Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Karsinoma prostat adalah kanker yang terbentuk di jaringan prostat
(kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki ditemukan di bawah kandung kemih
dan di depan rektum). Kanker prostat biasanya terjadi pada pria yang lebih tua.
Karsinoma prostat merupakan keganasan yang terbanyak di antara keganasan
sistem urogenitalia pria.1
2.2. Epidemiologi
Berdasarkan data WHO pada trahun 1998 ada 56 ribu kasus kematian di
Eropa yang diakibatkan oleh kanker prostat. Pada waktu itu belum ada strategi
tindakan preventif, sehingga banyaknya jumlah penderita yang akhirnya
meninggal.
Tumor ini menyerang pasien yang berumur di atas 50 tahun, diantaranya
30% menyerang pria berusia 70-80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80 tahun.
Kanker ini jarang menyerang pria berusia di bawah 45 tahun.1
Hal tersebut ditunjukkan dengan perbandingan bahwa 1 dari 9 pada kulit
hitam di Amerika Utara akan menderita kanker prostate, sedangkan pada kulit
putih di Amerika Utara hanya 1 dari 11 orang akan mengidap kanker prostate.
Sedangkan di Asia sendiri masih terhitung rendah. Di Indonesia data di bagian
Sub bagian Urologi, Bagian bedah FKUI, selama periode 1995-1998 ditemukan
data-data 17 kasus per tahun. Data dari 13 Fakultas Kedokteran Negeri di
Indonesia kanker prostat termasuk dalam 10 penyakit keganasan tersering pada
pria dan menduduki peringkat ke 2 setelah kanker buli-buli (kandung kemih).2
Prostat membentuk tiga buah lobi, yakni dua buah lobus lateralis dan
sebuah lobus medius. Kedua lobus lateralis dihubungkan satu dengan yang lain
disebelah ventral urethra oleh isthmus prostatae yang tidak tampak dari luar.
Lobus medius mempunyai ukuran yang bervariasi, terletak menonjol kedalam
urethra pars kranialis pada permukaan posterior dan menyebabkan terbentuknya
uvula vesicae. Hipertrophi lobus medius dapat menghalangi pengeluaran urin.3
Dalam jaringan prostate, yang nampak alveoli kelenjar adalah banyak
tubulus terminal kelenjar tubulo alveolar bercabang, irregular dan kecil-kecil.
Alveoli ukurannya bermacam-macam, lumen lebar dan jelas irregular pada alveoli
yang lebih besar dan epitel berbeda-beda. Kelenjar terbenam dalam stroma
4
fibromuskular yang nyata, untaian muscular polos berjalan dalam berbagai arah
bersama-sama dengan serat-serat kolagen dan jala-jala elastin halus. Urethra pars
prostatika nampak sebagai bentuk susunan bulan sabit dengan cekungan kecil
sepanjang lumen, terlebih nyata pada resesus/lekuk urethra. Epitel umumnya
epitel transisional, stroma fibromuskular prostate mengelilingi uretra. Kolikulus
seminalis suatu taju stroma fibromuskular padat tanpa kelenjar, menonjol ke
dalam lumen urethra, memberikan bentuk bulan sabit. Utrikulus prostatikus
terletak dalam masa kolikulus seringkali ujung distal melebar, sebelum masuk
kedalam urethra. Duktus ejakulatorius menembus prostate, berjalan disamping
utrikulus dan akhirnya bermuara dalam urethra.4
Kelenjar prostate menyekresi cairan encer, seperti susu yang mengandung
ion sitrat, kalsium, ion fosfat, enzim pembeku dan profibrinolisin. Selama
pengisian, sampai kelenjar prostate berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas
deferens sehingga cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar
prostate menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit basa dari
cairan prostate mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasi ovum.5
Mc Neal yang banyak menulis tentang anatomi prostate mengusulkan
suatu konsep anatomi zonal berdasarkan dari gambaran anatomi dan histology
prostate. Dasar pembagian zonal dari Mc Neal ini dijadikan dasar untuk
menentukan letak dan asal keganasan dari prostate. Menurut Mc Neal prostate
dibagi menjadi yang glandulair yaitu yang berada pada daerah luar yang disebut
zona perifer (perifer zone) dan zona sentral yang kecil (central zone) yang
keduanya kira-kira merupakan 95% dari seluruh kelenjar. Zona transisional
(transitional zone) yang terletak periurethral sekitar verumontanum yang
merupakan hanya 5% dari seluruh volume prostate dan tampaknya bagian ini
yang dapat mengalami hyperplasia dan menimbulkan gejala-gejala pembesaran
prostate jinak sedang keganasan prostate 60 70% berasal dari zona perifer, 10
20% dari zona transisional dan 5 10% dari zona sentral.6
2.4. Etiologi
5
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker prostat. Faktor predisposisi
tesebut antara lain : Genetic, ras, usia, riwayat keluarga, diet tinggi lemak, polusi,
hormonal dan aktivitas seksual.7
Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi dua kali jika
saudara laki lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinan naik menjadi lima
kali jika ayah dan saudaranya jua menderita.1
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang,
daging merah (read meat), dan hati diduga meningkatkan kejadian kanker prostat.
Beberapa nutrisi diduga dapat menurunkan insidens kanker prostat, diantaranya
adalah vitamin A, beta karoten, isoflavon, atau fitoestrogen yang banyak terdapat
pada kedelai, likofen (antioksidan karotenoid yang banyak terdapat pada tomat),
selenium (terdapat pada ikan laut, daging, biji - bijian), dan vitamin E. Kebiasaan
merokok dan paparan bahan kimia kadmium (Cd) yang banyak pada alat listrik
dan baterai berhubungan erat dengan timbulnya kanker prostat.1
2.5. Patofisiologi
Munculnya kanker prostate secara laten pada usia tua banyak terjadi.
Sepuluh persen pria usia enam puluh tahun mempunyai kanker prostate diam
dan tidak bergejala, pertumbuhan dari kanker prostate asimptomatis yang
kebetulan ditemukan lamban sekali.Keganasan prostate 90% biasanya berupa
Adenocarsinoma yang berasal dari kelenjar prostate yang menjadi hipotrofik pada
usia decade kelima sampai ketujuh. Agaknya proses menjadi ganas sudah mulai
pada jaringan prostate yang masih muda. Karsinoma prostate paling sering terjadi
pada zona perifer (75%).8
Dengan berkembangnya tumor dapat terjadi perluasan langsung ke
urethra, leher kandung kemih, dan vesikula seminalis. Karsinoma prostate dapat
juga menyebar melalui jalur limfatik dan hematogen. Secara berturut tempat yang
paling sering dari metastasis melalui jalur hematogen melalui v.vertebralis adalah
ke tulang-tulang pelvis, vertebra lumbalis, femur, vertebra torasika, dan kosta.
Metastasis ini lebih sering osteoklastik (menyerap tulang) daripada osteoblastik
(membentuk tulang). Pada osteokalstik jaringan tulang diganti jaringan tumor oleh
6
2.7. Diagnosis
Diagnosis kanker prostate ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisis dan
laboratorium. Sebelum melakukan pemeriksaan sebaiknya ditanyakan mengenai
riwayat, riwayat penyakit kanker dalam keluarga dan gejala-gejala yang dialami,
khususnya yang penyakit berhubungan dengan berkemih. Berdasarkan anamnesis
tersebut barulah dianjurkan pemeriksaan yang akan dilakukan sebagaimana yang
akan dijelaskan dibawah ini. Berdasarkan dari ketentuan dari perhimpunan ahli
7
kanker amerika, dua dari pemeriksaan tersebut, yaitu digital rectal examination
(DRE) dan pemeriksaan prostate-antigen spesifik (PSA), dianjurkan untuk pasien
lebih dari 45 tahun dan memiliki perkiraan masa hidup kurang dari 10 tahun, serta
usia lebih dari 45 tahun yang termasuk dalam resiko tinggi.12
A. Digital Rectal Examination (DRE)
Karena bentuk prostate berada didepan rectum, maka memudahkan kita
untuk menyentuh prostate dengan memasukkan jari lewat rectum. Palpasi prostate
merupakan pemeriksaan yang mudah , murah tapi terbaik untuk mendeteksi
semua stadium penyakit selain stadium A. Adapun yang dapat dinilai dalam
melakukan pemeriksaan ini tonus sfingther ani dan refleks BCR, menilai apakah
ada massa dalam lumen rectum serta menilai keadaan prostate. DRE pada
penderita kanker prostate akan menunjukkan adanya pembesaran prostate dengan
konsistensi keras, padat, noduler, irregular, permukaan yang tidak rata, atau
asimetris.10,11,12
B. Prostat Spesifik Antigen (PSA) test
Peningkatan insidens kanker prostat yang pesat dalam dekade terakhir
tidak lepas dari digunakannya PSA sebagai modalitas diagnostik. Walaupun tidak
merupakan petanda tumor spesifik untuk keganasan prostat, bila nilai PSA >4
ng/ml, yaitu nilai yang dipakai sebagai batas normal, umumnya akan dilakukan
biopsi prostat sekalipun tidak ditemukan kelainan pada colok dubur.
Untuk keganasan prostate dikenal petanda tumor yaitu fosfatase asam prostate
(prostate acid phosphatase = PAP) dan antigen khas prostate (prostate specific
antigen = PSA) yang sensivitasnya tinggi dan spesifisitasnya tidak terlalu tinggi,
tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan PAP.8,12
Peningkatan kadar antigen spesifik prostate (PSA) dalam serum adalah
pemeriksaan paling peka untuk mendeteksi kanker prostate secara dini. Kadar
PSA mungkin meningkat pada penyakit local, sedangkan peningkatan kadar
fosfatase asam biasanya mengisyaratkan kelainan ekstraprostate. Setelah
diagnosis dan pengobatan, penilaian respon paling baik dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan berkala PSA maupun fosfatase asam.9,10,12
C. Transrectal Ultrasound (TRUS)
8
pasien dengan penyakit local. Suatu tehnik yang biasa disebut dengan IMRT
(Intensity Modulated Radiation Therapy) dapat digunakan untuk menunjang
External-Beam radiasi yang disesuaikan dengan ukuran tumor, diberikan dengan
dosis tinggi pada prostate dan vesikula seminalis dengan sedikit merusak kandung
kemih dan rectum. Radioterapi ini biasanya diberiukan selama 6-7 minggu, 5 hari
dalam seminggu. Dosis dapat ditingkatkan dengan menggunakan suatu cara
tertentu, tetapi efeknya terhadap angka kelangsungan hidup tidak diketahui. Untuk
pasien dengan penyakit-penyakit local (T3 T4) tambahan gocerelin (zoladex)
agonis LhRH menunjukkan adanya peningkatan sebagaimana rata-rata angka
kelangsungan hidup yang ada. Keuntungan dari radio terapi jenis ini adalah
mudah pelaksanaannya dan masih tergolong aman. Kerugiannya adalah memiliki
resiko menimbulkan rekurensi maupun pertumbuhan local, biaya dan resiko
timbulnya komplikasi. Komplikasi umumnya disebabkan oleh radiasi yang
mengenai jaringan yang normal seperti kandung kemih. Disamping itu efek
samping lainnya adalah impotensi, inkontinensia, cystitis dan prostitis.14,15,17
b. Brachy terapi
Brachy terapi untuk kanker prostat menggunakan Seeds yaitu suatu
lempeng radioaktif yang kecil yang mengandung bahan radioaktif (seperti iodin-
125 atau Paladium-103) yang ditanamkan pada tumor dengan bantuan transrectal
ultrasound (TRUS). Jika Seeds yang ditanamkan tadi telah mencapai dosis
homogen terhadap prostat maka memungkinkan dilakukannya radiotherapi.
Keuntungan dari cara radiotherapi ini adalah mudah dalam penempatannya dan
memiliki masa terapi yang singkat. Kerugiannya memiliki biaya yang besar,
menimbulkan impotensi, rekurensi, inkontinensia (umumnya pada pasien yang
telah menjalani reseksi prostat) dan pergeseran atau migrasi kekandung kemih
atau sirkulasi, contohnya keparu-paru.
Radioterapi umumnya diberikan pada kanker stadium dini dan biasanya
juga pada stadium lanjut untuk mencegah metastasis ketulang, radioterapi dapat
dikombinasikan dengan terapi hormon pada penyakit dengan resiko sedang,
dimana radioterapi saja tidak cukup untuk mengatasi kanker itu. Beberapa ahli
onkologi mengkombinasikan external-beam radiasi dan brachy terapi untuk
14
kelompok resiko sedang sampai tinggi. Pada salah satu penelitian ditemukan
bahwa kombinasi terapi supresi androgen yang dikombinasikan dengan external-
beam radiasi selama 6 bulan dapat memperbaiki angka kelangsungan hidup pasien
jika dibandingkan dengan radioterapi saja pada pasien kanker prostat yang
terlokalisir. Dapat pula digunakan kombinasi dari external-beam radiasi, brachy
terapi dan terapi hormon. Umumnya radioterapi diberikan apabila kanker sudah
sampai menekan medula spinalis atau kadangkala setelah dilakukan pembedahan
seperti pada kanker yang ditemukan di vesikula semilunaris, limfonodus, diluar
kapsul prostat atau daerah yang dibiopsi. Radioterapi biasa dibeikan pada pasien
yang memiliki kendala medis sehingga susah untuk dilakukan pembedahan.
Radioterapi juga terbukti lebih baik dalam mengobati kanker ang kecil jika
dibandingkan dengan pembedahan. 14,15,17
IV. Operatif
Tehnik operatif untuk penanganan kanker prostat terdiri atas dua cara :
1. Prostatectomy radikal
prostatectomy radikal adalah suatu tehnik pembedahan dengan cara
mengangkat seluruh prostat. Cara ini di indikasikan untuk kanker yang hanya
mengenai prostat dan tidak menginvasi kapsula prostat, limfonodus dan organ lain
disekitarnya. Terdapat tiga cara pelaksanaan radical prostatectomy yaitu radical
retropubik prostatectomy dengan cara melakukan insisi abdomen. Sedangkan
yang kedua yaitu radikal perineal prostatectomy,dengan melakukan prostatectomy
yaitu : prostate yang terkena, vesikula seminalis dan ampula dari vasdeferens
diangkat seluruhnya, sedangkan kandung kemih dibiarkan tetap berhubungan
dengan membrane urethra untuk membiarkan terjadinya berkemih. Dan yang
ketiga cara radikal suprapubik prostatectomy. Prostatectomy radikal dapat
dikombinasikan dengan radioterapi pada kanker prostate yang letaknya hanya
pada daerah prostate. Hal ini akan memberikan hasil yang baik karena kanker
belum bermetastasis. Komplikasi dari cara ini antara lain inkontinensia urine dan
impotensi.14,15,16,17
Radikal retro-pubik prostatectomy18
15
nerovaskuler dan pleksus pelvik pada daerah lateral dari vesikel untuk
mencegah terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan.
Lakukan retraksi vesikel dan ampulla vasdeferens serta lakukan diseksi untuk
membebaskannya dari kandung kemih menggunakan elektro cauter. Diseksi
dilakukan dari ujung fascia viceralis kandung kemih yang tegak lurus dengan
fascia denonfilier posterior.
Angkat serat-serat sirkuler dari kandung kemih dan keluarkan spesimen-
spesimen yang terdapat didalamnya. Lakukan hal itu dengan hati-hati
sehingga tidak perlu dilakukan ekstensi leher kandung kemih. Lakukan
jahitan menggunakan monocryl 3,0 untuk memperbaiki leher kandung kemih.
Mulai jahitan pada arah jam tujuh dan lakukan sampai mukosa kandung
kemih menyatuh dengan fascia parietal
Akhiri jahitan pada arah jam 5 dan lakukan jahitan pada daerah fascia
viceralis kandung kemih tepat pada arah jam 5 dan jam 7. lakukan
anastomose vesiko urethral direck menggunakan 6 jahitan (menggunakan
monocryl 2,0).
Radikal perineal prostatectomy19
Pasien diposisikan pada posisi litotomi posisi tinggi. Bantal Lioy-Allen atau
pijakan yellowfin digunakan untuk menopang kedua kaki. Suatu gel setebal 6
inci (misalnya jelly guling) ditempatkan dibawah sakrum. Diperlukan
penanganan khusus agar kedua kaki tertopang dengan baik dan mencegah
agar pinggul tidak bergerak. Adanya tambahan tekanan pada saat melakukan
posisi tersebut akan menimbulkan neuropraxia sciatic atau memperlancar
sirkulasi ke ekstremitas bawah dan abdomen bagian bawah. Rhabdomyolisis
dapat terjadi namun jarang ditemukan dan biasanya berhubungan dengan
waktu operasi yang lama dan kesalahan dalam memposisikan pasien.
Resection trans urethral OConnor-Sullivan ditempatkan pada rectum dengan
bantuan jari untuk memudahkan melakukan palpasi prostat dan dinding
rectum selama operasi. Suatu traktor Lowsley ditempatkan sepanjang urethra
sampai kekandung kemih, dan syapnya dibuka untuk memudahkan dalam
memindahkan prostat ke lapangan operasi.
17
gleason kurang dari atau sama dengan 6 biasanya mendapat pembukaan saraf.
Pembukaan saraf dibagian unilateral dilakukan apabila saraf-saraf dibagian
kontralateral mendapat metastase dari kanker. Apponeorosis Denonvillier
diinsisi secara transversal dari bagian medial salah satu vesikasemilunaris
sampai kebatas medial vesika semilunaris lainnya. Pengguntungan dilakukan
didaerah ini sampai ampulla dan vesika semilunalis terlihat. Salah satu
vasdeferens di diseksi dan diangkat kira-kira 5 am dari prostat dan kemudian
dilektkan dengan menggunakan bantuan alat ligasur. Vasdeferens lainnya
mendapat perlakuan yang sama. Vesika semilunalis diangkat menggunakan
forceps dan ditarik kearah medial. Apponeurosis Denonviller digunting
kearah lateral untuk melihat bagian lateral. Pengguntingan dilakukan dibagian
lateral dari vesika semilunaris sampai mencapai pembuluh darah dibagian
tersebut. Pembuluh-pembuluh darah tersebut disatukan menggunakan ligasur.
Leher posterior kandung kemih didorong kearah basis prostat menggunakan
disector Kuthnner.
Pada kasus pembukaan saraf, appneorosis Denonvillier diinsisi dari lateral ke
midline, tepat diatas medial vesika semilunaris yang ipsilateral kedaerah
midline diatas dari apex, dan kembali lagi kedaerah medial dari vesika
semilunaris yang kontralateral (berbentuk U terbalik). Dengan menggunakan
seksi tajam fascia dan nervus cavernosum dimobilisasi kearah lateral dari
bagian lateral prostat. Dibentuk ruangan antara prostat dengan lapisan
apponeurosis Denonvillier yang memiliki nervus cavernosum. Daerah
tersebut dibentuk sekitar bagian lateral dari prostat mulai dari apex sampai
vesika semilunaris. Percabangan dari nervus yang masuk keprostat dibagian
apex dan basis dipisahkan untuk mencegah terjadinya trauma dibagan
tersebut. Nervus cavernosum dimobilisasi kedaerah lateral menjauhi basis
prostat, meninggalkan pediculus vaskuler dan basis prostat. Pediculus
vaskuler dan basis prostat disatukan dengan ligasur, untuk mencegah
terjadinya traksi trauma. Cari prostatovesikularis dan pisahkan dari daerah
posterior dibagian lateral dan anterior dari ligamentum puboprostaticum.
Penanganan ini bertujuan mencegh terjadinya trauma pada saraf ketika
19
2.9. Komplikasi17,18,19,20
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari pemberian terapi baik
dengan menggunakan radiasi maupun pembedahan berupa :
- Gangguan ereksi (impotensi)
- Perdarahan post operasi
- Anastomosi striktur pada perineal prostatectomy
- Urocutaneus fistula (perineal prostatectomy)
2.10. Prognosis
Harapan hidup untuk penderita kanker prostat berhubungan dengan
stadium penyakit :Stadium A 87 %, Stadium B 81%, Stadium C 64%, stadium D
30%.22
27
BAB III
LAPORAN KASUS
3.2 Subjektif
1. Keluhan Utama
Kencing berwarna merah
28
3.3 Objective
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Composmetis
Vital sign
Tensi : 100/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,7 C
Status generalis
Kepala
Mata : anemis (+), tidak ikterik.
Telinga: Tidak ada secret, tidak ada darah.
Hidung : Tidak ada secret, tidak ada darah.
Bibir : Tidak sianotik.
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorax
Cor : Inspeksi ictus cordis tidak tampak
Palpasi ictus cordis teraba
Perkusi redup di ICS IV PSL sinistra dan ICS V
MCL dextra.
Auskultasi S1S2 tunggal
Pulmo : Inspeksi simetris, ketertinggalan gerak (-)
Palpasi fremitus raba (+/+)
Perkusi sonor
29
Status Lokalis
Regio flank dextra et sinistra :
nyeri (-) Massa (-)
Regio Suprapubik:
Massa (+), konsistensi keras, immobile, nyeri
tekan (+)
Regio Penis :
Nyeri (-) massa (-) Darah (-)
RT : TSA (+), Mukosa licin, massa (-), Pul atas teraba, Sulcus mediana
datar, sulcus lateralis cekung, refleks bulbocavernosus (+), Konistensi
prostat padat, keras, berdungkul - dungkul
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 7 Juli 2014
3.5 Assesment
Gross Hematuria e.c susp ca prostat
3.6 Planning
Infus RL 2000cc/24jam
Injeksi Cefotaxime 3x1 gram
Injeksi Ketorolac 3x1
Injeksi Asam Tranexamat 3x50 mg
Transfusi PRC 1 kolf/hari
3.7 Follow Up
Tanggal 11 Juli 2014
Dilakukan pemeriksaan USG Urologi, dengan kesan Ca Prostat. Renal
dextra et sinistra dalam batas normal
31
Kesadaran : Composmentis
Vital sign
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 74 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
Status generalis
Kepala/Leher : a/i/c/d -/-/-/-
Thorax : cor S1S2 Tunggal
Pulmo Vesiculer +/+, Rh-/-, Wh -/-
Abdomen : flat, BU (+), timpani, soepel
Extremitas : Akral hangat (+) pada keempat extrimitas
Odem (-) pada keempat extrimitas
Status Lokalis
Regio Suprapubik : Nyeri (+) Massa (+)
A) Gross hematuri e.c Ca prostat
P) Infus RL 2000 cc/24jam
Injeksi Cefotaxime 3x1 gr
Injeksi Asam Tranexamat 3x50 mg
Daftar Pustaka