Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN SISTEM IMUN DAN HEMATOLOGI

ANEMIA MEGALOBLASTIK

DOSEN PEMBIMBING :

Iis Fatimawati S.Kep. Ns, M.Kes

DISUSUN OLEH :

ALRIA AJIZAH D.

NIM 141.0008

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017


1. Definisi
Anemia megaloblastk adalah anemia khas ditandai oleh adanya sel
megaloblast dalam sumsum tulang. Sel megaloblast adalah sel prekursor
eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, di mana
maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susunan kromosom
yang longgar.
2. Etiologi
Penyebab anemia megaloblastik adalah sebagai berikut :
1) Defisiensi vitamin B12
a. Asupan kurang biasanya pada vegetarian
b. Malabsorpsi
a) Dewasa : anemia pernisiosa, gastrektomi
total/parsial, penyakit crohns, parasit, limfoma usus
halus, obat obatan ( neomisin, etanol, KCL ).
b) Anak-anak : anemia perinisiosa, gangguan sekresi,
faktor instrinsik lambung, dan gangguan reseptor
kobalamin di ileum.
c) Gangguan metabolisme seluler : defisiensi enzim,
abnoralitas protein pembawa kobalamin (defisiensi
transkobalamin), dan paparan nitrit oksida yang
berlangsung lama.
2) Defisiensi asam folat
a. Asupan kurang
a) Gangguan nutrisi : alkoholisme, bayi premature,
orang tua, hemodialisis, dan anoreksia nervosa.
b) Malabsopsi : gastrektoi parsial, reseksi usus halus,
penyakit crohns, skleroderma, dan obat
antikonvulsan.
b. Peningkatan kebutuhan : kehamilan, anemia hemolitik,
keganasan, hipertiroidisme, serta eritoropoesis yang tidak
efektif (anemia siderblastik, leukimia, pernisiosa, anemia
hemolitik).
3) Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat
4) Gangguan sintesis DNA yang merupakan akibat dari proses berikut
ini :
a. Defisiensi enzim kongenital
b. Didapat setelah pemberian obat atau sitotastik tertentu.
5) Obat-obatan
a. antagonis asam folat : methotrexate, thrimethoprim,
triamterene at high dosis
b. analog purin (antineoplastik, dan obat antivirus dan
imunosupresif) : thioguanine, asiklovir, azathioprine,
merkaptopurin
c. analog pirimidin (antineoplastik dan antiretroviral obat) :
azacytidine, fluorouracil, sitarabin, stavudine, AZT
3. Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu :
1) Anemia Megaloblastik karena Defisiensi Vitamin B12
a. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,
telur, serta susu yang mengandung vitamin B12.
b. Adanya malabsorbsi akibat kelainan pada organ berikut
ini :
a) Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan
kongenital faktor instrinsik, serta gastrektomi
total atau parsial)
b) Kelainan usus (intestinal loop syndrome,
tropical spure, dan post reseksi ileum).
2) Anemia Megaloblastik karena Defisiensi Asam Folat
a. Disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,
terutama pada orang tua, fakir miskin, gastrektomi
parsial, dan anemia akibat hanya minum susu kambing.
b. Malabsorbsi asam folat karena penyakit usus.
c. Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis
(hamil, laktasi, prematuritas) dan keadaan patologis
(anemia hemolitik, keganasan, serta penyakit kolagen).
d. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat urien,
biasanya terjadi pada penyakit hati yang aktif atau
kegagalan faal jantung.
e. Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu.

3) Anemia Megaloblastik karena kombinasi Defisiensi Vitamin B12


dan Asam Folat.
Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim
kongenital atau pada eritroleukimia.
4. Patofisiologi
Timbulnya megaloblast adalah akibat gangguan maturasi inti sel
karena terjadi gangguan sintesis DNA sel-sel eritoblast akibat defisiensi
asam folat dan vitamin B12, di mana vitamin B12 dan asam folat
berfungsi dalam pembentukan DNA inti sel dan secara khusus untuk
vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis
DNA pada inti eritoblast ini, maka maturasi ini lebih lambat, sehingga
kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar karena pembelahan sel
yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan
kromatin yang lebih longgar disebut sebagai sel megaloblast. Sel
megaloblast ini fungsinya tidak normal, dihancurkan saat masih dalam
sumsum tulang sehingga terjadi eritropesis inefektif dan masa hidup
eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.
5. Gejala klinis
1) Anemia karena eritropoesis yang inefektif
2) Ikterus ringan akibat pemecahan globin
3) Glositis dengan lidah berwarna merah, seperti daging (buffy
tongue), stomatitis angularis.
4) Purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit
terganggu.
5) Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neuropati sebagai
berikut :
a. Neuropati perifer : mati rasa, terbakar pada jari
b. Kerusakan kolumna posterir : gangguan posisi, vibrasi
c. Kerusakan kolumna lateralis: spastisitas dengan deep
reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi akan dijumpai hasil sebagai berikut :
1) Hemoglobin menurun, dari ringan sampai berat (3-4 g/dl)
2) Dijumpai makrosit berbentuk oval dengan poikilositosis berat,
MCV (Mean corpuscular volume) meningkat 110-125 fl,
sedangkan retikulosit normal.
3) Biasanya dijumpai leukopenia ringan dengan hipersegmentasi
neutrofil
4) Kadang-kadang dijumpai trombositopenia ringan
5) Pada pemeriksaan sumsum tulang dapat dijumpai adanya gejala
sebagai berikut :
a. Hiperplasia eritroid dengan sel megaloblast
b. Giant metamyelocyte
c. Sel megakariosit besar
d. Cadangan besi sumsum tulang meningkat
6) Kadar bilirubin indirek serum dan LDH meningkat.
7. Pemriksaan Diagnostik
Pemeiksaan-pemeriksaan yang umum dilakukan adalah sebagai berikut
1) Untuk kekurangan vitamin B12 yang dilakukan adalah :
a. Anamnesis makanan
b. Tes absorbsi vitamin B12 dengan dan tanpa faktor
c. Penentuan faktor instrinsik dan antibodi terhadap sel
parietal lambung
d. Endoskopi foto saluran makanan bagian atas
e. Analisis cairan lambung
2) Untuk kekurangan asam folat yang dilakukan adalah :
a. Anamnesis makanan
b. Tes-tes malabsorbsi
c. Biopsi jejunum
d. Tanda-tanda penyakit dasar penyebab
8. Penatalaksanaan Medis/Terapi
1) Terapi suportif
Transfusi diperlukan jika terjadi hipoksia dan suspensi
trombosit bila trombositopenia mengancam jiwa.
2) Terapi untuk Difesisensi Vitamin B12
a. Diberikan vitamin B12 100 1.000 Ug
intramuskular sehari selama dua minggu,
selanjutnya 100 1.000 Ug IM tiap bulan. Bila ada
kelainan neurologis, terlebih dahulu diberikan tiap
dua minggu selama 6 bulan, baru kemudian
diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitif
terhadap pemberian suntikan dapat diberikan secara
oral 1.000 Ug sekali/hari, asal tidak terdapat
gangguan absorbsi.
b. Transfusi darah sebaiknya dihindari, kecuali bila
ada dugaan kegagalan faal jantung, hipotensi
postural, renjatan, atau infeksi berat. Bila diperlukan
darah sebaiknya diberi eritrosit yang diendapkan.
3) Terapi untuk Difesiensi Asam Folat
Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan,
asal tidak terdapat gangguan absorbsi.
4) Terapi penyakit dasar
Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik
9. Diagnosa dan Intervensi
1) Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Subjektif :
a. Klien mengatakan mudah lelah
b. Klien mengatakan sering pusing

Objektif :

a. Klien tampak pucat


b. Konjungtiva anemis
c. Sulit dalam melakukan aktivitas
d. TTV :
TD menurun (Dewasa : 120/80 mmHg)
RR meningkat (Normal : 16-20x/menit)
Nadi lemah (Dewasa : 60-100x/menit)
Suhu meningkat (Normal : 37 0celcius )

Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya

Kriteria hasil :

a. TTD dalam batas normal


b. Klien dapat melakukan aktivitas secara mandiri

Intervensi Rasional
1. Observasi TTD sebelum dan sesudah 1. Mengetahui keadaan umum
melakukan aktivitas. sebelum dan sesudah aktivitas.
2. Bantu klien memilih aktivitas yang 2. Aktivitas yang teralau berat d
sesuai dengan kondisi. sesuai dengan kondisi klian
3. Bantu ubah posisi pasien dengan
memperburuk toleransi
perlahan dan pantau terhadap pusing
latihan.
4. Anjurkan klien untuk membatasi
3. hipotensi postural atau
aktivitas yang cukup berat seperti
serebral dapat menyebabkan
berjalan jauh, berlari, mengangkat
berdenyut, dan peningkatan
beban berat, dll.
cedera
4. Mencegah penggunaan energ
berlebihan karena dapat menim
kelelahan.
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient.
Subjektif :
a. Klien mengatakan mual
b. Klien mengatakan pusing
c. Klien mengatakan BB turun

Objektif :

a. Lidah tampak berwarna merah daging


b. Membran mukosa kering dan pucat

Tujuan : pemenuhan nutrisi klien terpenuhi

Kriteria hasil :

a. BB dalam batas normal


b. Rasa mual hilang
c. Membran mukosa tidak kering dan pucat

1. Observasi dan catat masukan 1. Mengawasi jumlah kalor


makanan pada klien. kebutuhan nutrisi pada klien.
2. Anjurkan klien menjaga kebersihan 2. Mulut yang bersih dapat menin
mulut, dengan selalu melalukan oral nafsu makan
hygiene. 3. Informasi yang diberikan
3. Berikan informasi yang tepat
memotivasi pasien untuk menin
terhadap pasien tentang kebutuhan
intake nutrisi.
nutrisi yang tepat dan sesuai.
4. Anjurkan pasien untuk 4. Meningkatkan kadar asam fo
mengkonsumsi makanan tinggi vitamin B12 dalam tubuh
asam folat dan vit B12 kebutuhan
5. Kolaborasi dengan ahli gizi

5. Menentukan rencana diit asa


dan vitamin B12.

3) Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler


yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrisi ke sel.
Subjektif :
a. Klien mengatakan mual
Objektif :

a. Klien tampak pucat


b. TD rendah, pengisian kapiler lambat
c. Membran mukosa kering

Tujuan : terjadi peningkatan perfusi jaringan

Kriteria hasil :

a. TTV dalam batas normal


b. Membran mukosa berwarna merah muda
c. Pengisian kapiler baik

1. Observasi TTV, pengisian kapiler, 1. Memberikan informasij


membran mukosa keadekuatan perfusi jaringa
2. Anjurkan klien untuk meninggikan
membantu menentukan ke
tempat tidur sesuai toleransi
intervensi.
3. Kaji adanya respon verbal yang
2. Meningkatkan ekspansi par
melambat, mudah terangsang,
memaksimalkan oksigenisasi
agitasi dan bingung
kebutuhan seluler
4. Awasi pemeriksaan laboratorium
3. Dapat mengindikasikan g
(Hb. Ht, jumlah sel darah merah)
fungsi serebral karena hipoks
5. Kolaborasi pemberian oksigen
defisiensi vitamin B12
tambahan sesuai indikasi.
4. Mengidentifikasi defisiensi
kebutuhan pengobatan/respons
terapi
5. Memaksimalkan transpor oks
jaringan.
Daftar Pustaka

EBM.2014. Megaloblastic Anaemia.Milan (Italy) : SICS srl

Gloria M. Bulechek, (et al).2013. Nursing Interventions Classifications (NIC) 6th


Edition. Missouri: Mosby Elsevier

NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi


2015-2017/Editor, T. Heather Herdman. Jakarta : EGC

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi, Dan Klasifikasi


2012-2014/Editor, T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made Sumarwati, Dan Nike
Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Barrah Bariid, Monica Ester, Dan
Wuri Praptiani. Jakarta; EGC.

Ners. Wiwik handayani S.Kep dan dr. Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai