PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penggunaan zat-zat yang beraneka ragam, baik yang berbahaya maupun yang
aman bagi tubuh manusia. Untuk itulah alat-alat laboratorium diperlukan, selain
melakukan percobaan. Namun, tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung
meskipun sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam
jumlah sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan gelas beaker. Karena
ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur zat cair, sedangkan
gelas beaker skala nya tidak akurat dan hanya sebagai wadah atau tempat larutan
atau sampel. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, praktikan harus
setiap praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan data yang akurat
4
B. Tujuan
5
Ilmu kimia merupakan ilmu yang bersifat eksperimental. Ilmu kimia
yang dapat digunakan untuk berbagai macam percobaan. Selain itu, di dalam
alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kimia. Penggunaan alat yang tidak steril dapat menyebabkan kesalahan dalam
zat, maka setiap cabang kegiatan manusia yang menyangkut materi, langsung atau
juga mempelajari bahan kimia. Karakteristik bahan kimia adalah bahan kimia
6
mudah terbakar, bahan pengoksidasi, bahan mudah meledak, bahan radioaktif,
bahan korosif, penyebab korosi, dan bahan beracun (toksik). Oleh karena itu,
diperlukan pengetahuan mengenai komposisi dan sifat dari bahan kimia tersebut,
sehingga dapat memahami sifat dan interaksi bahan tersebut dalam keadaan
Pengenalan alat dan bahan yang dipakai saat praktikum mmeliputi macam-
macam alat dan bahan, mengetahui nama-nama alat, mengetahui sifat dari bahan
kimia, memahami fungsi serta cara kerja alat dan bahan tersebut. Setiap alat
dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi
yang spesifik. Alat-alat tersebut terbuat dari bahan yang berbeda-beda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain. Peralatan
tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab
itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan keberhasilan suatu
Sebagian besar alat yang dipakai dalam analisis kimia terbuat dari gelas.
Selain itu ada pula yang terbuat dari porselin, besi, dan karet. Alat-alat yang
mL.
7
b. Pipet seukuran, adalah pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan
atau zat cair dalam satu ukuran volume tertentu. Besarnya volume pipet
0,01 mL.
c. Pipet tetes, pipet yang digunakan untuk memindahkan larutan dengan cara
tertentu, serta mempunyai leher dan mulut yang sangat kecil dibandingkan
larutan atau zat cair dengan volume yang tepat, dan membuat larutan
atau zat cair dengan tepat. Gelas ukur bermulut lebar dan bercucuk, lebar
Erlenmeyer ada yang berskala dan ada yang tidak, ada yang bertutup dan
ada yang tidak bertutup. Digunakan untuk menampung larutan pada saat
8
j. Eksikator atau desikator, adalah alat untuk menyimpan bahan atau benada
Alat-alat gelas yang dipakai dalam analisis kimia harus dibuat dari bahan gelas
yang tahan panas dan korosi. Biasanya alat-alat gelas yang memenuhi kualifikasi
mengeluarkan larutan.
b. Prop atau tutup karet adalah tutup botol atau labu yang terbuat dari karet,
larutan.
9
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
alat dan bahan ini ada yang terbuat dari gelas antara lain buret, pipet seukuran,
pipet tetes, volumetric flask (labu ukur), gelas ukur, labu Erlenmeyer, labu didih,
labu destilasi, kuvet (cuvet), eksikator atau desikator, tabung reaksi, dan gelas
arloji. Alat-alat yang terbuat dari porselin antara lain cawan porselin, mortir, dan
sendok porselin atau spatula. Alat-alat yang terbuat dari karet antar lain filler dan
prop. Alat-alat yang terbuat dari logam antara lain statif, oven listrik, waterbath,
10
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Natrium
fluoride, Oksalic acid dehydrate, Hidrochloric acid fuming lasm klorida, dan
Asam Oksalat.
B. Prosedur Kerja
1. Alat-alat dan bahan kimia yang ada di laboratorium diamati.
2. Nama dan alat dan kegunaannya ditulis sesuai dengan nomornya.
3. Nama bahan kimia, rumus kimia, bobot molekul, derajat kemurnian, dan
11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
N
Nama Alat Merk Kegunaan Gambar
o
Alat-alat yang terbuat dari gelas
Tempat
untuk titrasi.
Mengambil larutan
Pipet Assisten
2 dengan volume
seukuran t
tertentu.
Meneteskan larutan
3 Pipet tetes
dengan jumlah kecil.
12
larutan/zat cair
standardengan
ketepatan teliti.
Mengukur volume
bentuk cair.
yang digunakan
Labu
6 Phyrex untuk menampung
erlenmeyer
larutan pada saat
titrasi.
Menampung larutan
8 Labu destilasi Pyrex
saat penyulingan.
dengan
13
spektofotometer.
Desikator kering.
Mereaksikan suatu
11 Tabung reaksi -
zat.
dengan 3 cabang
leher. Digunakan
14
untuk menyedot dan
mengeluarkan larutan.
Menutup labu,
untuk destilasi.
Alat-alat yang terbuat dari logam
1 Untuk tempat
Statif -
8 memgang buret.
1 Menghilangkan/me
Oven listrik BINDER
9 nguapkan air.
Memanaskan suatu
2 larutan tanpa
Waterbath NUOHAI
0 langsung terkena
sumber panas.
2 Mengukur derajat
pH-meter HANNA
1 keasaman.
15
2 Mengukur daya
DHL-meter -
3 hantar listrik.
2 Untuk proses
Muffle furnace Fotek
4 pengabuan.
Milton
2 Untuk mengukur
Spektrofotometer Roy
5 absorbansi.
Company
2 Mengetahui emisi
Flamefotometer Jenway
6 suatu logam.
Menghomogenkan
2 Kotterma
Shaker suatu larutan dan
7 n
mencari endapan.
Mengaduk dengan
suatu ikatan.
Membekukan/men
2
Deep freezer Nuarre gawetkan suatu
9
bahan (-86C).
16
Pengukuran
er (AAS) panjang
gelombang.
3 Memanaskan
Kompor listrik Gerhardt
1 bahan.
Penyimpanan steril
kering.
Bobot
No Rumus Derajat Keterangan
Nama Bahan Kimia Molekul
. Kimia Kemurnian lain
(gr/mol)
Serbuk,
putih
2. Asam Asetat CH3COOH 60, 05 P. A Cair,
17
bersifat
korosif
Serbuk
Magnesium Oxide
3. MgO 40, 30 U. S. P warna
heavy
putih
Serbuk,
putih
Lunak,
putih
Butiran
Ph Eur, Ph padat,
6. Saccharose reinst C12H22O11 324, 30
Nord, NF warna
putih
Serbuk
putih
8. Ammonia Sollution NH3 0, 91 25% Cairan
Serbuk
Ammonium
9. NH4F 37, 04 P. A warna
fluoride
putih
Oksalic acid
10. H2C2O4 38, 37 P. A Kristal
dihydrate
Hydrochloric acid
klorida
12. Asam oksalat C2H2O4 2+ 23, 09 P. A Putih,
18
H2O serbuk
19
B. Pembahasan
a. Buret, adalah alat kimia yang terbuat dari gelas yang memiliki ukuran yang
volume cairan atau larutan yang akan dikeluarkan atau dipindahkan secara
akurat sesuai dengan yang dikehendaki. Buret biasa digunakan dalam titrasi.
Prinsip kerja buret adalah saat menggunakannya harus dalam keadaan bersih,
kering, dan bebas lemak. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada
zat cair dalam satu ukuran volume tertentu. Prinsip kerjanya adalah cairan
disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang
tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung
kerjanya adalah menambahkan cairan tetes demi tetes hingga volume tepat.
20
d. Volume flask (labu ukur) adalah labu gelas yang mempunyai volume tertentu,
serta mempunyai leher dan mulut yang sangat kecil dibandingkan dengan
cair dengan volume yang tepat, dan membuat larutan strandar dengan tepat
dan teliti. Prinsip kerjanya labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering
mencapurkan larutan.
e. Gelas ukur, adalah tabung gelas berskala untuk mengukur volume larutan atau
zat cair dengan tepat. Gelas ukur bermulut lebar dan bercucuk, lebar mulut
sama dengan lebar alasnya. Standar deviasinya kira-kira 1 persen dari volume
yang sebenarnya. Prinsip kerjanya mengukur cairan secara tidak teliti dan
Erlenmeyer ada yang berskala dan ada yang tidak, ada yang bertutup dan ada
yang tidak bertutup. Digunakan untuk menampung larutan pada saat titrasi
atau menampung larutan hasil destilasi. Prinsip kerja dari labu erlenmeyer ini
yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara langsung atau dengan
menggunakan corong.
g. Labu didih, adalah labu gelas yang digunakan untuk mendidihkan larutan.
21
j. Eksikator atau desikator, adalah alat untuk menyimpan bahan atau benada agar
terdapat bahan pengering yang umumnya terbuat dari ; silikagel, asam sulfat
pada bagian permukaan harus diberi bahan pelican misal : silicon grease, agar
memanaskan larutan atau zat. Prinsip kerjanya adalah sebagai wadah larutan,
alat untuk penguapan atau pengeringan zat yang terlarut. Prinsip kerjanya
a. Filler, adalah alat penyedot yang gerdiri dari bola karet yang dilengkapi
dengan tiga cabang leher. Filler digunakan untuk menyedot dan mengeluarkan
22
b. Prop atau tutup karet adalah tutup botol atau labu yang terbuat dari karet,
a. Statif, adalah statif ini sebagai tiang penyangga untuk destilasi, titrasi dan
penyarinan, hal ini dikarenakan tabung buret yang pajang sehingga tidak
mungkin untuk dipengang oleh praktikan pada saat akan menitrasi atau
destilasi.
b. Oven listrik, adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan
penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan
dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol
POWER ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur. Kemudian
set suhu dengan menekan tombol SET. Layar SV akan menunjukkan suhu
sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol
sumber panas. Prinsip kerjanya adalah pada saat saklar diposisi on maka
arus listrik dari sumber akan member suplay listrik ke heater. Heater yang
diberi arus listrik memberikan panas pada alat, suhu semakin tinggi, dan
23
d. pH-meter, adalah alat untuk mengukur derajat keasaman ataupun basa dari
suatu larutan yang berbentuk elektronik. Prinsip kerja pH-meter yaitu semakin
banyak electron pada sampel maka akan semakin bernilai asam begitupun
teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu
neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat
kerjanya adalah memasukkan cawan pengabuan yang terisi bahan yang akan
diabukan ke dalam muffle, lalu hidupkan muffle dengan menekan tombol on,
tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari
cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi
24
dalam kuvet. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya
sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium
itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
konsentrasi sampel.
i. Flamefotometer, adalah suatu metode analisa yang berdasarkan pada
gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali
tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala. Prinsip dari flame fotometer ini
adalah pancaran cahaya elektron yang diemisi dari keadaan tereksitasi dan
elektron dari atom netral keluar dari orbitalnya menuju orbital yang lebih
tinggi. Proses eksitasi berlangsung dengan waktu yang relatif sangat singkat
dasarnya dan proses ini dinamakan emisi. Dalam keadaan teremisi inilah
warna tertentu pula. Kita mengenal bahwa Natrium akan menghasilkan pijaran
kimia.
25
k. Centrifuge, adalah alat yang digunakan untuk mengaduk dengan gaya
sehingga bahan tersebut terpisah. Hal ini dilakukan dengan cara memutar
campuran dengan sangat cepat dan bertumpu pada titik pusat. Centrifuge
sering sekali digunakan untuk memisahkan suatu padatan dari cairan misalnya
suatu bahan. Prinsip kerja dari freezer adalah kompresor memompakan gas
freon dengan tekanan yang tinggi dan temperatur yang tinggi. Lalu gas freon
dikirim ke kondensor untuk dibuang kalornya agar freon dapat berubah bentuk
menjadi cair akan tetapi tekanannya masih tinggi. Freon cair ini terus masuk
yang ikut terbawa. Dari pipa kapiler ini freon cair diuapkan oleh evaporator
dan temperature freon rendah sekali sehingga freon kembali ke dalam bentuk
gas. Freon yang telah berbentuk gas ini akan masuk ke saluran hisap untuk
panjang gelombang. AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-
pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar
oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan
26
dasarnya. Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet dan sinar tampak.
Prinsip AAS pada dasarnya sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau ion
Prinsip kerjanya adalah bekerja dengan prinsip induksi sehingga kompor tidak
akan terbentuk garis gaya magnet. Jika kawat konduktor itu dibentuk
(logam), maka loga tersebut akan menerima pengaruh garis gaya magnet lalu
di dalam logam tersebut akan mengalir arus eddy. Setiap logam biasanya
memiliki hambatan listrik, dan arus yang mengalir dalam logam tersebut akan
menyimpan bahan agar tetap kering. Prinsip kerjanya adalah Bio Safety
(Suhardi, 2008).
27
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini memiliki kegunannya
kegunaannya.
pulp (bubur kayu), kertas, sabun, detergen, kaca, dan untuk melunakkan air
Na2CO3, soda, merupakan isu penting. Soda adalah bahan dasar penting
bukan hanya untuk keperluan sehari-hari (seperti sabun) tetapi juga untuk
bunga, karangan bunga hidup untuk menghias ruangan memang tak akan lama
sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun
28
d. Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman.
Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur
mikropun memadai.
e. Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus
gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai
yang sempurna.
i. Magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu
sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak dari hama dan
penyakit.
4. Kalium Klorida (KCl), merupakan unsur hara esensial yang digunakan
hampir pada semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Petani sering
menyebut bahwa kalium adalah unsur hara mutu, karena berpengaruh pada
Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K+. Ion-ion K+ di dalam air tanah
dan ion-ion K+ yang di adsorpsi, dapat langsung diserap. Di samping itu tanah
silikat, dimana kalium membebaskan diri sebagai akibat dari pengaruh iklim.
Persediaan mineral dalam bentuk kalium ini terutama penting bagi tanah liat
dari laut yang masih muda. Bertambah banyak persediaan ini di dalam tanah,
29
maka akan lebih banyak pula kalium di bebaskan sebagai akibat dari pengaruh
iklim yang diserap oleh tanaman. Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman,
antara lain :
a. Sebagai katalisator dalam pembentukan protein.
b. Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral.
c. Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik.
d. Menaikkan pertumbuhan jaringan meristem.
e. Mengatur pergerakan stomata.
f. Memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh.
g. Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung.
h. Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah.
i. Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat.
j. Membantu perkembangan akar tanaman.
k. Membentuk dan mengangkut karbohidrat.
l. Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih
baik.
m. Membuat tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
5. Amonium nitrat (NH4NO3), yang dapat dibuat putpuk. Pupuk ammonium
nitrat adalah pupuk yang dapat menyumbangkan dua jenis hara N dalam
bentuk ammonium dan nitrat. Pupuk ini mempunyai kadar N sebanyak 33,
termasuk pupuk yang larut didalam air. Bentuk pupuk ialah padat dan kristalin
dan berwarna putih, tidak higrokopis dan berkerja cepat (Hasibuan, 2006).
6. Saccharose reinst (C12H22O11), maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa,
digunakan dalam makanan bayi dan susu bubuk beragi (malted milk), bereaksi
positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens dan sebagai pembuat
adalah kaustik logam dasar . Natrium hidroksida adalah basa yang umum di
industri, terutama sebagai kuat kimia dasar dalam pembuatan pulp dan kertas ,
tekstil , air minum , sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain.
30
8. Ammonia Sollution (NH3), penggunaan utama amonia adalah sebagai pupuk.
nilon dan rayon. Selain itu, digunakan dalam proses pencelupan dan gerusan
dari kapas, wol, dan sutra. Amonia berfungsi sebagai katalis dalam produksi
beberapa resin sintetis. Lebih penting lagi, menetralkan asam produk dari
beberapa pupuk sebagai sumber tinggi unsur nitrogen . Hal ini juga digunakan
lain bahan pencampur zat warna dalam industri tekstil dan cat, menetralkan
kelebihan alkali pada pencucian dan sebagai bleaching. Asam oksalat pada
industri logam dipakai sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari
31
11. Hydrochloric acid fuming lasm klorida (HCl), memiliki beberapa kegunaan
antara lain:
a. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan
makanan.
f. Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan
porselen.
h. HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation .
i. Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses
32
Alat-alat yang terbuat dari gelas yang memiliki merk Assistant yaitu buret
dan pipet seukuran. Yang memiliki merk Pyrex yaitu Volumetric flask (labu ukur),
gelas ukur, labu erlenmeyer, labu didih, labu destilasi, kuvet, dan gelas arloji. Dan
alat yang tidak tercantum merknya yaitu alat pipet tetes, eksikator atau desikator,
Alat-alat yang terbuat dari porselin seperti cawan porselin, mortar, dan
sendok porselin atau spatula tidak tercantumkan merknya. Alat-alat yag terbuat
dari karet seperti filler memiliki merk D&N, sedangkan prop tidak tercantumkan
merknya.
Alat-alat yang terbuat dari logam seperti oven listrik bermerk BINDER,
listrik bermerk Gerhardt, dan Bio Safety Cabinet bermerk Nuaire. Sedangkan
Bahan yang diamati pada saat praktikum memiliki rumus kimia, bobot
33
a. Commercial grade atau kemikalia teknik. Bahan kimia ini pada uumnya tidak
tidak dimurnikan dan telah dites untuk meyakinkan bahwa kandungan dari
digunakan pada praktikum ini. Bahan-bahan yang memiliki derajat kemurnian Pro
Analysi (P.A) yaitu Natrium Carbonat (Na 2CO3), Asam Asetat (CH3COOH),
Oxide heavy (MgO), bahan kimia Saccharose reinst (C 12H22O11) memiliki derajat
kemurnian 25% dan Hidrochloric acid fuming lasm klorida (HCl) derajat
kemurniannya 37%.
34
Selain itu, bahan-bahan tersebut juga memiliki sifat-sifatnya masing-
tanpa warna yang menyerap embun dari udara, punya rasa alkalin/pahit, dan
khas. Selain itu, garam-garam dari asam asetat bereaksi dengan larutan
besi(III) klorida, yang menghasilkan warna merah pekat yang hilang bila
berubah kusam saat terkena udara, tetapi berbeda dengan logam-logam alkali
yang sulit ditembus atau diasingkan. Dalam bentuk bubuk, logam ini terbakar
dengan memancarkan api putih saat terkena kondisi lembab. Magnesium sulit
terbakar jika dalam bentuk massal, dan lebih mudah dibakar jika dipotong
vitreous kristal putih atau berwarna, dengan struktur kristal yang memotong
mudah dalam tiga arah. Kalium klorida kristal adalah kubik berpusat muka.
Potas bervariasi dalam warna dari merah muda atau merah menjadi putih
35
tergantung pada proses pertambangan dan pemulihan digunakan. Potas Putih,
kadang-kadang disebut sebagai potas larut, biasanya lebih tinggi pada analisis
Suhu lebur 155C, terurai pada suhu 210C, rumus molekul NH4NO3, Berat
molekul 80.0396, kelarutan 118% pada 0C, titik lebur 170C, sangat mudah
pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan
karbondioksida dan lembab. mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi
tidak larut dalam eter. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air,
NaOH murni merupakan padatan berwarna putih. Senyawa ini sangat mudah
menyengat. Titik didihnya adalah -33,35 C (-28,03 F), dan titik bekunya
adalah -77,7 C (-107,8 F). Memiliki kalor penguapan tinggi (23,3 kilojoule
per mol pada titik didihnya) dan dapat ditangani sebagai cairan dalam wadah
higroskopik putih halus atau kristal , densitas: 1,769 gr/cm3 (pada 20 oC), titik
g/100 mL (0 C);74,4 g/100 mL (pada 20 C); 103,8 g/100 mL (pada 100 C),
36
kelarutan dalam pelarut lain: Tidak larut dalam aseton, alkohol dan eter.
ketika ditambahkan ke air. Namun, asam klorida memiliki bau yang kuat, dan
mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam. Asam klorida mudah
larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih sekitar 110
derajat Celcius. Asam klorida bersifat korosif, yang berarti akan merusak dan
senyawa kristal, larut dalam air (8% pada 10o C) dan larut dalam alkohol.
Asam oksalat membentuk garam netral dengan logam alkali (NaK), yang larut
dalam air (5-25 %), sementara itu dengan logam dari alkali tanah, termasuk
Mg atau dengan logam berat, mempunyai kelarutan yang sangat kecil dalam
air. Jadi kalsium oksalat secara praktis tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat
37
1. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum terbuat dari gelas, porselin, karet,
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
38
Fleser, L.F dan Fieser, M. 2007. Organic Chemistry. New York: Reinhold
Publishing Coorporation.
LAMPIRAN
39
Saccharose reinst Ammonium Ammonium
nitrat fluoride
(C12H22O6)
(NH4NO3) (NH4F)
40
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu metode dari analisa kuantitatif yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan cara mengukur
banyaknya volume larutan yang telah diketahui dengan teliti dan dapat bereaksi
volume larutan standar atau larutan baku. Biasanya untuk mengukur volume
larutan standar tersebut, larutan standar harus ditambahkan melalui alat yang
ditentukan sampai terjadi reaksi disebut titrasi. Reaksi yang dijalankan dengan
titrasi yaitu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit sampai jumlah
yang direaksikan tepat mencapai titik ekuivalen satu sama lain, yang biasanya
dapat diketahui karena ada sesuatu yang tampak dalam larutan ini, yaitu
perubahan warna atau terjadinya suatu endapan yang disebabkan oleh larutan
standarnya sedikit atau karana adaanya penambahan suatu larutan penunjuk atau
indikator. Keadaan itu merupakan saat akhir tirasi, sedangkan larutan yang
titrasi. Selain reaksi harus kuantitatif, juga harus berjalan cepat, sebab bila
reaksinya lambat titik ekuivalen sulit untuk diamati. Reaksi dapat dipercepat
41
alat yang digunakan untuk mengindikasi senyawa organik yang berubah warnanya
dalam larutan sesuai dengan pH larutan tersebut. Indikator asam basa adalah asam
atau basa organik yang mempunyai satu warna lain jika konsentrasi hidrogen lebih
tinggi dari pada suatu harga tertentu dan suatu warna jika konsentrasi itu lebih
rendah.
dapat dilakukan dengan cara mengukur volume suatu larutan yang konsentrasinya
telah diketahui dengan teliti, lalu mereaksikannya setelah diketahui dengan larutan
konsentrasi dari substansi yang larut dalam larutan, hal ini dinamakan sebagai
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengamati reaksi bahan kimia sederhana yang banyak
test reaktivitasnya.
2. Mahasiswa dapat membuat larutan baku asam oksalat 0,1 M secara teliti
terdiri dari Analisa Kualitatif dan Analisa Kuantitatif. Analisa kualitatif adalah
penyelidikan kimia mengenai enis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat
42
tunggal atau campuran. Sedangkan analisa kimia kuantitatif adalah penyelidikan
kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau
campuran. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation (Sukardjo,
1985).
Langkah utama analisis kimia yaitu identifikasi dan estimasi komponen
suatu zat, campuran zat atau larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya
bergabung antara yang satu dengan yang lain. Analisis kualitatif lebih sederhana
mengendap terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula (Harjadi,
1993).
Dasar identifikasi ini tergantung dari sifat-sifat kimia dan fisiknya.
Analisis berdasarkan sifat fisiknya dapat diamati secara langsung seperti bau,
merupakan ciri-ciri suatu zat yang berhubungan dengan terbentuknya zat jenis
baru, contoh sifat kimia adalah mudah terbakar, mudah meledak, beracun, dan
basah. Reaksi kering dapat ditetapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk
zat dalam larutan. Reaksi kering adalah sejumlah uji yang berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk
operasi ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, dan uji manik.
Reaksi basah ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi
43
diketahui berlangsung dengan terbentuknya endapan, dan pembebasan gass
ion yang bermuatan negatif, misalnya Cl, SO4 2. Untuk mendeteksi anion dala
suatu campuran tidak memerlukan etode yang sistematik seperti pada kation.
kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya dan garam zinknya
(Syukri, 1999).
Sampai saat ini belum pernah ditemukan suatu skema yang benar-benar
garam pelarutnya. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena
satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (Svehla, 1985).
Reaksi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari
(Syukri, 1999).
Golongan-golongan kation memiliki ciri khas, yaitu:
a. Golongan 1: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang
asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah
netral. Kation golongan ini antara lain nikel, besi, kromium, alumunium, seng,
44
d. Golongan 4: membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk golongan ini antara
1985).
dengan teliti, lalu mereaksikannya telah diketahui dengan larutan yang akan
yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu zat dalam volume tertentu.
sehingga data yang diperoleh ditinjau lebih lanjut. Volume digunakan untuk
membedakan konsentrasi dari substansi yang larut dalam larutan, hal ini
dinamakan sebagai analisa kuantitatif, namun dapat pula disebut sebagai analisa
larutan yang kadarnya telah diketahui dengan teliti dan dipakai sebagai larutan
pembanding untuk menghitung kadar larutan lain. Proses yang digunakan untuk
45
menentukan secara teliti diukur volumenya. Konsentrasi larutan baku dalam titrasi
dapat dinyatakan sebagai larutan molar (M) atau larutan normal (N).
a. Larutan baku primer, adalah zat kimia yang benar-benar murni bila ditimbang
dengan tepat dan dilarutkan sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. Contoh zat
standar primer adalah asam oksalat, natrium oksalat, kalium bromat, kalium
Contoh zat standar sekunder adalah NaOH, KOH, KMnO4, Na22S2O3, HCl,
dan H2SO4.
sampai reaksi selesai dengan sempurna, pengukuran ini disebut titrasi dan larutan
yang ditetapkan konsentrasinya disebut titrat. Titrat ditambahkan titer sedikit demi
sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen. Pada saat titik ekuivalen ini maka
proses titrasi dihentikan. Titik ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan
reaksi secara stoikiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir
titrasi adalah dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukkan
titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Pada
umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir
titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil
46
Penggunaan metode volumetri dalam analisis kimia harus memenuhi
syarat-syarat, yaitu:
(William, 1990).
reaksi, rak tabung reaksi, label, dan kertas pH. Alat-alat yang digunakan untuk
praktikum volumetri yaitu gelas ukur, timbangan, labu ukur, batang pengaduk,
pipet tetes, label, statif, buret, labu Erlenmeyer, filler, corong, dan pipet seukuran.
larutan 10% baking soda, larutan Ba(OH)2, larutan 10% garam dapur, larutan
AgNO3, larutan HNO3, larutan 0,1 M MgSO4, larutan BaCl2, larutan 0,1 M KI,
47
digunakan dalam praktikum volumetri yaitu larutan asam oksalat, aquades, larutan
B. Prosedur Kerja
reaksi.
48
2. Tabung reaksi ditutup sambil dikocok, lalu dimasukkan kertas pH dekat
terjadi.
3. Beberapa tetes larutan kanji ditambahkan, lalu amati apa yang terjadi.
1. Massa larutan baku asam oksalat dihitung dan ditimbang untuk membuat
homogen.
3. Labu ukur disediakan 250 mL, dipasanglah corong pada mulut labu ukur dan
sampai yakin betul semua larutan asam oksalat tidak ada yang tertinggal di
49
6. Aquades ditambahkan ke dalam labu ukur dengan gelas ukur sampai volume
miniskus.
9. Dinding leher labu ukur dikeringkan dengan kertas saring dan jangan sampai
menyentuh larutan.
10. Tetes demi tetes aquades ditambahkan ke dalam labu ukur dengan bantuan
homogen.
12. Label molaritas ditempel pada larutan asam oksalat 0,1 M.
1. Buret dibilas dengan larutan NaOH yang akan dipakai sebanyak dua kali,
0,1 M dengan menggunakan pipet seukuran. Pipet tidak boleh ditiup, tetapi
Erlenmeyer. Dengan hati-hati bukalah kran buret dan mulailah titrasi sambil
50
Misal: volume asa oksalat (V2) = 10 mL, konsentrasi (M 2) = 0,1 M dan
= 0,093 M
8. Konsentrasi HCl ditentukan dengan cara yang sama dengan prosedur untuk
.
1. Test CO2 NaHCO3 + Ba(OH)2 Beningbening Terbentuk
BaCO3 + NaOH + H2O endapan 10
putih
CaCO3 + Ba(OH)2 Beningkeruh Terbentuk
BaCO3 + Ca(OH)2 endapan 5
putih
2. Test Cl NaCl + AgNO3 + NHO3 Beningputih Terbentuk 5
51
NaNO3 + AgCl endapan
putih
MgSO4 + BaCl2 + Beningputih Terbentuk
2
3. Test SO4 HNO3 MgCl2 + BaSO4 endapan
putih
KI + NaOCl + C6H10O5 Beninghitam Tidak
4. Test I
KNaCl + I C6H10O5 terbentuk
0,6217
M (COOH)2 = 126 x 0,05 = 0,0987 M
Titrasi 1
V NaOH = 7 mL
V (COOH)2 = 10 mL
M NaOH?
52
Mol NaOH 2
mol COOH = 1
1 x Molar x V = 2 x Molar x V
2 x 0,0987 x 10 mL
M NaOH = 7
M NaOH = 0,282 M
Titrasi 2
V NaOH = 8,5 M NaOH?
1 x Molar x V = 2 x Molar x V
2 x 0,0987 x 10 mL
M NaOH = 8,5
M NaOH = 0,2322 M
Rata-rata Molaritas?
M 1+ M 2 0,282+ 0,2322
M total = 2 = 2 = 0,2571 M
Titrasi 1
V NaOH = 5,8 mL V HCl = 10 mL
53
M NaOH = 0,1 M M HCl?
M1 x V1 x 1 = M2 x V2 x 1
0,1 x 5,8 x 1 = M2 x 10 x 1
0,1 x 5,8
M2 = 10
M2 = 0,058
Titrasi 2
V NaOH = 7,1 mL V HCl = 10 mL
M1 x V1 x 1 = M2 x V2 x 1
0,1 x 7,1 x 1 = M2 x 10 x 1
0,1 x 7,1
M2 = 10 = 0,071
Rata-rata Molaritas
M 1+ M 2 0,058+ 0,071
M total = 2 = 2 = 0,0645 M
= 4 log 645
54
= 4 2, 8095
= 1, 1905
B. Pembahasan
reaksi-reaksinya.
55
Natrium bikarbonat (NaHCO3), adalah senyawa kimia yang biasa juga
disebut dengan baking soda, sodium bikarbonat, dan lain-lain. Natrium bikarbonat
(NaHCO3) merupakan senyawa yang larut dalam air. Senyawa ini diklasifikasikan
sebagai garam asam yang dibentuk dengan menggabungkan asam (karbonat) dan
dasar (natrium hidroksida), dan bereaksi dengan bahan kimia lain sebagai alkali
ringan. Pada suhu di atas 300 derajat Fahrenheit (149 derajat Celcius), soda kue
terurai menjadi natrium karbonat (zat lebih stabil), air, dan karbon dioksida
(Syukri, 1999).
merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat, dalam bentuk leburan atau larutan
dapat menghantarkan listrik, sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral.
Sifat ini tergantung dari jenis asam/basa kuat pembentuknya (Pitriajuliani, 2012).
NaHCO3 dapat diperoleh dengan reaksi antara karbon dioksida dengan larutan
dalam sistem periodik unsur. Logam ini berwarna perak keputihan dengan tekstur
yang lembek. Barium memiliki sifat sangat mudah bereaksi dengan air atau
56
alkohol dan dapat teroksidasi dengan mudah. Barium adalah unsur terbayak ke
Natrium klorida (NaCl), juga dikenal dengan garam dapur, atau halit,
adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Sebagai komponen utama
pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet
makanan.
rumus kimia AgNO3. Senyawa ini adalah senyawa paling serbaguna di antara
senyawa perak lainnya, dan digunakan pada fotografi. Senyawa ini lebih tidak
sensitif terhadap sinar matahari daripada perak halida. Senyawa ini dalam bentuk
padatan, ion senyawa ini akan berbentuk trigonal planar (Winarno, 1991).
Senyawa kimia asam nitrat (HNO3) adalah cairan kimia bersifat korosif
yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka
bakar. Larutan asam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86% disebut
sebagai asam nitrat berasap, dan dapat dibagi menjadi dua jenis asam, yaitu asam
nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah (Winarno, 1991).
57
Reaksi pada test SO4 2 : MgSO4 + BaCl2 + HNO3 MgCl2 + BaSO4
atau umumnya disebut garam Epsom. Garam epsom terdapat dialam sebagai
dalam bentuk hidratnya BaCl2.2H2O. Barium klorida merupakan salah satu garam
borium yang paling umum larut dalam air. BaCl 2 mengkristal dalam dua bentuk.
BaCl2 bersifat beracun dan tidak bisa digunakan secara sembarangan. Barium
klorida dapat dibuat dari barium hidroksida Ba(OH)2 atau barium karbonat BaCO3
, dengan barium karbonat yang ditemukan secara alami sebagai mineral witherite .
Barium klorida dapat pula dibuat dengan mereaksikan asam klorida (HCl) dengan
barium karbonate (BaCO3) atau sulfida (BaSO4). BaCl2 kemudian dapat tercuci
dari campuran dengan air . Dari larutan barium klorida dihidrat sehingga
Reaksi BaCl2 pada test SO4 2 : MgSO4 + BaCl2 + HNO3 MgCl2 + BaSO4
KI (Kalium iodide), Iod atau iodium (I2) adalah bahan kimia yang
menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat.
58
Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit gondok. Senyawa iod sangat
penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan. Iodida
dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai larutan
KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida juga
digunakan dalam fotografi. Warna biru tua dengan larutan kanji merupakan
NaOCl (Natrium hipoklorit) atau yang biasa disebut juga larutan pemutih.
Larutan natrium hipoklorit, umumnya dikenal sebagai pemutih atau clorox, adalah
bahan kimia yang seringkali digunakan sebagai penawar infeksi (desinfektan) atau
bahan pemutih. Pemutih rumah tangga pada umumnya, adalah larutan yang
C6H10O5 (larutan kanji), adalah bahan kimia yang berbentuk pati atau
amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk
putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh
59
Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan
bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari
teras, kulit batang, akar tanaman menahun, dan umbi (Winarno, 1991).
Asam oksalat, adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2C2O4 dengan
nama sistematis asam etanadioat. Merupakan asam organik yang relatif kuat,
10.000 kali lebih kuat daripada asam asetat. Asam oksalat adalah asam
dikarboksilat yang hanya terdiri dari dua atom C pada masing-masing molekul,
oksalat, asam oksalat dalam keadaan murni berupa senyawa kristal, larut dalam air
(8% pada 10 C) dan larut dalam alkohol. Asam oksalat membentuk garam netral
dengan logam alkali (NaK), yang larut dalam air (5-25 %), sementara itu dengan
logam dari alkali tanah, termasuk Mg atau dengan logam berat, mempunyai
kelarutan yang sangat kecil dalam air. Jadi kalsium oksalat secara praktis tidak
larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut asam oksalat digunakan untuk
menentukan jumlah kalsium. Asam oksalat ini terionisasi dalam media asam kuat.
putih , butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Bahan kimia ini bersifat
60
higroskopis dan mudah menyerap karbon dioksida dari udara, sehingga harus
disimpan dalam wadah kedap udara. NaOH sangat larut dalam air
hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis yang kuat, namun suhu
tinggi yang diperlukan aplikasi batas. NaOH tidak larut dalam eter dan pelarut
Anion hidroksida dan natrium hidroksida membuat dasar yang kuat yang bereaksi
HCl (Asam klorida), adalah asam kuat, dan terbuat dari atom hidrogen dan
klorin. Atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi dalam ikatan kovalen, yang
berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron dengan klorin. Ini ikatan
kovalen hadir sampai air ditambahkan ke HCl. Setelah ditambahkan ke dalam air,
HCl akan terpisah menjadi ion hidrogen (yang positif dan akan melakat pada
molekul air) dan ion klorida (yang negatif). HCl bening dan tidak berwarna ketika
ditambahkan ke air. Namun, asam klorida memiliki bau yang kuat, dan
mengandung rasa asam yang khas dari kebanyakan asam. Asam klorida mudah
larut dalam air pada semua konsentrasi, dan memiliki titik didih sekitar 110
derajat Celcius.
61
Reaksi antara HCl dan NaOH : NaOH (aq) + HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
Fenolfetalin (pp), adalah salah satu indikator asam basa sintetik yang
memiliki rentang pH antara 8,00 10,0. Pada larutan asam dan netral, fenolftalein
B, di lakukan beberapa langkah. Yang dilakukan pertama kali yaitu larutan sampel
endapan putih.
gelap. Hal ini terindikasi bahwa sampel C mengandung kation Fe (II), Ni, dan Co.
hijau dan juga setelah ditambahkan Kalium Nitrat juga tetap terdapat endapan
warna hijau. Dari semua penambahan tadi sampel C tetap berwarna hijau,
NaOHFe(OH)2.
62
ion Ag+(Sampel A), Pb2+(Sampel B), Fe (II) (Sampel C), Ba2+(Sampel D), Mg2+
(Sampel E). Jadi dengan analisis kualitatif akan dapat dilakukan pemisahan dan
adalah 10.
terjadi adalah larutan yang semula berwarna bening keruh, terbentuk endapan
saat mereaksikan natrium klorida, perak nitrat, dan asam nitrat yaitu:
NaCl + AgNO3 + NHO3 NaNO3 + AgCl. Perubahan warna yang terjadi adalah
semula larutan bening putih dan terbentuk endapan berwarna putih serta pH
saat mereaksikan magnesium sulfat, barium klorida, dan asam nitrat yaitu:
MgSO4 + BaCl2 + HNO3 MgCl2 + BaSO4. Perubahan warna yang terjadi adalah
63
KI + NaOCl + C6H10O5 KNaCl + I C6H10O5 . Perubahan warna yang terjadi
asam oksalat yang dilakukan dengan menitrasi asam oksalat dengan menggunakan
NaOH. Terjadi perubahan warna yaitu larutan yang semula berwarna jernih
Adapun hasil yang didapat pada praktikum yang telah dilakukan adalah
Pada percobaan asam oksalat + NaOH, pada titrasi pertama dengan volume NaOH
0,282 M. Pada titrasi kedua dengan volume NaOH 8,5 mL didapatkan molaritas
0,2571 M. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi (2012) bahwa pembuatan
larutan baku dapat dilakukan dengan menitrasi asam oksalat dengan larutan
NaOH yang dititrasi sebanyak dua kali untuk mendapatkan molaritas NaOH.
dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat
ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang
bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 2 tetes indikator berubah warna dari
64
bening hingga menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan akan
mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-
Adapun hasil yang didapat pada praktikum yang telah dilakukan adalah
Pada percobaan titrasi asam dan basa, pada titrasi pertama dengan volume NaOH
5,8 mL dan volume HCl 10 mL, didapatkan molaritas HCl sebanyak 0,058 M.
Pada titrasi kedua dengan volume NaOH 7,1 mL dengan volume HCl 10 mL
1,1905. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kusniyati (2013) yang menyatakan
bahwa konsentrasi HCl dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan
dengan dasar yaitu penetapan sebuah sampel merujuk pada jumlah volume titran
yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalensi. Dalam teknik ini, alat pengukur
volume menjadi bagian terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur
65
Adapun kegunaan metode volumetri dalam analisis kimia untuk pertanian.
Banyak cara untuk menentukan kadar senyawa yang terkandung dalam suatu
bahan. Salah satu cara adalah dengan proses titrasi. Dalam titrasi itu sendiri ada
Titrasi asam basa ini sangat berguna dalam bidang pertanian. Contoh
Phospate Kalium), dan pupuk urea (CO(NH2)2 yang dihitung kadarnya sebagai
Pupuk kalium klorida adalah pupuk kalium yang saat ini cukup langka
demikian, pupuk kalium klorida yang lebih terkenal dengan sebutan pupuk KCl
ini tetap dicari dan digunakan oleh petani untuk mencukupi kebutuhan hara K
pada tanaman budidayanya. Seperti halnya pupuk ZK, pupuk KCl juga dapat
53% dan KCl 90 yang memiliki kandungan K2O sebesar 58%. Pupuk kalium
merupakan salah satu jenis pupuk yang dibutuhkan oleh sebagian besar petani di
Indonesia, karena kebanyakan unsur hara kalium dalam tanah masih relatif kecil.
Salah satu jenis pupuk kalium adalah kalium sulfat yang selama ini dibuat dengan
proses panjang atau proses double stage yang lebih rumit (Hardjowigeno, 1992).
utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam
66
bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P 2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K 2O.
(Hardjowigeno, 1992).
dengan CO2. Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan ikatan
hasil tambang minyak bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Dalam
proses pembuatan Urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun
bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Agar tidak mengganggu
kadar biuret dalam Urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada
hidroksida dan natrium hidroksida membuat dasar yang kuat yang bereaksi
dengan asam membentuk air dan garam yang sesuai. NaOH berperan sebagai
HCl (Asam klorida), adalah asam kuat, dan terbuat dari atom hidrogen dan
klorin. Atom Hidrogen dan klorin berpartisipasi dalam ikatan kovalen, yang
berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron dengan klorin. HCl
67
Adapun indikator fenolfetalin, fungsi indikator disini untuk mengetahui
titik akhir titrasi. Jika indikator yang digunakan tepat, maka indikator tersebut
akan berubah warnanya pada titik akhir titrasi. Fungsi fenolfetalin adalah untuk
membantu merubah warna larutan yaitu dari tidak berwarna menjadi merah (Irfan,
2000).
menghasilkan reaksi:
Adapun hasil pada praktikum kali ini, berikut akan dijelaskan mengenai
Pada percobaan analisis kualitatif jenis test CO2, reaksi yang didapatkan
adalah larutan yang semula berwarna bening menjadi tetap bening dan terbentuk
terjadi adalah larutan yang semula berwarna bening menjadi keruh dan terbentuk
68
Pada percobaan analisis kualitatif jenis test Cl, reaksi yang didapatkan
saat mereaksikan natrium klorida, perak nitrat, dan asam nitrat yaitu:
NaCl + AgNO3 + NHO3 NaNO3 + AgCl. Perubahan warna yang terjadi adalah
semula larutan bening kemudian berubah menjadi putih dan terbentuk endapan
saat mereaksikan magnesium sulfat, barium klorida, dan asam nitrat yaitu:
MgSO4 + BaCl2 + HNO3 MgCl2 + BaSO4. Perubahan warna yang terjadi adalah
semula larutan bening kemudian berubah menjadi warna putih dan terbentuk
adalah semula larutan bening kemudian berubah menjadi hitam dan tidak
terbentuk endapan.
Pada percobaan asam oksalat + NaOH, pada titrasi pertama dengan
sebanyak 0,282 M. Pada titrasi kedua dengan volume NaOH 8,5 mL didapatkan
NaOH 5,8 mL dan volume HCl 10 mL, didapatkan molaritas HCl sebanyak
0,058 M. Pada titrasi kedua dengan volume NaOH 7,1 mL dengan volume HCl 10
adalah 1,1905.
69
70
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ada berbagai macam reaksi-reaksi bahan kimia sederhana yang banyak
B. Saran
Praktikan disarankan agar melakukan langkah-langkah praktikum dengan
71
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, A. 2012. Kimia Alkalimetri Bab IV. Vol. 3 No. 6.
Hardjowigeno. 1992. Ilmu Memupuk. Bandung: PT Bina Cipta.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga.
Irfan, A. 2000. Ilmu Kimia. Jakarta: Erlangga.
Keenan, W. C. 1998. Kimia Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J. W. 1983. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kusniyati, I. 2013. Titrasi Asam Basa Asam Oksalat dan Larutan Basa Kuat. Vol.
4 No. 9.
Nana, S. 1999. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Thayban. 2014. Konsep Dasar Analisis Kualitatif dan Kuantitatif pada Larutan
72
73
LAMPIRAN
74
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa
yang dapat memberikan absorbsi yang bermakna pada panjang gelombang 200-
auksokrom.
logam berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan dalam
kehidupan. Air merupakan salah satu kebutuhan yang luas oleh masyarakat.
Beragam sumber air yang digunakan dalam keseharian. Salah satu sumbernya
pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur
75
serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk
larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui
2. Tujuan
76
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat
yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal
tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut.
Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna
pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan
77
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi.
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan
dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
ultraviolet (200 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 800 nm). Analisis ini
dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang
Lambert-Beer, yaitu:
A = log T = log It / I0 = . b . C
Dimana:
T = Transmitansi
= Serapan molar
78
b = Tebal kuvet yang digunakan
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa serapan (A) tidak memiliki
satuan dan biasanya dinyatakan dengan unit absorbansi. Serapan molar pada
banyak cahaya yang diserap oleh molekul zat tersebut pada panjang gelombang
tertentu. Semakin besar nilai serapan molar suatu zat maka semakin banyak
cahaya yang diabsorbsi olehnya, atau dengan kata lain nilai serapan (A) akan
semakin besar.
kurang dari sama dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan
dengan konsentrasi pekat maka satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul
terlarut lain sebagai akibat dari kedekatan masing-masing molekul pada larutan
dengan konsentrasi yang pekat tersebut. Ketika satu molekul dekat dengan
molekul yang lain maka nilai serapan molar dari satu molekul itu akan berubah
atau terpengaruh. Secara keseluruhan, nilai absorbansi yang dihasilkan pun ikut
79
a. Sumber radiasi Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk
mengukur sampel pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna
bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 380-900 nm.
mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam
pemakaian.
c. Sumber radiasi merkuri. Sumber radiasi ini memiliki panjang gelombang
yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat
yang diharapkan dari sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi
80
3. Sel kuvet, kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanya
kebanyakan kuvet adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya
spektra yang diminati, jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau
kaca silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung
membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabung dan tanda itu selalu tetap
arahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan
optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya
bahwa posisi tabung dalam ruang sel dari instrument itu reprodusibel
kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan
Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom.
larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang
81
yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah
senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Pelarut
pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah
190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda
sampel dan akan ada sinar yang diserap dan diteruskan. Sinar yang diteruskan
akan dideteksi oleh detektor. Radiasi yang diterima oleh detektor diubah menjadi
sinar listrik yang kemudian terbaca dalam bentuk transmitansi (Gandjar dan
Rohman, 2007).
82
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
kuvet, tabung reaksi, filler, pipet seukuran, dan tabung reaksi. Bahan yang
B. Prosedur Kerja
1. Larutan CuSO4 1 M diencerkan menjadi 0,02 M; 0,04 M; 0,06 M; dan 0,08M.
2. Cara pengenceran: V1 x M1 = V2 x M2
83
V1 = volume CuSO4 1 M yang dicari
M1 = konsentrasi CuSO4 1 M
V2 = volume CuSO4 0,02 M= 10 mL
M2 = konsentrasi CuSO4 0,02 M
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1 = 10 x 0,02
V1 = 0,2 mL
Jadi, untuk membuat larutan 0,02 M CuSO4 dipipet 0,2 larutan CuSO4 1 mL,
mencapai volume 10 mL dan seterusnya untuk 0,06 M dan 0,08 M dipipet 0,6 mL
84
Y= a + bX
Y sampel = a + bX
0,0310 = 0 = 1,2019 X
X= 0,2504
Y = - log T
X Y X2 XY
0
0,02 0,0223 0,0004 0,000446
0,04 0,362 0,0016 0,001448
0,06 0,0457 0,0036 0,00285
85
0,08 0,655 0,0064 0,00524
Jumlah 0,012 0,009984
x2
b= XY = 1,2019
Y = a + bX
Y sampel = a + bX
0,3010 = 0 + 1,2019 X
X = 0,2504
Kurva kalibrasi
0.07
0.04
Axis Title
0.03 Y
Linear (Y)
0.02
0.01
0
0 0.010.020.030.040.050.060.070.080.09
Axis Title
86
B. Pembahasan
absorpsi radiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap mana mata
menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760
mm. Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari
tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi (Ali, 2005).
a) Spektrofotometer ultraviolet.
ultra lembayung (UV, 180-350 nm) dan tampak (VIS, 350-800 nm). Cahaya di
87
dalam kawasan ini mempunyai energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron
rendah. Tiga jenis elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas.
besar dan disertai dengan peningkatan intensitas. Ketika cahaya melewati suatu
cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi
dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi
dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi
oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar
penyebaran cahaya).
88
2. Dari monokromator kemudian keluar menuju ke sel sampel, pada sel sampel ini
terjadi proses penyerapan cahaya oleh zat yang ada dalam sel sampel (dimana
Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat
menentukan tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang
(Sastrohamidjojo, 1992).
ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang
energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang
sumber radiasi yang menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan
89
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi
dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron
valensi (Sastrohamidjojo,1999).
penting untuk mengetahui jenis-jenis pigmen pada tanaman dan efek beberapa
pada tanaman, untuk mengetahui nilai absorban pada tanaman, dan mengukur
spektroskopi emisi. Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi
penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga
CuSO4 adalah Tembaga (II) sulfat, yaitu senyawa kimia yang bentuk
anhidratnya berbentuk bubuk hijau pucat atau abu-abu putih, sedangkan bentuk
bentuk mineral langka yang disebut kalkosianit. CuSO 4 terhidrasi ada di alam
90
Kegunaan CuSO4 dalam bidang pertanian yaitu paling sering digunakan
sebagai pembasmi gulma, pembasmi alga, penjernih air kolam renang. Tembaga
serapan radiasi oleh sampel terhadap larutan standar yang telah diketahui
dalam contoh dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kurva kalibrasi
dan cara standar adisi. Cara kurva kalibrasi. Hal pertama yang dilakukan dengan
menggunakan cara ini adalah pembuatan deret larutan standar, kemudian diukur
serapannya dan dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dengan serapan. Dengan
dihasilkan dari kurva kalibrasi, maka konsentrasi sampel akan diketahui (Eka,
2007).
serta menentukan jenis hubungan dari 2 (dua) variabel tersebut apakah hubungan
Positif, hubungan Negatif ataupun tidak ada hubungan sama sekali. Bentuk dari
Scatter Diagram atau Diagram Pencar adalah gambaran grafis yang terdiri dari
91
sekumpulan titik-titik (point)dari nilai sepasang variabel (Variabel X dan Variabel
Y). Dalam bahasa Inggris, Scatter Diagram sering disebut juga dengan Scatter
Chart, Scatter plot, Scattergram dan Scatter graph. Sedangkan dalam bahasa
ketergantungan satu variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel
berdasarkan nilai variabe! independen yang diketahui. Pusat perhatian adalah pada
upaya menjelaskan dan mengevalusi hubungan antara suatu variabel dengan satu
atau lebih variabel independen. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien
(Gujarati, 1995).
dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi
yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa
dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien
determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y
dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama
dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama
92
sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat
diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan
berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu
persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan
Sebaliknya dalam data runtun waktu (time series) dimana peneliti mengamati
hubungan dari beberapa variabel pada satu unit analisis (perusahaan atau negara)
pada beberapa tahun maka R2 akan cenderunng besar. Hal ini disebabkan variasi
data yang relatif kecil pada data runtun waktu yang terdiri dari satu unit analisis
variabel x1 dan x2 dalam (cross section data) menjelaskan variasi kinerja sebesar
Dua variabel penjelas yang dipilih oleh peneliti sudah dapat menjelaskan variasi
variabel Y pada sampel yang besar. Keputusan ini dapat diterima jika uji F
menunjukkan nilai yang besar atau signifikan. Jadi keputusan untuk menerima
model sebagai baik atau tepat harus dilihat bersama antara besarnya nilai F dan R 2
(Gujarati, 1995).
Adapun hasil dari praktikum ini yaitu pada larutan CuSO4 dengan
93
transmitasi sebesar 95% dan absorbansinya sebesar 0,0223. Pada larutan CuSO 4
didapatkan hasil transmitasi 90% dan absorbansinya sebesar 0,457. Pada larutan
CuSO4 dengan konsentrasi 0,08 M, didapatkan hasil transmitasi sebesar 86% dan
x2
Setelah mencari koefisien regresi dengan rumus b = XY , maka
didapatkan hasil 1,2019. Setelah koefisien regresi didapat, maka nilai itu
94
0.07
0.04
Axis Title
0.03 Y
Linear (Y)
0.02
0.01
0
0 0.010.020.030.040.050.060.070.080.09
Axis Title
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan
kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya (Fatimah
95
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Spektofotometri adalah metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
larutan.
4. Semakin besar konsentrasi larutan maka semakin besar absorbansinya.
5. Pada praktikum ini didapatkan konsentrasi CuSO4 sebesar 0,2504 M.
B. Saran
1. Praktikan lebih memerhatikan apa yang disampaikan oleh asisten saat asisten
memberikan arahan.
96
2. Asisten lebih jelas lagi dalam menjelaskan prosedur kerja kepada praktikan.
3. Lebih diperhatikan dan dirawat lagi alat dan bahannya, agar saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
97
Ali, M.F. 2005. Handbook of Industrial Chemistry Organic Chemicals. Sydney:
98
LAMPIRAN
99
Proses pengukuran transmitasi dan absorbansi larutan
Effendi Ahmad, M.Pd dan Ibu Indah Kusniyati, S.Pd. Saat ini
Negari 177 Jakarta Selatan lulus tahun 2012. Jenjang pendidikan menengah lulus
program Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di tahun yang sama. Selama penulis
menempuh studi, penulis masih aktif menjadi anggota Himagrotek, anggota SEF,
100
101