Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BENGKEL ELEKTROMEKANIK
VL0307
Oleh :
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena hingga saat ini penulis masih
diberi kesempatan berkontribusi di PENS. Suatu kontribusi yang sangat mulia karena
turut serta dalam menyiapkan lulusan yang cerdas, kompeten, dan bermasa depan
khususnya di bidang teknik elektro industri.
Bengkel Elektromekanik adalah salah satu bagian dari mata kuliah praktik
laboratorium bengkel elektromekanik di Program Studi Teknik Elektro Industri
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Bertujuan melatih ilmu dasar keterampilan
mahasiswa dalam hal mengolah keterampilan tangan dan pengetahuan dasar tentang
keselamatan kerja. Dalam buku ini, penulis menyusun petunjuk praktik bengkel
elektromekanik dengan menggunakan tahapan-tahapan pratik dari pengetahuan
keselamatan kerja di laboratorium bengkel elektromekanik, cara penggunaan
peralatan, pengenalan material yang digunakan pada pekerjaan elektrikal dan
mekanik, proses pembuatan panel, wiring kontrol starting motor induksi tiga phasa,
proses finishing dan pengujian. Jenis keterampilan dasar ini harus dikuasai oleh
seorang calon pekerja.
Tugas praktik bengkel elektromekanik ini adalah membuat panel kontrol
starting untuk motor induksi tiga phasa, yang pada akhir tahap penyelesaian menjadi
sebuah produk yang dapat digunakan. Cara yang baik untuk memahami buku ini
adalah memperaktekkan langsung di bengkel atau di laboratorium.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pimpinan
PENS yang telah memberi kesempatan dalam pembuatan buku ini.Semoga Allah
SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua, Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1.......................................................................................................................1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA....................................................1
1.1. Pengertian K3 ...............................................................................................1
1.2. Kesehatan Kerja............................................................................................1
1.3. Keselamatan Bidang Elektromekanik ..........................................................2
1.4. Penyebab Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja ......................................4
1.5. Keselamatan Kerja di Bengkel Elektromekanik ...........................................7
1.6. Tata Tertib Peserta Praktikum di Lab. Bengkel Elektromekanik ...............20
BAB 2.....................................................................................................................23
BAHAN DAN PERALATAN ...............................................................................23
2.1. Bahan ...........................................................................................................23
2.2 Peralatan ......................................................................................................28
BAB 3.....................................................................................................................65
PEMBUATAN BOX PANEL................................................................................65
3.1. Perancangan Bentuk Box Panel................................................................... 65
3.2 Pembuatan Sketsa Pola ................................................................................66
3.3. Pemotongan Plat ..........................................................................................69
3.4 Penekukan Plat ............................................................................................69
3.5 Penyambungan Tiap Bagian ........................................................................71
3.4 Finishing ......................................................................................................72
BAB 4.....................................................................................................................73
KONTROL STARTING MOTOR INDUKSI TIGA FASA .................................73
4.1. Cara Kerja Motor Tiga Fasa ........................................................................73
4.2 Rangkaian Sistem Kendali Elektromagnetik ...............................................76
4.3. Rangkaian Sistem Kendali Motor 3 Phasa Hubungan Bintang Segitiga .....77
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................83
ii
BAB I
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI BENGKEL ELEKROMEKANIK
1.1 Pengertian
adalah sebagai berikut:
Kesehatan kerja, adalah menyangkut kemungkinan ancaman terhadap
kesehatan seseorang yang bekerja pada suatu tempat atau perusahaan selama
waktu kerja yang normal.
Keselamatan kerja, adalah menyangkut resiko dari orang yang bekerja di
suatu tempat atau perusahaan yang disebabkan oleh kecelakaan yang terjadi di
dalam tempat atau perusahaan tersebut. Resiko itu meliputi tidak saja yang
disebabkan oleh elektrik, mekanik, dan bahan kimia yang berbahaya tetapi
juga oleh semua resiko lainnya.
1
2
Dll
1.4.3 Kerugian/pengaruh dari kecelakaan:
a. Bagi pegawai / pengguna laboratorium bengkel elektromekanik
b. Bagi keluarga pegawai / pengguna laboratorium bengkel elektromekanik
c. Bagi perusahaan / institusi
d. Bagi Negara
Bagi pegawai / pengguna laboratorium bengkel elektromekanik :
a. Sakit/menderita/trauma
b. Kehilangan anggota tubuh / cacat
c. Tidak mampu bekerja seperti sedia kala
d. Beban masa depan / kehilangan pendapatan
e. Tidak dapat/sukar berkehidupan sosial secara normal
Bagi keluarga pegawai / pengguna laboratorium bengkel elektromekanik:
a. Kehilangan anggota keluarga
b. Kehilangan seseorang yang menjadi andalan pencari nafkah
c. Timbulnya beban masa depan yang lebih berat
Bagi perusahaan / institusi:
a. Penurunana produk & citra perusahaan / institusi
b. Penggantian peralatan/mesin yang rusak
c. Penggantian bahan baku yang rusak
d. Rehabilitasi pegawai
e. Kehilangan waktu kerja
f. Biaya pelatihan bertambah
g. Biaya perawatan kesehatan bertambah
h. Terganggunya hubungan baik
i. Pekerjaan menjadiI kurang menarik bagi rekan sekerja yang lain
Bagi Negara:
a. Kehilangan pegawai/aparat yang trampil, yang dapat membantu di
berbagai bidang pembangunan
b. Dengan terpublikasinya kecelakaan tersebut, mengurangi minat orang
untuk bekerja ditempat tempat/dibidang tersebut.
7
2.1 Bahan
Dalam pembuatan box panel dan kontrol starting motor induksi 3 phasa
diperlukan beberapa bahan diantaranya sebagai berikut:
2.1.1 Plat Besi (Metal Sheet)
Plat besi merupakan bahan dasar dalam pembuatan box panel. Ukuran
plat besi yang tersedia di pasaran pada umumnya adalah 1220 x 2440
mm dengan ketebalan yang bervariasi mulai dari 0,8 10 mm. Gambar
2.1 merupakan plat besi dari berbagai ukuran dan ketebalan yang
berbeda.
2.1.2 Dempul
Dempul diaplikasikan dengan cara diisikan pada celah atau lubang
dengan menggunakan scrapp atau kapi. Tujuan penggunaan dempul
adalah untuk meratakan permukaan atau sambungan pada benda kerja
sehingga diperoleh hasil finishing yang maksimal. Penggunaan dempul
disesuaikan dengan benda kerja yang akan difinishing, ada berbagai
macam dempul yang bisa diaplikasikan untuk pekerjaan finishing.
Salah satu jenis dempul yang kita gunakan adalah dempul besi atau
23
24
2.2 Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan box panel dan kontrol
starting motor induksi 3 phasa antara lain:
2.2.1 Perkakas Tangan
Perkakas tangan adalah segala macam perkakas atau alat yang
digunakan secara manual (tangan) untuk pekerjaan-pekerjaan mekanik
di bengkel elektromekanik. Secara umum peralatan tangan mempunyai
ciri-ciri, antara lain : bentuknya sederhana, ringan, mudah dibawa
(portable), tidak menggunakan sumber listrik yang terlalu besar,
digunakan secara manual, relatif mudah penggunannya. Jika
dikelompokkan, peralatan tangan dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, yaitu :
a) Perkakas tangan tanpa sumber tenaga dari luar
Jenis perkakas ini sering kita jumpai dalam pekerjaan bengkel, berikut
ini berbagai macam dan jenis perkakas tangan:
1. Kikir
Digunakan untuk pekerjaan penyayatan untuk meratakan dan
menghaluskan suatu bidang, membuat rata dan menyiku antara bidang
satu dan bidang lainnya, membuat rata dan sejajar, membuat bidang-
bidang berbentuk. Mengikir adalah salah satu dari pekerjaan kerja
bangku yang cukup penting dan sulit untuk melakukannya, hanya orang
trampil saja yang dapat mencapai hasil pengikiran yang baik. Posisi
29
antara lain tang kombinasi, tang potong, tang cucut, tang pengupas
kabel, tang jepit dll.
8. Ragum
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipahat, digergaji,ditap,disney,dan lain lain. Dengan memutar
tangkai (handle) ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan. Bibir mulut
ragum harus dijaga jangan sampai rusak akibat terpahat, terkikir dan
lain sebagainya.
35
1. Mistar baja
Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran
pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan
dalam menggambar desain pada plat yang digunakan, ukuran panjang
dari mistar baja ini bermacam- macam, ada yang berukuran 30 cm, 60
cm, dan 100 cm.
Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. Rahang tetap
dan geser ada yang di atas dan di bawah. Dalam jangka sorong terdapat
2 skala. Skala utama pada rahang tetap dan skala nonius di rahang
gesernya. Skala utama memiliki skala dalamm satuan cm dan mm
sedangkan skala pada nonius memiliki panjang 9 mm yang dibagi
menjadi 10 skala.
Contoh Soal:
Carilah panjang benda yang diukur dengan jangka sorong jika pada
skala utama dan skala nonius tampak sebagai berikut :
Jawaban:
Lingkaran Biru : 5, 3 sekian cm
(sekian akan kita dapatkan di lingkaran merah)
Lingkaran Merah : 5
Jadi hasilnya = 5,35 cm
42
5. Mikrometer
Alat ini merupakan alat ukur yang sangat presisi, digunakan untuk
pengukuran ketebalan benda kerja, diameter luar kawat penghantar dan
lain sebagainya. Pada mikrometer terdapat skala utama dan skala
nonius. Mikrometer memiliki satuan pengukuran 0,01 mm dan
ketelitian mencapai 0,01 mm.
memudahkan dalam membuat lubang pada benda kerja. Fungsi dari tiap
bagian bor ini antara lain:
a. Saklar on/off : untuk menyalakan atau mematikan mesin bor.
b. Tutup fan belt : pelindung fan belt (tali penghubung antara motor
penggerak dengan pemegang mata bor).
c. Motor penggerak : sumber penggerak dari mesin bor.
d. Pemegang mata bor : pemegang/penjepit mata bor, terdapat kunci
khusus untuk memasang dan melepas mata bor.
e. Penggerak mata bor : merupakan pegangan untuk menggerakkan
mata bor ke arah atas atupun bawah.
f. Alas mesin bor : merupakan alas untuk menempatkan benda kerja
yang akan di lubangi.
g. Penggerak alas mesin bor : untuk menggerakan alas mesin bor ke
atas atau ke bawah dengan cara diputar kekiri atau kekanan
(kendorkan pengunci alas mesin terlebih dahulu).
h. Pengunci alas mesin bor : untuk mengunci alas mesin bor setelah
diatur sesuai dengan kebutuhan.
d. Nyalakan mesin las dan atur arus mesin las sesuai dengan
kebutuhan (disesuaikan dengan ketebalan dan jenis benda kerja
serta diameter elektroda)
e. Lakukan pengelasan pada benda kerja yang akan disambung
f. perpendekan elektroda harus diikuti dengan penurunan tangan, agar
sudut elektroda dan tinggi busur tetap dapat dipertahankan.
a. Cara sentakan
Cara ini dilakukan dengan menurunkan elektroda secara lurus sampai
menyentuh benda kerja dan langsung diangkat dengan cepat sampai
jarak pengangkatan minimal 1x diameter kawat elektroda.
Metode pengecatan yang akan kita lakukan adalah dengan metode air
spray , karena disamping murah juga menghasilkan kualitas lapisan cat
yang cukup bagus. Pengecatan dengan metode ini dilakukan dengan
cara mengabutkan bahan cat dan bahan pelarut dengan tekanan udara.
Kelemahan metode ini yaitu untuk pengecatan pada posisi sudut tidak
dapat dilakukan secara sempurna karena adanya turbulensi yang
berlebihan yang disebabkan adanya tekanan udara. Kelemahan yang
kedua adalah adanya partikel-partikel cat padat (debu) sebagai akibat
proses pengkabutan dengan udara, ini mengakibatkan tekstur cat kurang
halus. Kelemahan berikutnya adalah masih tercampurnya cat dengan air
sebagai akibat udara yang bertekanan, sehingga dapat menimbulkan
bublling yang bisa mengakibatkan pecahnya cat pada bagian yang
terdapat udara yang terjebak di bawah lapisan cat.
Perlatan yang diperlukan dalam pekerjaan finishing dengan metode ini
antara lain:
1. Kompresor angin
Kompresor udara adalah perangkat yang mengkonversi daya (biasanya
dari mesin listrik atau diesel/bensin) menjadi energi kinetik oleh
pressurizing dan mengompresi udara, yang kemudian diolah dalam
semburan udara yang cepat. Dalam pekerjaan bengkel elektromekanik,
kompresor digunakan untuk memasok udara pada spray gun yang
digunakan untuk pengecatan. Besar tekanan kompresor berbeda-beda
tergantung dari besar kecilnya tabung penyimpanan udara.
Sebelum membuat box panel, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
dengan membuat rancangan dalam bentuk sketsa pola/jaring-jaring. Pembuatan
rancangan ini akan menentukan efisiensi dan efektifitas dalam pekerjaan bengkel
elektromekanik.
3.1 Perancangan Bentuk Box Panel
Tahapan ini merupakan gambaran umum bentuk panel yang akan dibuat.
Bentuk panel bisa digambar secara 3 dimensi, hal ini bertujuan supaya lebih
mudah dalam membuat sketsa pola/jaring-jaring. Di bawah ini merupakan
gambaran bentuk box panel.
65
66
Dari gambar 3 dimensi yang ada kemudian kita buat gambar detail tiap
bagian dari box panel. Di bawah ini merupakan gambar tiap bagian dari
box panel:
3.2 Pembuatan Sketsa Pola/Jaring-jaring
Gambar 3.8 Penekukan/pelipatan bagian tutup belakang, samping kiri dan kanan
desain di atas adalah penyambungan bagian atas dan bawah dengan bagian
belakang.
Gambar 3.12 Bagian box panel yang akan disambung menggunakan las
3.6 Finishing
Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan box panel. Proses
tersebut antara lain:
a. Membersihkan karat pada benda kerja
b. Pengecatan dasar/pengecatan primer
c. Meratakan bagian yang masih berlubang/dengan dempul
d. Menghaluskan bagian yang sudah didempul
e. Pengecatan lapisan pertama
f. Pengecatan lapisan kedua
BAB IV
KONTROL STARTING MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
73
74
Gambar 4.2 Hubungan Bintang/ Star (Y) pada motor induksi 3 phasa
lebih. Pada rangkaian kontrol, arus yang mengalir relatif kecil. Rangkaian kontrol
dilengkapi dengan sakelar tekan NO untuk tombol NP dan NC untuk tombol
OFF. Karena menggunak open.an tombol (sakelar) tekan, maka pada tombol ON
dibuat pengunci (sakelar bantu) dari kontak bantu kontaktor yang normally open.
Gambar 4.5 Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa
lebih F3 (thermal overload relay) dipasangkan seri dengan kontaktor, jika terjadi
beban lebih disisi beban, relay bimetal akan bekerja dan rangkaian kontrol
berikut kontaktor akan OFF.
Gambar 4.6 Rangkaian System Kendali Elektromagnetik Pada Motor Induksi 3 Fasa
Hubungan Bintang Segitiga
79
Hubungan Bintang
Tombol S2 di-ON-kan terjadi loop tertutup pada rangkaian koil Q1 dan menjadi
energized bersamaan dengan koil Q2. Kontaktor Q1 dan Q2 energized motor
terhubung bintang. Koil timer K1 akan energized, selama setting waktu berjalan
motor terhubung bintang.
Hubungan Segitiga
Saat Q1 dan Q2 masih posisi ON dan timer K1 masih energized, sampai setting waktu
berjalan motor terhubung bintang. Ketika setting waktu timer habis, kontak Normally
Close K1 dengan akan OFF menyebabkan koil kontaktor Q1 OFF, bersamaan dengan
itu Q3 pada posisi ON. Posisi akhir kontaktor Q2 dan Q3 posisi ON dan motor dalam
hubungan segitiga. Untuk mematikan rangkaian cukup dengan meng-OFF-kan
tombol tekan S1 rangkaian kontrol akan terputus dan seluruh kontaktor dalam posisi
OFF dan motor akan berhenti bekerja. Kelengkapan berupa lampu- lampu indikator
dapat dipasangkan, baik indikator saat rangkaian kondisi ON, maupun saat saat
rangkaian kondisi OFF, caranya dengan menambahkan kontak bantu normally open
yang diparalel dengan koil kontaktor dan sebuah lampu indikator.
(a)
80
(b)
Gambar 4.7 Wiring hubungan bintang dan segitiga
Dibawah ini contoh wiring kabel untuk rangkaian kontrol starting motor induksi tiga
phasa yang menggunakan tiga magnet kontaktor yang akan di install pada panel
control.
koil K2, begitu juga sebaliknya. Hal ini semata-mata untuk menghindari terjadinya
kedua kontaktor itu bekerja secara bersamaan bila terjadi hubung singkat, yang bisa
menyebabkan kerusakan pada rangkaian utama.
83
Daftar Pustaka :
1. Untung Margono, Praktek Kerja Bangku, Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1995.
2. Bevi Lidya, A.M. Martiana, Keselamatan Kerja, Pusat Pengembangan
Pendidikan Politeknik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Bandung 1996.
3. Dudy Arisandi, Teori Perkakas Tangan, Politeknik Manufaktur Bandung-
ITB, Bandung 1992.
4. Dudy Arisandi, Teori Melamak, Politeknik Manufaktur Bandung-ITB,
Bandung 1990.