Anda di halaman 1dari 7

TUGAS GEOFISIKA UMUM

PRINSIP METODE MIKROSEISMIK DAN TOMOGRAFI


SEISMIK

NAMA : RISKI NOVRIANTI

NIM : F1D315013

DOSEN PEMBIMBING :

ICHY LUCYA RESTA, S.Pd., M.I

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

JAMBI

2016
1. Mikroseismik

Mikroseismik merupakan metode geofisika yang banyak berperan dalam


berbagai bidang eksplorasi seperti minyak bumi dan gas bumi, eksplorasi panas bumi,
studi kegunungapian, pembelajaran struktur dalam bumi, serta kegempaan. Alat
mikroseismik harus dapat mengidentifikasi peluruhan getaran yang terdapat dalam
medium, bersama dengan broadband seismometer mengukur secara realtime
pergerakan tanah kemudian dapat direkam sebagai fungsi waktu.

Dapat dikategorikan sebagai passive seismic yang dapat digunakan untuk


keperluan eksplorasi hidrokarbon merupakan hal baru di Indonesia dan merupakan
metode baru sebagai pengembangan dari teknologi instrumentasi yang semula
ditujukan untuk keperluan militer, yaitu pengembangan ultra high sensitivity
broadband seismometer yang dipergunakan dalam mendeteksi sinyal akustik sangat
lemah (micro-acoustic) yang mempunyai frekuensi sangat rendah (infrasonik).

Survei mikroseismik (passive seismic) ini pada umumnya dilakukan untuk


berbagai aplikasi, seperti dalam pemantauan aktivitas gunungapi, dalam eksplorasi
geothermal, dalam penelitian mikrozonasi, penelitian geofisika lingkungan, aplikasi
dalam geoteknik, dan masih banyak lagi. Metode ini berawal dari ditemukannya suatu
fenomena menarik, yaitu adanya sinyal mikroseismik yang terdeteksi di atas suatu
reservoar hidrokarbon dan tidak terdeteksi pada permukaan di atas medium yang tidak
berisi hidrokarbon. Fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 1997, ketika
pada top dari sebuah reservoir minyak, ditemukan spektrum noise bumi alami yang
tajam pada frekuensi antara 26 Hz. Fenomena ini telah ditemukan pada beberapa
lokasi yang berbeda, pada reservoir yang berbeda dan pada negara yang berbeda,
dengan keadaan geologi dan lingkungan yang berbeda pula (Suryanto dan Wahyudi
2008). Berdasarkan penemuan tersebut, maka dikembangkan suatu teknologi untuk
mendeteksi hidrokarbon secara langsung yang dapat digunakan baik dalam eksplorasi,
pengembangan lapangan, maupun dalam pemantauan (monitoring) lapangan minyak
dan gas.
Prinsipn mikroseismik adalah geophone ditanam pada kedalaman tertentu.
Sumber mikroseismik yang paling banyak adalah dari peristiwa kompaksi yang
diakibatkan adanya overburden. Secara tidak langsung, metode mikroseismik juga
dapat mendeteksi terjadinya peristiwa overburden yang penting diperhatikan dalam
eksplorasi geofisika. Berikut adalah penggambaran geophone dalam mikroseismik :

Salah satu service company yang mengandalkan mikroseismik adalah


MicroSeismic, Inc (MSI) dengan teknologi andalannya Passive Seismic Emission
Tomography (PSET). PSET berfungsi untuk mentransmisikan data ke pusat
rekaman dan processing, dimana akan dianalisis sifat reservoir dan kondisi geologinya.
Teknologi ini juga memberikan kesempatan pada geologists untuk mengintegrasikan
data mikroseismik dengan data permukaan agar didapat hasil yang lebih akurat.

Setidaknya ada 3 fungsi dari teknologi PSET yang mulai dikembangkan,


yang pertama adalah monitoring reservoir. Pada sumur-sumur tua, sering digunakan
teknik Enhanced Hydrocarbon Recovery dengan cara menginjeksikan fluida, uap, atau
CO2 untuk meningkatkan tekanan reservoir yang berujung pada peningkatan produksi
sumur. Injeksi ini dapat menciptakan transien tekanan yang menjadi sumber
mikroseismik, sehingga kondisi sumur dapat dipantau.

Fungsi kedua adalah monitoring dan mapping untuk fracture. Pemantauan


kondisi fracture sangat berguna dalam monitoring reservoir, apalagi dalam metode
yang tidak biasa seperti mikroseismik, karena fracture sering terjadi akibat perbedaan
tekanan selama injeksi dan produksi. Dengan teknologi PSET, tidak hanya
didapatkan geometri fracture, namun juga pola aliran fluida serta perkembangan
fracture itu sendiri mulai dari azimuth, densitas, dan panjangnya. Selain karena injeksi
dan kompaksi yang sudah dituliskan, sumber mikroseismik juga berasal dari peristiwa
fracturing.

Fungsi ketiga adalah mendeteksi adanya sesar. Pada mikroseismik tidak


terjadi pembatasan panjang gelombang sumber seperti pada seismik refleksi
konvensional, sehingga dapat memberikan banyak informasi tambahan, salah satunya
adalah lebih mudah dalam mendeteksi sesar. Hal ini dikarenakan mikroseismik dapat
melihat diskontinuitas dan kesalahan akibat aliran fluida. Informasi sesar juga
diperlukan dalam kinerja reservoir karena dapat mengubah arah migrasi hidrokarbon.

Selain fungsi-fungsi di atas, mikroseismik juga memberikan banyak kelebihan


lainnya. Seperti soal biaya operasional yang lebih murah. Pada seismik konvensional
menggunakan well seismic yang harganya mencapai 2-4 juta dolar setiap well. Selain
itu, mikroseismik juga dapat mengurangi pengaruh noise karena metode ini memakai
subsurface noise itu sendiri sebagai salah satu sumbernya.

Salah satu masalah dalam mikroseismik adalah pemikiran lama kalau


geophone harus berada dekat dengan sumber. Hal ini dapat dipecahkan dengan cara
memasang ratusan sampai ribuan geophone untuk menciptakan sejenis mikrofon
parabola yang dapat mendeteksi secara bersamaan beberapa peristiwa mikroseismik.
Rangkaian geophone itu juga dapat berfungsi sebagai sistem alarm dini bagi wellbore
dan casing. Hal ini dikarenakan mikroseismik juga dapat menentukan lokasi sumber,
yang banyak berasal dari fracture atau kompaksi, sehingga dapat diketahui jauh
tidaknya lokasi dengan komponen mikroseismik yang vital.

Sampai saat ini, metode mikroseismik dengan teknologi PSET ini marak
digunakan di Amerika Utara. Lokasi lapangannya dapat dilihat pada gambar di bawah
ini :
Bila dianalogikan, geophysicist dalam kasus ini mirip seorang dokter. Pasiennya
adalah reservoir dengan stetoskop bernama mikroseismik. Dengan mendengarkan hampir
semua peristiwa bawah permukaan lalu mendiagnosa apa yang akan terjadi pada reservoir,
dapat segera diambil tindakan cepat bila terjadi masalah.
Metode mikroseismik didasarkan pada prinsip-prinsip sifat non-linear dari suatu
sistem fluida dalam medium berpori. Reservoir berisi hidrokarbo sebagai suatu siste berpori
dapat dideteksi sebagai deformasi karakteristik dari spektrum noise bumi alai dengan range
frekuensi yang rendah 1,5-5,0 Hz. Sinyal mikroseismik berfrekuensi rendah ini direkam secara
pasif dipermukaan bumi dengan seismometer yang sangat sensitif (minimal 200 V/m/s) dan
selanjutnya secara spektroskopis dianalisi untuk menghasilkan sebuah spektrum tertentu yang
unik, yang dapat dgunakan sebagai indikator keberadaaan hidrokarbon. Mikroseismik
hidrokarbon diyakini sebagai peristiwa osilasi harmonik dari suatu fluida hidrokarbon dalam
skalapori yang terjadi didalam reservoir ) serta gelombang seismik frekuensi rendah lainnya
dari berbagai aktivitas geodinamik.

2. Tomografi Seismik

Tomografi seismik adalah teknik pencitraan untuk mendeterminasi variasi sifat


fisis batuan seperti kecepatan gelombang P, gelombang S, atenuasi dll. Terdapat
beberapa teknik tomografi diantaranya refraction traveltime tomography. Dalam finite
frequency traveltime tomography,reflection traveltime tomography dan waveform
tomography. Tomografi seismik biasanya dirumuskan sebagai sebuah inverse problem.
Dalam reflaction traveltime tomography, data yang diobservasi adalah firstarrival
traveltimes t dan parameter model slowness s. Hubungan antara t dan s dirumuskan
sebagai berikut :
t = Ls
Tomografi seismik juga diartikan meode untuk merekontruksi struktur bawah
permukaan bumi dengan menggunakan data bentuk gelombang ( waveform ) atau data
waktu tempuh ( traveltime ) dari gelombang seismik. Metode ini dipergunakan untuk
memperoleh profil sebaran detail dari sifat-sifat fisik batuan sepeti kecepatan
perambatan dan perlambatan. Seisik tomografi juga untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan bumi berdasarkan data waktu tiba gelombang gempa bumi ( P dan S )yang
terekam oleh peralatan seismik ( seismometer ) yang tersebar diatas permkaaan bumi.
Hasil pengolahan dan analisa gelombang tersebut akan memberikan gambaran struktur
3D interior bumi secara rinci. Metode tomografi seismik ini seperti sistem kerja CT
Scan atau USG yang dignakan oleh dokter untuk melihat kondisi organ dalam dan
tulang manusia tanpa melakukan operasi. Apabila gambar CT scan dibuat dalam
jumlah banyak dari berbagai arah maka akan didapatkan perncitraan/images dalam
bentuk 3 dimensi. Hal yang sama dilakukan oleh orang-orang geofisika namun bukan
melihat isi dalam bumi tanpa harus melakukan pengeboran. Sumber getaran yang
digunakan bisa dari sumber buatan maupunsumber alami berupa gempa bumi yang
sering terjadi di seluruh dunia. Sejalan dengan perkembangan teknolgi,peralatn
seismometer juga mengalami perkembangan yang luar biasa dari hari kehari.
Seismometer modern yang disebardiseluru dunia saat ini bisa merekam getaran-getaran
kecil gempabumi yang terjadi seluruh penjuru dunia. Setelahsekian gempa bumi
terjadi, data yang terekam dari ribuan seismometer yang tersebar diseluruh dunia
dalam sekiat waktu, selanjutnya diproses untuk mendapatkan resolusi tinggi pencitraan
keadaan dalam bumi (images of earths interior) menggunakan teknik seismik
tomografi. Gambar dibawah ini menunjukkan contoh hasil pencitraan seismik
tomografi untuk melihat kondisi penunjaman lempeng tektonik dibawah Amerika.
Terdapat banyak cara untuk melakukan pencitraan eismik tomografi, sama
halmya dengan dokter yang memilih teknik CT scan atau USG untuk melihat kondisi
dalam tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan cara mellihat waktu tiba
gelombang P ( primer / pressure wave) padasetiap seisometer. Berdasarkan
jaraksumber gempa bumi dengan perlatan seismmeter dan bebarapa waktu yang
diperlukan untuk sebuah gelombangmerambat, para geofisikawan bisa mematakan
kondisi permukaan bawah. Hal ini dikarenakan cepat atau lambatnya perambatan
gelombang sangat ditentukan oleh kondisi batuan dibawah permukaan. Gambar
dibawah ini menggambarkan bagaimana penjalaran gelombang gempa bumi yang
melewati berbgaia batuan di bawah permukaan kemudian getarannya diterima oleh
seisometer yang dipasang diatas permukaan bumi. Makin banyak seismomter yang
dipasang maka makin besar pula resolusi gambar bawah permukaan yang bisa didapat.

Anda mungkin juga menyukai