Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Sintrong merupakan satu jenis tanaman yang banyak dikonsumsi sebagai lalapan oleh masyarakat
sunda. Sintrong diketahui memiliki kandungan senyawa polifenol yang memiliki potensi sebagai
antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar polifenoldan uji aktivitas antibakteri dari
ekstrak etanol daun sintrong. Penetapan kadar polifenol dilakukan dengan metode Jeong et al (2005)
menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai standar. Uji aktivitas antibakteri
dilakukan dengan metode difusi agar. Hasil pengujian diperoleh kadar total senyawa fenolik ekstrak
etanol daun sintrong adalah 1,8581 g GAE/100 g ekstrak dan konsentrasi hambat minimum ekstrak
terhadap Escherichia coli ATCC 89391 sebesar 8% setara dengan konsentrasi Tetrasiklin HCl 8,698
g/ml serta konsentrasi hambat minimum terhadap Staphylococcus aureus ATCC 65381 sebesar 8%
setara dengan konsentrasi Tetrasiklin HCl 11,913 g/ml.
108
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
yang ada di dalam sitoplasma akan keluar Penetapan Kadar Fenol Total
dan terlarut dalam pelarut. Penetapan kadar polifenol
Pelarut yang dipilih untuk ekstraksi adalah dilakukan dengan menggunakan reagen
etanol karena etanol merupakan pelarut Folin-Ciocalteu (FC). Reagen ini
yang lebih efisien dalam menarik mengandung fosfomolibdat-fosfotungstat
komponen polar hingga semi polar. Pada yang akan mengoksidasi gugus hidroksil
penelitian ini senyawa target yang akan (-OH) dari senyawa fenol menghasilkan
dianalisis adalah polifenol yang cenderung senyawa komlek berwarna biru. Reaksi ini
bersifat polar sehingga pelarut etanol lebih berjalan lambat pada suasan asam
sesuai untuk digunakan. Sebagai pelarut sehingga pada saat reaksi ditambhkan
etanol juga mempunyai beberapa Na2CO3 untuk membentuk suasan basa
kelebihan yakni relatif tidak bersifat sehingga reaksi dapat berjalan lebih cepat
racun, tidak eksplosif bila bercampur (Agustiningsih, 2010).
dengan udara, tidak korosif, absorbsinya Pada penelitian ini digunakan asam galat
baik, panas yang diperlukan untuk sebagai senyawa fenol pembanding. Asam
pemekatan lebih sedikit dan mudah galat merupakan golongan asam fenolik
didapatkan. C6-C1 atau hidroksibenzoat yang mudah
Maserat yang diperoleh berupa diperoleh dalam kondisi stabil dan murni,
ekstrak etanol daun sintrong diuapkan serta lebih murah dibandingkan dengan
dengan rotary evaporator. Penggunaan senyawa standar lainnya. Pada
rotary evaporator karena pelarut dapat pengukuran asam galat dengan variasi
menguap dibawah titik didihnya dengan konsentrasi diperoleh persamaan regresi
bantuan penurunan tekanan (vakum) linier y = 0,0079x 0,1343 dengan nilai
sehingga senyawa kimia yang terkandung R2 = 0,994 dan nilai r = 0,997 (Gambar 1).
di dalam pelarut tidak rusak atau
terdekomposisi. Hasil yang diperoleh
berupa ekstrak kental etanol daun
sintrong. Dari hasil ekstraksi dihasilkan
rendemen sebesar 16,768%.
Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia merupakan uji yang
dilakukan untuk mengetahui kandungan
golongan senyawa kimia tertentu yang
terdapat di dalam sampel. Penapisan
Gambar 1. Kurva Pembanding Asam Galat
fitokimia dilakukan terhadap simplisia dan
ekstrak etanol daun sintrong. Hasil
Untuk menghitung kadar fenol
fitokimia menunjukkan simplisia dan
dari sampel dilakukan dengan cara
ekstrak etanol daun strong memiliki
memasukkan nilai absobansi sampel ke
kandungan senyawa flavonoid, polifenol,
dalam persamaan regresi kurva kalibrasi
monoterpenoid, seskuiterpenoid, steroid
asam galat, hasil yang diperoleh
dan kuinon (Table 1).
dinyatakan sebagai mg/100g ekuivalen
asam galat. Dari data penelitian diperoleh
Tabel 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia
Golongan Simplisia Ekstrak
kadar polifenol ekstrak daun sintrong
Senyawa dengan cara maserasi sebesar 1,8581 g
Alkaloid - - GAE/ 100 g.
Flavonoid + +
Tanin - - Uji Aktivitas Antibakteri
Polifenol + +
Saponin - -
Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
Monoterpenoid + + etanol daun sintrong dilakukan dengan
Seskuiterpenoid + + metode difusi agar. Bakteri uji yang
Steroid + + digunakan adalah Staphylococcus aureus
Triterpenoid - -
ATCC 65381 untuk mewakili bakteri
Kuinon + +
Keterangan: (+) Teridentifikasi, (-) Tidak golongan gram positif dan Escherichia
Teridentifikasi coli ATCC 89391 untuk mewakili bakteri
golongan gram negatif. Hasil pengujian
109
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
menunjukan ekstrak etanol daun sintrong struktur dinding sel yang dimiliki oleh
memiliki aktivitas antibakteri yang lebih masing-masing bakteri.
besar terhadap S. aureus dibandingkan Tabel 3. Hasil Penentuan Konsentrasi
terhadap E. coli. Hal ini terlihat dari Hambat Minimum (KHM)
besarnya diameter zona hambat yang Diameter Hambat (mm)
Staphylococcus Escherichia
terbentuk dari masing-masing bakteri pada Konsentrasi
aureus coli
konsentrasi yang sama. (%)
ATCC 65381 ATCC
Pada penelitian ini, ekstrak etanol 89391
daun sintrong memiliki aktivitas 10 3,16 2,70
antibakteri pada konsentrasi 10% dengan 9 3,07 2,60
8 3,01 2,33
diameter zona hambat sebesar 3,16 mm 7 0,00 0,00
pada S. aureus dan 2,77 mm pada E. coli 6 0,00 0,00
(Tabel 2). 5 0,00 0,00
Tabel 2 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri 4 0,00 0,00
Diameter Hambat (mm) 3 0,00 0,00
Staphylococcus Escherichia 2 0,00 0,00
Konsentrasi 1 0,00 0,00
aureus coli
(%) 0 0,00 0,00
ATCC 65381 ATCC
89391
0 0,00 0,00 Bakteri E. coli memiliki lapisan dinding
10 3,16 2,77
20 3,34 2,92
sel yang lebih tebal dibandingakan S.
30 4,11 3,00 aureus. Dinding sel E. coli dilapisi oleh
40 5,05 5,00 membran luar yang terdapat protein,
50 5,17 5,22 fosfolipid dan lipoposakarida dan ruang
60 9,22 6,00 periplasmik sementara dinding sel S.
70 9,66 6,49
80 10,05 9,00 aureus terdiri dari lapisan peptidoglikan
90 13,00 10,00 yang tebal, asam teikoat dan sedikit lipid
100 15,33 12,11 (Ibrahim, 2007) yang dapat lebih mudah
ditembus oleh ekstrak etanol daun
Penentuan Konsentrasi Hambat sintrong.
Minimum (KHM) Mekanisme penghambatan ekstrak
Untuk mengetahui konsentrasi terendah etanol daun sintrong terhadap p
dari ekstrak etanol daun sintrong yang rtumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli
masih dapat memberikan aktivitas sebagai diduga karena adanya senyawa metabolit
antibakteri, selanjutnya dilakukan sekunder flavonoid dan polifenol. Dimana
penetapan KHM dengan range konsentrasi flavonoid dan pilifenol merupakan
yang lebih rendah dari konsentrasi yang senyawa yang bersifat polar sehingga
memberikan aktivitas antibakteri, yaitu lebih mudah untuk menembus lapisan
1%-10%.. Hasil pengujian konsentrasi peptidoglikan pada bakteri S. aureus yang
hambat minimum terhadap bakteri S. bersifat lebih polar dibandingkan lapisan
aureus dan E. coli dapat dilihat pada Tabel lipid pada bakteri E. coli (Dewi, 2010).
3. Penentuan Kesetaraan Aktivitas
Pada Tabel 3 terlihat bahwa dengan Antibiotik Pembanding
Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Antibiotik yang digunakan pada
terhadap bakteri S. aureus dan E. coli, penelitian ini adalah tetrasiklin HCl.
masing-masing adalah 8% dengan Antibiotik pembanding dibuat dalam
diameter hambat 3,01 mm pada S. aureus berbagai macam variasi konsentrasi
dan 2,33 mm pada E. coli. Dari data menggunakan pelarut yang sesuai seperti
tersebut diketahui bahwa S. aureus yang tertera pada Farmakope Indonesia
memiliki tingkat sensitivitas yang lebih Edisi IV. Uji aktivitas pembanding
tinggi terhadap ekstrak etanol daun tetrasiklin HCl masing-masing dilakukan
sintrong dibandingkan E. coli. Perbedaan terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.
tingkat sensitivitas ini ditandai dengan Hasil penentuan kesetaraan antibiotik
perbedaan diameter hambat yang yang tetrasiklin HCl dapat dilihat pada Tabel 4.
terbentuk pada S. aureus lebih besar
dibandingkan E. coli. Hal ini dapat
dipengaruhi karena adanya perbedaan
110
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
DAFTAR PUSTAKA
Adjatin A et al. 2013. Phytochemical
Gambar 3. Grafik Penghambatan screening and toxicity studies of
Tetrasiklin HCl Terhadap E. coli Crassocephalum rubens (Juss. ex
Jacq.) S. Moore and Crassocephalum
Sementara nilai perbandingan crepidioides (Benth.) S. Moore
ekstrak dengan Tetrasiklin HCl terhadap Consumed as vegetable in
bakteri E. coli yang dihitung Benin.Volume
menggunakan persamaan pada kurva baku
Tetrasiklin HCl, diperoleh bahwa
111
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada
Volume 13 Nomor 1 Februari 2015
112