Gambar 3.1.
Pola Sumur Injeksi-Produksi
Gambar 3.2.
Pengaruh Dispersi Terhadap Efisiensi Pendesakan Tercampur
f 1 1 (1 S1* ) / K val S1* 1
K val H K 0.78 0.22( 2 / 1 ) 0.25 1
HK adalah faktor heterogenitas reservoir Koval, ditentukan berdasarkan
distribusi permeabilitas dan porositas. Faktor ini dihubungkan dengan Dykstra
Parsons Permeability Variation (VDP) :
log H K V DP /(1 V DP ) 0.2
....(3-6)
Kebanyakan model-model untuk menghitung pengaruh viscous fingering
pada proses pendesakan akan berhubungan effisiensi pendesakannya. Areal
effisiensi maupun effisiensi penyapuan dengan kondisi seperti ini tidak perlu
disesuaikan dengan pengaruh yang terjadi. Penyesuaian effisiensi pendesakan
hanya digunakan pada daerah invaded dari pada daerah kontak (Gambar 3.3)
Gambar 3.3.
Daerah Invaded dan Daerah Kontak
Gambar 3.3.
3.4.1.1.4. Imcomplete Miscibility
Pengukuran effisiensi pendesakan di laboratorium menghasilkan situasi
pencampuran sebenarnya sejak ukuran media berpori yang digunakan memiliki
ukuran kecil dan dan dapat dikontrol. Miscibility dalam reservoir mungkin saja
tidak terjadi di seluruh area dalam arti pencampuran fluida pendesak dengan
fluida yang didesak tidak terjadi secara sempurna di dalam reservoir disebabkan
karena ukuran reservoir dan kesulitan dalam pengontrolan. Hal ini menunjukkan
rendahnya hasil effisiensi pendesakan dibandingkan dengan tes yang dilakukan di
laboratorium.
3.4.2. Effisiensi Penyapuan Volumetrik (Ev)
Proses penginjeksian fluida, fluida injeksi tidak berhubungan dengan
seluruh bagian reservoir. Rasio dari daerah yang tersapu fluida yang diinjeksikan
(area penyapuan) dengan luas total disebut dengan effisiensi penyapuan (E a).
Biasanya rasio dari dari daerah penyapuan (swept area) dengan total area dalam
arah vertikal, antara sumur injeksi dan sumur produksi, disebut dengan effisiensi
penyapuan vertikal (Ey). Effisiensi penyapuan volumetrik merupakan hasil dari
effisiensi luasan dan effesiansi vertikal.
Ev Ea E y
................(3-7)
(r1 r 2 ) belakangfront
M
( r1 r 2 ) depanfront
......(3-8)
r1 dan r2 adalah permeabilitas relatif dari fluida pendesak dan fluida yang
didesak.
Gambar 3.4.
Effisiensi Areal Penyapuan untuk Pola Direct Line Drive
Gambar 3.5.
Effisiensi Areal Penyapuan untuk Pola Five Spot
3.4.2.2 Effisiensi Invasi / Effisiensi Penyapuan Vertikal
Effisiensi Invasi adalah perbandingan antara volume hidrokarbon dalam
pori-pori yang telah didesak oleh fluida atau front terhadap volume hidrokarbon
yang masih tertinggal di belakang front. Pada effisiensi penyapuan, diasumsikan
bahwa proses pendesakan dalam sistem dengan sifat yang serangam secara
vertikal, sehingga pengaruh aliran secara vertikal tidak diperhitungkan. Pada
keadaan tersebut, effisiensi invasi berfungsi sebagai penyelaras yang
memperhitungkan pengaruh aliran ke arah vertikal.
Variasi sifat batuan ke arah vertikal dapat dilihat dengan adanya perlapisan
reservoir, yang memiliki variasi sifat fisik, terutama permeabilitasnya. Pengaruh
perlapiasan terhadap bidang front atau zona transisi adalah bidang front akan
bergerak lebih cepat pada daerah dengan permeabilitas yang tinggi, sehingga
breaktrough air akan lebih dahulu terjadi pada lapisan yang lebih permeable.
Pengaruh perlapisan terhadap penentuan effisiensi invasi ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
Gambar 3.6.
Pengaruh Perlapisan Terhadap Effisiensi Invasi
3.4.3. Effisiensi Perolehan Total
Effisiensi perolehan total, atau faktor perolehan (RF), (Er) adalah fraksi
dari cadangan minyak awal (pada saat pertama kali dilakukan proses pendesakan)
yang dapat didesak dan diambil. Effisiensi perolehan total merupakan hasil dari
proses pendesakan dan pengeffisiensian penyapuan volumetrik.
E r E d .E v E d .E a .E y
.....(3-9)
Dimana :
Er = Fraksi cadangan minyak awal
Ed = Effisiensi pendesakan
Ev = Effisiensi volumetrik
Ea = Effisiensi areal penyapuan
Ey = Effisiensi invasi atau penyapuan vertikal
Gambar 3.7.
Ilustrasi Effisiensi Daerah Penyapuan
Gambar 3.8.
Illustrasi Effisiensi Penyapuan Vertikal