DAFTAR ISI
Cover
Lembar Pengesahan
Daftar Nama Anggota
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 LiteraturKomoditas yang Diamati
2.2 Hama pada Komoditas yang Diamati
2.3 Penyakitpada Komoditas yang Diamati
2.4 Pengendalian pada Komoditas yang Diamati
Bab III Kondisi Umum Wilayah
3.1 Lokasi Fieldtrip
3.2 Sejarah Lahan
3.3 Penggunaan Lahan
3.3.1 Jenis Penggunaan Lahan
3.3.2 Sistem Tanam yang Ada di Lokasi Pengamatan
3.3.3 Jenis Komoditas yang Ada Di Lokasi Fieldtrip
Bab IV Metode Pelaksanaan
4.1 Tempat dan Waktu
4.2 Alat dan Bahan ( + Fungsi)]
4.3 Pengamatan (Metode Pengamatan)
4.3.1 Pengamatan Hama, Musuh Alami dan Serangga Lain
(Menggunakan Pitfall, Yellow trap, Sweepnet, Pengambilan secara
Langsung)
4.3.2 Pengamatan Penyakit
4.3.3 Pengamatan Pengolahan Tanah/Faktor Edafik
4.3.4 Pengamatan Pengendalian yang Dilakukan oleh Petani
Bab V Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Pengamatan
5.1.1 Hama yang Ditemukan (Nama Ilmiah + Dokumentasi Lapang,
Klasifikasi Hama+ Gejala dan Tanda)
5.1.2 Musuh Alami yang Ditemukan ( Nama Ilmiah + Dokumentasi
Lapang, Klasifikasi Hama+ Gejala dan Tanda)
5.1.3 Serangga Lain yang Ditemukan ( Nama Ilmiah + Dokumentasi
Lapang, Klasifikasi Hama+ Gejala dan Tanda)
2
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Alat
Tabel 2 Bahan
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3 Laba-laba
Gambar 6 Tipulidae
Bab I
Pendahuluan
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Manfaat dalam melakukan field trip ini adalah agar dapatmenanggulangi
hama dan penyakit pada tanaman budidaya dengan lebih tepat dan efektif.
6
Bab II
Tinjauan Pustaka
arealnya jauh di bawah kubis krop dan petsai. Sampai saat ini titik berat
pengendalian hama tanaman kubis bunga dan brokoli masih mengandalkan
pengendalian kimia secara berlebihan baik dari segi dosis maupun jumlah
perlakuan. Ditinjau dari segi penekanan populasi hama penguasaan inteksida
berhasil baik, namun diingat adanya pengaruh samping yang tidak diinginkan
(Oka, 1995).
8
Selain itu ada literatur yang yang mengatakan hama yang menyerang
tanaman kubis diantaranya yaitu Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae),
Crocidolomia pavonana Fab. (Lepidoptera: Pyralidae), Spodoptera litura Fab.
(Lepidoptera: Noctuidae), Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera:
Noctuidae), Chrysodeixis orichalcea L. (Lepidoptera: Noctuidae), Liriomyza
(Diptera: Agromyzidae) dan Myzus persicae Sulz. (Homoptera: Aphidoidae) (Nia,
et. al. 2013).
yaitu daun mengering dan berwarna coklat dari bagian tepi. Urat-urat daun
berwarna hitam serta di bagian dalamnya seperti basah (Widadi, et.al,2011).
Bercak daun alternia merupakan penyakit pada tanaman kubis yang
menyerang bagian daun. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Alternaria
brassicae. Penyakit ini menimbulkan bercak-bercak kecil berwarna kelabu gelap
dan berjamur berwarna putih. Penyakit ini timbul lebih dominan ke daun yang
lebih tua dan akan mempercepat timbulnya pembusukan. Dan pada daun akan
berbentuk cicin sepusat pada tangkai dan daun (Maulana, et. al, 2015).
Busuk basah merupakan penyakit pada tanaman kubis yang menyerang
pada bagian daun juga. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora.
Penyakit ini mengubah warna daun menjadi warna coklat atau kehitaman lalu
bercak membesar dan membentuk lekukan yang tidak teratur ditambah dengan
suhu lembab tinggi menimbulkan jaringan daun tampak serta terjadi pembusukan
serta infeksi pada daun (Maulana, et. al, 2015).
Penyakit kaki hitam merupakan kanker pada batang dan berwarna coklat
muda kemudian menjadi hitam. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri pathogen
Phoma Lingam. Pada bagian tengah ada titik hitam yang berjamur piknidium.
Dalam batang terjadi pembusukan kering berwarna coklat dan daun menjadi layu
bergantungan yang segar mempunyai tepi berwarna merah. Perakaran yang sakit
menimbulkan tanaman layu dan mati (Maulana, et. al, 2015)
b. Pitfall
10
c. Yellow Trap
Bab III
Kondisi Umum Wilayah
Lahan berawal dari hutan yang dibuka oleh warga secara perlahan dan
lama kelamaan hutan tersebut berubah menjadi lahan perkebunan. Lalu para
pemilik lahan memberikan para petani hanya mengurus lahan perkebunan dengan
tidak mengembalikan uang sewa, dengan kata lain pemilik lahan memberikan
kewenangan untuk mengatur lahannya tersebut.
2
monokultur ini dengan luas 2 Gawangan yang setara dengan 400 m . Selain
Pertama mereka mencangkul lahan yang akan mereka garap, lalu mereka
memberikan sisa-sisa dari panen sebelumnya sebagai bahan pupuk organik.
Setelah memberikan sisa-sisa panen lalu menutupnya dengan tanah, setelah itu
mereka menambahkan lagi pupuk majemuk dan pupuk kandang sebagai pupuk
tambahan. Setelah itu baru mereka menutup lagi dengan tanah. Setelah itu bibit
baru ditanam dengan jarak 40 50 cm dan menyilang agar pertumbuhan dari
tanaman tersebut tidak terhambat oleh tanaman satu sama lain.
Bab IV
Metode Pelaksanaan
Tabel 1. Alat
Alat Fungsi
Sweepnet Untuk menangkap serangga
Pitfall Untuk menangkap serangga
Yellow trap Untuk menangkap serangga
Kamera Untuk mendokumentasi pengamatan
Alat Tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
Tabel 2. Bahan
Bahan Fungsi
Alkohol 70% Untuk membius serangga
Kapas Sebagai tempat untuk alkohol saat membius serangga
Plastik 1 kg Sebagai tempat serangga dikumpulkan
Karet gelang Untuk mengikat plastic 1 kg
Plastik Sebagai tempat menaruh specimen
Toples Sebagai tempat menaruh specimen
4.3 Pengamatan
4.3.1 Pengamatan Hama, Musuh Alami, dan Serangga Lain
a. Pitfall
b. Yellow trap
c. Sweepnet
yang disebabkan oleh penyakit tersebut ialah daun menguning di setiap jaringan
yang lama kelamaan menjadi warna coklat lalu mengering dan berubah menjadi
warna hitam , terjadi pembusukan dan infeksi dan daun berguguran satu persatu
(Maulana, et. al, 2015).
Bab V
Hasil dan Pembahasan
5.3 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan lapang yang kami temukan dapat diidentifikasikan sebagai
berikut :
5.3.1 Hama yang Ditemukan
Hama yang ditemukan pada pengamatan adalah sebagai berikut:
1. Kumbang Kubah Spot
1. Laba-laba
1. Wereng Hijau
Wereng hijau termasuk dalam kingdom animalia, yang memiliki filum
arthropoda, serta termasuk dalam kelas Insecta, berordo Hemiptera
memiliki famili Cicadeillidae bergenus Nephotettix dan berspesies
Nephotettix virescens.
20
2. Lalat Rumah
Lalat rumah termasuk dalam kingdom animalia, yang memiliki filum
arthropoda, serta termasuk dalam kelas Insecta, berordo Diptera
memiliki famili Schizophora bergenus Muscidae dan berspesies M.
domestica.
3. Tipulidae
Laba-laba termasuk dalam kingdom animalia, yang memiliki filum
arthropoda, serta termasuk dalam kelas Insecta, berordo Diptera
memiliki famili Tipulidae bergenus Nephrotoma dan berspesies
Nephrotoma appendiculata.
Hama wereng hijau, lalat rumah dan tipulidae pada tanaman kubis
hanyalah sebagai hama yang singgah dan bukan hama utama pada tanaman kubis.
Sedangkan menurut Nia, et.al. (2013) mengatakan bahwa hama yang menyerang
tanaman kubis diantaranya yaitu Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae),
Crocidolomia pavonana Fab.(Lepidoptera: Pyralidae), Spodoptera litura Fab.
(Lepidoptera: Noctuidae),Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera:
Noctuidae), Chrysodeixis orichalcea L.(Lepidoptera: Noctuidae), Liriomyza
(Diptera: Agromyzidae) dan Myzus persicaeSulz. (Homoptera: Aphidoidae).
5.4 Pembahasan
5.4.1 (Pembahasan Mengenai Jenis OPT yang Ditemukan Beserta Hubungannya
dengan Pengendalian yang Dilakukan dan Dibandingkan dengan
Literature)
Selama field trip Dasar Perlindungan Tanaman tepatnya pada pengamatan
komoditas kubis (Brassicae oleracea) hama yang terdapat pada komoditas kubis
yang berada di Sumberberantas, Bumiaji, Malang hanya adalah kumbang kubah
spot (Epilachna sparsa). Kumbang Epilachna sparsa ini, dapat mengakibatkan
daun pada kubis terdapat lubang lubang. Pengendalian yang digunakan oleh
Bapak Sudarto selaku petani kubis di daerah tersebut, menggunakan pestisida
sintetik atau kimia. Hal itu digunakan agar pengendaliannya berlangsung secara
cepat membasmi hama yang berupa serangga.
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh, Seto dan Soekarto
(2013), bahwa penggunaan pestisida khususnya yang bersifat sintetis berkembang
luas karena dianggap paling cepat dan ampuh mengatasi gangguan hama. Namun,
penggunaannya ternyata menimbulkan kerugian seperti resistensi hama,
resurgensi hama, terbunuhnya musuh alami dan masalah pencemaran lingkungan
dan sangat berbahaya bagi manusia.
Bab VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
25
DAFTAR PUSTAKA
Aryoudi, Antji. Pinem, Mukhtar Iskandar. Marheni. 2015. Interaksi Tropik Jenis
Serangga di atas Permukaan Tanah (Yellow Trap) dan pada Permukaan
26
NB :