1. Teknologi produksi pertanian di Indonesia masih belum optimal mendukung
ketahanan pangan secara berkelanjutan akibat lambannya proses inovasi teknologi dan belum terwujudnya kesepakatan tentang teknologi alternatif pengganti setelah berakhirnya era revolusi hijau. 2. Reorientas pemgembangan teknologi produksi pada seluruh mata rantai proses produksi perlu segera dilakukan untuk mengurangi resiko kerusakan lingkungan akibat masih diterapkannya praktek teknologi revolusi hijau. 3. Pengembangan teknologi produksi di masa depan perlu dilakukan berdasarkan suatu grand design pengembangan teknologi produksi yang bersifat komprehensif dan berorientasi kepada pengguna. 4. Diperlukan keberpihakan pemerintah untuk mendorong pengembangan teknologi produksi inovatif yang diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan. 5. Mekanisasi pertanian mempunyai peran sentral dalam meningkatkan produksi pertanian melalui potensi peningkatan efisiensi proses, kapasitas kerja, ketepatan waktu, dan efektivitas pekerjaan. 6. Mekanisasi pertanian yang diterapkan secara bersamaan dengan perluasan lahan pertanian baru akan meningkatkan secara signifikan peningkatan produksi yang diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan. 7. Mekanisasi pertanian di lahan sempit yang merupakan mayoritas lahan petani kecil dapat membantu meningkatkan produksi melalui dukungan kelembagaan dan keberpihakan pemerintah 8. Mekanisasi pertanian masa depan akan lebih berperan dalam mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan seingga memerlokan dukungan kompetens inovasi, perekayasaan dan pengembangan teknologi melalui kerjasama industri, pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat petani. 9. Pengembangan teknologi saran produksi untuk mendukung ketahanan pangan berkelanjutan masih menghadapi tantangan terutama dalam pengadaan benih yang berkualitas, pestisida, hayati, yang berdaya basmi tinggi, dan pupuk organik yang mampu memasok nutrisi tanaman lebih efektif. 10. Masih diperlukan optimalisasi fungsi prasaran produksi, dalam bentuk ketersediaan informasi tentang kesesuaian dan potensi lahan bagi proses produksi pertanian, efisiensi, dan efektivitas pasokan air irigasi, dan kesiapan teknologi menghadapi perubahan iklim global. 11. Potensi perluasan lahan pertanian pangan masih cukup besar khusunya untuk lahan basah atau sawah yang luasnya mencapai 17,5 juta hektar yang didominasi tanah mineral dan sisanya tanah rawa-pasang-surut. 12. Perluasan lahan pertanian masih terbuka di lahan kering meskipun lebih terbatas, sekitar 8-10 juta hektar yang didominasi tanah masam. Perluasan melalui pemanfaatan lahan tidur seluas kurang lebih 12,4 juta hektar masih dapat dilakukan. 13. Perluasan lahan pertanian tersebut di atas akan berkurang dampaknya terhadap ketahanan pangan apabila laju alih fungsi lhan pertanian menjadi lahan nir-pertanian dan degradasi lahan tidak dikendalikan secara maksimal.