Disusun oleh:
HERI SUPRIYADI
108082000175
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1434 H / 2013 M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
4. Telepon : 085697301046
5. Email : heri.spryd@gmail.com
II. PENDIDIKAN
vi
3. Biro Kontrol Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah jakarta, periode 2012-2013
Desember 2008.
V. KEPANITIAAN
Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2009.
tahun 2010.
vii
4. Asisten Pengawas Pemilu Lapangan dalam Kepanitiaan Pemilihan Umum
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah kota Tangerang Selatan Tahun
2011.
Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2011.
6. Steering Committee dalam milad 10th Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Fakultas Ekonomi dan ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun
2012.
1. Ayah : Supardi
3. Ibu : Daliyem
viii
The Implementation of Target Costing Through Production Cost
Reduction Effort to Increase Company Profit
(Case Study On UD Eko Kusen)
Heri Supriyadi
ABSTRACT
ix
Penerapan Target Costing dalam Upaya Pengurangan Biaya
Produksi untuk Peningkatan Laba Perusahaan
(Studi Kasus Pada Usaha Dagang Eko Kusen)
Heri Supriyadi
ABSTRAK
x
KATA PENGANTAR
xi
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
7. Ibu Zuwesty Eka Putri, SE.,M.Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan
memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang
Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang
skripsi.
8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Adik kandung Aditya Nugraha dan teman spesial dalam keseharian penulis
Rila Farilla Nofa, yang selama ini telah memberikan doa dan dukungan penuh
kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat kelas akuntansi e angkatan 2008, terima kasih atas dukungan
yang diberikan kepada penulis.
11. Sahabat-sahabat kelas konsentrasi akuntansi manajemen 2008 terima kasih
atas dukungan yang diberikan kepada penulis.
12. Senior-senior terdekat, Ahmad Rifai, M. Alif Ridwan, Muhammad Husein,
H. Ulin Nuha, dan Ade Fauzan yang telah memberikan semangat, motivasi,
doa, dan arahan kepada penulis mulai dari pembuatan proposal sampai
terselesaikannya skripsi ini.
13. Junior-junior jurusan akuntansi, Adriansyah dkk. yang telah memberikan
bantuan dan semangat kepada penulis.
14. Rekan-rekan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Lukman Hakim selaku
Ketua BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2012-2013 memberikan
bantuan dan semangat kepada penulis.
15. Seluruh Anggota BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis periode 2010-2013, dan
Seluruh Rekan Akuntansi 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
xii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Heri Supriyadi
xiii
DAFTAR ISI
Abstract ............................................................................................................ ix
Abstrak ............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang 1
B. Perumusan Masalah 5
1. Tujuan Penelitian.... 6
xiv
2. Manfaat Penelitian.......... 6
A. Landasan Teori. 8
1. Definisi Laba. 8
2. Biaya.. 10
a. Pengertian Biaya.. 10
b. Klasifikasi Biaya.. 11
c. Biaya Produksi 14
B. Penelitian Terdahulu 23
C. Kerangka Pemikiran. 27
1. Jenis Data... 29
2. Sumber Data.. 30
xv
1. Rekayasa Nilai (Value Engineering).. 32
2. Kaizen Costing.... 32
1. Sejarah Perusahaan.. 33
2. Struktur Organisasi.. 39
B. Deskripsi Data... 40
4. Biaya Pengiriman... 47
C. Hasil Penelitian......... 53
2. Target Laba. 55
D. Pembahasan... 70
A. Kesimpulan. 74
B. Impilkasi.. 76
xvi
C. Keterbatasan 76
D. Saran 77
Daftar Pustaka 78
Lampiran. 81
xvii
DAFTAR TABEL
Tiga Lubang.. 43
4.9 Daftar Biaya Bahan Baku Tidak Langsung untuk Setiap Pembuatan
46
Satu Lubang Kusen .
xviii
4.15 Biaya Bahan Baku Kusen Kisi-kisi / Jalosi Menggunakan
Alternatif A.. 62
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan yang terjadi di semua lini usaha pada era perdagangan bebas
persaingan yang terjadi bukan hanya antar pelaku bisnis domestik, tetapi
melibatkan pula pelaku bisnis dari luar negeri yang semakin bebas memasarkan
produk di Indonesia.
makin bertambah jumlahnya. Seiring dengan itu pula, persoalan yang dihadapi
sebaik-baiknya agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Salah satu tujuan yang
harus mampu menghasilkan produksi yang tinggi dengan kualitas yang baik.
1
Hasil produksi yang tinggi akan tercapai apabila perusahaan memiliki efisiensi
produksi yang tinggi. Akan tetapi untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi
ini tidak mudah, karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
Agar dapat bersaing dalam pasar saat ini, perusahaan harus dapat
menciptakan suatu produk baik barang maupun jasa yang harganya lebih rendah
atau harganya sama dengan harga yang ditawarkan para pesaingnya. Untuk dapat
yang harus dikeluarkan pada proses porduksinya. Salah satu metode yang
setelah kalah perang dan dibom atom setelah perang dunia kedua adalah target
maka kekuatan pasar memberi pengaruh yang semakin besar terhadap tingkat
harga. Untuk itulah diperlukan target costing untuk dapat mencapai tujuan
2
keberhasilan implementasi dari adanya inovasi tersebut. Pada saat target costing
lingkungan bisnis yang lain maka dapat diasumsikan bahwa suatu hal yang baru
sedang terjadi dengan konteks bisnis lainnya (Kusuma dan Ayu Noorida Soerono
: 2008).
yang dikeluarkan untuk jenis produksi tersebut dan menetapkan harga jual bagi
produknya, setelah itu produk siap dipasarkan. Namun dalam metode target
dari tahun 1996, kemudian pemilik Usaha Dagang tersebut yakni Bapak Sukarno
mengontrak tempat untuk usaha. Tahun 2003, Pak Sukarno membeli tempat
usaha tersebut. Usaha Dagang Eko Kusen melayani pesanan pembuatan kusen
dan pintu, seperti kebanyakan usaha kecil menengah usaha tersebut masih
3
menggunakan metode biaya tradisional, sistem biaya ini menggunakan unit
volume related cost driver seperti jam kerja langsung, jam alat/mesin, dan biaya
karena tidak semua sumber daya dalam proses produksi digunakan secara
tahun 2008 ditandai dengan penurunan omset, biasanya omset Usaha Dagang
Eko Kusen tidak kurang dari Rp. 400.000.000 dalam periode satu tahun, tetapi di
tahun 2008 omset dari Usaha Dagang Eko Kusen mengalami penurunan hingga
Dagang Eko Kusen berdiri, hingga saat ini Usaha Dagang Eko Kusen mengalami
masalah dalam pemaksimalan laba pada produk kusen ukuran balok 6 x 12 cm,
keuntungan yang diharapkan dari penjualan per unit produk adalah 30% dari
kusen semakin memperjelas kenyataan akan laba yang didapat oleh Usaha
Dagang Eko Kusen dari penjualan per unit produk masih belum stabil untuk
1
Hasil deskripsi wawancara penulis dengan Eko Wahyudi (narasumber) di kios Usaha Dagang Eko
Kusen pada tanggal 23 Desember 2012 Pukul 19:00.
4
Pada kasus ini, peneliti akan menerapkan metode target costing pada
Usaha Dagang Eko Kusen yang diprediksikan dapat menjadi metode yang tepat
dialami oleh Usaha Dagang Eko Kusen, dalam penggunaan metode target
pada tahap perencanaan dan desain produk. Melalui target costing dapat
diketahui berapa besar selisih biaya yang dianggarkan dengan biaya yang terjadi
produk, dan sangat berkaitan dengan target laba yang ingin dicapai oleh suatu
perusahaan.
B. Perumusan Masalah
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
target costing.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
6
memperdalam pengetahuan tentang penelitian dan menambah
costing.
b. Manfaat praktis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Laba
Laba yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan merupakan salah satu
ukuran kinerja dan menjadi pertimbangan oleh para investor atau kreditur dalam
tambahan kredit. Perusahaan yang melaporkan laba yang tinggi tentu akan
pula halnya dengan kreditur, ia akan merasa yakin bahwa ia akan menerima
laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu
sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa depan.
Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh
perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah
8
untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan faktor yang
informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat
penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Laba memiliki potensi
informasi yang sangat penting bagi pihak eksternal dan internal perusahaan.
Laba dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan serta
ekonomi yang akan dikelola perusahaan di masa yang akan datang (Ariani:
2010).
Dari beberapa pengertian laba di atas dapat dijelaskan bahwa laba adalah
selisih lebih antara pendapatan dan biaya yang timbul dalam kegiatan utama atau
sampingan di perusahaan selama satu periode, karena laba pada suatu perusahaan
atau unit usaha dijadikan sebagai tujuan utama, maka laba merupakan alat yang
baik untuk mengukur prestasi dari pimpinan dan manajemen perusahaan, dengan
kata lain efektivitas dan efesiensi dari suatu usaha secara garis besar dapat dilihat
9
2. Biaya
a. Pengertian Biaya
untuk menghasilkan produk atau jasa dengan satuan uang. Satuan pengukur yang
digunakan untuk menyatakan nilai uang dari berbagai sumber ekonomi yang
digunakan tersebut dikenal dengan istilah cost. Pemakaian istilah cost selalu
Cost atau biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan
satuan yang dilakukan untuk memperoleh aktiva dan dapat memberikan manfaat
2007).
sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit
disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan
bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk
memperoleh penghasilan.
10
Dari pengertian di atas, walaupun nampak ada perbedaan namun pada
b. Klasifikasi biaya
perusahaan, selain itu biaya juga berkaitan dengan berbagai tipe bisnis, non
bisnis, mnufaktur, dan bidang usaha lainnya. Secara umum, jenis biaya yang
informasi yang akan digunakan untuk berbagai tujuan antara lain penentuan
harga pokok produk, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan. Untuk itu
informasi biaya yang akan disajikan. Oleh karena itu dalam pengklasifikasian
biaya tergantung untuk apa biaya tersebut diklasifikasikan, karena untuk tujuan
berbeda diperlukan cara pengklasifikasian biaya yang berbeda, sebab tidak ada
satu cara pengklasifikasian biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan
biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
11
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan
bakar.
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu
kelompok:
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Menurut obyek
a) Biaya Langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang penyebab
12
b) Biaya Tidak Langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
c) Biaya semi tetap, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
d) Biaya tetap, adalah biaya yang tetap jumlah totalnya dalam kisar
13
pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar
c. Biaya Produksi
produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang terkait dengan pemerolehan
atau pembuatan suatu produk. Hansen dan Mowen (2006) juga menyatakan
besar yakni:
berkaitan dengan semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk
jadi, dan produk jadi suatu perusahaan dapat menjadi bahan baku perusahaan
yang lainnya.
14
dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produk.
Pengertian lain yang dinyatakan oleh Blocher et al. (2008) tentang biaya bahan
baku langsung adalah bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk,
semua bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi.
Biaya tenaga kerja langsung menurut Hansen dan Mowen (2006) adalah
tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
sedangkan menurut Garisson et al. (2006) Biaya tenaga kerja langsung (direct
labour) adalah biaya yang digunakan untuk biaya tenaga kerja dan dapat
ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut
juga tenaga kerja manual (touch labour) karena tenaga kerja langsung melakukan
biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan semua
15
Pengertian biaya overhead pabrik menurut Garrison et al. (2006) adalah
termasuk seluruh biaya yang tidak termasuk dalam bahan langsung dan tenaga
kerja langsung. Biaya overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi, listrik dan
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Gary Cokins, dan Thomas W. Lin
(2008) biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung untuk bahan baku,
tenaga kerja, dan fasilitas yang digunakan untuk mendukung proses produksi
adalah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual. Dimana menurut pengeluarannya, secara garis besar biaya
produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya
overhead.
hanya tambahan persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat,
16
3. Metode Biaya Tradisional
memperhitungkan biaya produksi ke dalam biaya produk saja, selain itu biaya
produk, namun diperlakukan sebagai biaya usaha dan dikurangkan langsung dari
Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat dibebankan ke
yang digunakan hanya didasarkan atas dasar unit saja atau disebut unit-level
17
produk memberikan arti bahwa terjadinya biaya overhead mempunyai korelasi
yang sangat erat dengan jumlah unit yang diproduksi (Martusa dan Adie: 2011).
biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif,
sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yang diharapkan. suatu
harga jual produk yang ditargetkan dan profit margin yang ditargetkan sehingga
target cost. Sedangkan tahap ketiga adalah menurunkan target cost pada produk
Dan juga merupakan suatu filosofi atau pendekatan harga dan manajemen biaya
selama masa hidup produk. Target cost ditentukan terlebih dahulu sebelum
menciptakan produk. Target cost berdasarkan pada prediksi harga produk dan
dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk
yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba
18
yang dapat diterima serta dapat memberikan perkiraan harga pasar produk,
Menurut Kusuma dan Ayu Noorida Soerono (2008) ada beberapa prinsip
costing sebagai pondasi utama atau sebagai karakteristik dari metode tersebut,
antara lain:
Dalam prinsip ini sistem target costing menetapkan target biaya dengan
mengurangi required profit margin dari harga pasar yang diharapkan. Harga
pasar dikendalikan oleh situasi pasar dan target laba ditentukan persyaratan
keuangan dari suatu perusahaan dan industrinya. Price Led Costing mempunyai
19
biaya produksi yang seharusnya dipenuhi bisa dilihat dengan
Formula: TCi = Pi - Mi
2) Focus on Customers
2008).
3) Focus on Design
banyak waktu pada tahap desain dan mengurangi waktu sampai ke pasar (time
20
metode reduksi biaya tradisional memfokuskan pada skala ekonomi, kurva
desain.
4) Tim Cross-functional
menggunakan tim produk dan proses, dengan anggota-anggota dari desain dan
material, akuntansi biaya, servis dan pendukung. Tim lintas fungsional ini juga
21
termasuk peserta dari luar, seperti pemasok, pelanggan, dealer, distributor, dan
penyedia servis.
serta biaya distribusi. Tujuan target costing adalah meminimalisir biaya daur
pelanggan dan pesaing menjadi dasar untuk menghitung biaya target. Biaya
target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasi target per unit.
Penghasilan operasi target per unit adalah penghasilan operasi yang merupakan
sasaran yang ingin diperoleh perusahaan per unit produk atau jasa yang dijual.
22
Biaya target per unit adalah perkiraan biaya jangka panjang per unit atas sebuah
operasi target per unit saat menjual pada harga target, sebuah penentuan harga
Menurut Hongren, Datar dan Foster (2008) harga target adalah perkiraan
harga untuk sebuah produk atau jasa yang bersedia dibayar calon pelanggan.
pelanggan atas sebuah produk dan berapa pesaing akan memberi harga produk
melalui kontak dan interaksi yang dekat dengan para pelanggan, biasanya
penelitian pasar tentang fitur produk yang diinginkan pelanggan dan harga yang
bersedia mereka bayar untuk fitur tersebut. Memahami apa yang dinilai
B. Penelitian Terdahulu
23
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Metode Penelitian
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Mathius Peranan Target Costing Dalam Menggunakan Penulis Perhitungan target costing ini
Tandiontong, Pengendalian Biaya Produksi metode menerapkan memberikan informasi kepada
dan descriptive metode Target manajemen untuk memutuskan
Natalia Fany (Studi Kasus CV Bandung analysis yang Costing pada apakah akan meneruskan
Anggraini Mulia Konveksi) mengulas dan jenis usaha memproduksi produk-produk
(2011) tersebut tetapi dengan
menjelaskan konveksi.
mengefisienkan biayanya atau
bagaimana dengan cara lain yakni mengganti
konsep dari produk tersebut dengan variasi jenis
Target produk baru (misalnya memproduksi
Costing. celana jeans).
2. Indra Lila Target Costing : Alternatif Menggunakan Penulis Target Coting adalah alternatif
Kusuma Terbaik Penentuan Cost metode menerapkan terbaik untuk menentukan cost
dan descriptive metode Target yang harus dikeluarkan
Ayu Noorida analysis yang Costing pada bedasarkan harga pasar kompetitif
Soerono mengulas dan perusahaan guna memenangkan persaingan.
(2008) menjelaskan teknologi yang
bagaimana memproduksi
konsep dari alat bantu
Target Costing. dengar.
24
Tabel 2.1. (Lanjutan)
Metode Penelitian
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Fenny Lestari Penerapan Target Metode Penulis Target Costing membantu
Wiguna, Costing untuk Perhitungan menerapkan perusahaan untuk melakukan
Dan Meningkatkan Target Costing metode Target efisiensi atau cost reductions
Partogian Sormin Keunggulan Costing pada disepanjang rantai nilai,yaitu
(2007) Bersaing : Studi perusahaan dengan pengelolaan value
Kasus pada PT produsen enginering. Hasil penelitian
Smart Ledi shampoo dan menunjukkan dapat diketahui
conditioner berbagai tindakan yang dapat
yaitu PT Smart dilakukan untuk menekan biaya
Ledi setiap komponen produk yang
dihasilkan PT Smart Ledi.
25
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Metode Penelitian
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Sugianto Analisis Target Costing Metode Penulis Target costing pada PT
dalam Penentuan Biaya Perhitungan menerapkan Bimoli yang menghasilkan
Produksi pada PT Target Costing metode Target produk minyak goreng
Bimoli di Kabupaten Costing pada curah dapat berperan dalam
Parigi Moutong perusahaan menentukan biaya produksi
produsen minyak tanpa mengurangi kualitas
goring yaitu PT produk, utamanya pada
Bimoli di biaya tenaga kerja
kabupaten Parigi, langsung, mengalami
Moutong. penurunan yang terdiri dari
gaji operator mesin, chief
supervisor, supervisor, dan
biaya lembur
26
C. Kerangka Pemikiran
berikut:
penelitian ini adalah penerapan metode target costing dapat menekan biaya
27
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Basis Teori
Metode Analisis:
Analisis Target Costing
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
28
BAB III
METODE PENELITIAN
dibutuhkan untuk dapat menentukan harga jual produk dengan tepat dengan
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif, yaitu data yang
selama tahun 2012 yang diperoleh dari informan yang mempunyai peran dalam
Usaha Dagang Eko Kusen, terutama data mengenai biaya-biaya utama dalam
kegiatan produksi yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
29
2. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa sumber data
internal yaitu data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang terdiri atas data
a) Data Primer
Data ini didapat dari hasil wawancara langsung dengan pihak yang
b) Data Sekunder
Data ini diperoleh dari data yang sudah ada diperusahaan dalam bentuk
dokumen dan informasi lain terutama pada informasi biaya yang terjadi dalam
proses produksi yang dapat membantu dalam menentukan berapa besar biaya
yang dibutuhkan dalam pembuatan produk, antara lain adalah laporan biaya bahan
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
30
menggambarkan hasil penelitian dan membandingkan perbandingan teknis (data
mengambil kesimpulan.
Menurut Kusuma dan Ayu Noorida Soerono (2008) teknik analisis data
yang digunakan dalam menerapkan target costing terdiri atas lima langkah.
3. Menghitung biaya target (target cost) pada harga pasar yang dikurangi
menurunkan biaya.
biaya-biaya pada perusahaan yaitu pada tahap keempat dan kelima. Untuk
31
keduanya atau salah satu diantara dua metode pengendalian biaya tersebut.
Tahapan terakhir adalah jika target cost tersebut tidak dapat dicapai
maka lakukan value engineering dan atau kaizen costing untuk menurunkan
biaya sehingga target cost dapat dicapai.
penelitian pada penelitian ini hanya metode rekayasa nilai (value engineering)
desain engineering suatu proyek untuk mendapatkan nilai yang paling tinggi
bagi setiap uang yang dikeluarkan dan mengkaji dan memikirkan berbagai
(Labombang: 2007).
32
BAB IV
1. Sejarah Perusahaan
pintu, usaha di bidang mebel ini berawal pada tahun tahun 1996 ketika Bapak
Sukarno memiliki modal dan ingin mendirikan usaha kusen yang bertempat di
lahan tempat usaha di daerah tersebut, hingga pada tahun 2003 Beliau
untuk meningkatkan taraf ekonomi dengan usaha nya sendiri. Sebagai pemilik
dan berkeinginan juga agar hasil kusen yang telah dihasilkan bisa di ekspor
33
Sejak Usaha Dagang Eko Kusen pindah tempat di Pesanggrahan,
berada di Srengseng, hal ini disebabkan karena belum banyak konsumen yang
bahwa kualitas atas barang produksinya dapat tetap terjaga walapun sudah
perumahan.
sekitar awal tahun 2003 beliau mampu membeli tempat usahanya tersebut,
menata dan mengelola tempat usahanya lebih baik dari sebelumnya karena
tempat tersebut telah ia miliki sendiri. Tidak seperti sebelumnya saat pertama
34
berada di tempat usaha ini, Sukarno telah memiliki supplier yang secara terus-
mengalami kendala terkait dengan SDM. Ketika pesanan tidak terlalu banyak,
yang dapat membantunya. Pekerja yang Beliau dapatkan pertama kali masih
berpengalaman dalam usaha kusen ini sehingga pemilik tidak perlu kesulitan
lagi dalam melatih pekerjanya. Namun pekerja tersebut tidak hanya bekerja di
tempat usaha yang ia miliki saja namun juga di tempat lain dengan jenis
gudang yang besar dan dapat menampung bahan baku serta persediaan dengan
skala besar. Namun lokasinya yang strategis berada di seberang jalan dapat
dengan mudah terlihat oleh konsumen sehingga mereka tidak kesulitan dalam
Sejak tahun 1996 hingga saat ini, pencatatan yang dimiliki Usaha
Dagang Eko Kusen masih terbilang sangat sederhana. Beliau hanya memiliki
catatan gaji pegawai dan catatan atas transaksi. Pak Sukarno hanya mencatat
35
sesederhana mungkin dan hanya dirinya sendiri yang mengetahui skema atas
studi akuntansi. Untuk sistem pembayaran gaji yang diberikan kepada pekerja
bawahannya tidak dibayarkan per bulan atau pertahun seperti di bidang usaha
lain pada umumnya, tetapi gaji atau upah untuk pekerjanya dibayarkan per
400.000.000 dalam kurun waktu satu tahun, tetapi di tahun 2008 omset dari
Usaha Dagang Eko Kusen mengalami penurunan hingga mencapai angka Rp.
40.000.000 dalam kurun waktu satu tahun yang diakibatkan oleh naiknya
bidang jasa pembuatan kusen yang mulai menjamur di wilayah Usaha Dagang
Eko Kusen berdiri, hingga saat ini Usaha Dagang Eko Kusen mengalami
penjualan per unit produk adalah 30% dari harga jualnya, kenyataannya laba
yang didapat dari penjualan per unit produk masih jarang yang menjangkau
36
Bahan baku utama yang digunakan oleh Usaha Dagang Eko Kusen
didapat dari sebuah toko SKM yang merupakan sebuah perusahaan supplier
melakukan pembelian kayu tiap dua bulan sekali. Sejak kepindahan lokasi
Pada kasus ini, peneliti akan menerapkan metode target costing pada
Usaha Dagang Eko Kusen yang diprediksikan dapat menjadi metode yang
sedang dialami oleh Usaha Dagang Eko Kusen, dalam penggunaan metode
produksi pada tahap perencanaan dan desain produk. Melalui target costing
dapat diketahui berapa besar selisih biaya yang dianggarkan dengan biaya
penjualan suatu produk, dan sangat berkaitan dengan target laba yang ingin
37
Proses produksi dimulai dari pagi hari dibuka pada pukul 09.00
sampai pukul 17.00, berbeda jika pesanan kusen yang dikerjakan harus
dilakukan biasanya hingga malam hari atau lembur. Seiring berjalannya usaha
tetap terjaga.
6 ingga 8 jam, proses produksi yang dimulai pukul 09.00 dimulai dengan
proses pemotongan kayu untuk mendapatkan ukuran panjang dan lebar kusen
yang akan dibuat, tahap pemotongan kayu ini membutuhkan sekitar 1 jam.
melalui proses pengeboran untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada saat
waktu sekitar 4 hingga 5 jam. Kayu yang sudah melewati proses pengeboran
jenis kayu tersebut, pada tahap pengamplasan ini membutuhkan waktu sekitar
38
proses profil yang membutuhkan waktu 30 menit, kemudian masuk pada
2. Struktur Organisasi
ditunjuk dan dipercaya oleh pemilik Usaha Dagang Eko Kusen untuk
OWNER
Sukarno
ADMINISTRASI
Eko Wahyudi
39
B. Deskripsi Data
Data-data yang diperlukan untuk penelitian ini salah satunya adalah data
mengenai biaya produksi dari Usaha Dagang Eko Kusen selama tahun 2012 yang
terdiri atas:
lain kayu balok, dempul, lem kayu, dan paku. Berikut ini adalah rincian atas
biaya-biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh Usaha Dagang Eko Kusen:
40
Kusen Gundul per lubang:
41
Kusen lengkung per lubang:
Tabel 4.5. Biaya Bahan Baku Kusen gendong lengkung tiga lubang
Jenis
Nilai satuan kayu Jumlah kayu Total nilai kayu
kayu
42
Kusen gendong lengkung kisi-kisi 3 lubang:
Biaya tenaga kerja yang dibayarkan oleh Usaha Dagang Eko Kusen
tergantung jumlah kusen yang dikerjakan, satu orang akan dibayar Rp. 20.000
sampai Rp. 80.000 untuk pengerjaan per satu lubang kusen yang
tenaga kerja variabel. Range biaya Rp. 20.000 sampai Rp. 80.000 per lubang
kusen tersebut disesuaikan pula dengan tingkat kerumitan model kusen yang
43
Tabel 4.7. Biaya Tenaga Kerja
JENIS KUSEN BIAYA
antara lain biaya bahan baku tidak langsung, biaya listrik, telepon, biaya
pengiriman dalam periode satu bulan produksi biasanya Usaha Dagang Eko
biaya overhead pabrik dari Usaha Dagang Eko Kusen sebagai berikut:
44
keterangan:
a) Pembuatan satu lubang kusen memerlukan bahan baku dua buah kayu
b) Untuk perhitungan bahan baku lem kayu, paku, dan dempul untuk
- Biaya untuk lem kayu 5 kg sebesar Rp. 90.000, dimana lem tersebut
jadi:
45
- Biaya untuk paku 7- 10 cm sejumlah 2 kg seharga Rp. 24.000, dimana
paku tersebut habis pakai dalam waktu 3 bulan, untuk rata-rata setiap
jadi:
Rp. 8.000 : 25 = Rp. 320 biaya bahan baku paku yang digunakan
46
Biaya listrik dan telepon:
- Biaya listrik pada Usaha Dagang Eko Kusen masih menyatu dengan
listrik rumah pribadi, tetapi untuk setiap bulannya Usaha Dagang Eko
- Maka biaya listrik dan telepon dibebankan Rp. 12.000 untuk tiap unit
produk.
4. Biaya Pengiriman
Maka biaya angkut pengiriman dibabankan Rp. 20.000 untuk tiap unit
produk.
47
Dari pendeskripsian data di atas maka biaya yang diperlukan untuk
membuat produk kusen jenis pertama yaitu kusen gundul diperlukan biaya
sebesar:
48
biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis kedua yaitu
49
biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis ketiga yaitu
50
biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis keempat yaitu
Untuk kusen gendong lengkung tiga lubang dengan bahan kayu banjar:
51
biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis kelima yaitu
kayu banjar:
kayu kamper:
kayu meranti:
52
Untuk kusen gendong lengkung kisi-kisi/jalosi tiga lubang dengan bahan
kayu borneo:
penerapan metode target costing pada Usaha Dagang Eko Kusen. Seperti
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penerapan metode target costing
3. Menghitung biaya target (target cost) pada harga pasar yang dikurangi
menurunkan biaya.
mendapatkan hasil dari penerapan metode target costing terdapat dua metode
53
dan kelima. Untuk kedua tahap tersebut tidak diharuskan untuk menjalankan
perlu menerapkan keduanya atau salah satu diantara dua metode pengendalian
Tahapan terakhir adalah jika target cost tersebut tidak dapat dicapai
maka lakukan value engineering dan atau kaizen costing untuk menurunkan
biaya sehingga target cost dapat dicapai.
Eko Kusen hanya perlu menjalankan sampai pada tahap keempat. Berikut
Saat ini Usaha Dagang Eko Kusen memiliki beberapa jenis produk
kusen yang dikerjakan, namun pada penelitian ini penulis memfokuskan pada
produk kusen non kayu jati dengan ukuran tebal kayu balok 6 x 12, karena
balok 6 x 12 yang dikerjakan antara lain kusen gundul, kusen, kisi-kisi, dan
54
kusen lengkung. Harga kusen gundul juga berbeda menurut jenis bahan baku
Kusen
Rp 250.000 Rp 320.000 Rp 500.000 Rp 700.000 Rp 1.550.000
Gundul/Lubang
Kusen Kisi-
Rp 300.000 Rp 330.000 Rp 530.000 Rp 700.000 Rp 1.650.000
Kisi/Lubang
Kusen Lengkung/
Rp 300.000 Rp 350.000 Rp. 530.000 Rp 710.000 Rp 1.775.000
Lubang
Kusen gendong
lengkung 3 Rp. 1.020.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.650.000 Rp. 2.080.000 Rp. 4.900.000
lubang
Kusen gendong
lengkung kisi- Rp. 1.190.000 Rp. 1.520.000 Rp. 1.820.000 Rp. 2.250.000 Rp. 5.200.000
kisi 3 lubang
(Sumber : deskripsi wawancara)
2. Target Laba
Target laba yang diharapkan dari Usaha Dagang Eko Kusen adalah
30% dari harga jual per unit produk, karena setelah semakin banyaknya
55
Formula: Biaya produksi = harga jual keuntungan yang diinginkan
TCi = Pi - Mi
56
TCi = Rp. 330.000 (30% x Rp. 330.000)
57
- Untuk kusen gendong lengkung tiga lubang dengan bahan kayu borneo
sebesar:
- Untuk kusen gendong lengkung tiga lubang dengan bahan kayu meranti
sebesar:
- Untuk kusen gendong lengkung tiga lubang dengan bahan kayu kamper
sebesar:
- Untuk kusen gendong lengkung tiga lubang dengan bahan kayu banjar
sebesar:
58
- Untuk kusen gendong lengkung kisi-kisi/jalosi tiga lubang dengan bahan
enginering.
dan mengganti lem kayu Firco dengan lem kualitas lebih rendah, mengganti
bahan baku kayu balok pembelian per kayu dengan panjang satuan 4 meter
59
menjadi yang berukuran satuan 3 meter, dengan asumsi penambahan satu
fisik kayu setiap batangnya tidak ada yang benar-benar mencapai 4 meter, tiap
batang kayu yang dibeli dengan satuan per 4 meter ternyata panjang asli
fisiknya hanya mencapai 3,7 meter. Berikut adalah harga kayu balok dengan
Kayu Kamper
Rp. 110.000
membutuhkan 7 dan 8 buah kayu dengan ukuran per 3 meter, tetapi pada
60
Bahan baku lem kayu merk Firco kemasan kaleng 5kg seharga Rp
90.000 bisa diganti pula dengan lem kayu merk Fox dengan kemasan
Rp.15.000.
Dari alternatif ini maka akan terjadi perubahan pada biaya bahan
baku untuk pembuatan setiap jenis kusen. Biaya bahan baku yang
Banjar Rp. 140.000 2 Rp. 280.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 282.520
Kamper Rp. 110.000 2 Rp. 220.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 222.520
Meranti Rp. 70.000 2 Rp. 140.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 142.520
Borneo Rp. 55.000 2 Rp. 110.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 112.520
61
Kusen kisi-kisi per lubang:
Kamper Rp. 110.000 2 Rp. 220.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 222.520
Meranti Rp. 70.000 2 Rp. 140.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 142.520
Borneo Rp. 55.000 2 Rp. 110.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 112.520
Kamper Rp. 110.000 2 Rp. 220.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 222.520
Meranti Rp. 70.000 2 Rp. 140.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 142.520
Borneo Rp. 55.000 2 Rp. 110.000 Rp. 1.500 Rp. 700 Rp. 320 Rp. 112.520
62
Kusen gendong lengkung tiga lubang:
Kamper Rp. 110.000 7 Rp. 770.000 Rp. 4.500 Rp. 2.100 Rp. 960 Rp. 777.560
Meranti Rp. 70.000 7 Rp. 490.000 Rp. 4.500 Rp. 2.100 Rp. 960 Rp. 497.560
Borneo Rp. 55.000 7 Rp. 385.000 Rp. 4.500 Rp. 2.100 Rp. 960 Rp. 392.560
Kamper Rp. 110.000 8 Rp. 880.000 Rp. 4.500 Rp. 2.100 Rp. 960 Rp. 887.560
Meranti Rp. 75.000 8 Rp. 600.000 Rp. 4.500 Rp. 2.100 Rp. 960 Rp. 607.560
Borneo Rp. 55.000 8 Rp. 440.000 Rp. 4.500 Rp. 2.100 Rp. 960 Rp. 447.560
63
Keterangan:
Untuk perhitungan bahan baku tidak langsung seperti lem kayu, paku, dan
- Biaya untuk lem kayu 1 kg sebesar Rp. 7.000, dalam waktu 2 bulan
kusen, jadi:
Rp. 27.500 : 25 = Rp. 700 biaya bahan baku lem kayu untuk
- Biaya untuk dempul kualitas kedua seharga Rp. 15.000/kg, dalam dua
64
Dengan demikian biaya-biaya yang terjadi bila perusahaan menggunakan
65
Biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis kedua yaitu
66
Biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis ketiga yaitu
67
Biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis keempat yaitu
Untuk kusen gendong lengkung tiga lubang dengan bahan kayu banjar:
68
Biaya yang diperlukan untuk membuat produk kusen jenis kelima yaitu
kayu banjar:
kayu kamper:
kayu meranti:
69
Untuk kusen gendong lengkung kisi-kisi/jalosi tiga lubang dengan bahan
kayu borneo:
D. Pembahasan
baik dalam upaya menurunkan atau menekan biaya sesuai dengan penelitian
atau rekayasa nilai produk pada tahap desain yang sangat menentukan karena
sebagian besar biaya produk ditentukan dan diantisipasi pada tahap desain. Dalam
pada saat pengadaan barang, penyimpanan bahan, proses pemakaian bahan dan
Hasil penelitian ini juga memberikan efek positif terhadap naiknya laba
70
yang dilakukan oleh Asry Ady Bakrie (2009), dimana target costing telah
costing akan menjadi suatu sumber kekuatan baru bagi perusahaan dalam
atau deskripsi dari penerapan metode target costing sebagai alternatif yang
keputusan adalah hak dari kepala perusahaan untuk menerapkan metode apa yang
maksimal.
. Biaya target per unit adalah harga target dikurangi penghasilan operasi
target per unit. Penghasilan operasi target per unit adalah penghasilan operasi
yang merupakan sasaran yang ingin diperoleh perusahaan per unit produk atau
jasa yang dijual. Biaya target per unit adalah perkiraan biaya jangka panjang per
unit atas sebuah produk atau jasa yang membuat perusahaan mampu mencapai
71
penghasilan operasi target per unit saat menjual pada harga target, sebuah
perusahaan hanya terfokus pada penyediaan bahan baku utama berupa kayu yang
harus spelalu tersedia ketika perusahaan akan memproduksi produk kusen, tanpa
memberi rencana yang tepat bahwa dalam waktu kurun waktu tertentu perusahaan
aktifitas produksi, tanpa melihat faktor biaya lain seperti biaya overhead pabrik.
Harga produk yang terjadi pun hanya didapat dari pengakumulasian biaya-biaya
pasaran.
72
biaya sedemikian rupa mulai dari mengganti faktor-faktor yang mempengaruhi
tingginya biaya yang terjadi pada desain biaya produk sebelumnya. Harga target
menjadi dasar untuk menghitung biaya target. Sehingga dapat dijadikan tolak
ukur dimana perusahaan dapat dengan mudah melihat sejauh mana perusahaan
diinginkan pasar dan kemudian mendesain produk yang bersedia dibayar oleh
pasar tersebut. Dalam hal ini perusahaan menetapkan harga jual yang terbaru dan
masih berlaku pada pasar dari produk tersebut, maka dari itu dengan metode
target costing perusahaan akan dapat lebih mudah untuk mencapai laba yang
ditargetkan yaitu sebesar 30% dari setiap satu unit produk yang dipasarkan.
73
BAB V
A. Kesimpulan
Eko Kusen lebih efisien jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh
perusahaan selama ini, dan juga merupakan alternatif yang baik bagi
kusen gundul per lubang dari keempat jenis kayu memerlukan biaya Rp.
Rp. 164.520 sampai Rp. 334.520, untuk membuat kusen kisi-kisi/jalosi per
74
lubang dari keempat jenis kayu memerlukan biaya Rp. 236.220 sampai
sampai Rp. 344.520, untuk membuat kusen lengkung per lubang dari
keempat jenis kayu memerlukan biaya Rp. 246.220 sampai Rp. 536.220
354.520, untuk membuat kusen gendong lengkung per tiga lubang dari
sampai Rp. 1.219.560, untuk membuat kusen gundul per lubang dari
keempat jenis kayu memerlukan biaya Rp. 889.660 sampai Rp. 1.904.660
1.409.560.
biaya yang terjadi dalam proses produksi, sehingga laba yang ditargetkan
75
B. Implikasi
hal pemaksimalan laba yang telah ditargetkan oleh perusahaan. Dari kalkulasi
yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa target costing merupakan
C. Keterbatasan
dengan yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, tanpa banyak
76
2. Keterbatasan waktu yang begitu singkat untuk melakukan penelitian ini
dan hanya menggunakan data perusahaan dalam kurun waktu satu tahun
saja.
D. Saran
biaya yang termasuk dalam teknik analisis target costing yaitu kaizen costing
waktu penelitian hingga periode data yang diperoleh dari perusahaan agar
lebih mendapatkan hasil penelitian dari target costing secara lebih mendalam.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Marisca Dwi. 2010. Pengaruh Laba Kotor, Laba operasi, dan Laba
Bersih dalam Memprediksi Arus Kas di Masa Mendatang (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Bangun, Primsa. (2004). Total Cost Management melalui Target Costing dan
Kaizen Costing untuk Meningkatkan Efisiensi Perusahaan. Jurnal
akuntansi. Vol 4 No.2 (Mei) : 85 - 92.
Blocher, Edward J., Kung H. Chen, Gary Cokins, dan Thomas W. Lin. (2008).
Cost Management. Edisi Tiga. Terjemahan Tim Penerjemah Penerbit
Salemba, Salemba Empat, Jakarta.
Gusnardi. 2007. Cost Planning :Target Costing dan Activity Based Costing.
Wahana Akuntansi Jurnal Ilmiah. Vol.2 No.2 (Desember): 172-178.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2012.
78
Juniarti dan Corolina. (2005). Analisa Factor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap perataan laba (income smoothing) pada perusahaan-
perusahaan Go Publik. Jurnal Akuntansi Keuangan Vol 7 No 2
(November): 148 - 162
Kocsoy, Murat, Kadir Gurdal, dan Mehmet Emin Karabayir. 2008. Target
Costing in Turkish Manufacturing Enterprises. European Journal of
Social Sciences. Vol 7 No 2 : 78 91.
Kusuma, Indra Lila dan Ayu Noorida Soerono. 2008. Target Costing :
Alternatif Terbaik Penentuan Cost. Vol 89 (Juni) : 47 54.
Mardiana. 2003. Penerapan Target Costing dan Activity Based Costing untuk
Menentukan Harga Gaplek di Tingkat Petani (Studi Kasus di CV Perdana
Bhakti Desa Ghandang Kecamatan Maliku Kabupaten Kapuas
Kalimantan Tengah). Thesis. Program Studi Magister Manajemen
Agribisnis Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Kabupaten
Bogor.
79
Sekaran, Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4). Jakarta :
Salemba Empat.
Supriyatna, Iyeh. 2010. Tinjauan Penerapan Target Costing dan Upaya Cost
Reduction pada Industri Garmen. Jurnal Ekonomi, Keuangan,
Perbankan, dan Akuntansi, Vol.2 No.2 (November) : 291-311.
Wiguna, Fenny Lestari dan Partogian Sormin. 2007. Penerapan Target Costing
Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing : Studi Kasus Pada PT Smart
Ledi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 1 no 1 (April) : 79 - 92.
80
LAMPIRAN I
DATA PERUSAHAAN
81
Biaya Listrik Tahun 2012
Kapasitas
Bulan Biaya listrik produksi/lubang
kusen terjual
Januari Rp. 195.000 22
Februari Rp. 200.000 26
Maret Rp. 190.000 24
April Rp. 200.000 27
Mei Rp. 195.000 24
Juni Rp. 210.000 27
Juli Rp. 200.000 27
Agustus Rp. 190.000 24
September Rp. 215.000 28
oktober Rp. 200.000 25
November Rp. 210.000 25
Desember Rp. 200.000 23
Total Rp. 2.405.000 302
Rata-rata Rp. 200.416,67 25,167
82
Harga Jual Produk kusen balok 6 x 12 cm
HARGA
Kusen
Rp 250.000 Rp 320.000 Rp 500.000 Rp 700.000 Rp 1.550.000
Gundul/Lubang
Kusen Kisi-
Rp 300.000 Rp 330.000 Rp 530.000 Rp 700.000 Rp 1.650.000
Kisi/Lubang
Kusen
Rp 300.000 Rp 350.000 Rp. 530.000 Rp 710.000 Rp 1.775.000
Lengkung/Lubang
Kusen gendong
Rp. 1.020.000 Rp. 1.250.000 Rp. 1.650.000 Rp. 2.080.000 Rp. 4.900.000
lengkung 3 lubang
Kusen gendong
lengkung kisi-kisi Rp. 1.190.000 Rp. 1.520.000 Rp. 1.820.000 Rp. 2.250.000 Rp. 5.200.000
3 lubang
(sumber: data intern perusahaan tahun 2012)
83
Daftar Harga Dempul, Lem Kayu, dan Paku
Harga ketereangan
Lem Kayu Digunakan untuk dua
Rp. 90.000
merk Firco 5 kg bulan
Digunakan untuk dua
Dempul 5 kg Rp. 105.000
bulan
Digunakan untuk tiga
Paku 7-10 cm 2 kg Rp. 24.000
bulan
(Sumber :Deskripsi wawancara)
84
Biaya Telepon tahun 2012
Bulan Biaya
Januari Rp. 95.000
Februari Rp. 100.000
Maret Rp. 90.000
April Rp. 100.000
Mei Rp. 95.000
Juni Rp. 110.000
Juli Rp. 100.000
Agustus Rp. 90.000
September Rp. 115.000
Oktober Rp. 100.000
November Rp. 110.000
Desember Rp. 100.000
Total Rp. 1.205.000
Rata-rata Rp. 100.416,67
85
LAMPIRAN I I
STRUKTUR DAN TEKNIS
WAWANCARA
86
PEDOMAN WAWANCARA SEMI TERSTRUKTUR
A. Identitas Informan
Usia : 22 tahun
B. Pendahuluan
1. Memperkenalkan diri.
sampai 30 menit.
87
C. Pertanyaan Wawancara
1. Berapa omset yang didapatkan dari usaha dagang tersebut dalam jangka
2. Bagaimana dengan keadaan omset usaha anda pada lima tahun teakhir ini?
sebelumnya?
tersebut?
5. Metode apa yang biasa digunakan sebagai penentu biaya produksi untuk
6. Berapa jumlah tenaga kerja langsung yang dimiliki usaha dagang anda?
7. Berapa jumlah jam kerja dalam sehari dan berapa jumlah hari kerja dalam
88
a. Berapa total biaya bahan baku yang diperlukan dalam sebulan?
penggajiannya?
10. Dari pengeluaran biaya-biaya tersebut, biaya apa saja yang bisa ditekan untuk
12. Seberapa luas jangkauan pasar dari Usaha Dagang Eko Kusen?
D. Penutup
3. Mengakhiri wawancara.
89
TEKNIS WAWANCARA
Rp. 400.000.000
2. Bagaimana dengan keadaan omset usaha anda pada lima tahun teakhir?
/Apakah pernah mengalami penurunan omset di bulan atau tahun-tahun
sebelumnya?
lumayan besar turunnya bisa mencapai Rp. 40.000.000 pada saat itu, banyak
factor juga sebabnya, mulai dari naiknya harga kayu, sepinya pembangunan
Jawaban: Kami memproduksi kusen, daun pintu, daun jendela, kusen yang
kami produksi ada dua macam, dengan ukuran balok 6 x 15 dan balok dengan
ukuran 6 x 12, maksud dari ukuran tersebut yaitu ukuran tebal kayu dalam
satuan senti meter (cm). Kusen yang paling tinggi permintaannya adalah
kusen dengan ukuran balok 6x12 sesuai dengan ukuran rumah standar pada
umumnya.
90
4. Berapa prosentase keuntungan yang diinginkan dari penjualan produk
tersebut?
utama kami adalah kusen, dari produk kusen keuntungan yang kami inginkan
6. Berapa jumlah tenaga kerja langsung yang dimiliki usaha dagang anda?
Jawaban: Kami hanya memiliki tiga orang tenaga kerja yang langsung
membuat produknya.
7. Berapa jumlah jam kerja dalam sehari dan berapa jumlah hari kerja
dalam satu bulan untuk pekerja pabrik?
Jawaban: Jam kerja dimulai jam 9 pagi dan selsai jam 5 sore, dalam sebulan
91
8. Mengenai biaya-biaya langsung:
Jawaban:
92
b. Berapa biaya gaji tenaga kerja langsungnya dan bagaimana sistem
penggajiannya?
Rp. 80.000.
93
9. Mengenai biaya overhead pabrik:
kami. Untuk biaya listrik rata-rata perbulan kami alokasikan sebesar Rp.
200.000, karena bebannya juga memang tidak jauh dari Rp. 200.000 untuk
bulanan listrik, sumber air kami memakai mesin pompa, jadi ya sudah
termasuk dalam biaya untuk listrik. Untuk biaya telepon kami bebankan
Rp.100.000, karena rata-rata perbulan untuk biaya telepon tidak jauh dari
Rp. 100.000.
Jawaban: Mobil angkut kirim milik pribadi, jadi tidak ada uang sewa
mobil dan yang mengantarkannya juga saya, jadi tidak ada gaji untuk
supir, hanya biaya untuk bahan bakar mobil saja setiap kirim barang bahan
bakar yang dibeli Rp. 100.000 sebulan bisa lima kali kirim.
10. Dari pengeluaran biaya-biaya tersebut, biaya apa saja yang bisa ditekan
untuk meminimalkan biaya produksi tanpa mengurangi kualitas dari
produk?
Jawaban: Mungkin dari lem kayu dan dempulnya saja bisa diganti dengan
yang lebih murah. Kualitasnya tidak jauh berbeda, hanya saja kami sudah
94
11. Dari manakah bahan baku tersebut didapat?
Jawaban: Bahan baku berupa kayu kami dapatkan dari salah satu toko
12. Seberapa luas jangkauan pasar dari Usaha Dagang Eko Kusen?
Jawaban: Pasar dari usaha kami cukup luas selain ada dari pelanggan lama
saat usaha kami ini masih bertempat di Srengseng, dan ditambah pelanggan
kami di sini yang mencakup area Bintaro dan sekitar wilayah Ciledug
Raya.
waktu 6 ingga 8 jam, proses produksi yang dimulai pukul 09.00 dimulai
lebar kusen yang akan dibuat, tahap pemotongan kayu ini membutuhkan
95
serta menghasilkan tekstur dasar pada jenis kayu tersebut, pada tahap
pemakuan. Setelah mendapatkan hasil kusen yang baik maka kusen siap
dijual.
96