cocok untuk
Unit AHU karena kinerjanya kurang bagus sehingga diganti dengan bahan
59
BAB VI
terjadi pada alat proses hanya bisa ditanggulangi secara sementara saja. Apabila
Balongan:
1. Kualitas Feed
Cara menanggulanginya:
Kapasitas diturunkan
60
2. Kebocoran Pipa
Diberi cover berbentuk plat setengah lingkaran yang bermateri sama dengan
Pada furnace nyala api yang baik adalah api yang berwarna biru dan
apinya mengarah ke atas. Biasanya nyala api yang tidak bagus itu apinya
Penyebabnya:
Cara menanggulanginya:
4. Pompa Trip
Penyebabnya:
61
Cara menanggulanginya
5. Korosi
adanya reaksi redoks. Lebih simpelnya ada air, oksigen, dan zat pengoksidasi
akan terjadi korosi. Korosi yang biasa terjadi pada AHU adalah korosi erosi.
Korosi erosi adalah korosi yang disebabkan karena adanya aliran fluida secara
terus menerus.
Pernyebab korosi:
Cara penanggulangannya:
Cara pencegahannya:
6. Fouling (Kerak)
Fouling biasa terjadi pada pipa dan akan menyebabkan kerusakan pada
pipa.
62
Penyebabnya:
Cara menanggulangi:
63
BAB VII
TUGAS KHUSUS
saya diberi tugas khusus oleh pembimbing saya. Saya disuruh mengupas tuntas
cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis
melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Pada Pembangkit Listrik
bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat
64
adanya gerakan sebuah benda atau partikel melalui lintasan lengkung
(melingkar).
banyak digunakan karena mempunyai bentuk yang sederhana dan harga yang
aliran tunak dan tidak berpulsa ,keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan
beroperasi pada putaran tinggi, yang dapat dikopel dengan motor listrik,
motor bakar atau turbin uap ukuran kecil sehingga hanya membutuhkan ruang
yang kecil, lebih ringan dan biaya instalasi ringan,harga murah dan biaya
perawatan murah.
a. Kapasitas :
b. Tekanan Discharge :
65
Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing.
Multi Impeller Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
d. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
e. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
Cooling Tower
Chiller
Perkebunan
Marine
66
Oil and Gas
Steel
Automotive
Mining
dari sebuah impeller yang berputar dalam rumah pompa. Rumah pompa
mempunyai dua saluran yaitu saluran isap dan saluran kempa. Terhadap
67
Sebelum pompa dijalankan rumah pompa dan saluran isap harus terisi
zat cair, untuk menjaga agar zat cair tidak mengalir dari saluran isap
memberikan gerak berputar kepada zat cair yang berada di dalam rumah
keliling sebuah luar kipas dan terkempakan keluar. Karena itu pada
itu cairan dapat terdorong masuk ke dalam rumah pompa atau terjadi
kerja isap. Pada keliling sebelah luar impeller, zat cair mengalir dalam
rumah pompa dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Zat cair mengalir
Gambar 7.2 Skema Prinsip Kerja dan Arah Aliran dalam Pompa
Sentrifugal
68
7.3.2 Cara Kerja Pompa Sentrifugal Multistage
tinggi dimana single stage pump tidak ekonomis. Pompa ini mampu
secara seri dalam satu poros. Total head yang ditimbulkan oleh pompa
buah impeller.
69
7.4 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal Multistage
berputar.
(single stage).
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan
70
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang
masuk sebelumnya.
beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial
(sedikit lebih besar dari tekanan suction yang dikelola oleh garis
71
dorong yang berlawanan dengan gaya dorong yang diciptakan oleh
fluida.
72
Dasar-dasar Penyekat (Seal)
73
Gambar 7.8 Seal System pada Pompa Umumnya
(FG : function group) yang mengatur operasi Main Lube Oil Pump,
Emergency Lube oil pump, dan Lube Oil Pavour Extraxtor Fan yang
bantalan
dari gesekan
74
Gambar 7.9 Lube Oil System pada AHU
75
Gambar 7.10 Main Oil Pump
antara aliran oli (panas) dan aliran air(dingin). Kadang terdapat dua
cooler pada sebuah unit, dimana saat yang satu beroperasi maka
satu unit dapat di standby kan. Cooler adalah termasuk system air
76
c. Lube Oil Filter
sistem.
77
adalah kotak seperti tempat penyimpanan pada umunya. Biasanya
7.4.5 Motor
tidak ada motor pompa tidak akan bekerja. Prinsip kerja motor ini
bergerak saat inilah pompa sudah mulai bekerja. Energi listrik yang
78
dibutuhkan sangat besar untuk menghidupkan motor tersebut dan arus
79
langkah proaktif kerusakan dapat diprediksi agar dapat direncanakan
b. Kapasitas menurun
d. Bearing rusak
e. Casing Bocor
f. Vibrasi tinggi
bolak-balik dari komponen mekanik dari suatu mesin sebagai reaksi dari
gaya luar (gaya yang berasal dari luar atau sekitar mesin). Kasus yang
dominan dalam getaran mesin adalah yang disebabkan oleh gaya eksitasi
macet, dll).
80
namun untuk jangka pemakaian yang lama akan terjadi kenaikan level
frekuensi pribadi.
tidak normal pada suatu mesin dapat dideteksi sebelum kerusakan yang
sebagai berikut:
81
(6) 6 Temperatur Winding Indikator rata-rata 120 145 o C, temperatur ini
penggerak pomp
(8) Untuk memonitori vibrasi yang harus di kontrol adalah Thrust End Disp,
82
Grafik 7.1 Kinerja Pompa
83
Tabel 7.1 Pump Data Sheet
BAB VIII
PENUTUP
84
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
metal (Ni, V, Fe), Na dan micro carbon residue (MCR) pada AR dan
7. Proses yang terjadi pada AHU dibagi menjadi 5 yaitu Seksi Feed, Seksi
85
8. Alat-alat yang digunakan pada AHU adalah Feed Filter, Heat Exchanger,
Kolom (Fraksinator).
10. Masalah yang pernah terjadi pada AHU adalah kebocoran pipa,
pembakaran fuel gas tidak sempurna, fouling, korosi, dan pompa trip.
11. Produk utama dari AHU adalah DMAR, produk sampingnya yaitu Off
8.2 Saran
86
DAFTAR PUSTAKA
Balongan: PERTAMINA.
PERTAMINA.
http://fariedrj.blogspot.com/2013/01/definisi-dan-karakteristik-pompa.html
http://rezafaturachman.wordpress.com/2012/07/12/centrifugal-multistage-pump-
jet-pompe/
http://indahkireilestari.files.wordpress.com/2011/04/pompa1.doc
http://www.scribd.com/doc/32235908/Prinsip-Kerja-Pompa-Sentrifugal
http://mechanic-mechanicalengineering.blogspot.com/2011/03/pompa-pump.html
http://soemarno.org/2009/01/08/perbaikan-pompa-centrifugal/
http://engineering-power-plant.blogspot.com/2010/11/boiler-feedwater-pump-
balancing-line.html
http://awan05.blogspot.com/2009/12/analisa-vibrasi.html
http://yogilaksono.blogspot.com/2009/07/lube-oil-system-gt-13e2.html
87