Gangguan penyesuaian didefinisikan sebagai gejala-gejala emosisonal atau
perilaku yang bermakna secara klinis dan terjadi sebagai respons terhadap suatu stressor dan menghilang dalam waktu 6 bulan setelah tidak adanya stressor. Gangguan ini dapat dijumpai pada semua usia dan lebih sering pada remaja. Gangguan penyesuaian diperkirakan tidak akan terjadi tanpa adanya stressor. Walaupun adanya stressor merupakan komponen esensial dari gangguan penyesuaian, namun stress adalah salah satu dari banyak faktor yang menentukan berkembangnya, jenis dan luasnya psikopatologi, Berdasarkan DSM IV-TR, gangguan penyesuaian ditandai dengan gejala berdasarkan beberapa kriteria. Gejala emosional dan perilaku bisa muncul dalam jangka waktu 3 bulan setelah onset stressor dan seharusnya pulih dalam jangka waktu 6 bulan setelah stressor hilang. Menurut PPDGJ III, gangguan penyesuaian dapat terdiagnosis jika gejala muncul 1 bulan setelah onset stressor dan biasanya tidak bertahan lebih dari 6 bulan. Pada gangguan penyesuaian, dapat diberikan psikoterapi atau farmakoterapi ataupun kombinasi keduanya. Psikoterapi adalah pilihan utama dengan tujuan untuk menganalisa stressor yang mengganggu pasien kemudian dihilangkan atau diminimalkan. Psikoterapi, konseling krisis medis, intervensi krisis, terapi keluarga, terapi kelompok, terapi perilaku kognitif, dan terapi interpersonal semua mendorong individu untuk mengekspresikan pengaruh, ketakutan, kecemasan, kemarahan, rasa tidak berdaya, dan putus asa terhadap stressor. Farmakoterapi diberikan dalam waktu singkat, dan tergantung dari tipe gangguan penyesuaian, dapat diberikan penggolongan obat yang efektif. Pemberian antiansietas berguna untuk pasien dengan kecemasan. Antidepresi dapat diberikan bila dijumpai adanya depresi.