Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 2014730089
6. Hubungan Antar Aspek Psikososial dengan Penyakit Stroke dan Hipertensi yang
memiliki Faktor Resiko dalam Keluarga
Komprehensif : Pelayanan meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan
mengedepankan upaya promotif dan preventif
Adalah suatu kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada dengan cara mencari faktor
risiko di dalam keluarga Rencanakan intervensi untuk menyelesaikan masalah yang ada
Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menimbulkan risiko hipertensi karena akan
meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol tersebut akan melekat pada
dinding pembuluh darah yang lama-kelamaan pembuluh darah akan tersumbat
diakibatkan adanya plaque dalam darah yang disebut dengan aterosklerosis. Plaque
yang terbentuk akan mengakibatkan aliran darah menyempit sehingga volume
darah dan tekanan darah akan meningkat.
Kolesterol merupakan bagian dari lemak. Di dalam tubuh terdapat tiga jenis lemak, yaitu
kolesterol, trigliserida, dan pospolipid. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari
dan dari hasil sintesis dalam hati (hepar). Sekitar 25-50% kolesterol yang berasal dari makanan
dapat diabsorbsi oleh tubuh, selebihnya akan dibuang melalui feses (kotoran). Jika konsumsi
kolesterol terlalu banyak maka penyerapan di dalam tubuh akan meningkat. Beberapa makanan
yang tinggi kandungan kolesterolnya yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, yogurt, kuning telur,
ginjal, kepiting, kerang, udang, cumi-cumi, cokelat, mentega, lemak babi, margarin, hati dan
cavier (telur dari jenis ikan tertentu).
Di dalam makanan, lemak terdiri dari dua macam, yakni lemak jenuh dan lemak tidak jenuh.
Lemak jenuh adalah lemak yang sebagian besar asam lemaknya terdiri dari asam lemak jenuh.
Adapun lemak tidak jenuh adalah lemak yang sebagian besar asam lemaknya terdiri dari asam
lemak tidak jenuh (tidak jenuh ganda dan tidak jenuh tunggal).
Lemak jenuh bersifat menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Banyak penelitian
menyatakan bahwa lemak jenuh dapat meningkatkan tekanan darah. Lemak jenuh banyak
terdapat pada makanan yang berasal dari hewan, seperti daging (sapi, babi, kerbau, kambing),
mentega, susu, keju, dan sebagian kecil dari tumbuh-tumbuhan (kelapa dan hasil olahannya).
Sebaliknya, lemak tak jenuh dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol serum total,
trigliserida darah dan meningkatkan kadar HDL. Dengan demikian, lemak tak jenuh dapat
membantu untuk mencegah aterosklerosis. Bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh
kebanyakan berasal dari tumbuh-tumbuhan (minyak jagung, minyak kedelai, minyak kacang
tanah, minyak biji bunga matahari, minyak bunga mawar) dan sebagian kecil hewani (ikan dan
minyak ikan) (Braverman, 1996 dan Wirakusumah, 2001).
Terdapat hubungan terbalik antara konsumsi ikan dengan kematian pada usia dua puluh tahun
akibat penyakit jantung koroner. Individu yang mengkonsumsi 30 gram atau lebih ikan per hari
mempunyai rata-rata angka kematian akibat penyakit jantung 50 persen lebih rendah daripada
mereka yang tidak mengkonsumsinya.
Selain mengkonsumsi ikan, minyak ikan (asam lemak omega-3) atau EPA (asam
eicosapentaenoic), seperti mackerel, telah terbukti mengurangi risiko penyakit jantung koroner
dengan cara mengurangi tingkat plasma lipid yang tinggi, lipoprotein, dan apolipoprotein serta
menurunkan viskositas darah pada pasien dengan trigliserida yang tinggi (Braverman, 1996 dan
Wirakusumah, 2001). Diet tinggi konsumsi ikan atau suplemen minyak ikan direkomendasikan
pada pasien dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Pada 22 percobaan dengan
mengkonsumsi, suplemen harian rata-rata 4,4 gr minyak ikan per hari berhubungan dengan
penurunan tekanan darah sekitar 1,7/1,5 mmHg, efeknya akan lebih (1)
Rendah kafein
Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh dan minuman soda. Kafein yang terkandung di dalam
kopi memiliki potensi terhadap terjadinya peningkatan tekanan darah, terutama dalam keadaan
stres dan telah terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (Braverman, 1996;
Wirakusumah, 2001; dan Kaplan, 2006). Kafein didalam dua sampai tiga cangkir kopi ( 200-250
mg) atau lebih dapat meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, pasien hipertensi harus
membatasi konsumsi kafein sehari tidak lebih dari dua cangkir kopi, tidak lebih dari tiga atau
empat cangkir teh, tidak lebih dari dua sampai empat kaleng minuman soda berkafein, serta
harus menghindari konsumsi kafein sebelum beraktivitas seperti olahraga atau pekerjaan fisik
berat.
(2)
Stres dapat memicu timbulnya hipertensi melalui aktivasi sistem saraf simpatis yang
mengakibatkan naiknya tekanan darah secara intermiten (tidak menentu) (Andria, 2013). Pada
saat seseorang mengalami stres, hormon adrenalin akan dilepaskan dan kemudian akan
meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokontriksi) dan peningkatan denyut
jantung. Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang tersebut akan
mengalami hipertensi (South, 2014).
(3)
Pedoman Diet Dash
Per 1 kali konsumsi jumlah yang diperbolehkan adalah 1 sendok teh magarin atau 1 sendok
makan mayones rendah lemak atau 2 sendok makan salad dressing.
* Aterosklerosis adalah penyakit akibat respon peradangan pada pembuluh darah (arteri besar
dan sedang), bersifat progresif, yang ditandai dengan deposit massa kolagen, kolesterol, produk
buangan sel dan kalsium, disertai proliferasi miosit yang menimbulkan penebalan dan
pengerasan dinding arteri, sehingga mengakibatkan kekakuan dan kerapuhan arteri (Stary, 1995).
Aterosklerosis sangat dipengaruhi kadar kolesterol yang tinggi (khususnya LDL), merokok,
tekanan darah tinggi, diabetes mellitus, obesitas, dan kurangnya aktifitas fisik.
Referensi :
3. No Title. 2015;