PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tergantung dari jenis tanahnya. Komponen tanah terdiri dari fase padat (organik
dan anorganik) dan fase non padat ( gas/ udara dan air).
Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi
dalam dan luas. Ia juga memandang tanah sebagai hasil kerja gaya-gaya
kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Ada tiga macam cara
1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample): digunakan untuk penetapan berat
jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah,
penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensial, warna tanah dan analisis
kimia tanah.
3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil agregat): digunakan untuk
1
Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan penting untuk penetapan
volume (BV), berat jenis partikel (PD = particle density), tekstur tanah,
permeabilitas tanah, stabilitas agregat tanah, distribusi ukuran pori tanah termasuk
ruang pori total (RPT), pori drainase, pori air tersedia, kadar air tanah, kadar air
tanah.
B. Tujuan
contoh tanah halus (diameter 0,5 mm) yang digunakan untuk acara penetapan
kadar air, derajat kerut tanah dan pengenalan contoh tanah dengan indra.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2
Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi,
yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad
analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai
dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu
Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu
bebas , tergantung pada tujuan dan sasaran yang diinginkan (Saraswati ,dkk.
2007).
Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi
dalam dan luas. Ia juga memandang tanah sebagai hasil kerja gaya-gaya
3
destruktif, sedangkan pembentukan mineral baru sepetii liat, dan perkembangan
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1,
yang baik dan tanah di dalam tabung tetap seperti keadaan lapangan (tidak
terganggu), maka perbandingan antara luas permukaan tabung logam bagian luar
(tebal tabung) dan luas permukaan tabung bagian dalam tidak lebih dari 0,1
Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed
cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg. Contoh
tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah,
perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain (Cameroon, 2011).
Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifatsifat kimia
tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan,
karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah ini dapat
dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis. Kemudian diberi label
tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika label
4
tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar
informasi yang telah tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air
dengan cara ini digunakan untuk analisis kimia tanah, seperti pH dan C organic.
Contoh tanah yang dianalisis merupakan campuran dari sub contoh tanah yang
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami
yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi analisis
kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat
dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh
tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan
tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau
kardus yang kokoh. Untuk analisis IKA dibutuhkan 2 kg contoh tanah (Warrick,
2012).
5
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mortir dan penumbuknya,
saringan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm), tambir untuk peranginan, kantong plastik, dan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah contoh tanah terganggu
yang telah diambil dari lapang dan sudah dikeringkan selama kurang lebih satu
minggu.
B. Prosedur Kerja
1. Contoh tanah yang sudah dikeringkan ditumbuk dalam mortir secara hati-hati.
4. Contoh tanah yang lolos dari saringan 0,5 mm merupakan contoh tanah halus.
5. Contoh tanah dimasukan ke dalam kantong plastik dan diberi label sebagai
keterangan.
IV. PEMBAHASAN
6
Tanah merupakan benda alam yang memiliki sifat beragam. Setiap tempat
terkadang memiliki tanah dengan sifat yang berbeda dengan tempat lainnya.
banyak faktor, di antaranya yaitu bahan induk dan proses alam yang terjadi pada
bahan induk tersebut. Tanah memiliki banyak fungsi. Secara umum, tanah dilihat
sebagai alat produksi dalam bidang pertanian. Karena salah satu fungsi tanah
adalah sebagai tempat atau media tumbuh bagi tanaman. Karena itu, sifat-sifat
tanah baik sifat fisika, kimia maupun biologi sangat menentukan produktivitas
tanaman pertanian.
Jika diperhatikan lebih jauh, peran tanah sebagai media tumbuh bagi
Tanah berperan sebagai media yang menyediakan air dan unsur-unsur hara
Tanah juga berperan sebagai penyedia udara yang dibutuhkan oleh akar
Selain sebagai media tumbuh tanaman, tanah juga berfungsi sebagai tempat
hidup bagi makhluk hidup yang lain. Bagi manusia tanah sangat besar artinya.
Tanah sebagai tubuh Bumi merupakan tempat tinggal dan tempat beraktivitas bagi
manusia. Pada akhirnya tanah juga menjadi tempat manusia dikuburkan setelah
meninggal dunia. Selain itu, tanah juga dimanfaatkan dan diolah oleh manusia
7
untuk kesejahteraan hidupnya. Misalnya untuk usaha budidaya pertanian yaitu
menanami tanah dengan berbagai jenis tanaman yang dapat bermanfaat bagi
manusia. Selain itu, tanah juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
berbagai bahan bangunan dan industri kerajinan seperti batu bata, genteng,
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
berbagai studi, terutama Ilmu Tanah, peran tanah sebagai media tumbuhnya
Sebagai sumber daya alam, tanah berperan penting sebagai sarana untuk
8
dewasa ini. Berbagai inovasi teknologi pertanian terus bermunculan. Semua
organik. Dua sistem budidaya inilah yang banyak digunakan dalam skala luas dan
dan intensitas penggunaan sebuah lahan (tanah) sebagai media tanam akan
Penggunaan lahan atau eksploitasi tanah sebagai media tanam pada usaha
konvensional, telah banyak mengubah sifat-sifat tanah, baik secara fisik, biologi
maupun kimia. Hal inilah yang kemudian mendorong ahli-ahli tanah dan ahli-ahli
fisik, kimia dan biologi tanah agar tetap mampu berperan sebagai media tanam
kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Ada tiga macam cara
9
1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample): digunakan untuk penetapan
berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah,
untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensial, warna tanah dan
Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
berat volume (berat isi, bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1,
yang baik dan tanah di dalam tabung tetap seperti keadaan lapangan (tidak
terganggu), maka perbandingan antara luas permukaan tabung logam bagian luar
(tebal tabung) dan luas permukaan tabung bagian dalam tidak lebih dari 0,1
Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed
cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg. Contoh
10
tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah,
perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain (Cameroon, 2011).
Contoh tanah terganggu dapat juga digunakan untuk analisis sifat-sifat kimia
tanah. Kondisi contoh tanah terganggu tidak sama dengan keadaan di lapangan,
karena sudah terganggu sejak dalam pengambilan contoh. Contoh tanah ini dapat
dikemas menggunakan kantong plastik tebal atau tipis. Kemudian diberi label
tanah. Label ditempatkan di dalam atau di luar kantong plastik. Jika label
tanah, maka label dalam ini perlu dibungkus dengan kantong plastik kecil, agar
informasi yang telah tercatat tidak hilang karena terganggu oleh kelembapan air
Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami
yang kokoh dan tidak mudah pecah. Contoh tanah ini diperuntukkan bagi analisis
kedalaman 0-20 cm. Bongkahan tanah dimasukkan ke dalam boks yang terbuat
dari kotak seng, kotak kayu atau kantong plastik tebal. Dalam mengangkut contoh
tanah yang dimasukkan ke dalam kantong plastik harus hati-hati, agar bongkahan
tanah tidak hancur di perjalanan, dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu atau
kardus yang kokoh. Untuk analisis IKA dibutuhkan 2 kg contoh tanah (Warrick,
2012).
11
Entisol merupakan jenis tanah yang baru saja mulai terbentuk dengan
tingkat perkembangan profil tanah awal atau termasuk dalam jenis tanah muda.
Ketersediaan unsur hara sangat di tentukan oleh jenis bahan induk, tetapi pada
umumnya rendah karena sebagian unsur hara masih terikat dalam bentuk mineral.
officinarum), akan semakin menguras ketersediaan unsur hara dan bahan organik.
Sifat fisika dan kimia tanah Entisol pada kedua jenis penggunaan lahan,
Indeks Kualitas Tanah. Tanah dapat berfungsi dengan baik dalam menopang
tanah dengan bahan induk beragam (Munir, 1996). Pada tanah yang belum
berkembang atau baru mulai berkembang, unsur hara masih terikat bahan induk
dan belum tersedia bagi tanaman. Dari nilai IKT menunjukkan bahwa kualitas
tanah Entisol pada hutan lebih tinggi dari lahan pertanian. Semakin tinggi kualitas
Tanah entisol merupakan tanah yang masih sangat muda, yaitu baru dalam
proses tingkat permulaan dalam perkembangannya, (Kata Ent berarti recent atau
12
baru). Entisol dicirikan oleh bahan mineral tanah yang belum membentuk horison
Entisol terjadi di bagian lapisan atmosfer di daerah dengan bahan induk dari
pengendapan lebih cepat daripada laju perkembangan tanah. Seperti lereng curam,
dataran banjir dan dunes. Kriteria utama ordo entisol adalah tidak-adanya
pasir segar.
Tanah entisol mencakup kelompok tanah alluvial, tanah regosol dan tanah
16% permukaan lahan di bumi yang bebas es. Entisol mempunyai kadar lempung
dan bahan organik rendah, sehingga daya menahan airnya rendah, struktur remah
sampai berbutir dan sangat sarang, hal ini menyebabkan tanah tersebut mudah
melewatkan air dan air mudah hilang karena perkolasi. Banyak entisol teksturnya
13
berpasir dan sangat dangkal (tipis). Tanah entisol banyak terdapat di daerah
alluvial atau endapan sungai dan endapan rawa-rawa pantai, oleh sebab itu tanah
nyata. Jenis jenis tanah pada Entisol memiliki kejenuhan basa bervariasi dari
asam, netral sampai alkalin, kapasitas tukar kation < 20, tekstur kasar berkadar
bahan organik dan N lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur
halus, hal ini disebabkan oleh karena kadar air yang rendah dan kemungkinan
oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur kasar juga penambahan
alamiah dari sisa bahan organik dari pada tanah yang lebih halus. Meskipun tanah
ini kaya akan unsur hara kecuali N akan tetapi unsur ini belum mengalami
Sifat dan karakteristik Tanah entisol yaitu cenderung memiliki tekstur yang
kasar dengan kadar organik dan nitrogen rendah, tanah ini mudah teroksidasi
dengan udara, kelembapan dan pH nya tanah entisol selalu berubah, hal ini
dikarenakan tanah entisol selalu basah dan rendah, ini disebabkan tanah entisol
selalu basah dan terendam dalam cekungan. Dan karena tanah entisol memiliki
kadar asam yang sangat tinggi atau sangat rendah. Jadi kadar asamnya kurang
14
baik untuk ditanami. Akan tetapi kalau dilakaukan pemupukan dengan baik dan
suplai air dikendalikan, beberapa Entisol pun dapat dipakai untuk pertanian
pembatasnya adalah solum yang tipis, tekstur liat, atau neraca lengas-tanah yang
metode baru :
Sistem drainase untuk mengairi tanah ketika kadar asamnya mulai rendah,
juga dapat ditambah dengan pemupukan dengan hasil yang optimal agar tidak
rumput atau alang-alang, pembuatan terasering pada lereng miring agar tidak
mudah tererosi.
penguapan.
bahan organik rendah dan teksturnya didominasi oleh pasir. Tanah dengan
15
hara bagi tanaman khususnya unsur nitrogen karena pencucian. Upaya
pengelolaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nitrogen dalam tanah yaitu
dengan pemberian pupuk anorganik (urea dan ZA) dan pemberian pupuk organik
sawah teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini
tanah dan kandungan hara tersediakan rendah. Potensi tanah yang berasal dari abu
vulkan ini kaya akan hara tetapi belum tersedia, pelapukan akan dipercepat bila
Karawang, Indramayu dan Delta Brantas. Palawija, tebu di Surabaya. Entisol yang
berupa debu, pasir, kerikil, batu bom dan lapili. (baca : ciri ciri tanah subur dan
tidak subur)
Selain itu berasal dari gunduk pasir yang terjadi di sepanjang pantai,
Entisol merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun demikian tanah ini
tidak hanya berupa bahan asal atau bahan induk tanah saja tetapi harus sudah
tanah Entisol yang digunakan untuk usaha pertanian misalnya di daerah endapan
16
sungai atau daerah rawa-rawa pantai. Padi sawah banyak ditanam di daerah-
berikut:
banyak dari yang dibentuk melalui proses pembentukan tanah. Banyak terdapat
sungai, delta, lembah-lembah, daerah sekitar gunung berapi, bukit pasir pantai
Keunggulan jenis tanah ini secara fisik adalah memiliki drainase dan aerasi
yang baik. Untuk kelemahan tanah ini adalah miskin bahan organik dan juga hara
tanah khususnya nitrogen. Pengelolaan untuk jenis tanah ini sebaiknya perlu
yang porous dan juga sebagai sumber hara N. Disamping itu juga meminimalkan
17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Seorang ahli tanah menganggap tanah sebagai tubuh alam yang berdimensi
2. Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang
tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan
tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk,
analisa di laboratorium.
18
4. Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian
diinginkan.
7. Contoh tanah utuh merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah
8. Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed
cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2 kg.
9. Contoh tanah agregat utuh adalah contoh tanah berupa bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah.
B. Saran
Keterbatasan alat dan bahan pada saat praktikum membuat praktikan harus
semua praktikan agar mereka aktif secara individu pada saat pelaksanaan
19
praktikum. Sehingga nantinya semua praktikan dapat memahami proses
DAFTAR PUSTAKA
Lampung.
Jury, W. A., G. Sposito, and R. E. White. 2012. A transfer function model of solute
22: 243-247.
Munir, Moch. 1995.Tanah Tanah Utama Indonesia. Bumi Rafflesia : Gajah Mada
20
University Press
Saraswati, Rasti, dkk.2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Balai Besar Penelitian
Warrick, A. W., and D. R. Nielson. 1980. Spatial variability for soil physical
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun
dalam hori-son-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air
mengalir pada permukaan tanah. Jadi tidak hanya berperan sebagai media
21
pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah
Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses
pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan
hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia,
hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi,
garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan
1. Air higroskopis
Air higroskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat
sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan
selput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks
tanah ditahan pada tegangan antara 31 10.000 atm (pF 4,0 4,7).
2. Air kapiler
22
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan
adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping
atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati piro mikro dan dinding
pori mikro, ditahan pada tegangan antara 1/3 15 atm (pF 2,54 4,20).
Air kapiler dibedakan menjadi: a) Kapasitas lapang yaitu air yang dapat
ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang
terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48
jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas lapang,
tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman, karena pori makro berisi
udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas
lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54. b) Titik layu
permanen yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm
atau pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai Koefisien Layu Tanaman.
3. Air gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena
mudah meresap ke bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah
hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah
B. Tujuan
Menetapkan kadar air tanah kering angin, kapasitas lapang dan kadar air
23
II. TINJAUAN PUSTAKA
Air merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel-sel
tanaman dan mikroba terdiri dari air. Air yang diserap tanaman disamping
berfungsi sebagai komponen sel-selnya, juga berfungsi sebagai media reaksi pada
Air dalam tanah menurut jumlah dan keadaanya dibagi kedalam tiga
keadaan yaitu;
- Air adhesi
- Air higroskopis
- Air kapiler
Air tanah seperti fase cairan mengisi sebagian atau seluruh rongga-rongga
yang terdapat dalam butir-butir tanah atau di dalam agregat tanah, yaitu
24
merupakan larutan dan berbagai senyawa dan garam yang biasa larut dalam tanah
(Henry,Foth, 1994)
Cara biasa untuk menyatakan jumlah air dalam tanah adalah dalam persen
terhadap tanah kering. Kadar air juga dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu
persentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air tanah
dapat digolongkan ke dalam: (1) gravimetri, (2) tegangan dan hisapan, (3)
hambatan listrik (blok tahanan), dan (4) pembaruan neutron (neutron scattering).
Air tanah merupakan salah satu sifat fisik yang berpengaruh langsung
Penetapan kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran
pembedaan berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung
melalui pengukuran sifat-sifat lain yang berhubungan erat dengan air tanah
(Gardner, 1986).
potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
25
a) Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
b) Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
c) Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
Banyaknya air yang tersedia bagi tanaman dicari dengan jalan penentuan
kandungan air pada tanaman lapang (Pf 2,53) dikurangi dengan persentase
keadaan tanah padaa titik layu permanen (Pf 4,2). Dalam hal ini nilai-nilainya
sangat ditentukan terutama oleh tekstur tanah. Tekstur tanah yang lebih tinggi
teksttur yang kasar nilainya akan lebih rendah lagi dibandingkan dengan hal yang
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
26
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu
curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya
tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau
kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid,
2010).
Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas
lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga
bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang
dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik
layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan
27
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah botol timbang, oven,
eksikator, pipet ukur 2 mm, cawan tembaga porus, cawan petridis, bejana seng,
Sedangkan bahan yang digunakan terdiri dari contoh tanah kering angin
B. Prosedur Kerja
ditimbang (a gram)
b. kemudian botol timbang diisi dengan contoh tanah kering 2mm, kurana lebih
28
e. kemudian botol timbang yang telah ditutup dikeluarkan dari oven dengan
menit
f. setelah 15 menit, botol timbang diambil satu persatu dengan tang penjepit,
tanpa ditekan
d. kemudian diteteskan air sebanyak 2 ml dengan pipet ukur secara perlahan-
lahan pada titik tanpa bersinggungan (1 titik=0.67 ml), kemudian bejana seng
ditutup dan diletakan di tempat yang teduh dan dibiarkan selama 15 menit
e. setelah itu, keranjang kuningn dikeluarkan dari bejana seng, diayak dengan
a. cawan tembaga porus dan petridis dibersihkan lalu diberi label secukupnya
29
b. pada dasar cawan tembaga porus diberi kertas saring lalu dijenuhi air dengan
tanah halus (diameter 0.5 mm) kurang lebih 1/3-nya, cawan diketuk ketuk
lagi 1/3-nya dengan cara yang sama sampai cawan tembaga porus penuh
dibersihkan dengan serbet (lap, lalu cawan dimasukkan ke dalam petridis yang
105C
g. setelah pengovenan selesai, cawan diangakat dengan tang penjepit dan
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
31
ka 2 22,49 gr 29,78 gr 29,24 gr 8%
Rata Rata 8,24%
Ada pun perhitungan penetapan kadar air pada tanah kering udara menggunakan
rumus sebagai berikut :
Penghitungan
Kadar Air Tanah Kering Udara
b1 c1 100 %
c1 a1
a. Ka1 =
(35,5834,93)
= (34,9327,58) 100
0,65
100
= 7,35
=8,84%
b2 c 2 100%
c2 a2
b. Ka2 =
( 29,7829,24 )
= (29,2422,49) x 100
0,54
x 100
= 6,75
=8%
Ka 1+ Ka2 8,84 +8 16,42
= = =8,42
c. Ka rata-rata = 2 2 2
32
Keranjang stainless (a)+ gumpalan tanah Kadar air kapasitas
No Ulangan
kosong (a gr) basah (b gr) lapang ( %)
1 KL 1 72.39 93,54 18,86 %
2 KL 2 76,86 89,22 27,72 %
Rata rata 23,29 %
Ada pun perhitungan penetapan kadar air pada tanah kapasitas lapang
menggunakan rumus sebagai berikut :
Perhitungan :
2
100 + 8,42
= 93,54 (74,39 )
2
100 + 8,42
= 19,5
= 10,44 + 8,42
= 18,86 %
2
b2 (a 2 2) 100% ka1
b. KL2 =
2
100 +8,42
= 89,22( 76,86+2 )
2
100 +8,42
= 89,22( 78,86 )
33
2
100 + 8,42
= 10,36
= 19,3 + 8,42
= 27,72 %
KL 1+ KL 2 18,86 +27,72
= =23,29
c. KL rata-rata = 2 2
34
a. KAM 1 = (b - a) - (c - d ) x 100%
(c - d)
= (118,14-72,36) - (98,0271,85) x 100%
(98,02-71,85)
= 45,78 26,17 x 100%
26,17
= 19,61 x 100%
26,17
= 74,93 %
b. KAM 2 = (b - a) - (c - d ) x 100%
(c - d)
= (162,34-92,16) - (131,2989,76) x 100%
(131,29-89,76)
= 70,18 41,53 x 100%
41,53
= 28,65 x 100%
41,53
= 68,98 %
B. Pembahasan
Mengamati kadar air di dalam tanah yang tersedia bagi tanaman adalah
penting sekali terutama dalam hal penentuan pemberian air pada tanaman atau
pengairan tanaman agar supaya tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan air
(Poewidodo, 1991).
35
Fungsi dari pengovenan dilakukan yakni untuk menghilangkan kadar air
bebas yang berada dari bahan tersebut. Dimana air bebas dapat memicu
bahan diharapkan bahan tersebut dapat bertahan lama dan tentunya lebih awet
lagi.
penetapan kadar air adalah untuk mendinginkan bahan atau alat gelas setelah
dipanaskan dan akan ditimbang, dan untuk mengeringkan bahan atau menyimpan
zat atau bahan yang terdapat di dalam cawan porus dan botol timbang harus
eksikator.
Ada 3 unsur pembentuk tanah, yaitu pasir (sand), debu (silt), dan lempung /
liat (clay). Setiap tanah terbentuk dari campuran 3 unsur ini (tidak mutlak,
minimal ada salah satu), unsur pembentuk yang dominan akan menentukan daya
serap air. Daya serap air (permeabilitas -> istilah dalam geografi) berurut dari
yang terkuat hingga yang terlemah adalah: pasir, debu, liat. Jika unsur pembentuk
tanah dominan pasir, maka daya serap airnya tinggi. Hal ini disebabkan karena
tekstur (ukuran butiran) pasir lebih besar dari 2 unsur pembentuk lainnya,
serap liat rendah. Hal ini disebabkan karena teksturnya kecil sehingga partikel
tersusun rapat dan hanya menyisakan sedikit rongga untuk air masuk.
36
Tanah Vertisol memiliki persen pasir yang lebih dominan yaitu sebesar 57%
dan diikuti oleh persen liat sebesar 38% dan persen debu 5%. Dari jumlah persen
pasir, debu, dan liat, tanah Vertisol memiliki kelas tekstur liat berpasir (Suwardji
dkk., 2006). Tanah Entisol memiliki 66,5% fraksi pasir, 6,5% fraksi debu dan 27%
fraksi liat. Tanah ini termasuk dalam kelas lempung liat berpasir yang hampir
sama dengan lempung berliat hanya sedikit lebih kasar karena dominan fraksi
pasir. Pada tanah dengan dominan pasir memiliki ruang pori makro yang lebih
banyak dibandingkan pori mikro sehingga jumlah air yang diikat lebih sedikit. Hal
ini disebabkan oleh daya ikat antar partikel tanah lemah. Tanah Alfisol memiliki
69,5% fraksi pasir, 2,5% fraksi debu dan 28% fraksi pasir. Tanah ini tergolong
dalam kelas tekstur lempung liat berpasir. Alfiso memiliki kandungan fraksi pasir
Tanah Ultisol dari granit yang kaya akan mineral kuarsa umumnya mempunyai
tekstur yang kasar seperti liat berpasir (Suharta dan Prasetyo 1986 cit. Prasetyo
dan Suriadikarta, 2006), sedangkan tanah Ultisol dari batu kapur, batuan andesit,
dan tufa cenderung mempunyai tekstur yang halus seperti liat dan liat halus
(Subardja 1986; Subagyo et al. 1987; Isa et al. 2004; Prasetyo et al. 2005 cit.
hingga kuat, dengan bentuk gumpal bersudut (Rachim et al. 1997; Isaet al. 2004;
Prasetyo et al. 2005 cit. Prasetyo dan Suriadikarta, 2006). Komposisi mineral
pada bahan induk tanah mempengaruhi tekstur Ultisol. Bahan induk yang
didominasi mineral tahan lapuk kuarsa, seperti pada batuan granit dan batu pasir,
cenderung mempunyai tekstur yang kasar. Bahan induk yang kaya akan mineral
37
mudah lapuk seperti batuan andesit, napal, dan batu kapur cenderung
menghasilkan tanah dengan tekstur yang halus (Prasetyo dan Suriadikarta, 2006).
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan
adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping
atau ke atas karena gaya kapiler. Air kapiler ini menempati piro mikro dan dinding
pori mikro, ditahan pada tegangan antara 1/3 15 atm (pF 2,54 4,20).
Air kapiler dibedakan menjadi: a) Kapasitas lapang yaitu air yang dapat
ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang
terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48
jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas lapang,
tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman, karena pori makro berisi
udara sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas
lapang ditahan dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54. b) Titik layu
permanen yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman
tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm
atau pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai Koefisien Layu Tanaman.
Pada praktikum kali ini pada pengamatan kadar air tanah kering angin pada
mendapatkan hasil sebesar 27,58 gr, kemudian setelah itu (a) + contoh tanah (b gr)
ditimbang kembali mendapatkan hasil sebesar 35,58 gr, kemudian (b) setelah di
oven (c gr) saat ditimbang kembali didapatkan hasil sebesar 34,93 gr, hingga
dalam keadaan kosong (a gr) saat ditimbang mendapatkan hasil sebesar 22,49 gr,
38
kemudian setelah itu (a) + contoh tanah (b gr) ditimbang kembali mendapatkan
hasil sebesar 29,78 gr, kemudian (b) setelah di oven (c gr) saat ditimbang kembali
didapatkan hasil sebesar 29,24 gr, kemudian hingga didapatkan kadar air tanah
Dari hasil kedua ulangan pada pengamatan kadar air tanah kering angin
tersebut didapatkan kadar air tanah kering angin rata-rata sebesar 8,42 %. Ada pun
perhitungan penetapan kadar air pada tanah kering udara menggunakan rumus
sebagai berikut :
Penghitungan
b1 c1 100 %
c1 a1
a. Ka1 =
(35,5834,93)
= (34,9327,58) 100
0,65
100
= 7,35
=8,84%
b2 c 2 100%
c2 a2
b. Ka2 =
39
( 29,7829,24 )
= (29,2422,49) x 100
0,54
x 100
= 6,75
= 8%
mendapatkan hasil sebesar 72,39 gr, kemudian setelah itu (a) + gumpalan tanah
basah (b gr) ditimbang kembali mendapatkan hasil sebesar 93,54 gr, kemudian
dalam keadaan kosong (a gr) saat ditimbang mendapatkan hasil sebesar 76,86 gr,
kemudian setelah itu (a) + gumpalan tanah basah (b gr) ditimbang kembali
mendapatkan hasil sebesar 89,22 gr, kemudian hingga didapatkan kadar air
Dari hasil kedua ulangan pada pengamatan kadar air kapasitas lapang
tersebut didapatkan kadar air kapasitas lapang rata-rata sebesar 23,29 %. Ada pun
perhitungan penetapan kadar air pada tanah kapasitas lapang menggunakan rumus
sebagai berikut :
40
Perhitungan :
2
b1 (a1 2) 100% ka1
a. KL1 =
2
100 + 8,42
= 93,54 (72,39+ 2 )
2
100 + 8,42
= 93,54 (74,39 )
2
100 + 8,42
= 19,5
= 10,44 + 8,42
= 18,86 %
2
b2 ( a 2 2) 100% ka1
b. KL2 =
2
100 +8,42
= 89,22( 76,86+2 )
2
100 +8,42
= 89,22( 78,86 )
2
100 + 8,42
= 10,36
= 19,3 + 8,42
41
= 27,72 %
KL 1+ KL 2 18,86 +27,72
= =23,29
c. KL rata-rata = 2 2
kertas saring jenuh + petridish dalam keadaan kosong (a gr) saat ditimbang
mendapatkan hasil sebesar 72,36 gr, kemudian setelah itu (a) + tanah basah jenuh
air (b gr) ditimbang kembali mendapatkan hasil sebesar 118,14 gr, kemudian (b)
setelah di oven 24 jam (c gr) saat ditimbang kembali didapatkan hasil sebesar
98,02 gr, kemudian petridish + cawan + kertas saring setelah di oven (d gr) saat
jenuh + petridish dalam keadaan kosong (a gr) saat ditimbang mendapatkan hasil
sebesar 92,16 gr, kemudian setelah itu (a) + tanah basah jenuh air (b gr) ditimbang
kembali mendapatkan hasil sebesar 162,34 gr, kemudian (b) setelah di oven 24
jam (c gr) saat ditimbang kembali didapatkan hasil sebesar 131,29 gr, kemudian
petridish + cawan + kertas saring setelah di oven (d gr) saat ditimbang kembali
didapatkan hasil sebesar 89,76 gr, kemudian hingga didapatkan kadar air
Dari hasil kedua ulangan pada pengamatan kadar air tersebut didapatkan
kadar air maksimum rata-rata sebesar 71,95 %. Ada pun perhitungan penetapan
42
Penghitungan
a. KAM 1 = (b - a) - (c - d ) x 100%
(c - d)
(98,02-71,85)
26,17
= 19,61 x 100%
26,17
= 74,93 %
b. KAM 2 = (b - a) - (c - d ) x 100%
(c - d)
(131,29-89,76)
41,53
= 28,65 x 100%
41,53
= 68,98 %
43
KAM 1+ KAM 2 74,92 +68,98 143,9
= = =71,95
c. KAM rata-rata = 2 2 2
pengamatan yang dimana menghasilkan sebuah data yang dapat dihitung dengan
rumus yang tersedia. Seperti halnya menurut (Hakim, dkk, 1986) Kadar air tanah
dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap volume
tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan
kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam
oven pada suhu 1000 C 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena
pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air
dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui
tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya
akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air
tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak
44
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Air dalam tanah menurut jumlah dan keadaanya dibagi kedalam tiga keadaan
kandungan air pada tanaman lapang (Pf 2,53) dikurangi dengan persentase
B. Saran
oleh semua praktikan agar mereka aktif secara individu pada saat pelaksanaan
45
praktikum. Sehingga nantinya semua praktikan dapat memahami proses
DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; edisi keenam. PT. Gelora Aksara
Pertama: Jakarta
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah.
Prasetyo, B.H. dan D.A. Suriadikarta. 2012. Karakteristik, potensi, dan teknologi
46
LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
47
Tanah merupakan sesuatu yang dapat diukur karena memiliki 3 demensi
yaitu panjang, lebar dan kedalaman, juga mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang
berbeda-beda diantara tanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat
tanah itu meliputi fisika dan sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain
tekstur, struktur, dan kadar lengas tanah. Beberapa contoh sifat kimia yaitu pH,
kadar bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK). Setiap tanah
tinggi kandungan liat maka semakin besar derakat kerut tanah. Selain itu bahan
penting dalam mempelajari karakteristik fisika tanah. Untuk itu pada pengamatan
ini akan dibahas mengenai derajat kerut tanah pada jenis tanah entisol, ultisol,
organik, udara, dan air. Bahan anorganik terdiri atas golongan fraksi tanah yaitu
pasir, debu, dan liat. Masing-masing memiliki ukuran dan sifat yang berbeda-
beda:
1. Pasir (0,05-2,00 mm), bersifat tidak plastis dan tidak liat, daya menahan
air rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori makro dan lebih banyak,
perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah pasir relative baik.
48
2. Debu (0,002-0,02 mm), merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah
kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang ukup
baik.
3. Liat (<0,002 mm), berbentuk lempengan, bila dibasahi amat lengket dan
sangat plastis, sifat mengembang dan mengkerut yang besar. Bila kering
B. Tujuan
Untuk mengetahui besarnya derajat kerut tanah dari beberapa jenis tanah
dan membandingkan besarnya derajat kerut anatar jenis tanah yang diamati.
(bila kering). Akibatnya pada musim kering karena tanah mengerut maka menjadi
49
Teksrur tanah terdiri atas fraksi pasir yang memiliki diameter 2.00-0.2 mm,
debu memiliki diameter 0.20-0.002 mm, liat memiliki diameter <0.002mm, dan
fraksi kerikil tidal digolongkan dalam fraksi tanah, namun fraksi kerilikmasih
tetap diperhitungkan dalam evalusi tekstur tanah. Fraksi pasir sangat didominasi
oleh mineral kuarso yang tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu
biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk. Fraksi liat lebih
berperan secara kimiawi dalam tanah karena bersifat koloid atau bermuatan listrik
Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar,
mudah untuk diolah, mudah merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sulit dalam pengolahannya sehingga disebut tanah berat.
(Sarief, 1986).
Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu,
organik tanah, maka derajat kerut tanah semakin kecil. (Notohadiprawiro, 1998).
mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila
kering). Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang
kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
50
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986).
Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda diantara tanah
di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan
sifat kimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur, dan kadar
lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukan sifat yang dipengaruhi oleh adanya
unsur maupun senyawa yang terdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh
sifat kimia yaitu pH, kadar bahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation
(KPK). Setiap tanah memiliki sifat mengembang dan mengkerut (Aji, 2012).
organik,udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar dibagi atas golongan
perkolasi cepat,sehingga aerasi dan draianse tanh pasiran relatif lebih baik.
sebagian besar adalah kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan
3. Liat (<0,002 mm) berbentuk mika atau lempeng, bila dibasahi amat
lengket dan sangat plastis, sofat mengembang dan mengerut yang besar. Bila
51
pengembangan volume dan terjadi pelepasan yang disebut sebagai panas
Sifat fisis tanah yaitu sifat yang berhubungan dengan elemen penyusunan
massa tanah yang ada, misalnya volume tanah, kadar air, dan berat tanah. Dalam
keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu butiran padat (solid),
bagian air (water), dan bagian udara (air). Keberadaan materi air dan udara
biasanya menempati pada ruangan antara butiran/pori pada massa tanah tersebut.
( Asbi, 2012).
Alat yang dipergunakan pada praktikum kali ini adalah botol semprot,
cawan porselin, colet, cawan dakhil, jangka sorong dan serbet/lab pembersih.
52
Sedangkan bahan atau material yang dipakai antara lain contoh tanah halus
B. Prosedur Kerja
ditambah air dengan menggunakan botol semprot, lalu diaduk secara merata
2. Pasta tanah yang sudah homogen tadi dimasukkan kedalam cawan dakhil yang
awal).
3. Cawan dakhil yang telah berisi pasta tanah tersebut dijemur di bawah trik
A. Hasil
No Jenis Pengamatan Ke
Tanah 1 2 3 4 5 6 7
1 Vertisol U1 37,30 35,18 37,22 30,53 29,88 28,16 28,10
53
U2 38,75 37,36 38,11 32,45 29,59 27,92 27,28
X 38,02 36,27 37,66 31,49 29,73 28,04 27,69
2 Andisol U1 37,21 36,91 35,39 35,39 35,39 - -
U2 37,10 36,17 35,60 35,60 35,60 - -
X 37,15 36,54 35,49 35,49 35,49 - -
3 Entisol U1 38,04 36,35 35,52 35,37 35,25 - -
U2 37,17 36,32 35,96 35,64 35,24 - -
X 37,60 36,33 35,74 35,50 35,24 - -
4 Ultisol U1 37,70 36,80 35,10 34,55 34,50 34,50 34,50
U2 37,40 36,30 35,34 34,56 34,43 34,43 34,37
X 37,55 36,55 35,22 34,55 34,43 34,43 34,43
5 U1
U2
X
38,227,69
100
DKvertisol= 38,2
= 0,275 x 100%
= 27,5%
37,5534,43
100
DKandisol= 37,55
=8,3 %
35,433
100
DKultisol= 35,4
= 6,7 %
54
37,635,24
100
DKentisol = 37,6
= 6,27%
B. Pembahasan
mengerut. Tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila
kering). Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang
kasar, mudah diolah, mudah merembaskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi
jelek, lengket dan sukar pengolahannya sehingga disebut tanah berat (Sarief,
1986).
organik, udara, dan air. Bahan anorganik terdiri atas golongan fraksi tanah yaitu
pasir, debu, dan liat. Contoh fraksi-fraksi tanah dalam ilmu kesuburan tanah dan
rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori makro dan lebih banyak,
perkolasi cepat, sehingga aerasi dan drainase tanah pasir relative baik.
2. Debu (0,002-0,02 mm), merupakan pasir mikro dan sebagian besar adalah
kuarsa. Fraksi debu mempunyai sedikit sifat plastis dan kohesi yang ukup baik.
3. Liat (<0,002 mm), berbentuk lempengan, bila dibasahi amat lengket dan sangat
plastis, sifat mengembang dan mengkerut yang besar. Bila kering menciut dan
plastis menyerap energy panas, bila dibasai terjadi pengembangan volume dan
55
Pengamatan derajat kerut tanah adalah untuk mengetahui besarnya derajat
kerut tanah dari beberapa jenis tanah dan membandingkan besarnya derajat kerut
antar jenis tanah yang diamati. Selain itu juga dapat untuk mengetahui sifat-sifat
Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi derajat kerut pada tanah adalah
berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut tanah. Semakin tinggi
kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu, bahan organik tanah
berikut:
1. Jenis tanahnya termasuk dalam golongan tanah ringan atau golongan tanah
berat. Apabila termasuk golongan tanah berat maka, nilai derajat kerut tanah
akan semakin besar dan apabila termasuk golongan tanah ringan maka, nilai
maka nilai derajat kerut tanah akan semakin kecil dan apabila kandungan
bahan organiknya rendah, maka nilai derajat kerut tanah akan semakin besar.
Pada praktikum derajat kerut tanah didapatkan hasil dari 2 ulangan setiap
jenis tanah terhadap derajat kerutnya, sebagai berikut: Pada tanah vertisol, untuk
pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar 35,18, pada pengamatan ke-3
didapatkan derajat kerut sebesar 37,22, pada pengamatan ke-4 didapatkan derajat
56
kerut sebesar 30,53, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat kerut sebesar
29,88, pada pengamatan ke-6 didapatkan derajat kerut sebesar 28,16, pada
pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut sebesar 38,75, pada pengamatan ke-2
didapatkan derajat kerut sebesar 37,36, pada pengamatan ke-3 didapatkan derajat
kerut sebesar 38,11, pada pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut sebesar 32,45,
pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat kerut sebesar 29,59, pada pengamatan
ke-6 didapatkan derajat kerut sebesar 27,92, pada pengamatan ke-7 didapatkan
derajat kerut sebesar 27,28. Untuk X pada pengamatan ke-1 didapatkan derajat
kerut sebesar 38,02, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar
36,27, pada pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar 37,66, pada
pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut sebesar 31,49, pada pengamatan ke-5
didapatkan derajat kerut sebesar 29,73, pada pengamatan ke-6 didapatkan derajat
kerut sebesar 28,04, pada pengamatan ke-7 didapatkan derajat kerut sebesar
27,69. Dari hasil tersebut didapat perhitungan derajat kerut pada tanah vertisol
38,227,69
100
DKvertisol= 38,2
= 0,275 x 100%
= 27,5%
kerut sebesar 37,21, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar
57
36,91, pada pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar 35,39, pada
pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut sebesar 35,39, pada pengamatan ke-5
didapatkan derajat kerut sebesar 37,10, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat
kerut sebesar 36,17, pada pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar
35,60, pada pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut sebesar 35,60, pada
pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut sebesar 37,15, pada pengamatan ke-2
didapatkan derajat kerut sebesar 36,54, pada pengamatan ke-3 didapatkan derajat
kerut sebesar 35,49, pada pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut sebesar
35,49, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat kerut sebesar 35,49. Dapat
disimpulkan bahwa pada tanah andisol memiliki derajat kerut yang konstan
dimulai dari pengamatan ke-3 pengamatan ke-5. Dari hasil tersebut didapat
perhitungan derajat kerut pada tanah andisol yaitu dengan rumus perhitungan:
37,5534,43
100
DKandisol= 37,55
=8,3 %
Pada tanah entisol, untuk U1 pada pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut
sebesar 38,04, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar 36,35, pada
pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar 35,52, pada pengamatan ke-4
didapatkan derajat kerut sebesar 35,37, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat
kerut sebesar 35,25. Untuk U2 pada pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut
58
sebesar 37,17, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar 36,23, pada
pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar 35,96, pada pengamatan ke-4
didapatkan derajat kerut sebesar 35,64, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat
kerut sebesar 35,24. Untuk X pada pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut
sebesar 37,60, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar 36,33, pada
pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar 35,74, pada pengamatan ke-4
didapatkan derajat kerut sebesar 35,50, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat
kerut sebesar 35,24. Dapat disimpulkan bahwa pada tanah andisol memiliki
derajat kerut yang konstan pada pengamatan ke-5 yaitu +- 35,24. Dari hasil
tersebut didapat perhitungan derajat kerut pada tanah andisol yaitu dengan rumus
perhitungan:
35,433
100
DKultisol= 35,4
= 6,7 %
Pada tanah ultisol, untuk U1 pada pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut
sebesar 37,30, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar 36,80, pada
pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar 35,10, pada pengamatan ke-4
didapatkan derajat kerut sebesar 34,55, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat
kerut sebesar 34,50, pada pengamatan ke-6 didapatkan derajat kerut sebesar
34,50, pada pengamatan ke-7 didapatkan derajat kerut sebesar 34,50. Untuk U2
pada pengamatan ke-1 didapatkan derajat kerut sebesar 37,40, pada pengamatan
ke-2 didapatkan derajat kerut sebesar 36,30, pada pengamatan ke-3 didapatkan
59
derajat kerut sebesar 35,34, pada pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut
sebesar 34,56, pada pengamatan ke-5 didapatkan derajat kerut sebesar 34,43, pada
pengamatan ke-6 didapatkan derajat kerut sebesar 34,43, pada pengamatan ke-7
didapatkan derajat kerut sebesar 37,55, pada pengamatan ke-2 didapatkan derajat
kerut sebesar 36,55, pada pengamatan ke-3 didapatkan derajat kerut sebesar
35,22, pada pengamatan ke-4 didapatkan derajat kerut sebesar 34,55, pada
pengamatan ke-5 didapatkan derajat kerut sebesar 34,43, pada pengamatan ke-6
didapatkan derajat kerut sebesar 34,43, pada pengamatan ke-7 didapatkan derajat
kerut sebesar 34,43. Dapat disimpulkan bahwa pada tanah ultisol memiliki derajat
kerut yang konstan dimulai dari pengamatan ke-5 pengamatan ke-6. Dari hasil
tersebut didapat perhitungan derajat kerut pada tanah vertisol yaitu dengan rumus
perhitungan:
37,635,24
100
DKentisol = 37,6
= 6,27%
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat kita lihat bahwa masing-masing
jenis tanah mempunyai derajat kerut yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor, yaitu berat ringannya tanah akan menentukan derajat kerut
tanah. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain
itu, bahan orgaik tana berpengaruh sebaliknya. Semakin tinggi kandungan bahan
60
Jika dibandingkan literatur
Entisol merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat
permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon
ochrik, atau histik bila tanah sangat lembek (ENT Recent = baru). Tanah ini dulu
bersifat masam, kejenuhan basa pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah
kurang dari 35%. Tanah ini dulu disebut tanah Podzolik Merah Kuning yang
tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Tanah ini dulu
(Hardjowigeno, 1987)
Andisol adalah tanah epipedon mollik atau umbrik atau ochrik dan horison
kambik, serta mempunyai bulk density (kerapatan limbak) kurang dari 0,85 g/cc
dan didominasi bahan amorf, atau lebih dari 60% terdiri dari bahan volkanik
Vertisol merupakan tanah dengan kandungan air tnggi (lebih dari 30%)
61
tanah mengerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras, kalau basah mengembang
A. Kesimpulan
1. Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang (bila basah) dan mengerut (bila
kering).
2. Tanah yang banyak mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar,
mudah untuk diolah, mudah merembeskan air dan disebut sebagai tanah
ringan.
3. Semakin tinggi kandungan liat, semakin besar derajat kerut tanah. Selain itu,
62
4. Semakin tinggi kandungan bahan organik tanah, maka derajat kerut tanah
semakin kecil.
5. Derajat kerut tanah adalah kemampuan tanah untuk mengembang dan
mengerut.
6. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda diantara tanah di
B. Saran
oleh semua praktikan agar mereka aktif secara individu pada saat pelaksanaan
63
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada :
Jakara
Jakarta
64
LAMPIRAN
65
66
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Warna tanah merupakan ciri tanah yag paling jelas dan mudah ditentukan di
lapang. Warna mencerminkan jenis mineral penyusun tanah, reaksi kimiawi, dan
akumulasi bahan- bahan yang terjadi, misalnya kandungan bahan organik yang
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan
memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan
67
halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat,
- Pasir : Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak
- Pasir Berlempung : Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat,
- Berpasir : Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat
- Lempung : Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan
mengkilat.
- Debu : Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola
- Lempung Berliat : Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk
bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
- Lempung Liat Berpasir : Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak
kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan
mudah hancur.
68
- Lempung Liat Berdebu : Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat,
dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan
mengkilat.
- Liat Berpasir : Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat,
- Liat Berdebu : Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat
- Liat : Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola
dari luar yang merupakan indikator derajat manifestasi kekuatan dan corak gaya-
gaya fisik yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya.
B. Tujuan
69
II. TINJAUAN PUSTAKA
Warna merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali. Warna tanah
dibandingkan sifat tanah yang penting lainnya yang sukar diamati dan diukur
dengan teliti misalnya seperti drainase. Jadi, warna tanah bila digunakan dengan
1998)
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan
jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan
tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa
dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
70
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, 2009)
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir
0,20- 0,002 mm atau 200- 2m) dan liat (clay) (<2 m). Berdasarkan kelas
mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
(Hanafiah, 2009)
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah. Gumpalan-
gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang
melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat
menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal. Tanah
dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-
71
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.Strukktur tanah yang baik
butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
(Hardjowigeno, 1992)
tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009)
(Notohadiprawiro,2000):
4. Tingkat agregasi
kadar bahan
72
organik)
licin, membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar,
membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan
dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).
kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung
pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau
1986).
batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat andik
dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari 0.9 g/cc
73
sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau
mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%
sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4
(Munir, 1996)
Menurut Madjid (2009), warna tanah dengan akurat dapat diukur dengan
III.METODE PRAKTIKUM
74
Alat yang digunakan dalam praktikum acara pengamatan tanah dengan indra
antara lain cawan porselin, botol semprot,colet dan buku Munsell Soil Color
Chart.
Bahan yang digunakan adalah contoh tanah halus (<0,5 mm) dan tanah
masih berbentuk gumpalan (inseptisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol).
B. Prosedur Kerja
1. Warna Tanah
a. Diambil segumpal tanah yang lembab secukupnya (permukaannya tidak
mengkilap).
b. Tanah tersebut diletakan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil
Color Chart.
c. Dicatat notasi warna ( Hue, Value, Chroma) dan nama warna.
struktur tanah.
4. Konsistensi
75
a. Diamati contoh tanah dalam berbagai kandungan air dengan dipijit
A. Hasil
Warna Tanah
No Jenis Tanah Tekstur Tanah
Notasi Warna Nama Warna
b. Struktur Tanah
76
Tipe Kelas Derajat
c. Konsistensi
2. Vertisol S Ps Vt H
3. Ultisol Ss Ps Vp Eh
4. Entisol Ss Po T Sh
5. Inseptisol S P Vf Sh
B. Pembahasan
Kadar lengas dan hidratasi sangat berpengaruh terhap warna tanah, dalam
hal ini apabila dalam keadaan lembab hingga basah maka tanah akan tampak
77
terhadap permukaan air tanah, yang mengarah ke warna reduksi (gleisasi), yaitu
Makin tinggi kandungan bahan organiknya, maka warna tanah akan makin
pada tanah. Sedangkan khusus untuk feldspar dapt menyebabkan warna tanah
Tekstur tanah, biasa juga disebut besar butir tanah, termasuk salah satu sifat
tanah yang paling sering ditetapkan. Hal ini disebabkan karena tekstur tanah
berhubungan erat dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan panas,
berat volume tanah, luas permukaan spesifik (specific surface), kemudahan tanah
Tekstur adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat, yaitu
partikel tanah yang diameter efektifnya 2 mm. Di dalam analisis tekstur, fraksi
dengan hidrogen peroksida (H2O2). Tekstur tanah dapat dinilai secara kualitatif
dan kuantitatif. Cara kualitatif biasa digunakan surveyor tanah dalam menetapkan
78
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan struktur tanah adalah
sebagai berikut:
1. Bahan organik
Yang mana dalam pembentukan struktur tanah ini bahan organik berfungsi
Tekstur juga menunjukan keadaan kasar atau halusnya suatu tanah itu,dari
penjelasan diatas dilihat. hubungan antara struktur dengan tekstur tanah yaitu
tekstur tanah sangat butuh peran tanah. Tanah yang kemantapan rendah makin
mudah diolah karena kandungan liatnya sedikit dan sebaliknya. Tekstur tanah
dengan struktur tanah erat sekali hubungannya. Sebagai contohnya, bila tekstur
menyerap air dan zat zat makanan dari dalam tanah. Bila akar tanaman tersebut
kuat maka akan mengubah struktur dari tanah tersebut, yang semula gumpalan
dalam tanah banyak terdapat organisme maka tanah menjadi gembur dan
79
sebagai perekat partikel-partikel tanah sehingga jika bahan tersedia dalam jumlah
banyak partikel tanah sehingga mudah menyatu dan dapat dibentuk srtuktur
menjadi bahan pembentuk tanah baru, atau mungkin terangkut sampai ke laut.
Sehingga bila struktur tanahnya tidak mantap maka erosi tanahnya akan terjadi.
Di Indonesia jenis tanahnya berupa gumpal, remah dan kersai. Ketiga jenis
tanah ini merupaka bentuk struktur tanah yang sering dijumpai di Indonesia.
Indonesia sendiri merupakan wilayah dengan tanah subur yang ciri-cirinya adalah
bentuk strukturnya gumpal, remah dan kersai. Tanah dengan bentuk struktur tiang
dan lempeng jarang ditemui di Indonesia karena tanah dengan bentuk struktur
tersebut tidak sesuai dengan bahan penyusun tanah yang ada di Indonesia, seperti
iklim, bahan induk, dan organisme. Jadi tanah yang terbentuk hanya berbentuk
butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan
tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah
yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
terutama dalam bidang pertanian, yaitu dapat menentukan cara pengolahan tanah
80
yang baik, dapat menentukan jenis tanaman yang cocok serta dapat mengetahui
Makin tinggi konsistensi tanah, maka pengolahan pada tanah tersebut akan
makin sulit. Sama halnya sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur, konsistensi
tanah. Makin tinggi konsistensi suatu tanah, makin terhambat perakaran suatu
tanaman dan infiltrasi air, serta makin sulit pengolahan pada tanah (Gliessman,
2000).
Pada praktikum kali ini pada pengamatan warna tanah dengan menggunakan
buku Munsell Soil Color Chart didapatkan pada tanah andisol memiliki notasi
warna 2,5 YR 2,5/2 yaitu berwarna very dusty red dengan tekstur pasir. Pada
tanah vertisol memiliki notasi warna 5YR 3/1 yaitu berwarna very dark grey
dengan tekstur mudah patah. Pada tanah ultisol memiliki notasi warna 2,5YR
2,5/4 yaitu berwarna dark reddish brown dengan tekstur lempung berliat. Pada
tanah entisol memiliki notasi warna 7,5YR yaitu berwarna dark brown dengan
tekstur mudah patah. Pada tanah inceptisol memiliki notasi warna 2,5YR 2,5/4
Pada praktikum kali ini pada pengamatan struktur tanah pada tanah andisol
memiliki struktur tanah; bentuk struktur: remah, kelas struktur: kasar, derajat
struktur: 1 (lemah) ped yang terbentuk jika tersinggung mudah hancur menjadi
pecahan-pecahan yang lebih kecil, dibedakan sangat lemah dan agak lemah. Pada
tanah vertisol memiliki struktur tanah; bentuk struktur: gumpal, kelas struktur:
halus, derajat struktur: kuat. Pada tanah ultisol memiliki struktur tanah; bentuk
81
struktur: gumpal, kelas struktur: halus, derajat struktur: tidak beragregat. Pada
tanah entisol memiliki struktur tanah; bentuk struktur: remah, kelas struktur:
halus, derajat struktur: 1 (lemah) ped yang terbentuk jika tersinggung mudah
hancur menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil, dibedakan sangat lemah dan
agak lemah. Pada tanah inceptisol memiliki struktur tanah; bentuk struktur:
gumpal, kelas struktur: sedang, derajat struktur: 2 (cukupan), sudah terbentuk ped
Pada praktikum kali ini pada pengamatan konsistensi tanah pada tanah
kering: lunak. Pada tanah vertisol pada konsistensi basah (s dan ps) agak plastis
konsistensi lembab (vt) sangat teguh (very firm) dengan tekanan sangat kuat baru
hancur - konsistensi kering: (H). pada tanah ultisol konsistensi basah (ss dan ps)
tidak lekat dan agak plastis konsistensi lembab: (vp) konsistensi kering: (eH).
pada tanah entisol konsistensi basah (ss dan po) tidak lekat konsistensi lembab:
(t) konsistensi kering: (sH). pada tanah inceptisol konsistensi basah (s dan p)
licin, membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat
82
Tanah Ultisol bertekstur liat berpasir dan memiliki ciri-ciri licin agak kasar,
membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta
melekat sekali. Tanah ini dikembangkan dari bahan bahan induk liat di hutan
dalam iklim humid untuk waktu yang sangat lama (Foth, 1988).
kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur, melekat. Tanah ini mengandung
pisah-pisah lempung lebih besar atau sama dengan 35% dan pasir lebih besar atau
1986).
batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir
Tanah Andisol dicirikan sebagai tanah mineral yang mempunyai sifat andik
dengan kriteria diantaranya adalah mempunyai berat isi tanah kurang dari 0.9 g/cc
sampai kedalaman lebih dari 35 cm dan didominasi bahan amorf dan atau
mengandung abu vulkano, abu apung, lapili dan sebangsanya lebih dari 60%
sampai kedalaman 35cm atau lebih atau mempunyai pH NaF 1N lebih dari 9.4
(Munir, 1996)
Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan
jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan
83
tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa
dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau. (Madjid, 2009)
yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir
0,20- 0,002 mm atau 200- 2m) dan liat (clay) (<2 m). Berdasarkan kelas
mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.
liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).
(Hanafiah, 2009)
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah. Gumpalan-
gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang
84
berbeda-beda. Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak
melekat satu sama lain (disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat
menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal. Tanah
dengan struktur baik (granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.Strukktur tanah yang baik
butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
(Hardjowigeno, 1992)
tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara. (Abdul Madjid, 2009)
85
V.KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, debu
dan liat.
3. Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir- butir tanah.
4. Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-
butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
5. Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,
bahanbahan penyemen agregat tanah, bahan dan ukuran agregat tanah, tingkat
B. Saran
oleh semua praktikan agar mereka aktif secara individu pada saat pelaksanaan
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta
86
Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung: UNILA
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Majid, Abdul. 2009. Sifat Fisika Tanah (Bagian 5: Konsistensi Tanah. Jakarta:
Erlangga
Jaya
Yogyakarta
LAMPIRAN
87
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(misalnya genesa tanah, analisa tanah, biologi maupun fisika tanah dan keperluan
88
lainnya) sangat diperlukan gambaran yang lebih jelas tentang tanah, umumnya hal
ini dapat diatasi dengan pembutan suatu profil tanah. Untuk mengetahui sifat-sifat
pada setiap lapisan tanah, maka dilakukanlah praktikum pengamatan profil tanah.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari
menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah
Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh
tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah
dilihat dari lapisan, kedalaman lapisan, batasan, topografi, warna, tesktur, struktur,
Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki
1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa
tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa).
Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh.
89
2. Horison A1 adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi
lebih menyerupai A. Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan
organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang
mengalami pencucian.
kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa
6. Horison R adalah batuan keras yang belum dilapuk sehingga tidak dapat
B. Tujuan
90
II. TINJAUAN PUSTAKA
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat
dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman
tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan
tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam
a. Boring yaitu membuat lubang kedalam tanah dengan menggunakan alat bor
91
b. Minipit yaitu mengambil sampel tanah dengan kedalaman 150 180 cm
c. Profil yaitu sama dengan minipit namun lebih baik dengan kedalaman 150
180 cm.
1. Tanah yang telah digali atau di bor sebelumnya diamati, kemudian ambil
tanah tersebut yang berbeda jarak horisonnya. Kemudian susun dan letakkan
2. Setelah itu amati juga ketinggian tempat, bahan induk, drainase (kelas),
permeabilitas,dan iklim.
Color Chart kemudian hasilnya dicatat hasilnya dalam daftar isian profil.
5. Tanah diambil lagi sebagian / sedikit dan dipijit dalam keadaan basah
dicatat.
dimasukkan kedalam botol semprot yang telah berisi akuades kemudian diamkan
92
7. Tanah dipotong lagi sebagian / sedikit kemudian ditetesi yang pertama
menggunakan HCl dan diamati yang terjadi. Tanah dipotong lagi sebagian /
sedikit lalu yan kedua ditetesi menggunakan larutan H2O2 dan diamati yang
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan
unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl);
dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi
aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan
Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan
tanah yang lebih tepat. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah, maka potensi
untuk membentuk berbagai jenis tanah yang berbeda amat besar (Foth,1999).
93
Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara
horizon dan dalam satu horizon. Pada pemerian profil tanah, warna setiap horizon
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga
B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut solum tanah,
meskipun tanah terdiri dari beberapa horison, namun bagi tetanaman yang sangat
penting adalah horizon O-A (lapisan atas) yang biasanya mempunyai ketebalan
dibawah 30cm, bahkan bagi tanaman berakar dangkal seperti padi, palawija dan
Makin tinggi kadar ion di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Bila
= 7 (Hardjowigeno, 2010)
94
III. METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bor tanah, abney level
botol semprot, kertas label, meteran, buku munsell soil color chart, kantong
plastik, spidol, buku peoman pengamatan tanah di lapang, dan daftar isian profil.
B. Prosedur Kerja
95
1. Tempat pembuatan profil, dipilih
2. Dilakukan pengeboran di tempat tempat profil yang akan dibuat sedalam 1
meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1 meter, yang berguna supaya tercapai
keseragaman.
3. Lubang digali sedemikian rupa sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran
profil.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nomor lapisan 1 2 3 4 5
Dalam lapisan 0 - 33 cm 33 - 50 cm 50 - 72 cm 72-101 cm 101-146 cm
Simbol Lapisan O A A1 B C
Batas Lapisan d d g d g
Batas Topografi s w w s w
Warna tanah Dark brown Dark brown Dark Brown Dark Dark Brown
Brown
Tekstur tanah Cl Cl CS Cl Cl
Struktur tanah 1/c 2/m 2 / vc 2/c 1/m
Konsistensi ss / ps / i s/ ps / Vt Ss / ps / Vt Ss / ps / f Ss / ps / f
96
B. Pembahasan
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari
menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah
Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang
dilihat dari lapisan, kedalaman lapisan, batasan, topografi, warna, tesktur, struktur,
mengetahui kondisi tanah atau suatu lahan disuatu daerah. Serta untuk
97
baik.Dimana penelitian profil tanah juga biasa dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui jenis tanah tertentu. Setiap jenis tanah dan tipetipe tanah memiliki
ciri khas yang di pandang dari sifatsifat fisik, kimia maupun biologinya. Dalam
hal ini menyangkut tanah yang memiliki horizon sebagai akibat berlangsungnya
tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-
T = f (i, o, b, t, w)
Keterangan:
f = faktor t = topografi
I = iklim w = waktu
o = organisme
1. Iklim
98
Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu
Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah,
sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH
yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat
membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna
99
banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa
rumput.
kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah
pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon
jati.
3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen
(endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan
induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang
yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah
berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi.
tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung
unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga
dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk
tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan
100
4. Topografi/Relief
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis
karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi
sedimentasi.
Sistem drainase/pengaliran
menjadi asam.
5. Waktu
pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi
semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
penambahan HCL disini bertujuan untuk melihat kandungan kapur di dalam tanah
tersebut, HCL akan bereaksi dengan kapur, dan akan terbentuk gelembung keluar
apakah didalam tanah tersebut mengandung bahan organik atau tidak jika tanah
101
tersebut mengandung bahan organik, maka secara otomatis tanah tersebut akan
semakin banyak kandungan bahan organik yang terkandung dalam tanah tersebut.
sedikit kandungan bahan organik yang terkandung dalam tanah tersebut. Secara
teori horison tanah yang paling tinggi kandungan bahan organiknya adalah
horison O.
agar praktikum dapat berjalan lancar sesuai dengan panduan yang ada. Pada
praktikum kali ini yang pertama adalah pemilihan tempat pembuatan profil tanah,
tempat profil yang akan dibuat sedalam 1 meter pada 2 atau 3 tempat berjarak 1
meter, yang berguna supaya tercapai keseragaman. Lubang digali sedemikian rupa
sehingga terbentuk profil tanah dengan ukuran panjang 2 m, lebar 1,5 m dan
pengamatan profil tanah ini dimulai dengan mengukur dalamnya profil tanah yang
dengan menusukkan pisau ke tanah dengan tekanan yang sama, lalu ukur batas
horison lalu catat ke dalam buku panduan isian profil. Lakukan terus sampai
mendapatnya horison O, A1, A2, B1, B2, kemudian tentukan batas topografinya.
Setelah selesai ambilah sebongkah tanah pada profil tanah tersebut untuk
102
HCl yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan zat kapur pada tanah
tersebut, reaksi terhadap H2O2 yaitu untuk mengetahui ada tidaknya bahan
organik yang terkandung dalam tanah tersebut, perakaran dan sruktur tanah
tersebut.
Pada praktikum kali ini diperoleh hasil kedalaman lapisan pada lapisan I (0-
33 cm), kedalaman lapisan II (33-50 cm), lapisan III (50-72 cm), lapisan IV (72-
adalah defuse (d) batas peralihannya > 12,5 cm, batas topografinya smooth (s)
batasnya lurus teratur, dan mempunyai warna tanah dark brown, memiliki tekstur
tanah (CL) lempung berliat, pada konsistensi basah (ss dan ps) tidak lekat dan
agak plastis konsistensi lembab (i) lepas (loose) dan butir-butir tanah terlepas
satu dengan lainnya, memiliki pH tanah 5,5, saat direaksikan terhadap HCl adalah
(-) tidak mengandung zat kapur, saat direaksikan terhadap H2O2 adalah (++++)
sangat banyak terkandung bahan organi, memiliki struktur tanah; bentuk struktur:
gumpal, kelas struktur: kasar (c), derajat struktur: 1 (lemah) ped yang terbentuk
Lapisan II tanah yang diamati adalah lapisan A1, mempunyai batas lapisan
adalah defuse (d) batas peralihannya > 12,5 cm, batas topografinya wavy (w)
batasnya berbentuk kantung dan lebar > dalam, dan mempunyai warna tanah dark
brown, memiliki tekstur tanah (CL) lempung berliat, pada konsistensi basah (s
103
dan ps) agak plastis konsistensi lembab (vt) sangat teguh (very firm) dengan
tekanan sangat kuat baru hancur, memiliki pH tanah 6, saat direaksikan terhadap
HCl adalah (-) tidak mengandung zat kapur, saat direaksikan terhadap H2O2
adalah (++++) sangat banyak terkandung bahan organik, memiliki struktur tanah;
bentuk struktur: gumpal, kelas struktur: sedang (m), derajat struktur: 2 (cukupan),
Lapisan III tanah yang diamati adalah lapisan A2, mempunyai batas lapisan
adalah gradual (g) batas peralihannya 6,25 - 12,5 cm, batas topografinya wavy (w)
batasnya berbentuk kantung dan lebar > dalam, dan mempunyai warna tanah dark
brown, memiliki tekstur tanah (CS) liat berpasir, pada konsistensi basah (ss dan
ps) tidak lekat dan agak plastis konsistensi lembab (vt) sangat teguh (very firm)
dengan tekanan sangat kuat baru hancur, memiliki pH tanah 7, saat direaksikan
terhadap HCl adalah (+) mengandung zat kapur, saat direaksikan terhadap H2O2
adalah (++++) sangat banyak terkandung bahan organik, memiliki struktur tanah;
bentuk struktur: gumpal, kelas struktur: sangat kasar (vc), derajat struktur: 2
(cukupan), sudah terbentuk ped yang jelas dan masih dapat dipecahkan.
Lapisan IV tanah yang diamati adalah lapisan B1, mempunyai batas lapisan
adalah defuse (d) batas peralihannya > 12,5 cm, batas topografinya smooth (s)
batasnya lurus teratur, dan mempunyai warna tanah dark brown, memiliki tekstur
tanah (CL) lempung berliat, pada konsistensi basah (ss dan ps) tidak lekat dan
agak plastis konsistensi lembab (f) teguh (firm) dengan tekanan agak kuat baru
hancur, memiliki pH tanah 5, saat direaksikan terhadap HCl adalah (++) sedikit
mengandung zat kapur, saat direaksikan terhadap H2O2 adalah (+++) cukup
104
banyak terkandung bahan organik, memiliki struktur tanah; bentuk struktur:
remah, kelas struktur: kasar (c), derajat struktur: 2 (cukupan), sudah terbentuk ped
Lapisan V tanah yang diamati adalah lapisan B2, mempunyai batas lapisan
adalah gradual (g) batas peralihannya 6,25 12,5 cm, batas topografinya wavy
(w) batasnya berbentuk kantung dan lebar > dalam, dan mempunyai warna tanah
dark brown, memiliki tekstur tanah (CL) lempung berliat, pada konsistensi basah
(ss dan ps) tidak lekat dan agak plastis konsistensi lembab (f) teguh (firm)
dengan tekanan agak kuat baru hancur, memiliki pH tanah 5, saat direaksikan
terhadap HCl adalah (+) mengandung zat kapur, saat direaksikan terhadap H2O2
adalah (+++) cukup banyak terkandung bahan organik, memiliki struktur tanah;
bentuk struktur: remah, kelas struktur: sedang (m), derajat struktur: 1 (lemah) ped
Jenis perakaran halus banyak ditemukan karena akar halus merupakan akar
perakaran kasar hanya sedikit ditemukan di horizon B. akar kasar merupakan akar
semak dan rerumputan, sehingga hanya ditemukan sedikit akar kasar dan banyak
105
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan
cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman
dipelajari dilapang..
3. Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia dan biologi
tanah.
4. Suatu profil tanah terdiri dari horizon-horizon dengan warna beragam antara
E-B-C-R.
6. pH tanah menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen di dalam tanah.
7. Penambahan HCl bertujuan untuk melihat kandungan kapur di dalam tanah
tersebut.
8. Penambahan H2O2 bertujuan untuk mengetahui apakah didalam tanah tersebut
B. Saran
Keterbatasan alat dan bahan pada saat praktikum membuat praktikan harus
106
semua praktikan agar mereka aktif secara individu pada saat pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
107
Foth, Henry D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada :
Jakarta.
Foth, Henry D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press:
Yogyakarta.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Divisi Peguruan Tinggi. PT. Raja
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar online. Jurusan Tanah.
Tan, K.H. 1991. Principles of Soils Chemistry (Dasar-dasar Kimia Tanah). Gadjah
LAMPIRAN
108
109
BIODATA
110
No.hp : 089674073525
Bbm : 7DDD2826
Line : ysp26
Facebook : Yudha Sepfiyantoro Purbadi
111