Anda di halaman 1dari 52

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
P U T U S A N

si
Nomor : 411 / Pdt.G / 2013 / PN.Mdn

ne
ng
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

do
gu Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

In
secara gugatan dengan acara Hak Gugat Warga Negara (Citizen Lawsuit atau Actio
A
Popularis), pada peradilan tingkat pertama terhadap para pihak dibawah ini,
menjatuhkan putusan sela sebagai berikut antara :
ah

lik
1 Yusril Darus, Laki - laki, Islam, usia 52 tahun, kewarganegaraan Indonesia,
am

ub
pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Jalan Sekata Gg. Bersama Lk. III, Nomor :
2, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan .
;
ep
k
ah

2 Sopian, Laki - laki, Islam, usia 43 tahun, kewarganegaraan Indonesia,


R

si
pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Jalan Platina VI Gg. Kasmo Lk. XIV,
Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan

ne
ng

.... ;

do
gu

3 Eka Putra Z, SH, Laki - laki, Islam, usia 29 tahun, kewarganegaraan


Indonesia, pekerjaan Karyawan Swasta, beralamat di Jalan Marelan 5 Pasar 2
In
A

Barat Gg. Putri Nomor 3, Kecamatan Marelan, Kota Medan . ;


ah

lik

4 Arianto Tambunan, Laki - laki, kewarganegaraan Indonesia, beralamat di


Jalan Prajurit Nomor : 60, Kelurahan Glugur Darat II, Kecamatan Medan
m

ub

Timur, Kota Medan ..... ;


ka

ep

5 Safaruddin, Laki - laki, usia 53 tahun, kewarganegaraan Indonesia, pekerjaan


Wiraswasta, beralamat di Jalan Baret Biru Asrama PM 124. Gg. K. B Hati,
ah

Kelurahan P. Brayan Darat, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan..


es

.. ;
M

ng

Halaman 1 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
6 Darwaman Putra, Laki - laki, usia 43 tahun, kewarganegaraan Indonesia,
pekerjaan Karyawan Swasta, beralamat di Jalan Pancing V Lingkungan III,

ne
ng
Kelurahan Besar, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan ..
.. ;

do
gu
7 Fadillah, Laki - laki, Islam, usia 45 tahun, kewarganegaraan Indonesia,

In
A
pekerjaan Guru, beralamat di Jalan Prajurit Nomor : 6, Kelurahan Glugur
Darat II, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan .... ;
ah

lik
Selanjutnya disebut sebagai .. PARA PENGGUGAT ;
am

ub
Para Penggugat dalam hal ini diwakili oleh FARID WAJDI, SH, M.Hum, dkk
ep
yang tergabung dalam Persaudaran Advokat Konsumen (PERAK), berkantor di
k

Jalan Ambai Nomor : 34, Kelurahan Sidorejo Hilir, Kecamatan Medan


ah

Tembung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Juli 2013, baik


R

si
sendiri maupun bersama - sama ;

ne
ng

L A W A N

do
gu

1 PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), cq. PT. PLN (Persero) Regional
Sumatera Utara, cq. PT. PLN (Persero) Pembangkit Sumatera Utara,
In
A

beralamat di Jalan Brigjend Katamso Km. 5,5, Medan, selanjutnya disebut


sebagai ..TERGUGAT I ;
ah

lik

2 PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), cq. PT. PLN (Persero) Regional

Sumatera Utara cq. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, beralamat
m

ub

di Jalan K.L. Yos Sudarso Nomor : 284 Medan, selanjutnya disebut sebagai ..
..TERGUGAT II ;
ka

ep

3 PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), cq. PT. PLN (Persero) Regional
ah

Sumatera Utara, cq. PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan
R

Jaringan Sumut - Aceh - Riau, beralamat di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo


es
M

ng

2
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Nomor : 12 Medan, selanjutnya disebut sebagai ...

si
TERGUGAT III ;

ne
ng
4 PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), cq. PT. PLN (Persero) Regional
Sumatera Utara, cq. PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur

do
gu Beban, beralamat di Jalan S. Parman 230 Padang, selanjutnya disebut sebagai
..TERGUGAT IV ;

In
A
5 NEGARA REPUBLIK INDONESIA, cq. Pemerintah, cq. Presiden
Republik Indonesia, beralamat di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara
ah

lik
Jakarta, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT V ;

6 NEGARA REPUBLIK INDONESIA, cq. Pemerintah, cq. Presiden


am

ub
Republik Indonesia, cq. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,

beralamat di Jalan Medan Selatan 18 Jakarta, selanjutnya disebut sebagai


ep
...TERGUGAT VI ;
k

7 NEGARA REPUBLIK INDONESIA, cq. Pemerintah, cq. Presiden


ah

si
Republik Indonesia, cq. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara,
beralamat di Jalan Dr. Wahidin Raya Nomor : 2 Jakarta, selanjutnya disebut

ne
ng

sebagai ....TERGUGAT VII ;

8 NEGARA REPUBLIK INDONESIA, cq. Pemerintah, cq. Presiden

do
gu

Republik Indonesia, cq. Menteri Keuangan Republik Indonesia, beralamat


di Jalan Lapangan Banteng Timur Nomor : 2 - 4 Jakarta Pusat, selanjutnya
In
A

disebut sebagai TERGUGAT VIII ;

9 NEGARA REPUBLIK INDONESIA, cq. Pemerintah Daerah Sumatera


ah

lik

Utara, cq. Gubernur Sumatera Utara, beralamat di Jalan Diponegoro


Nomor : 30 Medan, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT IX ;
m

ub

Keseluruhan Tergugat untuk selanjutnya disebut juga sebagai ..


ka

.PARA TERGUGAT ;
ep

PENGADILAN NEGERI tersebut ;


ah

es

Setelah membaca dan mempelajari Surat Gugatan Para Penggugat ;


M

ng

Halaman 3 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Setelah mendengar Para Pihak yang berperkara ;

si
Setelah membaca dan meneliti Tanggapan pihak Para Tergugat ;

ne
ng
TENTANG DUDUKNYA PERKARA

do
gu Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan Surat Gugatannya bertanggal 15
Juli 2013, yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan
tertanggal 17 Juli 2013 dibawah register perkara Nomor : 411 / Pdt.G / 2013 / PN.

In
A
Mdn, telah mengajukan gugatan Citizen Lawsuit terhadap Para Tergugat atas hal - hal
sebagai berikut :
ah

lik
1 Bahwa Para Penggugat adalah Warga Negara Republik Indonesia, seperti
am

ub
halnya Warga Negara Republik Indonesia lainnya yang berstatus sebagai Warga
Kota Medan, Sumatera Utara, yang selama ini menggunakan Jasa
Ketenagalistrikan sebagai fasilitas umum, yang berhak atas pelayanan
ep
k

ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan
ah

harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran


R

si
rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan, sebagaimana ditentukan dalam pasal 2 ayat (2) UU Nomor 30

ne
ng

tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan ;

do
2 Bahwa Para Penggugat dijamin hak - haknya dalam Konstitusi Negara
gu

Republik Indonesia untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya


secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya
In
A

sebagaimana diatur dalam pasal 28 C ayat (2) Undang - Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 ;
ah

lik

3 Bahwa Para Penggugat sebagai konsumen jasa ketenagalistrikan mengajukan


gugatan sebagaimana ditentukan dalam pasal 46 ayat (1) huruf b dan ayat (2)
m

ub

UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen ;


ka

ep

4 Bahwa landasan hukum Para Penggugat mengajukan gugatan ini juga


sebagaimana ditentukan dalam pasal 29 ayat (1) huruf e UU Nomor
ah

30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan yang menyebutkan bahwa Konsumen


R

es

berhak untuk mendapatkan gati rugi apabila terjadi pemadaman yang


M

ng

4
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diakibatkan kesalahan dan / atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin

si
usaha penyediaan tenaga listrik ;

ne
ng
5 Bahwa sebagai warga Negara Republik Indonesia, Para Penggugat memiliki
hak yang sama di depan hukum untuk mendapatkan keadilan dan penjaminan

do
gu kepentingan sebagai warga Negara seperti tercantum dalam Pasal 28 D ayat (1)
Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 : setiap
orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum

In
A
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum ;
ah

lik
6 Bahwa Para Penggugat dijamin haknya mendapatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan sebagaimana diatur
am

ub
dalam pasal 18 huruf I UU Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik ;

7 Bahwa telah diketahui, berdasarkan pasal 4 ayat (1) dan (2), serta pasal 56 ayat
ep
k

1 UU Nomor 30 tahun 2009, Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat
IV adalah pelaksana usaha penyedia ketenagalistrikan untuk kepentingan umum
ah

R
;

si
8 Bahwa Tergugat IX dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki

ne
ng

hubungan dengan Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII dan Tergugat VIII
sebagaimana diatur dalam pasal 2 UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang

do
gu

Pemerintahan Daerah ;

9 Bahwa selanjutnya diketahui Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat


In
A

VIII dan Tergugat IX sebagai penyelenggara Negara Republik Indonesia adalah


pengemban amanat Undang - Undang Dasar Negara Republik
ah

lik

Indonesia Tahun 1945 dan Undang - Undang yang terkait dengan pelayanan
jasa ketenagalistrikan untuk kepentingan umum ;
m

ub

10 Bahwa berdasarkan pasal 33 ayat (2) Undang - Undang Dasar Negara Republik
ka

Indonesia Tahun 1945 dinyatakan Cabang - cabang produksi yang penting


ep

bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
ah

negara. Oleh karenanya, Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas


R

es
M

ng

Halaman 5 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
pelayanan umum yang layak sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 34 ayat (3)

si
Undang - Undang Dasar 1945 ;

ne
ng
11 Bahwa berdasarkan pasal 3 UU Nomor 30 tahun 2009, ayat (1) Penyediaan
tenaga listrik dikuasai oleh negara yang penyelenggaraannya dilakukan oleh

do
gu Pemerintah dan pemerintah daerah berlandaskan prinsip otonomi daerah.
Ayat (2) Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga listrik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan

In
A
kewenangannya menetapkan kebijakan, pengaturan, pengawasan, dan
melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik ;
ah

lik
12 Bahwa Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan Tergugat IX
am

ub
memiliki kewenangan dibidang ketenagalistrikan sesuai tingkatannya
sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 UU Nomor 30 Tahun 2009.
Kewenangan Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan
ep
k

Tergugat IX juga untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha


ah

penyediaan tenaga listrik sebagaimana dinyatakan dalam pasal 46 UU Nomor


R

si
30 tahun 2009 ;

ne
ng

13 Bahwa berdasarkan hal - hal tersebut di atas, maka kepentingan hukum Para
Penggugat untuk mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang

do
dilakukan oleh Para Tergugat dalam rangka mewujudkan perlindungan, jaminan
gu

dan penegakan hukum, sebagaimana ditentukan dalam aturan-aturan hukum


yang tersebut diatas ;
In
A

14 Bahwa Para Penggugat menggunakan mekanisme hak gugatan warga negara


ah

lik

(Citizen Lawsuit) terhadap Para Tergugat. Mekanisme ini digunakan untuk


mengatasi kekosongan hukum acara perdata yang menghendaki setiap orang
yang menggugat harus memasukkan surat gugatan seperti in casu ;
m

ub

15 Bahwa kemungkinan untuk mengajukan gugatan melalui mekanisme citizen


ka

ep

lawsuit diakui oleh ketentuan hukum yang berlaku antara lain yaitu :
ah

a Pasal 5 UU Nomor 4 tahun 2004 tentang Ketentuan - Ketentuan Pokok


R

Kekuasaan Kehakiman, ayat (1) : Pengadilan mengadili menurut hukum


es
M

ng

6
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dengan tidak membeda - bedakan orang. Ayat (2): Pengadilan membantu

si
pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan
untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan ;

ne
ng
b Pasal 16 ayat 1 UU Nomor 4 tahun 2004 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

do
gu Kekuasaan Kehakiman Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan

In
A
mengadilinya ;
ah

lik
16 Bahwa telah diketahui, penduduk Sumatera Utara jumlahnya sangat besar
(kurang lebih 13.215.401 jiwa), dan bila masing - masing secara langsung
am

ub
mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Para
Tergugat atas pelanggaran hak - hak selaku warga Negara Republik Indonesia
yang terjadi akibat pelayanan jasa ketenagalistrikan yang tidak sesuai aturan
ep
k

(sebagaimana amanat UU Nomor 30 tahun 2009), maka proses pengajuan


ah

gugatan menjadi tidak sederhana, tidak cepat, dan memakan biaya besar,
R

si
sehingga menjadi tidak sesuai dengan prinsip - prinsip yang ditetapkan dalam
sistem peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan ;

ne
ng

17 Bahwa gugatan yang diajukan oleh Para Penggugat sebagai warga negara

do
Republik Indonesia yang memiliki kepentingan dan kedudukan hukum dalam
gu

memperjuangkan pemenuhan hak setiap warga Negara Republik Indonesia


dalam mekanisme hak gugatan warga Negara (Citizen Lawsuit) merupakan
In
A

upaya terobosan hukum yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan - kesulitan


teknis di lembaga peradilan dalam upaya penegakan keadilan dan kebenaran
ah

lik

bagi seluruh warga Negara Republik Indonesia ;

18 Bahwa berdasarkan argumentasi dan ketentuan hukum diatas, maka jelaslah


m

ub

bahwa Para Penggugat mempunyai kedudukan dan kepentingan hukum sebagai


ka

pihak yang dirugikan atas pelayanan jasa ketenagalistrikan yang tidak sesuai
ep

aturan sehingga terjadi pemadaman listrik secara sewenang - wenang oleh PT.
PLN (Persero) lebih kurang hingga 4 setiap hari yang menyebabkan kerugian
ah

bagi Para Penggugat sebagai warga Negara Republik Indonesia pengguna jasa
es

ketenagalistrikan, dengan ini mengajukan gugatan warga Negara terhadap Para


M

ng

Halaman 7 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Tergugat dalam hal terjadinya pelanggaran hak - hak untuk mendapatkan

si
ketersediaan tenaga listrik yang cukup, kualitas yang baik untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata ;

ne
ng
FAKTA HUKUM :

do
gu1 Bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan

In
A
Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan tenaga
listrik mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan
ah

lik
tujuan pembangunan nasional tersebut ;
am

ub
2 Bahwa tenaga listrik mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional, maka usaha penyediaan tenaga
listrik dikuasai oleh Negara dan penyediaannya perlu terus ditingkatkan sejalan
ep
k

dengan perkembangan pembangunan agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah


ah

yang cukup, merata, dan bermutu ;


R

si
3 Bahwa keberadaan tenaga listrik bagi masyarakat dari hari ke hari semakin

ne
ng

terasa sangat penting. Karena itu peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran


masyarakat serta upaya mendorong kegiatan ekonomi tidak dapat dilepaskan
dari penyediaan dan ketersediaan tenaga listrik ;

do
gu

4 Bahwa begitu pentingnya penyediaan tenaga listrik, harusnya pemerintah


In
A

menempatkan ketersediaan tenaga listrik sebagai infrastruktur vital yang


mendapat dukungan politik dan ekonomi sebagai prioritas utama untuk
ah

dilaksanakan ;
lik

5 Bahwa dalam rangka peningkatan pembangunan yang berkesinambungan di


m

ub

bidang ketenagalistrikan, diperlukan upaya secara optimal memanfaatkan


sumber-sumber energi untuk membangkitkan tenaga listrik, sehingga menjamin
ka

ep

tersedianya tenaga listrik ;


ah

6 Bahwa menurut pasal 2 ayat (2) UU Nomor 30 tahun 2009 tentang


R

ketenagalistrikan, Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin


es

ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan
M

ng

8
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
harga yang wajar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

si
rakyat secara adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan ;

ne
ng
7 Bahwa pembangunan ketenagalistrikan tersebut sebagaimana ditegaskan dalam

do
gu pasal 2 ayat (1) UU Nomor 30 tahun 2009 harus menganut asas manfaat,
efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan
sumber daya energi, mengandalkan pada kemampuan sendiri, kaidah usaha

In
A
yang sehat, keamanan dan keselamatan, kelestarian fungsi lingkungan dan
otonomi daerah ;
ah

lik
8 Bahwa sejak Tahun 2005, sistem kelistrikan di wilayah PT. PLN (Persero)
am

ub
Regional Sumatera Utara (wilyah kerja Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III,
dan Tergugat IV) oleh pemerintah (Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII,
Tergugat VIII dan Tergugat IX) melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber
ep
k

Daya Mineral Nomor : 479 - 12 / 43 / 600. 2 / 2005, dinyatakan sebagai


ah

daerah krisis penyediaan energi listrik ;


R

si
9 Bahwa pada tahun 2014, Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV

ne
ng

akan berencana menambah lagi pasokan listrik sebesar 1.100 MW dari


Pangkalan Susu 2 x 200 MW, Belawan 2 x 200 MW, Arun 2 x 200 MW, Nagan

do
Raya 2 x 120 MW, karena saat ini daya listrik mencapi 1.500 MW ;
gu

10 Bahwa telah diketahui, diakhir tahun 2009, sistem kelistrikan di wilayah PT.
In
A

PLN (Persero) Regional Sumatera Utara (wilayah kerja Tergugat I, Tergugat II,
Tergugat III, dan Tergugat IV) mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 330
ah

lik

MW yaitu PLTU Labuhan Angin, Sibolga berkapasitas 2 x 115 MW dan task


force pembangkit disekitar Sumatera Utara berkapasitas 105 MW, dan pada
Tahun 2010, mendapat pasokan listrik sebesar 180 MW dari PLTA Asahan I
m

ub

berkapasitas 2 x 90 MW ;
ka

ep

11 Bahwa selanjutnya diakhir tahun 2011 sistem kelistrikan di wilayah PT. PLN
(Persero) Regional Sumatera Utara (wilayah kerja Tergugat I, Tergugat II,
ah

Tergugat III, dan Tergugat IV) memperoleh tambahan daya dari PLTU
R

es
M

ng

Halaman 9 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Meulaboh 2 x 100 MW, artinya pada tahun 2010 - 2011 total daya tambahan

si
listrik mencapai 780 MW ;

ne
ng
12 Bahwa prospek tambahan pembangkit listrik setelah tahun 2012 memperoleh
tambahan 4 pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer / IPP)

do
gu masing - masing dari PLTU Kuala Tanjung 2 x 125
Unit I sebesar 110 MW, PLTP Sarulla Unit II sebesar 110 MW serta
MW, PLTP Sarulla

pengoperasian PLTA Asahan III berkapasitas 2 x 87 MW ;

In
A
13 Bahwa dari dalil gugatan pada fakta hukum point 9, 10 dan 11 seharusnya
ah

lik
sistem kelistrikan di wilayah PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara
(wilayah kerja Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV) semakin
am

ub
baik, bagus dan berkualitas dengan adanya penambahan daya dari beberapa
pembangkit baru seharus dan sepantasnya tidak terjadi lagi pemadaman listrik
terus menerus ;
ep
k

14 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV wajib


ah

R
menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan keandalan yang

si
berlaku dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan

ne
ng

masyarakat sebagaimana ditegaskan dalam pasal 28 huruf a dan b UU Nomor


30 tahun 2009 ;

do
gu

15 Bahwa pernyataan saat ini PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara
(wilayah kerja Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV)
In
A

mengalami defisit listrik sebesar 30 MW, namun penambahan pasokan listrik


tersebut lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan bahkan untuk menjawab
ah

lik

tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia, apalagi kapasitas Interkoneksi PLN


telah mencapai 270 Kilovolt (disampaikan oleh Direktur Konstruksi PLN,
Nasri Sebayang) perlu untuk diuji kebenarannya, sebab hingga saat gugatan ini
m

ub

diajukan pemadaman listrik dibeberapa daerah terus terjadi ;


ka

ep

16 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV telah melakukan
pemadaman listrik lebih kurang 4 (empat) jam perhari di berbagai tempat pada
ah

wilayah PT PLN (Persero) Regional Sumatera Utara, hampir di setiap harinya


R

es
M

ng

10
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
merupakan pelanggaran terhadap hak - hak konsumen yang diatur di dalam

si
undang - undang ;

ne
ng
17 Bahwa sebagaimana dinyatakan dalam pasal 29 ayat (1) UU Nomor : 30 tahun
2009, Konsumen berhak untuk mendapat pelayanan yang baik, mendapat

do
gu tenaga listrik secara terus-menerus dengan mutu dan keandalan yang baik,
mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik dan
mendapat ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan

In
A
dan / atau kelalaian pengoperasian oleh pemegang izin usaha penyediaan
tenaga listrik sesuai syarat yang diatur dalam perjanjian jual beli tenaga
ah

lik
listrik ;
am

ub
18 Bahwa semestinya berdasarkan surat Keputusan Direktur Jenderal Listrik dan
Pemanfaatan Energi Nomor : 114 / 2003 PLN harus memberikan kompensasi
sebesar 10 % dari kewajiban listrik bulanan kepada pelanggan jika
ep
k

pemadaman lebih dari satu jam ;


ah

R
19 Bahwa menurut UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

si
pasal 3 huruf a, b, c, d, e, f, perlindungan konsumen bertujuan Meningkatkan

ne
ng

kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri,


mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari ekses negatif pemakaian barang dan / atau jasa, meningkatkan

do
gu

pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak -


haknya sebagai konsumen, menciptakan sistem perlindungan konsumen yang
In
A

mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses


untuk mendapatkan informasi, menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
ah

lik

mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang


jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha, meningkatkan kualitas barang
m

ub

dan / atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan / atau
jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen ;
ka

ep

20 Bahwa semestinya menurut UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen, pasal 19 ayat (1) disebutkan Pelaku usaha bertanggung jawab
ah

memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan / atau kerugian


es
M

ng

Halaman 11 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
konsumen akibat mengkonsumsi barang dan / atau jasa yang dihasilkan atau

si
diperdagangkan ;

ne
ng
21 Bahwa Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan Tergugat IX
sesungguhnya telah mengetahui di wilayah PT PLN (Persero) Regional

do
gu Sumatera Utara sebagai daerah krisis penyediaan energi listrik, akan tetapi tidak
membuat atau sekurang - kurangnya melakukan langkah - langkah yang tegas
sesuai tugas dan wewenang dalam jabatannya guna membuat kebijakan yang

In
A
bertujuan untuk menyelamatkan atau memulihkan sistem listrik ;
ah

lik
22 Bahwa sikap Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan
Tergugat IX yang tidak melaksanaka tugas pembinaan dan pengawasan sesuai
am

ub
kewenangan masing - masing berdampak kerugian besar bagi Para Penggugat
Karena sampai saat ini masih terjadi pemadaman listrik secara bergilir lebih
kurang 4 (empat) jam perhari hampir di setiap harinya ;
ep
k

23 Bahwa dalam rangka pelayanan publik sebagaimana diatur dalam UU Nomor


ah

R
25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat

si
VII, Tergugat VIII dan Tergugat IX tidak pernah berupaya meningkatkan

ne
ng

kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas - asas
umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan

do
bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di
gu

dalam penyelenggaraan pelayanan publik dalam hal ini ketenaglistrikan ;


In
A

24 Bahwa dari dalil - dalil di atas menunjukkan usaha pengelolaan penyediaan


tenaga listrik yang dilakukan oleh Para Tergugat tidak menunjukkan hasil yang
ah

lik

memuaskan, kemudian dalam rangka penanggulangan krisis energi listrik dan


atau untuk menyelamatkan sistem listrik di wilayah Regional Sumatera Utara,
Para Tergugat tidak bersinergi dan tidak menjalankan tugas dan fungsi sesuai
m

ub

dengan kewenangan masing - masing ;


ka

ep

FAKTA PERBUATAN MELAWAN HUKUM :


ah

1 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV, telah mengurangi
R

pelayanan tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keandalan yang
es
M

ng

12
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
baik dengan cara melakukan pemadaman listrik secara bergilir lebih kurang 4

si
(empat) jam perhari di berbagai tempat hampir di setiap harinya ;

ne
ng
2 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV, tidak dapat
menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam jumlah yang cukup, kualitas yang

do
gu baik, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
adil dan merata serta mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, padahal
setiap tahunnya menerima pasokan listrik dari sejumlah pembangkit listrik di

In
A
Sumatera Utara ;
ah

lik
3 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV selaku
penyelenggara penyediaan tenaga listrik tidak menyediakan tenaga listrik yang
am

ub
memenuhi standar mutu dan keandalan yang berlaku dan tidak memberikan
pelayanan yang sebaik - baiknya kepada konsumen dan masyarakat
sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 huruf a dan b UU Nomor 30 tahun
ep
k

2009 ;
ah

R
4 Bahwa terhadap dalil fakta Perbuatan Melawan Hukum pada point 3 di atas,

si
Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV harus dikenakan sanksi

ne
ng

administratif berupa teguran tertulis, pembekuan kegiatan sementara, dan / atau


pencabutan izin usaha yang ditetapkan oleh Tergugat V, Tergugat VI, dan

do
Tergugat VII sesuai dengan kewenangannya ;
gu

5 Bahwa sekalipun sejak awal Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat
In
A

IV dapat memperhitungkan akan timbul kerugian bagi Para Penggugat terhadap


pemadaman listrik yang dilakukan, namun Para Tergugat tidak mengambil
ah

lik

tindakan - tindakan yang diperlukan sesuai kewenangannya untuk mengatasi


krisis listrik. Hal ini menunjukkan bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III,
dan Tergugat IV selaku pelaksana usaha penyedia ketenagalistrikan untuk
m

ub

kepentingan umum dan Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII
ka

dan Tergugat IX yang berwenang mengelola, membina dan mengawasi usaha


ep

penyediaan tenaga listrik telah bertindak tidak sesuai dengan kewajiban


ah

hukumnya ;
R

es
M

ng

Halaman 13 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV hanya selalu

si
meminta maaf melalui media massa tanpa memberikan kompensasi atas
perbuatan memadamkan aliran listrik lebih kurang 4 (empat) jam setiap harinya,

ne
ng
dan tanpa menghiraukan kerugian yang dialami oleh Para Penggugat selaku
konsumen ;

do
gu 7 Bahwa secara etika, tindakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat
IV pada fakta Perbuatan Melawan Hukum pada point 6 di atas dapat

In
A
dibenarkan, namun secara hukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan
Tergugat IV tidak melaksanakan amanah pasal 29 ayat 1 UU Nomor 30 tahun
ah

lik
2009, Konsumen berhak untuk mendapat ganti rugi apabila terjadi
pemadaman yang diakibatkan kesalahan dan / atau kelalaian pengoperasian
am

ub
oleh pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dan Surat Keputusan
Direktur Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor : 114 / 2003 harus
ep
memberikan kompensasi sebesar 10 % dari kewajiban listrik bulanan
k

kepada pelanggan jika terjadi pemadaman lebih dari satu jam ;


ah

si
8 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum dengan merampas hak konsumen in casu UU

ne
ng

Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan, pasal 29 ayat (1) huruf (a).
Hak untuk mendapat pelayanan yang baik, (b). Hak untuk mendapat tenaga

do
gu

listrik terus menerus dengan mutu dan keandalan yang baik, (c). Memperoleh
tenaga listrik yang menjadi haknya dengan harga yang wajar, dan (d).
Mendapat pelayanan untuk perbaikan apabila ada gangguan tenaga listrik ;
In
A

9 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV telah melakukan
ah

lik

perbuatan melawan hukum atas kelalaian melaksanakan kewajiban hukumnya


in casu UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pasal 7
m

ub

menetapkan; Kewajiban pelaku usaha adalah; (a)..... (b)...... (c)


memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
ka

diskriminatif, (d) menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan /
ep

atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan / atau


ah

jasa yang berlaku ;


R

es
M

ng

14
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
10 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV tidak

si
mengefektifkan lembaga yang sudah dibentuk yaitu Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Sumatera Utara (P3B SUMUT) berdasarkan Kep. Direksi PT.

ne
ng
PLN (Persero) Nomor : K / 023 / DIR / 2004 untuk mengatasi krisis listrik di
Sumatera Utara ;

do
gu 11 Bahwa telah diketahui Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII
dan Tergugat IX, atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

In
A
Nomor : 479 - 12 / 43 / 600. 2 / 2005 menyatakan di wilayah PT. PLN (Persero)
Regional Sumatera Utara sebagai daerah krisis penyediaan energi listrik, akan
ah

lik
tetapi tidak membuat atau sekurang-kurangnya melakukan langkah - langkah
yang bertujuan untuk menyelamatkan atau memulihkan sistem listrik. Terbukti
am

ub
sampai saat ini masih terjadi pemadaman listrik lebih kurang 4 (empat) jam
perhari, hampir di setiap harinya ;
ep
k

12 Bahwa Tergugat V tidak menjalankan kewenangannya sebagaimana ditegaskan


ah

dalam pasal 5 ayat (2) yang meliputi penetapan peraturan daerah provinsi di
R

si
bidang ketenagalistrikan, penetapan rencana umum ketenagalistrikan daerah
provinsi, pembinaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang

ne
ng

ketenagalistrikan yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah provinsi,


pengangkatan inspektur ketenagalistrikan untuk provinsi dan penetapan sanksi

do
gu

administratif kepada badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh pemerintah


provinsi ;
In
A

13 Bahwa Tergugat VIII tidak secara nyata dan sungguh - sungguh sesuai tugas
dan wewenang yang ada dalam jabatannya, untuk menyediakan anggaran dan/
ah

lik

atau mengajukan anggaran yang cukup di dalam Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara (APBN) untuk menyelamatkan atau memulihkan sistem
m

ub

ketenagalistrikan atau sekurang-kurangnya telah membiarkan sistem listrik


tidak berfungsi dengan baik sesuai keandalannya ;
ka

ep

14 Bahwa Tergugat IX telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum in casu pasal


22 huruf b jo pasal 23 ayat (1) Undang - Undang Nomor : 32 tahun 2004
ah

tentang Pemerintahan Daerah. Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah


es

mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Pasal


M

ng

Halaman 15 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
23 ayat (1) disebutkan Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud

si
dalam pasal 21 dan pasal 22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja
pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan

ne
ng
pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan
daerah ;

do
gu 15 Bahwa Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII tidak menjalankan
kewenangannya sebagaimana ditegaskan dalam pasal 7 UU Nomor 30 tahun

In
A
2009 untuk segera menetapkan pedoman penyusunan rencana umum
ketenagalistrikan untuk menanggulangi krisis listrik yang terjadi di wilayah PT.
ah

lik
PLN (Persero) Regional Sumatera Utara ;
am

ub
16 Bahwa Tergugat V telah mengabaikan kewenangannya sebagaimana ditegaskan
dalam pasal 5 ayat (1) yang meliputi menetapkan kebijakan ketenagalistrikan
nasional, menetapkan pedoman, standar, dan kriteria di bidang
ep
k

ketenagalistrikan, menetapkan rencana umum ketenagalistrikan nasional,


ah

pembinaan dan pengawasan kepada badan usaha di bidang ketenagalistrikan


R

si
yang izinnya ditetapkan oleh Pemerintah, pengangkatan inspektur
ketenagalistrikan, pembinaan jabatan fungsional inspektur ketenagalistrikan

ne
ng

untuk seluruh tingkat pemerintahan dan penetapan sanksi administratif kepada


badan usaha yang izinnya ditetapkan oleh Pemerintah ;

do
gu

17 Bahwa Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan Tergugat IX
sebagaimana tersebut pada fakta Perbuatan Melawan Hukum point 11, 12, 13,
In
A

14 dan 15 di atas, tidak secara nyata dan sungguh-sungguh membantu,


mendorong dan berusaha melakukan percepatan pembangunan pembangkitan
ah

lik

serta menyelamatkan atau memulihkan sistem kelistrikan atau sekurang -


kurangnya telah membiarkan sistem listrik tidak berfungsi dengan baik sesuai
m

ub

keandalannya, di wilayah PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara.


Terbukti sampai gugatan ini didaftarkan masih terjadi pemadaman listrik lebih
ka

kurang 4 (empat) jam perhari di berbagai tempat, hampir di setiap harinya ;


ep

18 Bahwa tindakan Para Tergugat telah melanggar dan bertentangan dengan asas
ah

pembangunan ketenagalistrikan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 30 tahun


es

2009 pasal 2 ayat (1) yaitu: asas manfaat, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
M

ng

16
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan

si
pada kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, keamanan dan
keselamatan, kelestarian fungsi lingkungan dan otonomi daerah ;

ne
ng
19 Bahwa selain itu, tindakan Para Tergugat bertentangan dengan asas umum

do
gu Penyelenggaraan Pemerintahan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 32 tahun
2004 pasal 20 yaitu: asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggara negara,
asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas

In
A
profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi, dan asas efektivitas ;
ah

lik
20 Bahwa selain itu, tindakan Para Tergugat bertentangan dengan asas
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam UU Nomor 25
am

ub
tahun 2009 pasal 4 yaitu: asas kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan
hak, keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif,
persamaan perlakuan, keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan
ep
k

khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan dan
ah

keterjangkauan ;
R

si
21 Bahwa selain itu, tindakan Para Tergugat juga bertentangan dengan prinsip

ne
ng

ketelitian, kepatutan dan kehati - hatian, yang sudah diakui dalam doktrin dan
praktek yurisprudensi ;

do
gu

22 Bahwa dari hal - hal tersebut di atas maka terbukti secara fakta hukum bahwa
Para Tergugat telah melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban
In
A

hukum dan melanggar kesusilaan baik atau adanya unsur kesalahan serta
bertentangan dengan hak orang lain atau dengan kata lain adanya hak subyektif
ah

yang dilanggar. Pelanggaran hak tersebut bertentangan dengan undang -


lik

undang, dan atau Peraturan Pemerintah, kepatutan, kesusilaan yang dilakukan


dengan unsur sengaja. Atau sekurang - kurangnya membiarkan kondisi krisis
m

ub

energi listrik terus menerus terjadi ;


ka

ep

23 Bahwa atas perbuatan Para Tergugat yang melawan hukum sebagaimana


dikemukakan di atas, maka selayaknya Para Tergugat dinyatakan oleh
ah

Pengadilan Negeri Medan telah melakukan perbuatan melawan hukum


R

es

(onrechtmatigedaad) ;
M

ng

Halaman 17 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
SIFAT MELAWAN HUKUM :

ne
ng
1 Bahwa Perbuatan Para Tergugat merupakan Perbuatan Melawan Hukum
sebagaimana diatur dalam pasal 1365 jo. pasal 1366 jo. pasal 1367 ayat (3)

do
gu KUHPerdata ;

Pasal 1365 KUH Perdata :

In
A
Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang
ah

lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

lik
mengganti kerugian tersebut.
am

ub
Pasal 1366 KUH Perdata :

"Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian ynag disebabkan
ep
k

perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau


ah

kurang hati - hatinya".


R

si
Pasal 1367 ayat (3) KUH Perdata :

ne
ng

Majikan - majikan dan mereka yang mengangkat orang - orang lain untuk
mewakili urusan - urusan mereka, adalah bertanggungjawab tentang kerugian

do
gu

yang diterbitkan oleh pelayan - pelayan atau bawah - bawahan mereka di


dalam melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang ini dipakainya.
In
A

2 Bahwa menurut arrest tahun 1919, menjelaskan suatu perbuatan merupakan


perbuatan melawan hukum terdiri dari melanggar hak subyektif orang lain,
ah

lik

bertentangan dengan kewajiban hukum si pembuat, bertentangan dengan


kesusilaan yang baik, bertentangan dengan kepatutan yang terdapat dalam
m

ub

masyarakat terhadap diri atau barang orang lain ;


ka

3 Bahwa yang dimaksud dengan Perbuatan Melawan Hukum menurut M.A.


ep

Moegni Djodjodirdjo di dalam bukunya yang berjudul "Perbuatan Melawan


ah

Hukum" adalah Kealpaan berbuat, yang melanggar hak orang lain atau
R

bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku atau melanggar kesusilaan


es
M

ng

18
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
ataupun bertentangan dengan kepatutan yang harus diindahkan dalam

si
pergaulan masyarakat tentang orang lain atau barang ;

ne
ng
KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB HUKUM PARA TERGUGAT:

do
gu 1 Bahwa berdasarkan fakta - fakta diatas, tindakan Para Tergugat telah
menimbulkan ketidakpastian penyediaan energi listrik kepada konsumen,
akibatnya terjadi pemadaman listrik atau setidak - tidaknya pelayanan energi

In
A
listrik di wilayah Regional Sumatera Utara selalu dibayangi perasaan takut akan
terjadinya pemadaman bergilir ;
ah

lik
2 Bahwa akibat terjadinya pemadaman listrik, sejumlah sektor vital tercatat
am

ub
mengalami kerugian, seperti sektor investasi dan industri terpukul dan kacau,
sektor ekonomi usaha kecil dan menengah lumpuh, sektor rumah tangga atau
perkantoran banyak peralatan elektronika rusak dan aktivitas rutin atau
ep
k

pelayanan publik terhenti, sektor parawisata terancam bangkrut, sektor lalu


ah

lintas macet dan sektor lain yang menimbulkan semakin tingginya risiko
R

si
menurunnya kualitas kehidupan masyarakat ;

ne
ng

3 Bahwa pemicu terjadinya kebakaran di LP Tanjung Gusta Medan pada hari


Kamis, 11 Juli 2013 diduga akibat dari pamadaman listrik sejak pagi hingga
malam hari, sehingga para napi merasa gerah, tidak mendapatkan pasokan air

do
gu

menjelang berbuka puasa ;


In
A

4 Bahwa lebih mengkhawatirkan lagi pada sektor penyelenggaraan sistem


pendidikan bagi anak - anak di setiap jenjangnya terancam ambruk. Matinya
ah

listrik telah mematikan aktivitas proses belajar mengajar. Aktifitas belajar


lik

nyaris lumpuh dan ruangan tiba - tiba gelap, karena peralatan teknologi yang
berhubungan dengan energi listrik tidak bisa beroperasi. Suasana rumah
m

ub

menjadi serba gelap, sehingga segenap aktivitas belajar dipastikan terganggu.


ka

Kondisi demikian jelas dapat mengancam keberlangsungan sistem pendidikan


ep

yang bertujuan untuk mencerdaskan bangsa ;


ah

5 Bahwa dari kondisi diatas Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV
R

bertanggungjawab dan wajib menjamin ketersediaan tenaga listrik yang


es
M

ng

Halaman 19 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
memenuhi standar mutu dan keandalan yang berlaku, memberikan pelayanan

si
yang sebaik - baiknya kepada konsumen dan masyarakat, memenuhi ketentuan
keselamatan ketenagalistrikan dan mengutamakan produk dan potensi dalam

ne
ng
negeri ;

do
gu 6 Bahwa Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III dan Tergugat IV bertanggung
jawab memberikan ganti kerugian berupa pemberian kompensasi sebesar 10 %
dari kewajiban listrik bulanan kepada Para Penggugat jika terjadi pemadaman

In
A
lebih dari satu jam sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direktur
Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor : 114 / 2003 ;
ah

lik
7 Bahwa Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan Tergugat IX sebagai
am

ub
pemerintah Negara Republik Indonesia memiliki kewajiban dan tanggung
jawab hukum untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum serta mewujudkan
ep
k

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ;


ah

R
8 Bahwa Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan Tergugat IX memiliki

si
kewajiban dan tanggungjawab hukum untuk menjalankan kewenangan yang

ne
ng

ada padanya serta membuat ketetapan dan kebijakan - kebijakan dalam rangka
mengatasi krisis tenaga listrik di Sumatera Utara ;

do
gu

PERMOHONAN PROVISI :
In
1 Bahwa mengingat pada saat gugatan ini didaftarkan, pemadaman listrik masih
A

terus terjadi, kerugian terus bertambah dan hak - hak Para Penggugat belum
ah

dipenuhi, maka kami ajukan permohonan provisi ;


lik

2 Bahwa permohonan provisi ini didasarkan pada ketentuan Pasal 180 ayat (1)
m

ub

HIR dan dalam doktrin maupun SEMA serta Yurisprudensi Mahkamah Agung
Republik Indonesia ;
ka

ep

3 Bahwa berdasarkan fakta - fakta diatas yang menunjukkan sifat darurat perkara
ah

aquo maka sambil menunggu putusan dalam perkara ini mempunyai kekuatan
R

hukum tetap, segera sebelum perkara disidangkan mohon dalam satu acara kilat
es
M

ng

20
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(kort geding) ditetapkan satu Putusan Provisi yang memutus dan menetapkan

si
sebagai berikut :

ne
ng
a Memerintahkan Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan Tergugat
IX mengeluarkan kebijakan agar Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III

do
gu dan Tergugat IV mengerahkan segala sumber daya manusia dan dana
secara penuh untuk mengatasi dengan segera krisis tenaga listrik ;

In
A
b Memerintahkan Para Tergugat dengan kebijakannya masing - masing
untuk menjamin agar pemadaman listrik selama 4 (empat) sampai 9
ah

lik
(sembilan) jam setiap harinya tidak terjadi lagi ;

c Memerintahkan Turut Tergugat memberikan kompensasi kepada


am

ub
seluruh warga Negara yang berada dalam wilayah tersebut dengan nilai
yang diperhitungkan sesui dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal
ep
k

Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor : 114 / 2003 ;


ah

PETITUM :
R

si
Berdasarkan alasan - alasan tersebut diatas, Para Penggugat mohon kiranya agar

ne
ng

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa perkara ini berkenan untuk
memutuskan hal - hal sebagai berikut :

do
gu

1 Menerima dan mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya ;


In
A

2 Menyatakan Para Penggugat sah secara hukum untuk mengajukan gugatan


Citizen Lawsuit dalam upaya penyelamatan dan memulihkan sistem listrik di
ah

lik

wilayah PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara agar warga negara di
wilayah tersebut mendapat tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan
m

ub

keandalan yang baik ;

3 Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum


ka

ep

(onrechtmatigedaad) ;
ah

4 Memerintahkan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV


R

membentuk, merevitalisasi atau mengefektifkan kinerja Lembaga Penyaluran


es
M

ng

Halaman 21 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dan Pusat Pengatur Beban (P3B) untuk mengatasi krisis listrik di wilayah PT.

si
PLN (Persero) Regional Sumatera Utara ;

ne
ng
5 Memerintahkan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV segera
melakukan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi krisis listrik di wilayah

do
gu PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara agar tidak terjadi pemadaman
bergilir yang dapat merugikan Para Penggugat ;

In
A
6 Memerintahkan Tergugat V, Tergugat VI, Tergugat VII, Tergugat VIII dan
Tergugat IX secara sungguh - sungguh melakukan pembinaan dan pengawasan
ah

lik
terhadap kinerja Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV ;

7 Memerintahkan Para Tergugat bersinergi membuat kebijakan untuk menjamin


am

ub
ketersediaan pasokan tenaga listrik di wilayah PT. PLN (Persero) Regional
Sumatera Utara cukup dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum ;
ep
k

8 Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV


ah

memberikan kompensasi 10 % dari kewajiban listrik bulanan kepada pelanggan


R

si
jika terjadi pemadaman lebih dari satu jam ;

ne
ng

9 Menghukum Para Tergugat untuk menyampaikan permintaan maaf secara


tertulis kepada Para Penggugat atau keseluruhan pelanggan listrik di wilayah

do
gu

PT. PLN (Persero) Regional Sumatera Utara yang diumumkan melalui : 1


stasiun TVRI SUMUT, 1 stasiun radio di SUMUT, 2 (dua) media cetak
In
nasional dan 5 media cetak lokal selama tiga hari berturut - turut yang isinya
A

sebagi berikut :
ah

lik

Kami, Presiden RI, Menteri Energi Sumber Daya Mineral RI, Menteri Badan
Usaha Milik Negara RI, Menteri Keuangan RI, Gubernur Sumatera Utara, PT.
m

ub

PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara, PT. PLN (Persero) Wilayah


Sumatera Utara, PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan
ka

SUMUT - Aceh - Riau dan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur
ep

Beban, menyatakan penyesalan yang sedalam - dalamnya atas perbuatan


ah

melawan hukum yang kami lakukan terkait dengan kelalaian dan kealpaan
R

melakukan kewajiban hukum kami terkait dengan terjadinya pemadaman listrik


es
M

ng

22
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
secara bergilir 4 (empat) sampai 9 (sembilan) jam hampir setiap harinya yang

si
telah merugikan pelanggan kami dan telah merampas hak - hak para
penggugat dan pelanggan listrik PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

ne
ng
sekitarnya, Kiranya pernyataan penyesalan atas perbuatan melawan hukum ini
menjadi titik awal wujud penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak -

do
gu hak seluruh pelanggan listrik PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
sekitarnya, serta perubahan sistem pengelolaan ketenagalistrikan yang

In
A
bermutu dan berkualitas dengan manfaat yang dapat digunakan sebesar -
besarnya bagi Warga Negara Indonesia keseluruhan.
ah

lik
10 Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara hingga
putusan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;
am

ub
11 Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu,
walaupun ada upaya verzet, banding maupun kasasi ;
ep
k

SUBSIDER :
ah

si
Apabila pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil - adilnya (ex aequo et

ne
ng

bono).

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Para

do
gu

Penggugat datang menghadap Kuasa Hukumnya Farid Wajdi, SH, MHum dan Faisal
Riza, SH, MH, sedangkan Tergugat I, II, III, dan IV datang menghadap Kuasa
In
hukumnya C.Chandra Sinulingga, SH, Nurleli, SH, Rhamses Hasibuan, SH, Tergugat
A

VI datang menghadap Kuasa Hukumnya Henry Y. W. Hutagaol, SH, MH, sedangkan


Tergugat VII datang menghadap kuasa hukumnya Nani Sukamto, sedangkan Tergugat
ah

lik

VIII datang menghadap Kuasa Hukumnya dan Tergugat IX hadir kuasa hukumnya
Fredy, SH, MH dan Tulus Naibaho, SH, masing - masing sebagaimana surat kuasa
m

ub

khusus terlampir dalam berkas perkara, sementara Tergugat V tidak pernah hadir dan
datang menghadap, meskipun telah dipanggil secara patut, sementara Tergugat VIII,
ka

ep

tidak pernah mengajukan Surat Kuasanya, sehingga dianggap tidak pernah hadir, dan
karenanya dengan demikian Tergugat V dan Tergugat VIII yang telah diberi
ah

kesempatan untuk mengajukan tanggapannya atas bentuk formalitas gugatan Para


R

es

Penggugat, dianggap tidak akan menggunakan haknya ;


M

ng

Halaman 23 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Menimbang, bahwa pada proses awal pemeriksaan perkara ini sesuai dengan
prinsip Cirtizen Lawsuit, majelis telah memeriksa kelengkapan identitas Para

ne
ng
Penggugat berdasarkan Kartu Tanda Penduduknya (KTP) yang bersangkutan ; Dalam
pemeriksaan tersebut ternyata Arianto Tambunan sebagai Penggugat dengan nomor

do
gu
urut 4 (empat), Kartu Tanda Penduduknya yang merupakan bukti yang sah sebagai
penduduk dan warga negara Indonesia berdasarkan ketentuan Undang - Undang Nomor
: 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan tidak pernah mampu ditampilkan

In
A
kepersidangan, karena yang diajukan ternyata KTP atas nama MHD ARIYANTO
TAMBUNAN dengan alamat Jalan Prajurit Nomor : 33, Kelurahan Glugur Darat II,
ah

lik
Kecamatan Medan Timur, yang berarti nama dan alamatnya sangat berbeda satu sama
lain ;
am

ub
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat ini merupakan
gugatan Hak Gugat Warga Negara Atas Nama Kepentingan Umum (Citizen Lawsuit
ep
k

atau Actio Popularis), maka dalam perkara ini akan diberlakukan hukum acara Citizen
ah

Lawsuit. Dimana sebelum memasuki acara jawab menjawab diantara para pihak,
R

si
terlebih dahulu pada tahap pertama akan dilakukan sertifikasi yakni kepada pihak Para
Tergugat diberikan kesempatan satu kali untuk memberikan tanggapan atas bentuk

ne
ng

formal surat gugatan dan dalam tanggapannya tersebut bukanlah menyangkut atau
berhubungan dengan materi pokok perkara, akan tetapi hanya mengenai persyaratan

do
gu

formal tentang sahnya gugatan ini diajukan dalam bentuk Citizen Lawsuit ;

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan Para


In
A

Penggugat tersebut, Tergugat I, II, III, dan IV telah menanggapinya sebagai berikut :
ah

lik

Bahwa istilah Citizen Lawsuit sebagai suatu hak gugat warga Negara
banyak dikenal dalam system hukum di Amerika Serikat, India dan
m

Australia khususnya dalam bidang Hukum Lingkungan ;


ub

Bahwa di Amerika Serikat hak gugat warga Negara ini diperkenalkan


ka

ep

pertama kali pada tahun 1970 dalam Clean Air Act (article 304) ;
ah

Bahwa setelah itu Citizen Lawsuit juga dapat ditemui pada beberapa undang
R

es

- undang dalam Hukum Lingkungan di Amerika seperti Clean Water Act


M

ng

24
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
(article 505), Comprehensive Environmental Response Compensation and

si
Liability Act (article 310), Resource Conversation and Recovery Act
(article 7002. Didalam undang - undang tersebut diatur bahwa gugatan

ne
ng
dapat dilakukan oleh warga Negara demi perlindungan lingkungan, terlepas
apakah warga negara tersebut mengalami langsung pencemarannya atau

do
gu tidak ;

In
Bahwa menurut sejarah Citizen Lawsuit dikembangkan di Amerika Serikat
A
dan India, berdasarkan suatu pemikiran bahwa pada kenyataannya
pemerintah (federal) sering tidak melaksanakan kewajibannya untuk
ah

lik
menegakkan hukum atua melalaikan kewajiban hukum yang dibebankan
oleh undang-undang kepadanya. Dengan alasan ini Citizen Lawsuit
am

ub
dimaksudkan untuk melindungi warga Negara dari kemungkinan terjadinya
kerugian sebagai akibat dari tindakan atau pembiaran (omisi) dari Negara
ep
atau otoritas Negara ;
k
ah

Bahwa Indonesia merupakan suatu Negara dengan system Civil Law,


R

si
dimana dalam sistem ini tidak dikenal adanya gugatan warga Negara
(Citizen Lawsuit) dan aturan yang mendasari adanya gugatan ini tidak

ne
ng

diatur dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Oleh karenanya


hakim Indonesia harus berkiblat pada sistem hukum negara - negara yang

do
gu

mengenal Citizen Lawsuit agar penemuan hukum yang dilakukan tidak asal
terobos dengan dalil bahwa hakim tunduk pada azas Ius Curia Novit
In
sebagaimana beberapa putusan perkara Citizen Lawsuit yang pernah ada di
A

Indonesia ;
ah

lik

Bahwa berdasarkan uraian diatas, mekanisme atau prosedur gugatan warga


Negara (Citizen Lawsuit) hanya dapat diterima sebagai salah satu bentuk
m

ub

gugatan perdata sepanjang memenuhi persyaratan sebagai gugatan warga


Negara (Citizen Lawsuit). Adapun mengenai persyaratan dari gugatan
ka

ep

warga Negara (Citizen Lawsuit), hakim dapat membandingkan dengan apa


yang diterapkan di negara yang mengakui gugatan warga negara (Citizen
ah

Lawsuit) ;
R

es
M

ng

Halaman 25 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Bahwa dengan mendasarkan pada praktek dalam sistem hukum negara - negara

si
yang mengenal Citizen Lawsuit seperti di Amerika Serikat, India dan Australia serta
beberapa gugatan Citizen Lawsuit yang pernah diajukan di Indonesia, dapat dijabarkan

ne
ng
karakteristik dari gugatan Citizen Lawsuit yang kemudian menjadi persyaratan yang
harus dipenuhi oleh suatu gugatan Citizen Lawsuit diantaranya sebagai berikut :

do
gu 1 Tergugat dalam Citizen Lawsuit adalah Penyelenggara Negara ;

In
A
Penyelenggara negara dalam hal ini mulai dari Presiden dan Wakil Presiden
sebagai pimpinan teratas, Menteri dan terus sampai kepada pejabat negara
ah

lik
di bidang yang dianggap telah melakukan kelalaian dalam memenuhi hak
warga negaranya. Dalam hal ini pihak selain penyelenggara Negara tidak
am

ub
boleh dimasukkan sebagai pihak baik sebagai Tergugat maupun Turut
Tergugat. Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik
ep
sebagai Tergugat / Turut Tergugat maka gugatan tersebut manjadi bukan
k

Citizen Lawsuit lagi, karena ada unsur warga Negara melawan warga
ah

Negara. Gugatan tersebut menjadi gugatan biasa yang tidak bias diperiksa
R

si
dengan mekanisme Citizen Lawsuit ;

ne
ng

Bahwa faktanya pada gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan oleh Para
Penggugat, yang menjadi Para Tergugat adalah terdiri atas 2 (dua) unsur

do
gu

yaitu :

a Pemerintah / Penyelenggara Negara yaitu Presiden Republik Indonesia


In
A

(Tergugat V), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Tergugat


VI), Menteri Badan Usaha Milik Negara (Tergugat VII), Menteri
ah

lik

Keuangan (Tergugat VIII) dan Gubernur (Tergugat IX) ;

b Non Pemerintah yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera


m

ub

Bagian Utara (Tergugat I), PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera


ka

Utara (Tergugat II), PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkitan


ep

dan Jaringan Sumut - Aceh - Riau (Tergugat III) dan PT. PLN
(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban (Tergugat IV) ;
ah

es
M

ng

26
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
2 Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige (overheids) daad) yang

si
didalilkan dalam gugatan adalah kelalaian Penyelenggara Negara ;

ne
ng
Dalam hal ini harus diuraikan bentuk kelalaian apa yang telah dilakukan
oleh negara dan hak warga negara apa yang gagal dipenuhi oleh Negara.

do
gu Para Penggugat harus membuktikan bahwa Negara telah melakukan
perbuatan melawan hukum (onrechtmatige (overheids) daad) tersebut ;

In
A
Bahwa faktanya objek sengketa dalam gugatan Citizen Lawsuit yang
diajukan oleh Para Penggugat adalah perbuatan melawan hukum
ah

lik
(onrechtmatigedaad) atas terjadinya pemadaman listrik secara bergilir
yang muncul akibat hubungan consensueel overeenkomst / contractus
am

ub
bilateralis ;

Bahwa gugatan Citizen Lawsuit yang sebenarnya adalah bertujuan untuk


ep
k

perlindungan kepentingan umum diluar hubungan consensueel


ah

overeenkomst / contractus bilateralis ;


R

si
Bahwa pada azasnya gugatan Citizen Lawsuit secara kualitas hanya

ne
ng

berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak warga Negara dan secara


kuantitas harus bersifat universal dan tidak individual. Sehingga karena itu

do
gu

pula gugatan Citizen Lawsuit hanya berkaitan dengan perbuatan melawan


hukum (onrechtmatige (overhead) daad), dan tidak dengan perbuatan
wanprestatie ;
In
A

Bahwa dalam gugatan Para Penggugat dalam perkara ini mempersoalkan


ah

lik

masalah hak konsumen yang mana bukan merupakan bentuk kelalaian


penyelenggara Negara, tetapi kelalaian pelaku usaha sebagaimana diatur
m

ub

dalam Undang - Undang Nomor : 8 tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen (vide gugatan Para Penggugat point 19 - 20) ;
ka

ep

Bahwa disamping itu karena gugatan Para Penggugat mencampur adukkan


ah

antara kelalaian penyelenggara Negara dengan pelaku usaha, maka Para


R

Penggugat dalam hal ini sebenarnya mengatas namakan konsumen bukan


es

mengatas namakan warga negara ;


M

ng

Halaman 27 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
3 Penggugat seharusnya adalah warga negara yang bertindak mengatas
namakan warga negara ;

ne
ng
Bahwa gugatan Citizen Lawsuit adalah gugatan warga negara kepada

do
gu penyelenggara negara karena mengabaikan hak - hak warga negara. Oleh
karena itu Para Penggugat haruslah benar dan sah sebagai warga Negara
Republik Indonesia ;

In
A
Bahwa faktanya salah satu Penggugat atas nama Arianto Tambunan, laki -
ah

lik
laki, usia 29 tahun, kewarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Prajurit
Nomor : 60, Kelurahan Glugur Darat II, Kecamatan Medan Timur, Kota
am

ub
Medan, tidak dapat menunjukkan identitas yang sah untuk membuktikan
kebenaran baik sebagai pihak yang tercantum dalam surat gugatan maupun
sebagai warga negara Indonesia ;
ep
k
ah

Bahwa berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang disampaikan pada


R

si
persidangan tertanggal 1 Nopember 2013, menunjukkan bahwa identitas
salah satu Penggugat atas nama Arianto Tambunan, sangat berbeda antara

ne
ng

yang terdapat pada surat gugatan dengan yang terdapat pada Kartu Tanda
Penduduk (KTP) baik dari segi penulisan nama dan alamat ;

do
gu

Bahwa berdasarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan NIK :


1271201207550002 yang terbukti dan sah sebagai warga Negara Indonesia
In
A

adalah atas nama MHD. ARIYANTO TAMBUNAN, dengan alamat Jalan


Prajurit Nomor : 33 Glugur Darat II, Medan Timur ;
ah

lik

4 Bahwa harus ada Notifikasi sebagai Syarat Prosedur sebelum mengajukan


gugatan Citizen Lawsuit ;
m

ub

Notifikasi dalam gugatan Citizen Lawsuit sangat berbeda dengan notifikasi


ka

ep

dalam Class Action. Dalam gugatan Class Action notifikasi dilakukan oleh
wakil kelas kepada anggota kelas dengan maksud untuk memberikan hak
ah

kepada anggota kelas untuk menyatakan setuju atau menolak sebagai


es

anggota kelas melalui mekanisme Opt - in ataupun Opt - out.


M

ng

28
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sedangkan dalam Citizen Lawsuit notifikasi dilakukan berupa somasi

si
kepada penyelenggara negara sebelum gugatan didaftarkan ke Pengadilan ;

ne
ng
Tujuan daripada notifikasi ini adalah :

1 Memberikan dorongan / inisiatif untuk pelanggar agar mulai

do
gu melakukan penataan ;

2 Memberikan kesempatan secara fair kepada Tergugat untuk

In
A
mengajukan bantahan dalam kesempatan paling awal dari proses
penanganan perkara ;
ah

lik
3 Kegagalan dalam menyediakan pemberitahuan yang memenuhi syarat
dapat dipergunakan sebagai alasan untuk menolak gugatan ;
am

ub
4 Memberikan pendidikan kepada Penggugat untuk mengajukan
gugatan dengan dilengkapi bukti dan fakta yang akurat ;
ep
k

Isi somasi adalah bahwa akan diajukan suatu gugatan Citizen Lawsuit
ah

terhadap penyelenggara negara atas kelalaian negara dalam pemenuhan hak


R

si
- hak warga negaranya dan memberikan kesempatan bagi negara untuk
melakukan pemenuhan jika tidak ingin gugatan diajukan. Pada prakteknya

ne
ng

somasi ini harus diajukan selambat - lambatnya 60 hari atau 2 bulan


sebelum gugatan didaftarkan ;

do
gu

Bahwa waktu pemberitahuan ini menjadi suatu hal penting dalam prosedur
pengajuan gugatan Citizen Lawsuit karena pelanggaran terhadap batas
In
A

waktu pemberitahuan ini akan dapat dipergunakan sebagai dasar alasan


untuk mengajukan mosi penolakan Citizen Lawsuit ;
ah

lik

Bahwa faktanya mengenai syarat notifikasi ini belum dipenuhi oleh Para
m

ub

Penggugat. Hingga perkara ini masuk ke Pengadilan Para Penggugat belum


pernah sama sekali melakukan notifikasi ini, padahal dalam jangka waktu
ka

yang wajar dan patut seharusnya Para Penggugat memberikan notifikasi


ep

kemudian dalam jangka waktu tersebut diharapkan Tergugat setidak -


ah

tidaknya memberikan penjelasan kepada warga negaranya bila kebijakannya


R

tersebut pada dasarnya tidak akan merugikan warga negaranya ;


es
M

ng

Halaman 29 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
5 Mengenai isi petitum dalam gugatan tidak boleh meminta adanya ganti rugi

si
materiil ;

ne
ng
Dalam gugatan Citizen Lawsuit tidak dikenal adanya tuntutan ganti rugi
materiil. Hal ini karena kelompok warga negara yang menggugat bukan

do
gu kelompok yang dirugikan secara materiil dan memiliki kesamaan kerugian
dan kesamaan fakta hukum sebagaimana gugatan Class Action ;

In
A
Bahwa faktanya Para Penggugat dalam petitumnya meminta ganti rugi
materiil berupa kompensasi sebesar 10 % dari kewajiban listrik bulanan jika
ah

lik
pemadaman lebih dari 1 jam (lihat peritum gugatan point 8) ;
am

ub
Bahwa berdasarkan dalil - dalil tersebut yang diuraikan diatas, dapat
disimpulkan bahwa gugatan yang diajukan Para Penggugat tidak memenuhi
persyaratan untuk diajukan melalui mekanisme Citizen Lawsuit ;
ep
k
ah

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan Para


R

si
Penggugat tersebut, Tergugat VI telah menanggapinya sebagai berikut :

ne
ng

A Gugatan Para Penggugat Tidak Memenuhi Syarat Formal Untuk


Dapat Diajukannya Suatu Gugatan ;

do
gu

1 Para Penggugat menyatakan dalam gugatannya bahwa mekanisme gugatan


yang diajukan oleh Para Penggugat adalah gugatan Citizen Lawsuit atau
In
A

gugatan warga negara atau Actio Popularis, Citizen Lawsuit atau Actio
Popularis adalah suatu gugatan yang dapat diajukan oleh setiap warga
ah

lik

Negara (atas nama kepentingan umum) terhadap suatu perbuatan melawan


hukum berdasarkan peraturan perundang - undangan yang mengatur adanya
m

ub

prosedur tersebut ;
ka

2 Istilah Citizen Lawsuit maupun Actio Popularis tidak dikenal di Indonesia,


ep

dimana pada prinsipnya Actio Popularis digunakan oleh negara yang


ah

menganut sisten civil law, sementara di negara yang menganut sistem


R

common law dikenal sebagai citizen lawsuit ;


es
M

ng

30
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
3 Para Penggugat pada dasarnya tidak perlu menggunakan mekanisme

si
gugatan warga negara atau citizen lawsuit karena hukum acara perdata
Indonesia menyediakan atau memiliki mekanisme bagi seorang atau lebih

ne
ng
warga Negara untuk mengajukan gugatan semacam itu yaitu pasal 1365
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang mengatur mengenai perbuatan

do
gu melawan hukum (PMH) ;

4 Hal tersebut senada dengan pendapat ahli hukum Prof. Sudikno

In
A
Mertokusumo dalam artikel yang dimuat pada salah satu situs (website)
hukum terkemuka www.hukumonline.com (http://www..hukumonline.com/
ah

lik
berita/bada/hol15774/gugatan-actio-popularis-dan-batas-kewenangan-hakim
), yang memberikan pendapat mengenai batas kewenangan hakim dalam
am

ub
memeriksa gugatan actio popularis sebagai berikut :
Oleh karena itu hakim tidak boleh mengadopsi lembaga hukum acara
ep
asing (kecuali sudah diatur dalam undang - undang), kecuali itu hakim
k

dilarang menciptakan peraturan yang mengikat secara umum (pasal 21


ah

AB). Janganlah hakim di-fait accompli atau dipaksa untuk menerima atau
R

si
menggunakan lembaga hukum acara perdata yang tidak diatur dalam
hukum positif kita (tidak diatur dalam undang - undang) ;

ne
ng

5 Lebih lanjut Prof. Sudikno Mertokusumo menyimpulkan pendapatnya

do
gu

sebagai berikut :

i Peraturan hukum acara perdata bersifat imperative yang berarti


In
A

bersifat memaksa, tidak dapat disimpangi dan hakim harus


tunduk ;
ah

lik

ii Hakim tidak dapat menciptakan peraturan yang mengikat setiap


orang secara umum ;
m

ub

iii Lembaga hukum acara perdata asing sepanjang belum ada


landasan undang-undangnya, demi kepastian hukum tidak dapat
ka

diterapkan. Kebebasan hakim tidaklah mutlak tetapi dibatasi oleh


ep

undang - undang, ketertiban umum dan kesusilaan ;


ah

es
M

ng

Halaman 31 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
iv Penemuan hukum yang sering dikatakan penerobosan tidak

si
dapat asal saja dilakukan (menerobos) tetapi ada metode atau
aturan permainannya. Kita harus tetap taat azas ;

ne
ng
6 Hal tersebut dapat dianalogikan dengan telah diadopsinya mekanisme

do
gu gugatan class action dalam system hukum Indonesia yang ditetapkan
melalui Peraturan Mahkamah Agung Nomor : 1 tahun 2002 tentang Acara
Gugatan Perwakilan Kelompok. Dalam pertimbangannya disebutkan bahwa

In
A
alasan diadopsinya mekanisme gugatan class action (perwakilan kelompok)
adalah karena telah adanya undang - undang yang menggunakan dasar
ah

lik
gugatan kelompok, namun belum ada hukum acara peradilan yang cukup
mengatur mengenai mekanisme gugatan class action sehingga perlu diatur
am

ub
dan ditetapkan dalam suatu Peraturan Mahkamah Agung ;

7 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu lembaga atau mekanisme


ep
k

gugatan yang tidak dikenal dalam sistem hukum Indonesia hanya dapat
ah

diadopsi kedalam sistem hukum Indonesia apabila :


R

si
a telah ada peraturan perundang - undangan yang menetapkan
penggunaan mekanisme tersebut ;

ne
ng

b mekanisme tersebut perlu diatur lebih lanjut demi kepastian,


ketertiban dan kelancaran dalam memeriksa, mengadili dan memutus

do
gu

gugatan dengan menggunakan mekanisme tersebut ;


In
A

8 Bahwa terkait dengan perkara aquo tidak ada satupun peraturan perundang -
undangan yang menetapkan atau mengatur mengenai hukum materiilnya
ah

maupun hukum formalnya mengenai mekanisme gugatan warga negara atau


lik

citizen lawsuit atau action popularis. Dengan demikian mekanisme gugatan


warga negara atau citizen lawsuit atau actio popularis tidak dapat atau
m

ub

setidaknya belum dapat diterapkan dalam sistem hukum Indonesia dan


ka

hakim-pun tidak dapat melakukan penemuan hukum terhadap mekanisme


ep

pengajuan suatu gugatan ;


ah

9 Meskipun hakim tunduk pada azas lus curia novit, dimana hakim dianggap
R

tahu semua hukum dan tidak boleh atau dilarang menolak perkara karena
es
M

ng

32
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tidak tahu atau tidak ada hukumnya, sehingga hakim dapat melakukan

si
penafsiran atau interpretasi serta melakukan penemuan hukum (recht
vinding), namun penafsiran atau interpretasi tersebut dibatasi hanya pada

ne
ng
hukum materiil (hukum perdata) dan bukan dalam hukum formal (hukum
acara perdata), karena hukum acara perdata adalah hukum yang berfungsi

do
gu menegakkan hukum perdata. Bagaimana hukum acara perdata (hukum
formal) dapat menegakkan hukum perdata (hukum materiil) sementara

In
A
hukum acara perdata tersebut tidak dapat memberikan kepastian hukum
karena dapat ditafsirkan dan diciptakan oleh hakim ? ;
ah

lik
10 Bahwa yang sebenarnya terjadi dalam perkara aquo adalah Para Penggugat
menggunakan mekanisme yang tidak dikenal dalam sistem hukum
am

ub
Indonesia, sementara sistem hukum Indonesia menyediakan mekanisme
yang dapat digunakan oleh Para Penggugat tanpa perlu menggunakan sistem
ep
maupun mekanisme hukum asing ;
k
ah

11 Berdasarkan dalil dan uraian tersebut diatas maka selayaknya kami mohon
R

si
kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo untuk
menolak gugatan Para Penggugat atau setidak - tidaknya dinyatakan tidak

ne
ng

dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard / NO) ;

do
B Para Penggugat Dalam Menggunakan Mekanisme Citizen Lawsuit atau
gu

Gugatan Warga Negara atau Actio Popularis Dalam Perkara Gugatan


Aquo Tidak Sejalan Dengan Prinsip dan Penerapan Gugatan Citizen
In
A

Lawsuit Pada Umumnya ;


ah

lik

12 Para Penggugat dengan jelas dan tegas mendalilkan bahwa mekanisme yang
digunakan dalam mengajukan gugatan dalam perkara aquo adalah
m

ub

mekanisme gugatan warga negara atau citizen lawsuit atau actio popularis ;
ka

13 Kalaupun Para Penggugat dapat menggunakan mekanisme gugatan warga


ep

negara atau citizen lawsuit atau actio popularis -quod non- Tergugat II
ah

dengan tegas menolak dalil yang diajukan Para Penggugat karena Para
R

Penggugat menyatakan menggunakan mekanisme gugatan warga Negara


es

atau citizen lawsuit atau actio popularis namun dalam perkara aquo Para
M

ng

Halaman 33 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Penggugat telah secara tidak konsisten tidak menerapkan prinsip-prinsip

si
pokok dan karakteristik dari suatu mekanisme gugatan warga negara atau
citizen lawsuit atau actio popularis itu sendiri, yaitu :

ne
ng
a Tergugat dalam citizen lawsuit atau actio popularis adalah
Penyelengga Negara ;

do
gu Jika ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai
Tergugat / Turut Tergugat maka gugatan tersebut menjadi bukan

In
A
Citizen Lawsuit lagi, karena ada unsur warga negara melawan warga
Negara. Gugatan tersebut menjadi gugatan biasa yang tidak bisa
ah

lik
diperiksa dengan mekanisme Citizen Lawsuit ;

b Perbuatan Melawan Hukum yang didalilkan dalam gugatan adalah


am

ub
kelalaian Penyelenggara Negara dalam pemenuhan hak - hak warga
negara. Dalam hal ini harus diuraikan bentuk kelalaian apa yang telah
ep
dilakukan oleh negara dan hak warga negara apa yang gagal dipenuhi
k

oleh negara. Penggugat harus membuktikan bahwa Negara telah


ah

R
melakukan Perbuatan Melawan Hukum tersebut, sebagaimana gugatan

si
perdata biasa ;

ne
ng

c Penggugat adalah Warga Negara yang bertindak mengatas namakan


warga negara, Penggugat dalam hal ini cukup membuktikan bahwa

do
dirinya adalah warga negara Indonesia. Berbeda dengan class action,
gu

Penggugat harus tidak harus merupakan kelompok warga negara yang


dirugikan secara langsung oleh negara, oleh karena itu Penggugat
In
A

tidak harus membuktikan kerugian materil apa yang telah dideritanya


sebagai dasar gugatan, berbeda dengan gugatan perdata biasa ;
ah

lik

d Dalam prakteknya di Indonesia yang didasarkan pada pengaturan di


beberapa negara common law, Citizen Lawsuit cukup hanya dengan
m

ub

memberikan notifikasi berupa somasi kepada penyelenggara negara ;


ka

e Petitum dalam gugatan tidak boleh meminta adanya ganti rugi materil,
ep

karena kelompok warga negara yang menggugat bukan kelompok


yang dirugikan secara materil dan memiliki kesamaan fakta hukum
ah

sebagaimana gugatan Class Action ;


es
M

ng

34
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
f Petitum gugatan Citizen Lawsuit harus berisi permohonan agar negara

si
mengeluarkan suatu kebijakan yang mengatur umum (Regeling) agar
perbuatan melawan hukum berupa kelalaian dalam pemenuhan hak

ne
ng
warga negara tersebut dimasa yang akan datang tidak terjadi lagi ;

g Petitum gugatan Citizen Lawsuit tidak boleh berisi pembatalan atas

do
gu suatu keputusan Penyelenggara Negara (Keputusan Tata Usaha
Negara) yang bersifat konkrit individual dan final karena hal tersebut

In
A
merupakan kewenangan dari Peradilan TUN ;

h Petitum gugatan Citizen Lawsuit juga tidak boleh memohon


ah

lik
pembatalan atas suatu undang - undang (UU) karena itu merupakan
kewenangan dari Mahkamah Konstitusi (MK). Selain itu Citizen
am

ub
Lawsuit juga tidak boleh meminta pembatalan atas peraturan
perundang - undangan dibawah undang - undang (UU) karena hal
ep
tersebut merupakan kewenangan Mahkamah Agung (MA)
k

sebagaimana kini telah diatur dalam Perma tentang Judicial Review


ah

peraturan perundang - undangan dibawah undang - undang ;


R

si
14 Bahwa kriteria tersebut diatas bersifat kumulatif sehingga untuk

ne
ng

validnya suatu gugatan warga negara atau citizen lawsuit atau actio
popularis harus memenuhi seluruh kriteria tersebut diatas ;

do
gu

15 Bahwa gugatan aquo tidak memenuhi kriteria tersebut diatas sehingga tidak
layak disebut sebagai gugatan warga negara atau citizen lawsuit atau actio
In
popularis, dengan alasan sebagai berikut :
A

a Beberapa pihak (Tergugat I sampai dengan Tergugat IV) bukan


ah

lik

penyelenggara negara ;

b Perbuatan melawan hukum yang didalilkan dalam gugatan aquo


m

ub

adalah kelalaian dalam pemenuhan hak-hak konsumen dalam


hubungan antara konsumen dengan pelaku usaha dan bukan hak - hak
ka

warga negara dalam hubungan antara penyelenggara negara dengan


ep

warga negara ;
ah

c Para Penggugat dalam petitumnya menuntut ganti rugi ;


R

es
M

ng

Halaman 35 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
d Tergugat VI sebelumnya tidak pernah menerima somasi / notifikasi

si
dalam bentuk apapun dari Para Penggugat ;

ne
ng
16 Apabila Para Penggugat hendak menggunakan mekanisme gugatan warga
negara atau citizen lawsuit atau actio popularis, maka seyogyanya prinsip

do
gu dan kriteria gugatan warga negara atau citizen lawsuit atau actio popularis
harus diterapkan secara konsisten dan tidak sepotong - potong ;

In
A
Maka berdasarkan seluruh uraian, dalil, argumen dan bukti hukum diatas,
Tergugat VI dengan ini memohon dengan hormat agar Pengadilan Negeri Medan cq.
ah

lik
Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo untuk menyatakan gugatan
aquo tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard / NO) ;
am

ub
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan Para
Penggugat tersebut, Tergugat VII telah menanggapinya sebagai berikut :
ep
k

1 Bahwa kedudukan Menteri BUMN adalah selaku Rapat Umum Pemegang


ah

Saham (RUPS) untuk BUMN Persero dan selaku Pemilik Modal untuk
R

si
BUMN Perum, hal ini sebagaimana diasebutkan didalam pasal 1 angka 5
UU Nomor : 19 tahun 2003 tentang BUMN (UU Nomor : 19 tahun 2003).

ne
ng

Sementara itu Direksi berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab


penuh atas pengurusan BUMN (pasal 5 ayat (1) dan pasal 5 ayat (2) UU

do
gu

Nomor : 19 tahun 2003). Dengan adanya ketentuan tersebut, maka terlihat


bahwa yang melaksanakan pengurusan atas BUMN sehari - harinya adalah
In
A

Direksi. Mengingat peranan Direksi sebagai pihak yang melakukan


pengurusan atas BUMN sehari - harinya, maka terkait dengan tindakan
ah

lik

dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha Tergugat I s/d Tergugat IV


(penyediaan jasa listrik) merupakan peranan dan kewenangan Direksi,
sehingga tidak tepat apabila Penggugat menggugat Tergugat VII yang tidak
m

ub

memiliki kewenangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan usaha Tergugat I


ka

s/d Tergugat IV (penyediaan jasa listrik) ;


ep

2 Sehubungan dengan hal - hal tersebut diatas, maka gugatan yang diajukan
ah

Penggugat tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak dapat diterima (Niet
R

es

Onvankelijk Verklaard) serta Tergugat tidak dapat dijadikan pihak dalam


M

ng

36
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perkara aquo, dan Tergugat VII harus dikeluarkan sebagai pihak dalam

si
perkara aquo ;

ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan Para
Penggugat tersebut, Tergugat VIII telah menanggapinya sebagai berikut :

do
gu
Gugatan Dalam Bentuk Citizen Lawsuit Tidak Dikenal Dalam Peraturan

In
Perundang - Undangan di Indonesia ;
A
1 Bahwa sebagaimana dalil - dalil Penggugat dalam gugatan, Penggugat
ah

lik
mengajukan gugatan dalam perkara aquo dalam bentuk gugatan Citizen
Lawsuit ;
am

ub
2 Citizen Lawsuit atau gugatan warga Negara terhadap penyelenggara negara
tidak dikenal dalam sistem hukum civil law sebagaimana yang diterapkan di
ep
k

Indonesia dan tidak ada pengaturannya didalam hukum positif di Indonesia ;


ah

R
3 Bahwa didalam hukum positif Indonesia yang sudah ada pengaturannya

si
adalah gugatan class action (Perma Nomor : 1 tahun 2002) dan gugatan

ne
ng

untuk kepentingan umum (Undang - Undang Nomor : 23 tahun 1997 dan


Undang - Undang Nomor : 8 tahun 1999) ;

do
gu

4 Bahwa dapat Tergugat VIII jelaskan, gugatan Citizen Lawsuit lahir di


negara - negara yang menganut sistem hukum Common Law seperti
In
A

Amerika Serika. Gugatan tersebut pada intinya merupakan mekanisme


bagi warga negara untuk menggugat tanggung jawab penyelenggara negara
ah

lik

atas kelalaian dalam memenuhi hak - hak warga negara dimana kelalaian
tersebut didalilkan sebagai perbuatan melawan hukum ;
m

ub

5 Bahwa apabila ditinjau dari hukum acara perdata yang berlaku di Indonesia
dengan sistem Civil Law, dimana hukum acara perdata sebagai hukum
ka

ep

formal mempunyai sifat mengikat baik bagi hakim maupun bagi semua
pihak yang menggunakannya dalam menyelesaikan sengketa melalui
ah

pengadilan ;
R

es
M

ng

Halaman 37 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
6 Berdasarkan hal - hal tersebut diatas maka mekanisme penyelesaian

si
sengketa melalui bentuk Citizen Lawsuit sebagaimana yang
diajukan oleh Penggugat tidak boleh diterima oleh Majelis Hakim. Hal

ne
ng
tersebut dikarenakan mengenai gugatan Citizen Lawsuit tidak
diatur dalam hukum acara perdata di Indonesia sedangkan untuk beracara ke

do
gu Pengadilan harus berdasarkan hukum acara perdata yang berlaku ;

7 Bahwa oleh karena itu seharusnya Para Penggugat menggunakan

In
A
mekanisme gugatan yang sudah ada pengaturannya dalam hukum positif di
Indonesia dan tidak memaksakan diri untuk menyelesaikan suatu sengketa
ah

lik
ke Pengadilan dengan menerapkan hukum acara yang diadopsi dari negara
lain dengan system hukum yang berbeda dan belum ada pengaturannya
am

ub
dalam tata hukum di Indonesia ;

8 Bahwa Tergugat VIII menolak dalil Para Penggugat yang menghubungkan


ep
k

dasar pengajuan gugatan Citizen Lawsuit tersebut sebagai terobosan hukum


ah

untuk mengatasi kesulitan - kesulitan teknis di lembaga peradilan dalam


R

si
upaya penegakkan keadilan ;

ne
ng

9 Bahwa hukum acara perdata merupakan aturan main untuk mengajukan


suatu tuntutan hak atau gugatan mempunyai fungsi yang penting sehingga

do
harus bersifat formal, tidak boleh disimpangi dan bersifat memaksa bagi
gu

semua pihak yang menggunakannya baik hakim maupun para pihak pencari
keadilan termasuk Para Penggugat yang berperkara melalui Pengadilan ;
In
A

10 Bahwa hukum acara perdata atau hukum formal adalah hukum yang
ah

lik

mengatur bagaimana cara melaksanakan hukum perdata material atau


bagaimana caranya melaksanakan tuntutan hak hukum atau peraturan yang
mengatur cara melaksanakan tuntutan hak merupakan suatu aturan main
m

ub

dalam melaksanakan tuntutan hak tersebut, oleh karenanya hukum acara


ka

perdata mempunyai fungsi yang penting sehingga harus bersifat formal,


ep

resmi, strict, fixed, correct, pasti, tidak boleh disimpangi dan bersifat
ah

imperative (memaksa) ;
R

es
M

ng

38
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
11 Hakim harus tunduk serta terikat pada hukum acara perdata dan tidak boleh

si
secara bebas menafsirkannya, apalagi menggunakan atau mengadopsi
lembaga hukum acara Citizen Lawsuit yang berasal dari luar (asing), yang

ne
ng
hingga saat ini tidak ada pengaturannya didalam tata hukum Indonesia.
Karenanya lembaga hukum acara yang berasal dari sistem hukum atau

do
gu Negara asing, sepanjang belum diatur dalam peraturan perundang -
undangan di Indonesia demi kepastian hukum tidak dapat dipaksakan untuk

In
A
diterapkan ;

12 Setiap orang tidak bebas untuk mengajukan gugatan dengan cara yang
ah

lik
dikehendakinya sendiri, melainkan harus sesuai dengan hukum acara yang
berlaku di Indonesia. Hakimlah yang berkuasa dalam menerima, memeriksa
am

ub
dan memutus perkara yang diajukan kepadanya, dengan tunduk pada
peraturan hukum acara yang berlaku dan tidak mengikuti kehendak pencari
ep
keadilan (Penggugat) yang memilih sendiri caranya berperkara dengan
k

mengajukan gugatan dalam bentuk Citizen Lawsuit yang jelas - jelas tanpa
ah

ada dasar hukumnya atau belum ada pengaturannya dalam hukum acara di
R

si
Indonesia ;

ne
ng

13 Bahwa terkait dengan tindakan Penggugat yang memaksakan diri


mengajukan gugatan dalam bentuk Citizen Lawsuit dan dalil Penggugat

do
gu

yang mendalilkan pengajuan gugatan Citizen Lawsuit sebagai bentuk


terobosan hukum, perlu kami sampaikan pendapat Soedikno Mertokusumo
In
yang menyatakan bahwa :
A

a Peraturan hukum acara perdata bersifat imperatif yang berarti


ah

bersifat memaksa, tidak dapat disimpangi dan hakim harus


lik

tunduk ;
m

ub

b Hakim tidak dapat menciptakan peraturan yang mengikat


setiap orang secara umum ;
ka

ep

c Lembaga hukum acara perdata asing sepanjang belum ada


landasan undang - undangnya, demi kepastian hukum tidak
ah

dapat diterapkan. Kebebasan hakim tidaklah mutlak tetapi


R

es
M

ng

Halaman 39 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dibatasi oleh undang - undang, ketertiban umum dan

si
kesusilaan ;

ne
ng
d Penemuan hukum yang sering dikatakan penerobosan tidak
dapat asal saja dilakukan (menerobos) tetapi ada metode atau
aturan permainannya. Majelis Hakim harus tetap taat azas

do
gu dalam hukum acara perdata ;

In
A
14 Bahwa penggunaan hukum acara asing dengan dalih melakukan penemuan
atau penerobosan hukum tidaklah tepat, karena dalam hal ini yang
ah

diterobos adalah hukum acaranya yang sesungguhnya bersifat

lik
mengikat dan tidak boleh disimpangi demi kepastian hukum ;
am

ub
15 Bahwa dengan dalil Penggugat tersebut sesungguhnya Penggugat telah
menyadari bahwa bentuk gugatan Citizen Lawsuit memang tidak diatur
ep
didalam tata hukum Indonesia. Oleh karena itu dengan tidak diaturnya
k

mekanisme bentuk gugatan Citizen Lawsuit dalam tata hukum Indonesia


ah

sebagaimana telah diuraikan diatas, maka sudah sepatutnya apabila


R

si
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara aquo menyatakan
gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima ;

ne
ng

Maka berdasarkan uraian - uraian tersebut diatas, Tergugat VIII memohon

do
gu

kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili
perkara aquo, memutuskan dan menetapkan dengan amar sebagai berikut :
In
A

1 Menyatakan menerima tanggapan Tergugat VIII


untuk seluruhnya ;
ah

lik

2 Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima


(Niet Ontvankelijk Verklaard) ;
m

ub
ka

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan Para


ep

Penggugat tersebut, Tergugat IX telah menanggapinya sebagai berikut :


ah

1 Tentang Citizen Lawsuit Tidak Diatur Dalam Sistem Hukum


R

es

Indonesia ;
M

ng

40
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Bahwa untuk menjadi perhatian dan kelak diharapkan dapat dijadikan dasar
pertimbangan hukum dalam menolak gugatan Para Penggugat dalam

ne
ng
perkara aquo, maka perlu ditegaskan terlebih dahulu bahwasannya Citizen
Lawsuit atau gugatan Warga Negara terhadap penyelenggara negara tidak

do
gu dikenal serta tidak diatur dalam sistem hukum dan perundang - undangan
yang menganut sistem hukum Civil Law sebagaimana diterapkan di

In
Indonesia ;
A
Bahwa Citizen Lawsuit yang diterapkan dinegara Common Law atau di
ah

lik
negara Eropa Continental dikenal dengan istilah Actio Popularis dalam
sejarah penerapannya untuk pertama kalinya diajukan mengenai
am

ub
permasalahan lingkungan, dan jika kemudian bergulir dan diperiksa serta
diadili dalam peradilan negara Indonesia semata - mata hanyalah didasarkan
ep
kepada ketentuan pasal 22 AB yang mengatur tentang Pengadilan tidak
k

boleh menolak perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan tidak ada
ah

hukum yang mengaturnya ;


R

si
Bahwa oleh karena gugatan Citizen Lawsuit tidak dikenal serta tidak diatur

ne
ng

dalam sistem hukum dan perundang - undangan negara Republik Indonesia


dan Perma Nomor : 1 tahun 2002 tentang Hukum Acara Gugatan Kelompok

do
gu

juga tidak mengatur hal gugatan warga Negara terhadap penyelenggara


Negara melalui Citizen Lawsuit, maka tepat dan cukup alasan bagi Majelis
In
Hakim Yang Mulia yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk
A

menolak gugatan aquo atau setidak - tidaknya menyatakan gugatan aquo


tidak dapat diterima dengan segala akibat hukumnya ;
ah

lik

2 Tentang Gugatan Aquo Bertentangan Dengan Karakteristik dan


m

ub

Bentuk Gugatan Citizen Lawsuit ;


ka

Bahwa dalam berbagai literatur yang berkaitan dengan karakteristik dan


ep

bentuk gugatan Citizen Lawsuit dapat diketahui bahwasannya dasar hukum


ah

yang dapat dijadikan sebagai alasan mengajukan gugatan adalah apabila


R

penyelenggara negara dianggap telah melakukan kelalaian dalam memenuhi


es
M

ng

Halaman 41 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hak warga negaranya dan harus diuraikan secara rinci bentuk kelalaian yang

si
dilakukan penyelenggara negara tersebut serta tuntutan (petitum) gugatan
yang dapat diajukan hanyalah terbatas agar negara mengeluarkan suatu

ne
ng
kebijakan yang mengatur umum (regeling) agar kelalaian dalam pemenuhan
hak warga negara tersebut dimasa yang akan datang tidak terjadi lagi ;

do
gu Bahwa selanjutnya dalam gugatan Citizen Lawsuit tidak dibenarkan ada

In
pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai Tergugat atau
A
Turut Tergugat dan tuntutan yang diajukan tidak boleh berisi pembatalan
atas suatu keputusan penyelenggara Negara (Keputusan Tata Usaha Negara)
ah

lik
yang bersifat konkrit, individual dan final dan yang terpenting lagi
Penggugat harus memiliki legalitas standing yang jelas dan harus dibuktikan
am

ub
dihadapan persidangan ;

Bahwa agar Para Penggugat menjadi maklum dan dapat memenuhi secara
ep
k

komprehensif karakteristik dan bentuk gugatan Citizen Lawsuit serta


ah

diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan hukum dalam menolak


R

si
gugatan Para Penggugat aquo, dapatlah disampaikan bahwasannya dalam
gugatan Citizen Lawsuit tidaklah dibolehkan mencampur adukkannya

ne
ng

dengan jenis gugatan lainnya seperti class action ataupun perbuatan


melawan hukum lainnya apalagi mencampur adukkannya dengan gugatan

do
gu

Tata Usaha Negara maupun Judicial Review dan pembatalan undang -


undang melalui Mahkamah Konstitusi dan objek gugatan dari Citizen
In
Lawsuit adalah perbuatan melawan hukum negara dan tidak dibenarkan jika
A

ada pihak lain (individu atau badan hukum) yang ditarik sebagai Tergugat
ah

sebagaimana yang terjadi dalam gugatan ini ;


lik

Bahwa berdasarkan fakta gugatan dapat diketahui bahwa peristiwa hukum


m

ub

yang menjadi dasar gugatan bukanlah mengenai tanggung jawab


penyelenggara negara atas kelalaiannya memenuhi hak - hak Para
ka

ep

Penggugat sebagai warga negara dan yang dituntut bukanlah mengenai


tanggung jawab penyelenggara negara atas kelalaiannya dalam memenuhi
ah

hak - hak Para Penggugat sebagai warga Negara dan agar Tergugat I sampai
R

es

dengan Tergugat IX atas nama Negara dihukum untuk mengeluarkan suatu


M

ng

42
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
kebijakan yang bersifat umum (regeling), melainkan yang menjadi dasar

si
gugatan adalah keberatan Para Penggugat yang mengaku selaku konsumen
jasa kelistrikan yang merasa keberatan atas pemadaman listrik lebih kurang

ne
ng
4 (empat) jam perhari sehingga Para Penggugat menuntut kompensasi
sebesar 10 % dari kewajiban listrik bulanan dan tuntutan lainnya baik dalam

do
gu permohonan provisi maupun petitum tanpa mampu menguraikan secara
rinci kelalaian yang dilakukan penyelenggara negara tersebut serta tuntutan

In
A
(petitum) gugatan yang diajukan ternyata tidak hanya terbatas agar negara
mengeluarkan suatu kebijakan yang mengatur umum (regeling) agar
ah

lik
kelalaian dalam pemenuhan hak warga negara tersebut dimasa yang akan
datang tidak terjadi lagi, melainkan yang dituntut adalah hal-hal yang
menyimpang dari sifat dan karakteristik gugatan Citizen Lawsuit
am

ub
sebagaimana diuraikan diatas ; ep
Bahwa dengan demikian gugatan aquo tidak dapat diajukan melalui gugatan
k

Citizen Lawsuit, namun jika seandainya Para Penggugat berkeberatan


ah

dengan pemadaman yang dilakukan oleh Tergugat I, II, III dan IV selaku
R

si
Badan Hukum Perseroan Terbatas yang menyelenggarakan usaha penyedia

ne
ng

ketenagalistrikan untuk kepentingan umum tersebut seyogyanya diajukan


melalui gugatan kelompok (class action) atau gugatan perdata biasa ;

do
gu

Bahwa apalagi berdasarkan identitas Tergugat I, II, III dan IV telah sangat
jelas diketahui bahwasannya yang diajukan sebagai pihak dalam perkara ini
In
adalah Perseroan Terbatas yang berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 1
A

Undang - Undang Nomor : 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


ah

adalah merupakan badan hukum yang berdasarkan karakteristik dan bentuk


lik

gugatan Citizen Lawsuit yang tidak membenarkan pribadi atau badan


hukum sebagai pihak Tergugat sebab yang digugat hanyalah penyelenggara
m

ub

negara belaka dengan tuntutan agar negara mengeluarkan suatu kebijakan


ka

yang mengatur umum (regeling) agar kelalaian dalam pemenuhan hak


ep

warga negara tersebut dimasa yang akan datang tidak terjadi lagi ;
ah

Bahwa dari fakta diatas jelaslah gugatan aquo bertentangan dengan


R

es

karakteristik dan bentuk gugatan Citizen Lawsuit dari dan oleh karenanya
M

ng

Halaman 43 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
gugatan aquo haruslah dinyatakan tidak dapat diterima dengan segala akibat

si
hukumnya ;

ne
ng

Bahwa berdasarkan uraian - uraian Tanggapan Tergugat IX terhadap gugatan
Citizen Lawsuit yang diuraikan diatas, maka Tergugat IX dengan hormat memohon

do
gu
kepada Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa dan
mengadili perkara ini pada tingkat pertama sebelum memeriksa pokok perkara agar
berkenan memberikan Penetapan atau Putusan Sela (Pendahuluan) yang

In
A
amarnya berbunyi sebagai berikut :
ah

lik
MENGADILI:

1 Menyatakan Citizen Lawsuit tidak dikenal dan tidak diatur dalam system
am

ub
hukum dan peraturan perundang - undangan Republik Indonesia ;
ep
2 Menyatakan gugatan aquo bertentangan dengan bentuk dan karakteristik
k

Citizen Lawsuit ;
ah

si
3 Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke
Verklaard) ;

ne
ng

4 Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam

do
perkara ini ;
gu

Atau :
In
A

Bilamana Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex
Aequo et Bono) ;
ah

lik

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka segala


m

ub

sesuatu yang terjadi dipersidangan sebagaimana tercantum dalam berita acara


persidangan, haruslah dianggap termasuk dan merupakan dalam bagian yang tidak
ka

ep

terpisahkan dengan putusan ini ;


ah

es

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA


M

ng

44
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
R

si
Menimbang, bahwa maksud, tujuan dan bentuk gugatan Para Penggugat adalah

ne
sebagaimana tersebut diatas ;

ng
Menimbang, bahwa sebelumnya terlebih dahulu akan dipertimbangkan

do
gu
mengenai Para Penggugat yang dalam hal ini diwakili oleh Para Advokat Persaudaraan
Advokat Konsumen (PERAK) berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 12 Juli

In
2013. Bahwa Arianto Tambunan sebagai Penggugat dengan nomor urut 4 (empat),
A
tidak mampu dibuktikan oleh kuasa hukumnya sebagai Warga Negara Indonesia,
karena Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang merupakan bukti yang sah sebagai
ah

lik
penduduk dan warga negara tidak pernah mampu diajukan oleh kuasanya. Dalam
persidangan yang diajukan bukanlah KTP Arianto Tambunan, akan tetapi KTP
am

ub
seseorang bernama Mhd. Ariyanto Tambunan, sehingga dengan demikian, Penggugat
Arianto Tambunan haruslah dinyatakan tidak berkwalitas sebagai pihak Penggugat
ep
dalam perkara ini ;
k
ah

Menimbang, bahwa sebagaimana diketahui prosedur penyelesaian atau acara


R

si
pemeriksaan terhadap gugatan Citizen Lawsuit Para Penggugat, tidak dikenal dalam
sistem hukum Civil Law yang dianut oleh Indonesia, sehingga pengaturannya tidak

ne
ng

atau belum diatur dalam Hukum Acara Perdata yang berlaku, baik di dalam R.Bg dan
HIR, maupun dalam RV. Demikian juga dengan peraturan perundang - undangan

do
gu

lainnya Citizen Lawsuit tidak ada aturannya sama sekali, karena Citizen Lawsuit
pertama kali dikenal, berkembang dan berlaku di Amerika Serikat, Australia dan India,
In
yaitu Negara - negara yang menganut sistem hukum Common Law, terutama sekali di
A

bidang hukum lingkungan ;


ah

lik

Menimbang, bahwa namun demikian dengan mengacu kepada Undang -


Undang Nomor : 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang telah
m

ub

menegaskan bahwa pengadilan tidak boleh menolak perkara yang diajukan kepadanya
dengan alasan tidak ada hukum yang mengaturnya. Sehingga dengan demikian Majelis
ka

dalam menyelesaikan gugatan a quo, akan berpedoman kepada praktik peradilan


ep

sebagaimana ketentuan pasal 5 ayat (1) dan 10 ayat (1) Undang - Undang Nomor 48
ah

tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang dengan tegas menyatakan Hakim
R

tidak boleh menolak perkara dengan dalih hukumnya tidak ada atau tidak jelas, dan
es
M

ng

Halaman 45 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan

si
memahami nilai - nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.

ne
ng
Hal ini berarti ketentuan tersebut mengamanatkan bahwa hakim harus terus menerus
mempelajari, mengikuti dan mengakui perkembangan hukum yang ada di tengah
masyarakat sebagai sumber hukum dalam pengambilan keputusan atas perkara konkrit

do
gu
yang sedang ditanganinya, dengan kata lain dari hukum yang hidup dalam masyarakat
tersebut, hakim harus dapat membentuk hukum baru guna memenuhi kebutuhan

In
A
masyarakat itu sendiri, sehingga dengan demikian penegakan hukum dan keadilan
dapat tercapai ;
ah

lik
Menimbang, bahwa oleh karena penerapan prosedur gugatan Hak Gugat Warga
Negara (Citizen Lawsuit) belum diatur dalam Hukum Acara Perdata, majelis akan
am

ub
mempedomani pemeriksaan perkara ini dengan mengacu kepada R.Bg / HIR, PERMA
Nomor : 01 tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok, pendapat Para
ep
Ahli dan Praktik Peradilan dinegara lain yang telah lama menerapkan sistem dan atau
k

prosedur gugatan Citizen Lawsuit sebagai perbandingan, khususnya Negara -


ah

R
negara yang menganut sistem hukum Common Law, sedangkan hal demikian

si
tidak dikenal di negara yang sistem hukumnya menganut Civil Law yang

ne
ng

biasanya lebih mengenal Actio Popularis sebagai padanannya ;

Menimbang, bahwa di Amerika Serikat pengakuan terhadap prosedur gugatan

do
gu

Citizen Lawsuit, juga berawal dari pengajuan perkara ke pengadilan, kemudian dimuat
dalam peraturan perundangan pertama kalinya pada tahun 1970, yang menjamin setiap
In
orang dapat menuntut pemerintah di Pengadilan untuk menjalankan kewajiban yang
A

diperintahkan oleh undang - undang. Sedangkan di Australia, prosedur Citizen Lawsuit


ah

dibatasi hanya kepada pemulihan lingkungan atau pembatasan dari kerusakan


lik

lingkungan hidup (remedy or restrain). Adanya standing ini adalah didasarkan kepada
dua faktor yaitu perlindungan kepentingan masyarakat luas dan faktor penguasaan
m

ub

sumber daya alam atau sector - sektor yang memiliki dimensi publik. Sementara di
India, warga negara yang menjadi Penggugat dalam Citizen Lawsuit tidak perlu
ka

ep

membuktikan adanya kerugian langsung yang bersifat riil dan nyata. Mahkamah Agung
India dalam perkara gugatan Citizen Lawsuit antara S.H. Gupta melawan Union of
ah

India AIR pada tahun 1982, telah menegaskan bahwa setiap anggota masyarakat
es

siapapun juga dapat mengajukan gugatan apabila :


M

ng

46
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
1 Terjadi suatu kesalahan hukum atau kerugian hukum yang disebabkan oleh

si
karena adanya suatu pelanggaran terhadap konsitusi atau pelanggaran atas hak
hukum tertentu atau perbuatan lain yang bersifat menghukum ;

ne
ng
2 Terjadinya suatu kesalahan hukum atau perbuatan pembebanan hukum yang
dilakukan tanpa otorita hukum ;

do
gu 3 Seseorang atau kelompok masyarakat (klas) tertentu karena alasan kemiskinan,
ketidak berdayaan, atau kecacatan atau jika secara ekonomi maupun sosial

In
A
berada dalam posisi merugikan tidak memiliki kemampuan untuk mengajukan
ke pengadilan ;
ah

lik
Menimbang, bahwa untuk praktik di Indonasiia sendiri, hal prosedur gugatan
am

ub
Citizen Lawsuit baru dikenal sejak didaftarkannya pertama kali di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat pada tahun 2003 dalam kasus gugatan Citizen Lawsuit atas nama Munir
cs atas Penelantaran Negara terhadap TKI Migran yang dideportasi di Nunukan.
ep
k

Walaupun gugatan tersebut akhirnya tidak berhasil dimenangkan oleh Munir cs, namun
ah

berdampak besar dengan keluarnya Undang - Undang Nomor : 39 tahun 2004 tentang
R

si
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indoensia. Setelah itu muncul gugatan
Citizen Lawsuit yang cukup fenomenal yang dikabulkan untuk sebagian atas gugatan

ne
ng

yang diajukan oleh LBH Jakarta terhadap Penyelenggaraan Ujian Nasional pada tahun
2007. Bahwa dengan adanya perkara - perkara tersebut, masyarakat mulai dapat

do
gu

menerima prosedur gugatan Citizen Lawsuit sebagai mekanisme bagi Warga Negara
untuk menggugat tanggung jawab Penyelenggara Nagara atas kelalaian dalam
memenuhi hak - hak warga negara telah diterima, kelalaian tersebut biasanya didalilkan
In
A

sebagai Perbuatan Melawan Hukum. Atas kelalaian tersebut, maka negara dihukum
untuk melakukan tindakan tertentu atau mengeluarkan suatu kebijakan yang bersifat
ah

lik

pengaturan umum agar kelalaian tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari ;
m

ub

Menimbang, bahwa pada prinsipnya Citizen Lawsuit adalah suatu hak gugat
warga negara yang pada hakekatnya merupakan akses orang perorangan atau warga
ka

negara untuk kepentingan keseluruhan warga negara atau kepentingan publik, termasuk
ep

mengajukan gugatan di pengadilan guna menuntut agar pemerintah melakukan


ah

penegakan hukum yang diwajibkan kepadanya atau dengan kata lain, Citizen Lawsuit
R

memberikan kekuatan kepada warga negara untuk menggugat pihak tertentu (privat)
es

yang melanggar undang - undang selain kekuatan kepada warga negara untuk
M

ng

Halaman 47 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menggugat negara dan lembaga - lembaga pemerintahan yang melakukan pelanggaran

si
undang - undang atau yang gagal dalam memenuhi kewajibannya dalam pelaksanaan
(implementasi) undang - undang ;

ne
ng
Menimbang, bahwa berdasarkan kepada dasar hukum dan pengertian tersebut,

do
gu
maka dapat disimpulkan bahwa subjek hukum Penggugat adalah warga negara yang
bertindak mengatas namakan warga Negara. Para Penggugat dalam gugatan Citizen
Lawsuit in casu cukup membuktikan bahwa diri mereka adalah warga Negara

In
A
Indonesia, tanpa harus membuktikan mereka adalah kelompok warga Negara yang
dirugikan secara langsung oleh Negara. Sedangkan subjek hukum Tergugat adalah
ah

lik
Penyelenggara Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif,
dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
am

ub
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku, mulai
dari Presiden dan Wakil Presiden sebagai Kepala Negara dan Pemerintahan dan
ep
merupakan pimpinan tertinggi dinegara Republik Indonesia, Menteri, dan terus ke
k

tingkat terbawah kepada pejabat negara dibidang yang dianggap telah melakukan
ah

kelalaian dalam memenuhi hak warga Negara, termasuk Direksi, Komisaris dan pejabat
R

si
struktural pada Badan Usaha Milik Negara, sebagaimana ketentuan Undang - Undang
Nomor : 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari

ne
ng

Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Sehingga dengan demikian Tergugat I s/d Tergugat IV


juga merupakan penyelenggara negara sebagaimana ketentuan perundang - undangan

do
gu

tersebut, dan dapat ditarik sebagai pihak Tergugat dalam perkara Citizen Lawsuit ini ;
In
Menimbang, bahwa pada prinsipnya setiap warga negara tanpa kecuali
A

mempunyai hak membela kepentingan umum, dengan demikian setiap warga Negara
atas nama kepentingan umum (on behalf of the public interest) dapat menggugat negara
ah

lik

atau pemerintah atau siapapun yang melakukan perbuatan melawan hukum yang nyata
- nyata merugikan publik dan merupakan hak asasi manusia untuk mendapatkan
m

ub

keadilan (acces to justice), apabila negara diam dan tidak melakukan tindakan apapun
untuk kepentingan warga negaranya tersebut. Oleh karena Citizen Lawsuit bersifat
ka

ep

memperjuangkan kepentingan publik atau hajat orang banyak dalam hal negara tidak
melaksanakan kewajibannya untuk melindungi, menghormati, menegakkan dan
ah

memajukan hak - hak warga negaranya, sehingga menimbulkan kerugian bagi warga
R

es

negaranya, sedangkan wakil - wakil dari warga negara tersebut yang duduk dilembaga
M

ng

48
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
negara diam atau tidak mampu memperjuangkan kepentingan-kepentingan atau

si
persoalan yang merugikan warga negaranya ;

ne
ng
Menimbang, bahwa sebagaimana gugatannya, baik dalam posita maupun
petitumnya, Para Penggugat merupakan warga Negara Indoensia yang berdomisili di

do
gu
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara telah menuntut agar Tergugat I s/d Tergugat IV
memberikan kompensasi 10 % dari kewajiban listrik bulanan kepada pelanggan jika
terjadi pemadaman lebih dari satu jam. Bahwa tuntutan yang menginginkan agar pihak

In
A
Tergugat membayar sejumlah uang sebagaimana gugatan aquo, tidak dapat dibenarkan,
karena telah menyimpang dari tujuan pengajuan gugatan secara Citizen Lawsuit ini.
ah

lik
Bahwa pada prinsipnya dalam Citizen Law suit, tuntutan warga negara in casu
Penggugat menyangkut dengan kepentingan publik atau kepentingan seluruh warga
am

ub
negara atas pembiaran yang dilakukan oleh negara terhadap hak - hak warga negara
tersebut. Sedangkan pelanggaran hukum yang telah dilakukan oleh negara tersebut,
ep
tidaklah bersifat kerugian riil atau langsung yang harus dipenuhi oleh negara,
k

melainkan bagaimana negara memulihkan kembali kondisi atau keadaan yang


ah

merugikan masyarakat, yang disebabkan karena pembiaran (omisi) oleh negara


R

si
tersebut. Dengan kata lain tuntutan Penggugat tersebut haruslah berisi permohonan
supaya negara mengeluarkan suatu kebijakan pengaturan umum, agar perbuatan

ne
ng

melawan hukum yang dilakukan negara berupa kelalaian atau pembiaran dalam
pemenuhan hak warga Negara tersebut dimasa yang akan datang tidak terjadi lagi,

do
gu

tanpa tuntutan yang bersifat penggantian kerugian atas sejumlah uang ;


In
Menimbang, bahwa apabila sebuah gugatan yang juga diajukan oleh
A

sekumpulan atau sejumlah orang yang mewakili masyarakat umum dengan tuntutan
sejumlah ganti rugi akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pihak lain,
ah

lik

maka gugatan tersebut bukan lagi merupakan citizen lawsuit, akan tetapi sudah
termasuk kedalam Acara Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action) sebagaimana
m

ub

diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor : 1 tahun 2002 ;


ka

Menimbang, bahwa sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dalam


ep

pertimbangan diatas, bahwa Citizen Lawsuit, merupakan perwujudan akses individu


ah

atau orang perorangan warga negara untuk kepentingan keseluruhan warga negara atau
R

kepentingan publik, dimana setiap warga Negara dapat melakukan gugatan terhadap
es
M

ng

Halaman 49 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
tindakan atau pembiaran (omisi) oleh Negara terhadap hak - hak warga negara, dengan

si
kata lain penyelenggara negara mulai dari Presiden sampai kepada pejabat negara
dibidang yang dianggap telah melakukan kelalaian dalam memenuhi hak warga negara

ne
ng
dapat dituntut agar melakukan penegakan hukum yang diwajibkan kepadanya untuk
memulihkan kerugian publik yang terjadi, baik langsung maupun tidak langsung ;

do
gu Menimbang, bahwa dengan mengajukan tuntutannya berupa pemberian
kompensasi kepada pelanggan, berarti Penggugat tidak konsisten dengan gugatannya

In
A
dengan masuk kedalam acara gugatan perwakilan kelompok (Class Action), yang titik
beratnya tentang ganti kerugian kepada seluruh anggota kelompoknya yang juga
ah

lik
merupakan anggota masyarakat atau warga Negara, walaupun sebenarnya dalam
citizen lawsuit juga pembiaran yang dilakukan Negara mengakibatkan kerugian bagi
am

ub
warga Negara, namun kerugian riil atau nyata tersebut dalam bentuk sejumlah uang
bukanlah merupakan tujuan atau prinsip pokok pada citizen lawsuit dari diajukan
ep
gugatan tersebut, akan tetapi lebih menitik beratkan agar supaya negara melalui
k

penyelenggara negaranya segera memulihkan kondisi dan keadaan yang diharapkan


ah

oleh warga Negara dikembalikan kepada keadaan semula atau kondisi yang normal,
R

si
sehingga tujuan dari pembentukan suatu Negara yakni tercapainya kesejahteraan dan
keadailan bagi semua warga Negara dapat tercapai ;

ne
ng

Menimbang, bahwa berdasakan uraian pertimbangan, sehingga dengan alasan

do
gu

tersebut secara hukum gugatan Para Penggugat tidak memenuhi syarat untuk
mengajukan gugatan melalui prosedur Citizen Lawsuit kepada Para Tergugat, karena
Para Penggugat dalam gugatannya telah mengajukan pemberian kompensasi sejumlah
In
A

uang akibat kerugian yang telah dialami Para Penggugat, yang merupakan wilayah
acara gugatan perwakilan kelompok (Class Action), sebagaimana yang telah
ah

lik

dipertimbangkan sebelumnya ;

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut, Majelis berpendapat


m

ub

gugatan Citizen Lawsuit yang diajukan Para Penggugat tidak memenuhi syarat formal,
ka

dan karenanya harus dinyatakan tidak dapat diterima dan selanjutnya majelis tidak
ep

perlu melanjutkan pemeriksaan substansi gugatan Citizen Lawsuit Para Penggugat ;


ah

es
M

ng

50
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat dinyatakan tidak dapat

si
diterima, maka Penggugat haruslah dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini ;

ne
ng
Mengingat dan memperhatikan Undang - Undang Nomor : 48 tahun 2009

do
tentang Kekuasaan Kehakiman, Peraturan Mahkamah Agung RI
gu Nomor : 1 tahun
2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok serta ketentuan perundangan -
undangan lainnya yang bersangkutan ;

In
A
M E N G A D I L I :
ah

lik
Menyatakan gugatan Citizen Lawsuit Para Penggugat tidak dapat diterima ;
am

ub
Menyatakan bahwa pemeriksaan substansi perkara tidak perlu dilanjutkan ;

Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.


ep
k

1.401.000,- (satu juta empat ratus satu ribu rupiah) ;


ah

si
Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim Pengadilan

ne
ng

Negeri Medan pada hari : SELASA, tanggal : 17 DESEMBER 2013 oleh kami :
SURYA PERDAMAIAN, SH, Ketua Pengadilan Negeri Medan sebagai Hakim Ketua
Majelis, BASLIN SINAGA, SH, MH dan INDRA CAHYA, SH, MH, masing - masing

do
gu

sebagai Hakim anggota, putusan mana diucapkan dalam persidangan yang terbuka
untuk umum pada hari dan tanggal tersebut oleh Hakim Ketua Majelis, dengan
In
A

didampingi oleh Hakim - Hakim anggota, dibantu oleh WAHYU PROBO


YULIANTO, SH, MH, Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Medan, dengan dihadiri
ah

lik

oleh Kuasa Para Penggugat, Kuasa Tergugat I, II, III, IV, Kuasa Tergugat VI, Kuasa
Tergugat VIII dan tanpa dihadiri oleh Tergugat V, Tegugat VII, dan Tergugat IX
m

ub

maupun kuasanya.
ka

Hakim - Hakim Anggota, Hakim Ketua Majelis,


ep
ah

es
M

ng

Halaman 51 dari 51 halaman


on

Putusan No. 411/Pdt.G/2013/PN-Mdn


gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
BASLIN SINAGA, SH, MH SURYA PERDAMAIAN, SH

si
ne
ng
INDRA CAHYA, SH, MH

do
gu
Panitera Pengganti,

In
A
ah

lik
WAHYU PROBO YULIANTO, SH, MH
am

ub
ep
k

Perincian Biaya Perkara :


ah

1 Ongkos panggil ..... Rp. 1.390.000,-


R
2 Materai ... Rp. 6.000,-

si
3 Redaksi .. Rp. 5.000,-

ne
ng

Jumlah ... Rp. 1.401.000,-


(Terbilang : Satu juta empat ratus satu ribu rupiah).

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

52
on
gu

d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Anda mungkin juga menyukai