Jbptppolban GDL Cosmasmari 3687 3 Bab2 7
Jbptppolban GDL Cosmasmari 3687 3 Bab2 7
LANDASAN TEORI
2.1. Motor DC Shunt
Pendahuluan
2.1.1
Motor listrik memegang peranan yang sangat penting dalam industri maupun
Selain motor AC, induksi khususnya, jenis motor listrik yang juga sering
digunakan di industri adalah motor DC Shunt. Motor DC Shunt memerlukan
suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi
mekanik. Kumparan medan pada motor DC Shunt disebut stator (bagian yang
tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika
terjadi putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan
timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran,
sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Motor DC Shunt banyak dipakai di
industri kertas, tekstil, kereta api diesel elektrik, dan sebagainya.
Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari gelombang
yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator, dengan demikian
arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang berputar dalam medan
magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki kumparan satu lilitan yang bisa
berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen.
Jika arus medan dipasok dari sumber di luar motor DC, maka disebut motor DC
penguat terpisah (separately excited). Sedangkan jika arus medan dipasok dari
sumber di dalam motor DC itu sendiri, maka disebut motor DC penguat sendiri
(self excited). Selain motor DC seri dan motor DC kompon (kompon panjang dan
kompon pendek), jenis motor DC penguat sendiri yang terakhir adalah motor DC
shunt. Pada motor DC shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan
paralel dengan gulungan dinamo (A). Oleh karena itu total arus dalam jalur
secara
merupakan
penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Ia
V Input = 220 V DC R shunt
M DC
Adapun daya keluaran dari motor DC Shunt itu sendiri dapat dihitung melalui
persamaan 2.2
2. .Nr
Pout Ta (VA) .................................................................................. (2.3)
60
2.1.3 Karakteristik
2.1.3.1 Karakteristik putaran
Motor DC Shunt memiliki karakteristik putaran yang relatif konstan. Putaran
konstan tadi berarti bahwa apabila ada perubahan beban yang besar, hanya
relatif
terjadi
penurunan putaran yang kecil (2 - 8 %). Persamaan kecepatan adalah :
Ea V Ia.Ra
n ........................................................................................ (2.4)
K . K
untuk motor DC Shunt pada tegangan jepit (V) yang konstan maka fluks magnit
() juga konstan. Adapun hubungan antara putaran terhadap arus jangkar dapat
dilihat pada gambar 2.2
n = rpm
Kompoun Differensial
Shunt
Kompoun Kumulatif
Seri
Ia (A)
2.1.3.2 Karakteristik torsi
Persamaan Torsi pada motor DC Shunt adalah :
Ta K Ia (Nm) ..................................................................................... (2.5)
Pout 60
Tsh (Nm) .................................................................................... (2.6)
2n
Pada motor DC Shunt, jika tegangan jepit V konstan, maka arus penguat magnet
(Ish) juga konstan sehingga juga konstan. Torsi motor DC Shunt hanya
tergantung pada arus jangkar (Ia). Akan tetapi pada beban relatif besar, meskipun
arus penguat magnet (Ish) tetap, fluks magnet ( ) relatif berubah akibat reaksi
jangkar. Adapun hubungan antara Torsi dan Ia dapat dilihat pada gambar 2.3
T (Nm)
Seri
Kompoun
Shunt
Ia (A)
n (rpm)
Kecepatan Kerja
Shunt
Kompoun Kumulatif
Seri
T(Nm)
Torsi Kerja
Gambar 2.4 Karakteristik Mekanis : n= f (T)
2.1.4 Pengasutan
2.1.4.1 Pengasutan Direct On Line (DOL)
Direct On Line (DOL) adalah metode starting (pengasutan) yang paling umum
digunakan di industri. Peralatan pengasutan hanya terdiri dari sebuah kontaktor
utama dan termal atau relay elektronik arus lebih (electronic overload relay).
Kerugian dari metode ini adalah dapat diperoleh arus starting yang sangat tinggi.
Kalau jangkar belum bergerak, padahal jangkar biasanya mempunyai tahanan
yang sangat kecil, maka pada saat start arus jangkar (Ia) besar.
Vs
Ist ............................................................................................... (2.7)
Ra Rsh
Ra Rsh
Arus starting ini sendiri sangat besar dan dapat merusak kumparan jangkar. Jika
motor yang digunakan kecil, maka bisa cepat berputar karena kelembaman
motornya kecil. Hal tersebut juga berlaku sama untuk arus asutnya pula. Untuk
motor DC Shunt sendiri, arus starting DOL ini sendiri bisa mencapai 2 sampai 5
kali arus nominal motor.
Nilai arus tergantung pada desain dan ukuran dari motor, tapi secara umum, motor
dengan daya yang lebih besar memberikan nilai arus starting yang lebih tinggi
daripada motor dengan daya yang lebih rendah. Selama starting Direct On Line
(DOL), torsi starting juga sangat tinggi. Torsi adalah tenaga yang dibutuhkan
untuk memutar motor dan torsi yang tinggi diperlukan untuk memberikan tenaga
10
tekanan yang tinggi pada kopling dan penggunaan lainnya. Tentu, ada kasus di
mana metode ini mulai bekerja dengan sempurna dan dalam beberapa kasus juga
hanya ada satu metode starting yang bekerja.
T
Torsi Maximum
Torsi starting
Torsi nominal
rpm
Gambar 2.5 Grafik Torsi Fungsi Kecepatan Pada Sistem Pengasutan DOL
I (A)
I starting
I nominal
rpm
Gambar 2.6 Grafik Arus Fungsi Kecepatan Pada Sistem Pengasutan DOL
Tegangan input untuk motor yang terlebih dulu melalui MOSFET diatur dengan
cara mengatur duty cycle atau waktu penyulutan. Penyulutan atau trigger tadi
nantinya akan memotong gelombang tegangan DC rata yang keluar dari rangkaian
11
penyerah, mulai dari duty cycle 10 %, 20 %, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%,
90%, hingga 100 %. Adapun pengaturan duty cycle tadi dilakukan dan diproses
melalui mikrokontroler ATMega 16.
Pengasutan soft starter menimbulkan fakta bahwa ketika tegangan motor rendah
selama pengasutan, maka arus pengasutan dan torsi pengasutan juga kecil. Pada
awal penyalaan, tegangan awal yang disuplai untuk motor sangat rendah sehingga
hanya mampu memberikan Torsi yang kecil pula. Dengan kata lain, sentakan
tidak perlu terjadi selama pengasutan. Secara bertahap, tegangan dan torsi
meningkat sehingga mesin mulai berputar hingga ke kecepatan nominalnya.
Salah satu keuntungan dengan metode pengasutan ini adalah kemungkinan untuk
menyesuaikan torsi yang digunakan ke torsi yang dibutuhkan. Secara prinsip torsi
pengasutan penuh telah tersedia, tapi dengan perbedaan besar bahwa prosedur
pengasutan soft starter jauh lebih cocok untuk mesin penggerak, dengan biaya
pemeliharaan yang juga lebih rendah.
I (A)
I nominal
I starting
rpm
Gambar 2.7 Grafik Arus Arus Fungsi Kecepatan Pada Sistem Pengasutan Soft Starter
12
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. ketika kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik
pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet
berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke
yang
kumparan
sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul
ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Vp Np
.......................................................................................................... (2.8)
Vs Ns
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1) Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2) Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-
balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
13
Pada transformator (trafo) besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh kumparan
sekunder adalah:
1) Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs Ns),
2) Sebanding dengan besarnya tegangan primer (VS VP),
3) Berbanding
terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
Sehingga dapat dituliskan:
Vs .......................................................................................................... (2.9)
Np
Dari persamaan 2.9 didapat :
Ns
Vs Vp ................................................................................................. (2.10)
Np
Penyearah (rectifier) merupakan salah satu jenis alat yang mengubah energi listrik
dari sistem arus bolak-balik (AC) menjadi sistem arus searah (DC). Adapun
komponen utama yang digunakan dalam sistem penyearah ialah dioda atau
thyristor.
Dalam suatu sistem penyearah jika semua komponen aktif yang digunakan berupa
dioda, maka sistem penyearah tersebut digolongkan sebagai penyearah yang tidak
dapat dikontrol (uncontrolled rectifier). Tegangan keluaran dari sistem penyearah
tersebut hanya ditentukan oleh besar (amplitudo) tegangan sumber AC-nya. Akan
tetapi, bila sebagian atau semua dari komponen aktif yang digunakan adalah
thyristor atau SCR (Silicon Controller Rectifier), maka penyearah ini digolongkan
sebagai penyearah yang dapat dikontrol (Controlled Rectifier).
Penyearah gelombang penuh model jembatan memerlukan empat buah dioda. Dua
diode akan berkondusi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat
isyarat negatif. Untuk model penyearah jembatan ini kita tidak memerlukan
transformator yang memiliki center-tap.
14
dihubungkan dengan keluaran positif dan anode D2 dan D4 dihubungkan dengan
keluaran negatif (tanah). Misalkan masukan AC pada titik A berharga positif dan
B berharga negatif, maka diode D1 akan terbias maju dan D2 akan terbias
mundur. Pada sambungan bawah D4 terbias maju dan D3 terbias mundur. Pada
keadaan
ini elektron akan mengalir dari titik B melalui D4 ke beban , melalaui D1
dan kembali ke titik A. Pada setengah periode berikutnya titik A menjadi negatif
dan titik B menjadi positif. Pada kondisi ini D2 dan D3 akan berpanjar maju
sedangkan D1 dan D4 akan berpanjar mundur. Aliran arus dimulai dari titik A
melalui D2, ke beban, melalui D3 dan kembali ke titik B. Perlu dicatat di sini
bahwa
apapun polaritas titik A atau B, arus yang mengalir ke beban tetap pada
arah yang sama.
2Vm
VDC ..................................................................................................... (2.11)
Gambar 2.9 adalah penyearah gelombang penuh model jembatan. Rangkaian
jembatan empat diode dapat ditemukan di pasaran dalam bentuk paket dengan
berbagai bentuk. Secara prinsip masing-masing bentuk mempunyai dua terminal
masukan AC dan dua terminal masukan DC.
D1 D3
AC
1 FASA
D4 D2
+
Kapasitor DC Rata Beban
Trafo Step Down -
2.2.3 Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan
muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor dan di pisahkan oleh bahan
penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor disebut keping. Kapasitor atau yang
15
sering disebut kondensator merupakan komponen listrik yang dibuat sedemikian
rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.
Q C V ....................................................................................................... (2.12)
Dimana :
Q = muatan elektron dalam C Coulombs
C = Nilai kapasitansi dalam F (Farad)
V = Besaran Tegangan dalam V (Volt)
Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama halnya dengan resistor yang juga
termasuk dalam kelompok komponen pasif, yaitu jenis komponen yang bekerja
tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng
logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini
sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik. Adapun struktur kapasitor dapat
dilihat seperti pada gambar 2.12
16
Kegunaan kapasitor dalam rangkaian elektronika sangat di perlukan terutama
untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung
kumparan, menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, memilih
panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya
(power
supply).
D
Gerbang
Sumber Drain
G
n
bahan
substrat
S
Konstruksi MOSFET
Gambar 2.11 Simbol MOSFET Gambar 2.12 Konstruksi MOSFET
17
suatu komponen terhadap kebutuhan suatu sistem. Adapun beberapa parameter
penting yang dapat digunakan untuk menetukan penggunaan MOSFET adalah :
Pada dasarnya fungsi MOSFET dapat dibagi dua, yaitu sebagai saklar dan sebagai
penguat arus. Sebagai saklar, MOSFET dapat mengalirkan arus jika diberikan
tegangan gerbang-sumber (VGS) yang lebih besar dari tegangan konduksi (VT).
Saat VGS < VT maka MOSFET OFF, saat VGS > VT maka MOSFET ON.
Kecepatan switching sangat tinggi dalam orde nanodetik. Dalam aplikasinya
penulis menggunakan MOSFET enhancement tipe kanal-n.
18
ID (mA) ID (mA)
VGS = 7
8 8
VGS = 6
VGS = 5
VGS = 4
VGS = 3
VGS = 2 VDS
1 2 3 4 5 6 7 VGS VGS = VT =1
(a) (b)
Karakteristik MOSFET tipe enhancement kanal-n
Gambar 2.13 Karakteristik MOSFET
(a) ID = f (VGS)
(b) ID = f (VDS)
Pada MOSFET tipe enhancement kanal-n. tegangan pada drain lebih positif dari
pada tegangan pada source. Dan sumber diberi tegangan yang lebih negatif dari
pada gate. Jika VGS di-set pada 0 V maka arus keluaran (ID) yang dihasilkan = 0 A
(MOSFET OFF). MOSFET akan mengalirkan arus apabila diberi V GS yang lebih
besar dari tegangan konduksi/ disebutkan juga tegangan Tresh hold (VT). Arus
akan mengalir dari drain ke source. Apabila VGS diperbesar terus maka arus drain
ID akan lebih besar, dan karakteristik kenaikan arusnya terlihat seperti pada
gambar 2.13.
Perbedaan MOSFET tipe enhancement kanal-p dan kanal-n, adalah terletak pada
polaritas dan arah arus yang mengalir. Parameter yang bisa didapat :
ID = k(VGS-VT)2 .............................................................................................. (2.13)
I D (on)
k ....................................................................................... (2.14)
(VGS (on) vT ) 2
19
2.4.1 Sismin (sistem minimum) mikrokontroler ATMega 16
2.4.1.1 Pulse Width Modulation (PWM)
Pulse Width Modulation (PWM) adalah teknik mendapatkan efek sinyal analog
dari sebuah sinyal digital yang terputus-putus. PWM dapat dibangkitkan hanya
dengan menggunakan digital i/o yang difungsikan sebagai output.
Gelombang di atas dikatakan memiliki duty cycle 50%. Duty cycle adalah
perbandingan antara lebar sinyal high dengan lebar keseluruhan siklus (cycle).
Pada ATMEGA 16 ada 2 cara membangkitkan PWM, yang pertama PWM dapat
dibangkitkan dari port input/ outputnya yang difungsikan sebagai output. Kedua
adalah dengan memanfaatkan fasilitas PWM dari fungsi timer/ counter yang telah
disediakan. Dengan adanya fasilitas ini proses pengaturan waktu high/low sinyal
digital tidak akan mengganggu urutan program lain yang sedang dieksekusi oleh
processor. Selain itu, dengan menggunakan fasilitas ini kita tinggal memasukkan
berapa porsi periode waktu on dan off gelombang PWM pada sebuah register.
OCR1A, OCR1B dan OCR2 adalah register tempat mengatur duty cycle PWM.
Adapun duty cycle dapat dihitung melalui persamaan 2.15.
T (on)
DutyCycle 100% ............................................................. (2.15)
T (on) T (off )
20
yang mengijinkan memori program untuk diprogram ulang dalam sistem
menggunakan hubungan serial SPI. ATMega16. ATMega16 mempunyai
throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer sistem untuk
mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
Beberapa
keistimewaan dari AVR ATMega16 antara lain:
21
22
input, port C yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber
arus jika resistor- resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port C adalah tri-state
ketika kondisi reset menjadi aktif seklipun clock tidak aktif. Jika antarmuka
JTAG enable, resistor- resistor pull-up pada pin-pin PC5(TDI), PC3(TMS),
PC2(TCK)
akan diktifkan sekalipun terjadi reset.
6) Port D; Port D adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor
simetris dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai
input, port D yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi
sumber
arus jika resistor- resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port D adalah tri-
state ketika kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif.
7) Reset : Sebuah low level pulsa yang lebih lama daripada lebar pulsa minimum
pada pin ini akan menghasilkan reset meskipun clock tidak berjalan.
8) XTAL1: Input inverting Oscilator dan input intenal clock operasi
9) XTAL2: Output dari inverting penguat Oscilator.
10) AVCC : Pin supply tegangan untuk Port A dan A/D converter. Sebaiknya
eksternalnya dihubungkan ke VCC meskipun ADC tidak digunakan. Jika
ADC digunakan seharusnya dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
11) AREF : Pin referensi analog untuk A/D konverter.
23
24
6) Tahap odd atau even parity dan parity check didukung oleh hardware
7) Pendeteksian data overrun
8) Pendeteksi framing error
9) Pemfilteran gangguan (noise) meliputi pendeteksian bit false start dan
pendeteksian
low pass filter digital
10) Tiga interrupt terdiri dari TX complete, TX register empty dan RX complete.
25
Untuk kombinasi asinkron maka digunakan seting baudrate 9600 bps karena
yang digunakan 16 MHz sehingga error yang terjadi hanya 0,2%.
kristal
Tabel 2.2 Contoh Pengaturan Frekuensi Osilator Untuk 16 MHz
2.4.2 Optocoupler
Optocoupler merupakan piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah
rangkaian power dengan rangkaian kontrol. Optocoupler merupakan salah satu
jenis komponen yang memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/off-nya. Opto berarti
optic dan coupler berarti pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa optocoupler
merupakan suatu komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic opto-
coupler termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu transmitter
dan receiver.
26
Bagian pemancar atau transmitter dibangun dari sebuah LED infra merah untuk
mendapatkan ketahanan yang lebih baik daripada menggunakan led biasa. Sensor
ini bisa digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan rendah ke rangkaian
tegangan tinggi. Selain itu juga bisa dipakai sebagai pendeteksi adanya
penghalang
antara transmitter dan receiver dengan memberi ruang uji di bagian
tengah antara led dengan photo transistor.