Abstrak
Telah dilakukan eksperimen yang berjudul Suhu dan Kalor yang bertujuan untuk memahami
hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T), untuk memahami hubungan antara
massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q), untuk merumuskan persamaan kalor (Q), dan untuk menentukan
kalor lebur es. Dalam praktikum ini ada tiga kegiatan yang dilakukan, yang pertama yaitu hubungan
antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu dengan memanipulasi lama pemanasan sehingga dapat dilihat
bahwa lama pemanasan (jumlah kalor) berbanding lurus dengan kenaikan suhu. Kegiatan kedua yaitu
hubungan antara massa zat dengan jumlah kalor, dengan memanipulasi volume air yang akan
diguanakan dan mengukur suhu airnya dengan menentukan suhu acauan dan kenaikan suhu yang
digunakan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa massa zat berbanding lurus dengan jumlah kalor.
Kegiatan ketiga yaitu menentukan kalor lebur es dengan menghitung kalor pada setiap keadaan. Dari
analisis data yang telah dibuat, didapatkan hasil berturutturut 0,18 0,02103J, 1,68 0,03103
J, 4,7 0,4103J, dan 0,62 0,05103J. Dari hasil analisis kalor pada kegiatan ketiga, didapatkan
kalor lebur es sebesar 0,45 0,06106J/kg. Nilai kalor lebur ini agak jauh dari nilai kalor lebur es
yang sebenarnya yaitu 33600 J/kg dengan persen perbedaan sebesar 29%. Hal ini membuktikan bahwa
percobaan yang dilakukan tidak begitu berhasil.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu ?
2. Bagaimana hubungan antara massa zat dengan jumlah kalor ?
3. Berapa nilai kalor lebur es ?
TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan
suhu (T).
2. Mahasiswa dapat memahami hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor
(Q)
3. Mahasiswa dapat merumuskan persamaan kalor (Q)
4. Mahasiswa dapat menentukan kalor lebur es
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Bila sebuah benda dipanaskan atau didinginkan,sebagian dari sifat fisisnya
berubah. Sebagai contoh,kebanyakan padatan dan cairan memuai bila dipanaskan. Gas
bila diijinkan,juga akan memuai bila dipanaskan atau jika volumenya dijaga
konstan,tekanannya akan naik. Apabila kita mendekatkan sebatang tembaga hingga
bersentuhan dengan batang besi dingin. Batang tembaga akan sedikit menyusut,yang
menyatakan bahwa bidang itu mengalami pendinginan,sedangkan batang besi sedikit
memuai,yang menyatakan bahwa batang besi itu mengalami pemanasan
(A.Tipler,1991:561).
Air yang dipanaskan dari panci akan mulai panas dan lama kelamaan akan
mendidih. Peristiwa ini sering dijumpai dalam kesehariaan. Proses air menjadi panas
dan mendidih melibatkan perpindahan kalor dari sumber kalor ke lingkungan
sekitarnya. Sumber kalor adalah api, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin besar
nyala api, maka berarti makin besar kalor yang dimiliki, atau semakin lama dipanaskan
maka semakin banyak kalor yang dilepaskan. Akibat pemberiaan kalor tersebut, maka
suhu air akan mengalami kenaikan dimana semakin lama dipanaskan maka semakin
besar kenaikan suhu pada air.
Dua wadah berisi air yang massanya berbeda, jika dipnaskan dengan waktu
yang sama maka suhu yang terukur pada kedua wadah tersebut akan berbeda. Suhu air
dalam wadah yang memiliki air yang massanya lebih kecil akan memiliki suhu yang
lebih tinggi dibanding wadah yang berisi air lebih banyak . sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara banyak kalor (Q), kenaikan suhu (T) dan massa air
(m).
Segelas air panas yang dicampurkan dengan segelas air dingin, akan terasa
hangat. Hal ini disebabkan oleh karena adanya perpindahan kalor dari air panas ke air
dingin. Itulah sebabnya suhu air panas turun dan suhu air dingin naik setelah keduanya
bercampur. Pada proses pencampuran tersebut, kalor yang dilepaskan air panas diserap
oleh air dingin jadinya banyaknya kalor yang dilepaskan sama dengan banyaknya
kalor yang diserap. Pernyataan ini disebut Asas Black yang secara matematis dapat
dituliskan :
Qlepas = Qserap (1)
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi : Lama Pemanasan (s)
2. Variabel respon : Suhu Akhir (C)
3. Variabel kontrol : Suhu Awal (C), Massa Air (gram), Jenis Zat Cair.
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : Massa Air (gram)
2. Variabel respon : Lama Pemanasan (s)
3. Variabel kontrol : Suhu Awal (C) dan Suhu Acuan (C)
Kegiatan 3
1. Massa kalorimeter.
2. Massa air panas.
3. Suhu air panas
4. Suhu es batu.
5. Suhu campuran.
6. Massa campuran.
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi
Lama pemanasan adalah lamanya waktu yang ditentukan dengan selang waktu
yang sama yaitu 30 detik diukur menggunakan stopwatch dengan satuan sekon
(s). Lama pemanasan menyatakan jumlah kalor, semakin lama pemanasan maka
semakin banyak kalor yang terbentuk. Lama pemanasan merupakan variabel
manipulasi karena ditentukan 6 waktu untuk mendapatkan suhu akhir.
2. Variabel respon
Suhu akhir adalah suhu yang dicapai oleh air yang dipanaskan pada selang waktu
yang telah ditentukan, diukur menggunakan termometer dengan satuan derajat
celcius (C). suhu akhir merupakan variable respon karena dipengaruhi oleh lama
pemanasan.
3. Variabel control
Suhu awal adalah temperature awal air sebelum dipanaskan, diukur menggunakan
thermometer dengan satuan (C).
Massa air adalah berat air yang didapakan dari perhitungan pengurangan antara
massa gelas kimia dengan air dan massa gelas kimia kosong, diukur menggunakan
neraca Ohauss 311 gram dengan satuan (gram).
Jenis zat cair adalah jenis zat cair yang digunakan dalam percobaan yaitu air.
Suhu awal , massa air, dan jenis zat cair merupakan variabel kontrol karena
keadaannya yang tetap atau tidak diubahubah.
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi
Massa air adalah berat air yang digunakan dalam percobaan, dimana massa air
diukur menggunakan neraca Ohauss 311 gram dengan satuan (gram). Massa air
yang digunakan ada 5 macam, dimana massa air akan mempengaruhi lama
pemanasan air untuk mencapai suhu acuan.
2. Variabel respon
Lama pemanasan adalah waktu yang dibutuhkan oleh air yang dipanaskan untuk
mencapai suhu acuan diukur menggunakan stopwatch dengan satuan sekon (s).
Lama pemanasan merupakan variable respon karena dipengaruhi oleh variable
manipulasi.
3. Variabel control
Suhu awal adalah suhu mulamula air sesaat setelah dipanaskan. Ditentukan oleh
praktikan yaitu suhu 35C. Suhu acuan adalah suhu yang ditentukan untuk
menentukan lama pemanasan yaitu suhu 38C. Kedua keadaan ini tidak berubah
untuk kelima datanya.
Kegiatan 3
1. Massa kalorimeter adalah besarnya nilai massa calorimeter beserta pengaduknya
yang diukur menggunakan neraca ohaus 311 gram dengan satuan gram.
2. Massa air panas adalah besarnya nilai massa zat setelah dipanaskan, dimana
merupakan hasil pengurangan antara massa calorimeter dengan air panas dan
massa calorimeter, diukur menggunakan neraca ohaus 311gram dengan satuan
gram.
3. Suhu air panas adalah besarnya ukuran derajat panas air setelah dipanaskan yang
diukur dengan termometer dengan satuan oC.
4. Suhu es batu adalah besarnya ukuran derajat dingin es batu yang diukur
menggunakan thermometer dengan satuan oC.
5. Suhu campuran adalah ukuran panas dinginnya campuran antara air panas,
kalorimeter dan es batu yang diukur dengan menggunakan termometer dalam
satuan oC.
6. Massa campuran adalah besarnya nilai massa es batu dan massa air yang diukur
dengan menggunakan neraca ohauss 311 gram dalam satuan gram.
Prosedur Kerja
a. Kegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan kenaikan suhu (T)
1. Menuangkan air ke dalam gelas ukur secukupnya.
2. Mengukur suhu awal air yang akan dipanaskan.
3. Memanaskan air tersebut diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan
menggunakan pembakar spirtus.
4. Mengamati penunjukan suhu pada selang waktu tertentu (menggunakan selang
waktu yang sama untuk setiap data), mencatat hasilnya pada table hasil
pengamatan.
5. Melakukan kegiatan yang sama dengan suhu mulamula yang berbeda.
6. Mencatat dalam table pengamatan waktu yang dibutuhkan setiap selang
kenaikan suhu.
b. Kegiatan 2. Hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q)
1. Memasukkan air ke dalam gelas ukur sehingga menunjukkan volume tertentu,
mencatat volume air yang digunakan (menggunakan volume terkecil pada
gelas ukur yang digunakan) dan memperhatikan penunjukan suhu dengan
termometer.
2. Menentukan suhu acuan (lebih besar dari suhu mulamula sekitar 3C) dan
besar kenaikan suhu yang diinginkan.
3. Memanaskan air diatas kaki tiga yang dilapisi dengan asbes dengan
menggunakan pembakar spirtus.
4. Mengamati kenaikan suhu pada thermometer dan menyalakan stopwatch tepat
ketika thermometer menunjukkan suhu acuan. Mengukur waktu yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar nilai kenaikan suhu yang telah
ditentukan. Mencatat hasilnya dalam table pengamatan.
5. Mengganti air yang digunakan, dan mengulangi langkah 3 dan 4 untuk volume
air yang berbeda (lebih besar dari volume sebelumnya). Mengulangi sampai
memperoleh minimal 6 data.
c. Kegiatan 3. Menentukan kalor lebur Es
1. Memanaskan air dalam gelas kimia sampai suhunya mencapai sekitar 80C.
2. Menimbang calorimeter kosong beserta pengaduknya.
3. Mengukur suhu es batu dan memasukkannya ke dalam calorimeter dan
menimbang untuk menentukan massa es batu.
4. Mengukur suhu air panas dan memasukkan air tersebut ke dalam calorimeter
dengan cepat, menutup dan mengadukaduk sejenak sampai semua es batu
mencair. Menukur suhu pada saat itu sebagai campuran kemudian menimbang
massa campuran untuk menentukan massa air panas.
5. Mencatat hasilnya dalam table pengamatan.
ANALISIS DATA
Faktorfaktor yang mempengaruhi jumlah kalor (Q) berdasarkan kegiatan 1 dan 2.
Kegiatan 1. Hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu(T)
Tabel 4.Hubungan antara jumlah kalor (Q)dengan kenaikan suhu(T)
No (T0 Tc) (s)
1 |1,5 1,0| |30,0 0,1|
2 |3,5 1,0| |60,0 0,1|
3 |5,5 1,0| |90,0 0,1|
4 |7,5 1,0| |120,0 0,1|
5 |9,5 1,0| |150,0 0,1|
6 |12,0 1,0| |180,0 0,1|
14
12 y = 0.069x - 0.6667
R = 0.9984
Kenaikan Suhu (0C) 10
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Lama Pemanasan (s)
Q ~ T
Kegiatan 2.Hubungan antara massa zat (m) dengan jumlah kalor (Q)
Diasumsikan lama pemanasan sebagai jumlah kalor (Q)
Tabel 4. Hubungan antara jumlah kalor (Q)dengan massa zat(m)
No Massa zat cair(gr) Lama pemanasan(s)
1 |49,34 0,01| |38,6 0,2|
2 |97,87 0,01| |52,0 0,2|
3 |119,85 0,01| |77,3 0,2|
4 |142,49 0,01| |81,6 0,2|
160
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
Massa zat (g)
Grafik 2.a Hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat (m)
Lama pemanasan menunjukkan banyaknya jumlah kalor digunakan, sehingga
dari grafik diketahui bahwa jumlah kalor berbanding lurus dengan kenaikan suhu
(T). Maka :
Q~m
c= .
c= .
c = J/kgK
+ (Q3 + Q4 Q1 Q2 ) dmes
dQ3 dQ4 dQ1 dQ2
dLes = + + + + (Q3 + Q4 Q1 Q2 )mes 2 dmes
mes mes mes mes
400 J 50 J 20 J 30 J
Les = 3 + 3 + 3 + +
7,680 10 kg 7,680 10 kg 7,680 10 kg 7,680 103 kg
( 4696,69 J + 626,28 J- 177,408 J 1677,31 J)0,01 103 kg
(7,680 103 kg)2
34,58 103 J/kg
Les =|65104 J/kg|+
58,9824 106 J/kg2
Les = 65104 J/kg + 586,2 J/kg
Les = 65690,2 J/kg
Les 65690,2
KR = 100 % = 100 % = 14,6 % (2 AB)
Les 450292
Les = Les Les= 0,45 0,06106J/kg
Lteori Lpraktikum 336000 J/kg 450292
%diff = 100% = 100%
Lratarata 393146
114292
= 100 % = = 29 %
393146
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul suhu dan kalor dilakukan tiga kegiatan.
Kegiatan pertama yaitu menganalisis hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan
kenaikan suhu (T). Pada kegiatan yang pertama ini, volume yang digunakan adalah
sebesar 150 ml dengan jenis zat cair, air. Dalam kegiatan yang pertama ini suhu awal
(To) yang digunakan yaitu |35,0 0,5| oC, dengan lama pemanasan yang berbeda
dengan selang waktu yang sama tapi dengan suhu akhir (Tc)yang berbeda. Dari hasil
pemanasan diperoleh suhu akhir berturutturut |36,5 0,5|, |38,5 0,5|, |40,5 0,5|,
|42,5 0,5|, |44,5 0,5|, dan |47,0 0,5| dengan selang waktu yang sama yaitu 30 s.
Dan berdasarkan grafik yang dibuat pada analisis data, dapat diketahui bahwa semakin
banyak atau besar kalor yang diberikan pada suatu zat cair, maka semakin besar
kenaikan suhunya yang artinya hubungan antara jumlah kalor dengan kenaikan suhu
berbanding lurus. Dimana banyaknya kalor dinyatakan oleh lamanya pemanasan.
Kegiatan kedua yaitu hubungan antara jumlah kalor (Q) dengan massa zat cair
(m) dengan kenaikan suhu (T) yang digunakan adalah |3,0 0,5| oC. Jenis zat cair
yang digunakan adalah air dengan massa zat cair (m) yang digunakan berturutturut
adalah |63,65 0,01|, |100,77 0,01|, |137,34 0,01|, |149,84 0,01|, dan |176,64
0,005| dan lama pemanasan yang diperoleh berturutturut adalah |37,9 0,1|, |44,6
0,1|, |51,5 0,1|, |100,8 0,1|, |144,0 0,1|. Dari grafik yang telah dibuat pada analisis
data, dapat diketahui bahwa semakin besar massa suatu zat cair yang dipanaskan maka
kalor yang dibutuhkan juga akan semakin besar atau semakin banyak, yang artinya
hubungan antara massa zat cair (m) dengan jumlah kalor (Q) berbanding lurus.
Kegiatan 3 yaitu menentukan nilai kalor lebur es. Berdasarkan hasil percobaan
dan hasil analisis data, diperoleh nilai L sebesar 0,45 0,06106J/kg. Hal ini sangat
berbeda dengan nilai kalor lebur es secara teori yaitu 33600 J/kg. Adanya perbedaan
ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu kesalahan kalibrasi pada saat pengukuran, suhu
es yang ditunjukkan oleh thermometer melewati 10C, dan Tair panas terlalu besar.
Dan dari analisis data yang telah dibuat, didapatkan hasil 0,18 0,02103J, 1,68
0,03103 J, 4,7 0,4103J, dan 0,62 0,05103J.
DAFTAR RUJUKAN
A.Paul,Tipler.1991.Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Halliday, David dan Resnick, Robert. 2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Herman, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar: Laboratorium
Fisika Dasar FMIPA UNM.
Serwey, Raymond A. dan Jewett, John W. 2010. Fisika untuk sains dan teknik Edisi 6
Buku 2. Jakarta: Erlangga.