ASAM NUKLEAT
Kelompok 11
Wafa Almulki G84140072
Fatmawati G84150025
Adella Cempaka G84150025
Rian Hidayat G84150055
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Materi genetik adalah informasi yang terdapat pada setiap sel makhluk hidup
yang dapat diturunkan pada keturunan berikutnya. Materi genetik makhluk hidup
disebut juga dengan istilah asam nukleat atau dapat disebut juga faktor hereditas.
Setiap sel yang hidup pasti mengandung asam nukleat yaitu berupa Deoksiribonucleat
Acid dan (DNA) dan Ribonucleat Acid (RNA). Kedua molekul ini merupakan
polimer dari nukleotida yang berperan penting untu mempertahankan sebagai
pembawa informasi genetik. Informasi genetik yang mengatur segala metabolisme
dan bersifat herediter (gen) terletak pada molekul yang disebut DNA
(deoxyribobucleotide acid). Molekul DNA membawa informasi hereditas dari sel
(Fatchiyah et al. 2011). Molekul DNA berfungsi sebagai materi genetik dalam sel
hidup. Berfungsi dalam proses reproduksi, salinan karakteristik sel induk berupa
DNA akan diteruskan ke generasi berikutnya. DNA berisi informasi yang diperlukan
dalam membentuk organisme yang baru (Brenner and Miller 2001).
Materi genetik sangat penting untuk mempertahankan kelangsungan kehidupan
dari makhluk hidup dengan mempertahankan kesamaan sifatnya dari informasi yang
sama. Asam nukleat adalah suatu polimer nukleotida yang berperan dalam
penyimpanan serta pemindahan informasi genetik (Yuwono 2005). Komponen DNA
terdiri dari dua jenis Basa Nukleotida berupa purin dan primidin, gula deoksiribosa,
dan gugus fosfat yang dihubungkan dengan struktur kimia. Komponen ini
menentukan struktur tiga dimensi dari DNA (Passarge 2007). DNA, RNA, Gen, dan
Kromosom merupakan faktor pembawa dan penentu sifat pada makhluk hidup. Hal
ini diketahui sejak ditemukannya mikroskop elektron dengan jelas memperlihatkan
sel dan inti sel (nukleus) sampai komponen-komponen penyusun nukleusnya.
Benang-benang kromatin terbentuk jika sel sedang mengalami pembelahan untuk
membentuk kromosom. Di dalam kromosom terdapat lokus-lokus sebagai tempat gen
berada, sedangan gen tersusun atas senyawa kimia yang berupa DNA. Isolasi materi
genetik secara umum memiliki prinsip yang hampir sama antara satu dan lainnya.
Prinsip dasar isolasi total DNA atau RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan
mengekstraksi jaringantersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang terdiri atas
sel-sel jaringan, DNA dan RNA. Kemudian ekstrak sel dipurifikasisehingga
dihasilkan pelet sel yang mengandung DNA atau RNA total. Prinsip pemecahan dan
pemurnian biasanya menggunakan teknik sentrifugasi. Teknik sentrifugasi adalah
memisahkan substansi berdasarkan beratjenis molekul dengan cara memberikangaya
sentrifugal sehingga substansi yanglebih berat akan berada di dasar,
sedangkansubstansi yang lebih ringan akan terletakdi atas (Schmid 2003).
DNA (deoxyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acid) disebut sebagai
asam nukleat. Sedangkan unit struktural asam nukleat disebut nukleotida. Setiap
nukleotida memiliki tiga bagian: basa, gula pentosa yang disebut deoksiribosa atau
ribosa, dan fosfat. Basa nukleotida dinamai: adenin (A), thimin (T), sitosin (C),
guanin (G), dan urasil (U). A dan G disebut purin sedangkan T, C, dan U disebut
pirimidin. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi
tidak mengandungtimin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil DNA di dalam sel
adalah berupa dua untaian panjang nukleotida yang berpasangan sambil berputar
sehingga membentuk struktur double helix sedangkan RNA tidak membentuk berupa
rantai tunggalyang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda. Organisme hidup
memiliki kromosom yang merupakan struktur sel yang membawa informasi herediter,
kromosom ini terdiri dari banyak gen. Gen adalah segmen-segmen DNA (Lucianus J
2003). Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung kandungan asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) dalam sampel.
METODE
Prosedur Penelitian
Absorbansi
Tabung [RNA] (g/mL)
Terukur Terkoreksi
Blanko 0.043 - -
Sampel 1 0.284 0.241 87.446
Sampel 2 0.520 0.477 173.077
Standar 1.421 1.378 500.000
Tabel 1 Kadar RNA homogenate hati ayam
Hasil oksidasi ini membentuk endapan dengan ion Wolfram sehingga dalam
Analisa, ion tersebut tidak dapat dipakai (Patterson dan Mura 2013).
Kadar RNA hati ayam ditentukan dengan menggunakan standar yang dibuat
dengan larutan standar RNA 500g/mL berupa standar tunggal. Konsentrasi RNA
diukur dengan menggunakan jumlah volume supernatan yang berbeda. Berdasarkan
percobaan data yang didapat volume supernatan masing-masing sebanyak 0.2 mL,
dan 0.5 mL. Hasil konsentrasi RNA sampel hati ayam dapat dilihat berdasarkan Tabel
1. Konsentrasi RNA hati ayam dengan volume 0.2mL diperoleh sebesar 87.446g/mL
sedangkan konsentrasi hati RNA hati ayam dengan voulume 0.5 mL diperoleh sebesar
173.077 g/mL.
Penentuan konsentrasi DNA hati ayam diperlukan standar yang dibuat
dengan larutan standar DNA 250 g/Mlberupa standar tunggal. standar yang dibuat
dengan larutan standar RNA 500 g/mL berupa standar tunggal. Konsentrasi DNA
diukur dengan menggunakan jumlah volume supernatan yang berbeda. Volume
supernatan masing-masing sebanyak 0.5 mL, dan 1.0 mL. Adapun hasil pengukuran
konsentrasi DNA sampel hati ayam dapat dilihat berdasarkan Tabel 2. Konsentrasi
DNA hati ayam dengan volume 0.5 mL diperoleh sebesar 100.989 g/mL sedangkan
konsentrasi hati DNA hati ayam dengan voulume 1.0 mL diperoleh sebesar
110.876g/mL. Teknik isolasi materi genetik pada suatu organisme berbeda-beda
berdasarkan tingkatan taksonomi. Isolasi DNA tanaman, isolasi DNA hewan, isolasi
DNA bakteri, dan isolasi DNA mikroba pada dasarnya memiliki prinsip yang sama.
Prisnsip isolasi DNA pada berbagai jenis sel atau jaringan pada berbagai organisme
pada dasarnya sama namun memiliki modifikasi dalam hal teknik. isolasi DNA
hewan dilakukan dengan cara, organel yang dihancurkan berupa membransel terlebih
dahulu (Gusrina 2014). Isolasi DNA tanaman yang banyak mengandung polisakarida dan
senyawa polifenol dilakukan dengan cara penghancuran dinding sel (Ardiana 2009).
Fungi, bakteri dan mikroorganisme lainnya memiliki metode yang sama dengan
tumbuhan, yaitu proses isolasi DNA dilakukan melalui penghancuran dinding sel
(Faatih 2009). Namun pada isolasi DNA mikroba dikulturkan terlebih dahulu pada
media tertentu agar didapatkan hasil dalam jumblah besar (Lokapirnasari et al.
2017).
Selain dengan metode orsinol, Penentuan kadar DNA bisa dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu metode kit ekstraksi DNA, metode CTAB, dan metode ekstraksi
DNA dengan thermal lysis. Beberapa metode ini merupakan metode umum yang
digunakan untuk isolasi DNA yang mengalami modifikasi (Lathifah et al. 2016).
DNA akan melakukan penyerapan cahaya maksimal pada A260. Namun, RNA juga
dapat menyerap cahaya pada A260 dan terdapat asam amino aromatic yang terdapat
pada protein dapat menyerap cahaya maksimal pada A280 (Hidayat 2015).
Absorbansi
Tabung [DNA] (g/mL)
Terukur Terkoreksi
Blanko 0.333 - -
Sampel 1 0.476 0.143 100.989
Sampel 2 0.490 0.157 110.876
Standar 0.687 0.354 250.000
Tabel 2 Kadar DNA homogenate hati ayam
Jika terdapat pada sampel DNA maka kedua kontaminan tesebut dapat
berkontribusi total pada pengukuran dengan A260 . Hal tersebut dapat menyebabkan
kuantitas DNA dapat berlebih. Maka dari itu dilakukan evaluasi kemurnian DNA
yaitu dengan cara rasio absorbansi A260 dibagi dengan bacaan pada absorbansi A280.
Hasil yang baik adalah pada rentang 1.7-2.0. Jika hasil yang didapat kurang dari
selang tersebut maka sampel mengandung kontaminan yang lebih banyak (Maftuchah
2014).
SIMPULAN
Isolasi DNA dan RNA dilakukan dengan menggunakan sampel hati ayam.
Keberadaan Molekul DNA dan RNA yang merupakan asam nukleat dapat diuji
dengan sentrifugasi. Penentuan konsentrasi DNA dan RNA dapat dilakukan dengan
metode spektrofotometri. Selain itu dapat dilakukan juga dengan metode CTAB
(Cationic Hexadecyl Trimethyl Ammonium Bromide). Pembacaan absorbansi baik
dilakukan pada panjang gelombang 260nm karena DNA menyerap cahaya paling
kuat. Nilai absorbansi tergantung dari perbandingan intensitas sinar yang diserap dan
intensitas sinar yang datang. Sedangkan, nilai transmitan dapat didapat dari cahaya
yang mampu melewati sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat R. 2015. Perbandingan Metode KIT Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan
DNA Sapi pada Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan
Menggunakan Real-Time PCr (Polymerase Chain Reaction [Skripsi]. Jakarta
(ID):UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Maftuchah, Winaya A, Zainudin A. 2014. Teknik Dasar Analisis Biologi Molekuler.
Yogyakarta (ID): Deepublish.
Schmid RD. 2003. Pocket Guide to Biotechnology and Genetic Engineering. German (DE):
Wiley VHC.
Fatchiyah, Arumingtyas EL, Widyarti S, Rahayu S. 2011. Biologi Molekular, Prinsip Dasar
Analisis. Jakarta (ID): Erlangga.
Brenner S, Miller JH. 2001. MRC Laboratory of Molecular Biology. Cambridge (UK):
Academic Press.
Passarge E. 2007. Color Atlas of Genetics, 3rd edition Revised and Updated. Germany (DE):
Institute of Human Genetics, University Hospital Essen. Thieme.
Yuwono T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta (ID): Erlangga.
Lucianus Johan 2003. Introduksi Genetika Molekular Virus. Jurnal KM 3(1) : 1-6.
Faatih M. 2009. Isolasi dan digesti dna kromosom. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi.
10(1) : 61-67.
Yuwono T. 2008. Biologi Molekuler. Erlangga. Jakarta.
Donata. 2007. Komunikasi pribadi. Ciri-ciri DNA murni dan penyebab keberhasilan serta
kegagalan dalam PCR dan elektroforesis.Erlangga. Jakarta.
Mardiyyaningsih AN. 2013. Teknik isolasi DNA sel hati ayam secara tradisional. Jurnal
Pendidikan Matematika dan IPA. 2(1): 23-28.
Bintang M. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID) : Erlangga.
Gusrina. 2014. Genetika dan Reproduksi Ikan. Yogyakarta (ID): Deepublish.
Ardiana Dwi Wahyuni. 2009. Teknik isolasi dna genom tanaman pepaya dan jeruk
Dengan menggunakan modifikasi bufer ctab. 14(1): 12-16
Lokapirnasari WP, Sahidu AM, Nurhajati T, Supranianondo K, Yulianto AB. 2017.
Sekuensing 16s DNA bakteri selulolitik asal limbah cairan rumen sapi peranakan
ongole. Jurnal Veteriner. 18(1): 76-82.
Lathifah AU, Buwono ID, Subhan U. 2016. Deteksi keragaman genotip hibrid ikan lele
sangkuriang, mutiara transgenik dan mutiara non transgenik pada keturunan pertama.
Jurnal Perikanan Kelautan. 7(2): 111-120.
Langga IL, Restu M, Kuswinanti T. 2012. Optimalisasi suhu dan lama inkubasi dalam
ekstraski DNA tanaman bitti (Vitex cofassus Reinw) serta analisis keragaman genetik
dengan teknik RAPD-PCR. Jurnal Sains dan Teknologi. 12(3): 265-276.
Patterson J, Mura C. 2013.Rapid colorimetric assays to qualitatively distinguish RNA and
DNA in biomolecular samples. Journal of Visualized Experiments. 1-9.