PUSTAKA
Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta
mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) dapat larut dalam asam sulfat atau
asam nitrit, tetapi tahan terhadap basa. Hg memiliki titik didih 356,6C. Hg mudah
membentuk alloy amalgama dengan logam lainnya, seperti emas (Au), perak (Ag),
platinum (Pt), dan tin (Sn). Garam merkuri yang penting antara lain HgC12 yang
digunakan sebagai bahan detonator yang eksplosif, sedangkan HgS digunakan pigmen
cat berwarna merah terang dan bahan antiseptik (Widowati et al, 2008).
produksi gas klor dan soda kaustik, serta dalam industri pulp, kertas dan baterai.
Merkuri dengan klor, belerang, atau oksigen akan membentuk garam yang digunakan
dalam pembuatan krim pemutih dan krim antiseptik. Logam tersebut digunakan secara
luas untuk mengekstrak emas (Au) dari bijihnya. Ketika Hg dicampur dengan bijih
emas, Hg akan membentuk amalgama dengan emas (Au) dan perak (Ag). Amalgama
tersebut harus dibakar untuk menguapkan merkuri guna menangkap dan memisahkan
industri farmasai, kedokteran gigi, industri pertanian, industri baterai, dan lampu
Merkuri anorganik adalah logam murni yang berbentuk cair pada suhu kamar
25C, sehingga mudah menguap. Uap merkuri dapat menimbulkan efek samping yang
sangat merugikan bagi kesehatan. Di antara sesama senyawa merkuri anorganik, uap
logam merkuri (Hg), merupakan yang paling berbahaya. Ini disebabkan karena uap
merkuri tidak terlihat dan sangat mudah akan terhisap seiring kegiatan pernafasan
Pada saat terpapar oleh logam merkuri sekitar 80% dari logam merkuri akan
terserap oleh alveoli paru-paru dan jalur-jalur pernafasan untuk kemudian ditrasfer ke
dalam darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidasi, yang dilakukan oleh
enzim hidrogen peroksida katalese sehingga berubah menjadi ion Hg2+. Ion merkuri ini
selanjutnya dibawa ke seluruh tubuh bersama dengan peredaran darah. Logam ini juga
terserap dan akan menumpuk pada ginjal dan hati. Namun demikian penumpukan yang
terjadi pada organ ginjal dan hati masih dapat dikeluarkan bersama urine dan sebagian
akan menumpuk pada empedu. (Palar, 2008 dalam bukunya Pencemaran dan
negara sedang berkembang metil merkuri khlorida (CH3HgCL) dan etil khlorida
senyawa- senyawa alkil-merkuri terutama yang mempunyi rantai pendek sangat mudah
menguap. Uap merkuri yang masuk bersama jalur pernapasan akan mengisi ruang-
ruang dari paru- paru dan berikatan dengan darah. Di samping itu, senyawa organik
merkuri lainnya seperti metil merkuri, juga merupakan penyebab keracunan merkuri
yang besar, lebih dari 95% metil merkuri yang masuk ke dalam tubuh akan
ditranportasi dalam sel darah merah utuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Sejumlah
ditemukan pada bagian cortex dan cerellum yaitu merupakan bagian-bagian dari
10% dari merkuri tersebut yang ditemukan dalam sel otak. (Palar, 2008 dalam bukunya
Sumber pencemaran Hg yaitu dari kegiatan alam dan industri. Secara almiah,
pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau rembesan air tanah yang
melewati deposit Hg. Keberadaan Hg dari alam dan masuk ke suatu tatanan
129 Merkuri (Hg) pada kerak bumi sebesar 0.08 mg/kg banyak
berikatan dengan klor yang ada dalam air laut dan membentuk ikatan
meningkat.
Zat pencemar
Dipekatkan oleh
Proses biologis
Avertebrata Plakton
hewani
Suseno,
Gambar.2
metil yang dihasilkan pada konversi ini berasal dari atom C ke 3 asam
Acetat
e
Acetyl
coA
CODH
CO
CH3
2e-
Hg2+
Co2
CH3
Methyltrasfer
ase
CH3-
THF
4e-
Format
e
FD
H
2e-
CO
2
Gambar.2 Mekanisme sintesis metilmerkuri oleh bakteri SBR dalam
sedimen laut
(Ekstrom et al, 2003 dalam Suseno, 2011)
2.4 Bioakumulasi Merkuri oleh
Organisme Laut
Proses ini diterangkan melalui teori Ligon Biotic Modal (model ligan
Ligand Model
biologi. Dalam sisitem larutan logam berada dalam bentuk ion bebas
dalam berbagai bentuk ini harus melewati dinding sel (Suseno, 2011)
logam
dengan sel mengikuti beberapa langkah yaitu: difusi logam dari
Bagian dalam sel Membran plasma Dinding sel Lapisan difusi Medium larutan
Ml Ml Ml
Kd
Kr
L K1 K1
Kint X-M
Kd
K1
2+ 2+ 2+
M M M
langmuir-adsoptio isotherm
bentuk senyawa Hg, jalur paparan Hg, lamanya paparan, serta kandungan unsur lain
yang terdapat dalam makanan (Widowati et al, 2008). Mekanisme toksisitas merkuri
dalam
Hg (merkuri)
2+
Ion Hg bibawah
keseluruh tubuh
Terakumulasi dalam
otak, hati dan ginjal
Toksisitas merkuri pada ikan yaitu dengan proses bioakumulasi dalam jaringan
biologi mengalami proses trasformasi menjadi bentuk yang lebih beracun, misalnya
melalui proses metilasi menjadi bentuk metil merkuri (CH3-Hg). Organ-organ pada
ikan yang berpotensi terpapar yaitu insang, alat pencernaan dan ginjal (Dinata, 2004
dalam Yuniar, 2009). Insang merupakan salah satu organ tempat masuknya senyawa Hg
dalam tubuh ikan. Menurut Suseno et al, (2010) internalisasi senyawa Hg dari air ke
dalam tubuh ikan pertama-tama melalui insang, dimana air memasuki insang dan
terkandung dalam air masuk ke jaringan internal ikan melalui epitel insang selama
untuk masuk ke dalam jaringan tubuh lainnya, pada insang mengalami gangguan-
gangguan pengaturan ion sehingga menyebabkan kematian pada ikan. Secara rinci
mekanisme toksisitas Hg pada ikan yang dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar.5
Air mengandung Hg
Insang
Proses respirasi
Terakumulasi
Kematian ikan
Berat Hal 111-114 Keracunan akut yang disebabkan oleh logam merkuri umumnya
merkuri sebagai bahan baku, katalis dan atau pembentuk amalgam atau pestisida.
Keracuanan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri dapat diketahui dengan
mengamati gejala-gejala berupa: peradangan pada tenggorokan, rasa sakit pada bagian
perut, mual-mual dan muntah, bila gejala-gejala awal ini tidak segera diatasi,
berlangsung dalam selang waktu yang panjang. Penderita keracunan kronis biasanya
tidak menyadari bahwa dirinya telah menumpuk sejumlah racun dalam tubuh mereka,
sehingga pada batas daya tahan yang dimiliki tubuh, racun yang telah mengendap
dalam selang waktu yang panjang tersebut bekerja. Pengobatan akan menjadi
Peristiwa kracunan kronis oleh merkuri, ada dua organ tubuh yang paling sering
mengalami gangguan yaitu, gangguan pada sistem pencernaan dan sistem syaraf.
Radang gusi (gingivitis) merupakan gangguan paling umum yang terjadi pada sistem
pencernaan. Radang gusi pada akhirnya akan merusak jaringan penahanan gigi,
sehingga gigi mudah lepas. Tanda-tanda seorang penderita keracunan kronis merkuri
dapat dilihat pada organ mata. Biasanya pada lensa mata penderita terdapat warna abu-
abu sampai gelap, atau abu-abu kemerahan, yang semua itu dapat dilihat
dengan
mikroskop mata disamping itu, gejala keracuanan kronis merkuri yang lainnya
Menurut SNI (2006) batas maksimum cemaran logam berat merkuri untuk ikan
segar bagian I spesifikasi tentang persyaratan mutu dan keamanan pangan yaitu 0,5
sebesar
0,5 mg/kg (Hikmawati dan Sulistyorini, 2006). Menururt Widowati et. al (2008) kadar
maksimum Hg yang diinzinkan dan boleh dikonsumsi pada ikan adalah 0,1 mg/kg.
miring dan berwarna cokelat tua ataupun hitam. Pada batang tulang
ekor ikan kakap merah terdapat ban (baris) hitam besar yang diapit
oleh dua ban lain berwarna putih mutiara (Gunarso, 1985 dalam
Batara, 2008).
Menurut (Saanin, 1984 dalam Batara, 2008) dalam klasifikasi kakap merah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
2008) makanan dari ikan kakap merah adalah jenis kepiting, udang