Gizi Buruk
1
UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
pada pertumbuhan anak. Resiko paling buruk adalah pengaruh pada pertumbuhan
paling terganggu jika kekurangan gizi terjadi pada masa pertumbuhan optimal.1
Kurang energi dan Protein (KEP) pada anak masih menjadimasalah gizi
buruk. Jika dibandingkan dengan data pada tahun 2010 dan 2011 prevalensi gizi
angka kematianbayi. Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak
terkaitdengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah giziperlu
Penyebab utama gizi buruk tidak hanya satu. Penyebab utama kasus gizi
Kemiskinan memicu kasus gizi buruk, kemiskinan dan ketidak mampuan orang
2
tua menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi penyebab utama
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang dan giziburuk
kasus yang ditemukan. Pada saat iniseiring dengan perkembangan ilmu dan
Berikut dilaporkan sebuah kasus gizi buruk pada seorang anak laki-laki
berumur 12 tahun yang dirawat di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD UNDATA
Palu.
3
BAB II
KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Z
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal lahir/Usia : 17 juni 2004 / 12 tahun
Alamat : pantai barat
Agama : Islam
Waktu Masuk : 03 mei 2017/ 13.00 WITA
Tempat Pemeriksaan : RSUD UNDATA Palu.
B. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Muntah
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien anak laki-laki umur 12 tahun masuk dengan keluhan
muntah-muntah. muntah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, berisi
cairan, berwarna putih, volume sedikit, lendir (-), darah (-), mual (+),
setiap kali makan pasien merasakan mual bahkan sampai muntah. Ada
penurunan nafsu makan. Demam (+) sejak 10 hari yang lalu. Demam
naik turun. Turun jika diberikan obat penurun demam, kemudian
panas naik lagi ketika reaksi obat habis. Pasien menyangkal sakit
kepala (-), pusing(-), batuk (-), flu (-),BAB (+) biasa. BAK (+) lancar.
4
Pasien belum pernah mengalami hal serupa.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama di dalam keluarga.
e. Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi menengah.
f. Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan
Pasien seorang anak yang aktif dan memiliki kebiasaan bermain
diluar lingkungan rumah dan kadang sampai lupa makan jika sudah
seharian bermain.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 18 kg
Tinggi Badan :128 cm
Status Gizi : CDC 67%, gizi buruk
Tanda Vital :
Tekanan Darah : 90/40 mmHg
Denyut Nadi : 128/menit, kuat angkat, irama reguler
Respirasi : 20/menit, pola pernapasan reguler
Suhu axilla : 37,5 0C
5
Kulit : warna Sawo matang, sianosis (-), ikterus (-), pucat (-),
eritema (-), turgor (+) cepat kembali, kulit kering (+),
penipisan lemak subkutan (+) , iga gambang
Kepala : Normocephal, wajah old face
Mata : Konjunctiva anemis (-/-), ikterik (-/-), cekung (+/+)
Hidung : Sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (-/-)
Telinga : Sekret (-/-)
Paru :
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral (+),
Retraksi (-)
Palpasi : Vocal fremitus paru kanan menurun, kiri normal.
Perkusi : Sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada intercosta V linea
midclavicula
Sinistra
Perkusi : Batas jantung normal, cardiomegaly (-)
Auskultasi : Bunyi jantung I & II murni reguler, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen :
Inspeksi : permukaan cekung
Auskultasi : Peristaltik usus (+) kesan normal
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)
Ekstremitas :
Ekstremitas akral hangat :+ + , Edema : - -
+ + - -
Wasting + +
+ +
6
Baggy pants (+)
7
Untuk mengetahui status gizi seorang anak mulai dari usia 2 tahun
samapi 20 tahun, bisa digunakan grafik CDC, dimana BB anak sekarang
18 kg dan TB: 128 cm. Jika diukur menggunakan grafik :
BB/TB : BB aktual x 100% =
BB ideal
18 x 100% = 69% Gizi Buruk
26
8
9
E. Resume
Pasien anak laki-laki umur 12 tahun masuk dengan keluhan muntah-muntah.
muntah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, berisi cairan, berwarna putih,
volume sedikit, mual (+), setiap kali makan pasien merasakan mual bahkan
sampai muntah. Ada penurunan nafsu makan. Demam (+) sejak 10 hari yang
lalu. Demam naik turun. Turun jika diberikan obat penurun demam,
kemudian panas naik lagi ketika reaksi obat habis. BAB (+) biasa. BAK (+)
lancar.
Pada pemeriksaan fisik tampak lapisan lemak dibawah kulit kurang (severe
wasting) mengakibatkan kulit menjadi kering, kurangnya lapisan lemak
terutama pada daerah lengan atas, paha. Wajah tampak seperti orang tua
(old man face), tulang pipi tidak menonjol. Turgor kulit baik dan perut
tampak cekung.
F. Diagnosis
Gizi buruk tipe marasmus kondisi III + dyspepsia
G. Terapi
- IVFD RL 12 tpm
- Inj. Ceftriaxone 17mg / 12 jam / IV
- Paracetamol syr 4 x 2 cth
- Inj. Ranitidin 2 x 25 mg / IV
- Tatalaksana gizi buruk rencana III/ fase stabilisasi
(muntah/diare/dehidrasi)
2 jam pertama:
Memberikan Resomal secara Oral setiap 30 menit, dosis: 45 ml
Catat nadi, frekuensi nafas, dan pemberian Resomal setiap 30
menit
10 jam berikutnya:
Meneruskan pemberian ReSoMal berselang-seling dengan F75
setiap 1 jam
- ReSoMal: 180 ml
- F-75 setiap 2 jam 195 ml
10
Kemudian lanjutkan pemberian setiap 3 jam bila muntah
pemberian setiap 4 jam jika tidak ada diare dan pasien dapat
menghabiskan F75.
H. FOLLOW UP
Follow up 04 mei 2017 (Perawatan hari 1)
S : Demam hari ke-11, naik turun,
Muntah (+), 5 kali, berisi cairan, volume sedikit.
Sakit perut (-), sakit menelan (-), batuk (-), flu (-)
BAB biasa
BAK lancar
O : Denyut Nadi : 92 x/menit, kuat angkat
Respirasi : 38 x/menit
Suhu Tubuh : 37,60C
TD : 110/70 mmHg
Berat Badan : 18kg
Tinggi Badan: 128 cm
Status Gizi : CDC 64%,gizi buruk
Pemeriksaan fisik :
Kulit : Ruam (-), kulit kering (+), penipisan lemak subkutan
(+)
Kepala : Normocephal, wajah old face
Mata : Konjunctiva anemis (-/-), ikterik (-/-), cekung (+/+)
Hidung : Sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (-/-)
Telinga : Sekret (-/-)
Mulut : Bibir tidak sianosis, bibir kering (+), Tonsil T 1/T1,
hiperemis (-) Faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Toraks :
a. Dinding dada/ paru :
Inspeksi : Bentuk simetris bilateral
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan sama
Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
11
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
Perkusi : Cardiomegali (-)
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular. Murmur (-),
Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : permukaan cekung
Auskultasi : peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-)
Ekstremitas :
Ekstremitas akral hangat :+ + , Edema : - -
+ + - -
Wasting + +
+ +
Baggy pants (+)
12
BAB III
DISKUSI KASUS
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara
garis besar penyebab anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan
yang kurang atau anak sering sakit / terkena infeksi. Pada pasien ini terdapat
bawah. Kebutuhan asupan nutrisi pada pasien ini tidak tersedia secara
13
Makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu, dan sesudah usia
gizi bayi. Pasien ini mendapatkan ASI hanya sampai usia 4 bulan yang
artinya tidak mendapakan ASI eksklusif. MP-ASI yang baik tidak hanya
cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi,
vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-
ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga
banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang
gizi buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi
buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi
sehat.5
b. Sering sakit (frequent infection)
Menjadi penyebab terpenting kedua kekurangan gizi, apalagi di Negara-
14
tuberkulosis (TB) masih sangat tinggi. Kaitan infeksi dan kurang gizi seperti
kurang gizi dan kondisi malnutrisi sendiri akan memberikan dampak buruk
Kwashiorkor atau malnutrisi edematosa, adalah keadaan gizi buruk yang terutama
kurangnya asupan energi atau gabungan kurangnya asupan energi dan asupan
protein. Apabila anak menunjukkan karakteristik dari kedua kondisi di atas, yaitu
adanya edema disertai wasting, maka kondisi gizi buruk ini disebut marasmik-
kwashiorkor.6
1. Marasmus
Malnutrisi berat pada bayi sering ada di daerah dengan makanan tidak
cukup atau hygiene jelek. Sinonim marasmus ditetapkan pada pola penyakit
klinis yang menekankan satu atau lebih tanda defisiensi protein dan kalori.
Gambaran klinis marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak cukup
karena diet yang tidak cukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti
15
a. Penampilan wajah seperti orang tua (old face), terlihat sangat kurus
b. Perubahan mental, cengeng
c. Kulit kering, dingin dan mengendor, keriput
d. Lemak subkutan menipis hingga turgor kulit berkurang
e. Otot atrofi sehinggga kontur tulang terlihat jelas
f. Bradikardia (kadang-kadang)
g. Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak yang sehat.5
2. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan sindroma klinis akibat dari malnutri protein
berat (MEP berat) dan masukan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan
atau dari kehilangan yang berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang
yang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama yang berada
tersingkirkan, yaitu anak yang tidak lagi menghisap, dapat menjadi jelas
sejak masa bayi awal sampai sekitar usia 5 tahun, biasanya sesudah menyapih
dari ASI. Walaupun penambahan tinggi dan berat badan dipercepat dengan
pengobatan, ukuran ini tidak pernah sama dengan tinggi dan berat badan anak
normal.4,5
16
a. perubahan mental sampai apatis
b. Anemia
c. Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut atau rontok
d. Gangguan sistem gastrointestinal
e. Pembesaran hati
f. Perubahan kulit (dermatosis)
g. Atrofi otot
h. Edema simetris pada kedua punggung kaki dapat sampai seluruh tubuh.5
3. Marasmik-kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis
cm. Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan lapisan lemak di bawah kulit
lapisan lemak terutama pada daerah bahu, lengan atas, paha,dan pada bagian
bokong (baggy pants), tidak ditemukan edema. Wajah tampak seperti orang
tua (old man face), tulang pipi tampak menonjol dan perut cekung.5,6
Berikut adalah Penentuan kondisi untuk gizi buruk8
III IV
Renjatan/Syok + - - - -
Letargi/tidak sadar + + - + -
Muntah/diare/dehidrasi + + + - -
17
Penatalaksanaan gizi buruk berdasarkan kondisi yang dialaminya.Menurut
Depkes RI pada pasien dengan gizi buruk dibagi dalam 4 fase yang harus dilalui
yaitu fase stabilisasi ( Hari 1-7), fase transisi (Hari 8 14), fase rehabilitasi
Pasien dalam kasus ini mengalami gizi buruk marasmus dengan kondisi 3. Di
mana pasien mengalami gizi buruk yang diserta dengan muntah. Alur
1. FASE STABILISASI8
Segera berikan 50 ml glukosa atau larutan gula pasir 10% (Oral/NGT)
2 jam I :
berikan ReSoMal secara Oral/NGT setiap 30 menit, dosis: 5 ml/kgBB
catat nadi, frekuensi nafas, dan pemberian ReSoMal setiap 30 menit
Membaik Memburuk(Renjatan/Syok)
F-75 diganti dengan F-100,diberikan setiap 4 jam, dengan dosis sesuai BB dipertahankan selama
2 hari. Uur dan catat nadi, pernapasan dan asupan F-100 setiap4 jam
Pada hari ketiga, mulai diberikan F-100 dengan dosis sesuai BB pada 4 jam berikutnya,
dinaikkan 10 ml, hingga anak tidak mampu menghabiskan jumlah yang diberikan,
dengan catatan tidak melebihi dosis maksimal
Pada hari ke 4 diberikan F-100 setiap 4 jam, dengan dosis sesuai BB berkisar antara dosis
minimal dan dosis maksimal dengan ketentuan tidak boleh melampaui dosis maksimal.
Pemberian F-100 dengan dosis tersebut dipertahankan sampai hari ke-7-14 sesui dengan
kondisi anak. Selanjutnya memasuki fase rehabilitasi dengan menggunakan F-100 dan
makanan padat sesuai dengan BB anak
20