Anda di halaman 1dari 45

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Kimia -2

Pengadukan dan Pencampuran - Mixing


Dosen Pembimbing: Rispiandi, S.T., M.T.

Kelompok/Kelas : 1/2B D3 Teknik Kimia


Nama : 1. Aditya Meita N. (151411033)
2. Radian Zulmar D.K. (151411053)
3. Tantri Prasetyani (151411061)
4. Wulandari (151411063)

Tanggal Praktikum : 15 Maret 2017


Tanggal Pengumpulan : 21 Maret 2017

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017

I. LATAR BELAKANG
Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga
menimbulkan reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti
bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang
ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari
suatu atau lebih komponen yang dicampurkan, yaitu membuat suspense, blending,
disperse dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki.
Pada industri kimia seperti proses katalis dari hidrogenasi, pengadukan
mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi, gas hidrogen
disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi.
Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan
melalui cooling coil dan jaket.
Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industri adalah
pencampuran pulp dalam aiar untuk memperoleh larutan pulp. Larutan pulp yang
sudah homogen disebarkan ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah
proses filtrasi vakum dan dikeringkan.

II. TUJUAN

1. Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam tangka


2. Menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk
3. Membuat grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperlukan dalam
pencampuran sampai homogen.
4. Menentukan daerah rezim aliran dalam operasi pengadukan

III. DASAR TEORI

Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi).

gambar 1. (Dimensi sebuah Tangki Berpengaduk)


dimana :
C = tinggi pengaduk dari dasar tangki

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


D = diameter pengaduk
Dt = diameter tangki
H = tinggi fluida dalam tangki
J = lebar baffle
W = lebar pengaduk

Tujuan Pengadukan :

1. Mencampur dua cairan yang saling melarut

2. Melarutkan padatan dalam cairan

3. Mendispersikan gas dalam cairan dalam bentuk gelembung

4. untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket
pada dinding bejana.

Pencampuran adalah operasi yang menyebabkan tersebarnya secara acak suatu


bahan ke bahan yang lain dimana bahan-bahan tersebut terpisah dalam dua fasa atau
lebih. Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal ini
dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam aplikasi nyata
bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan dan pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara geometri tangki
dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi sumbu pengaduk,
kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki dan juga properti fisik
fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Oleh karena itu, perlu tersedia
seperangkat alat tangki berpengaduk yang bisa digunakan untuk mempelajari operasi dari
pengadukan dan pencampuran tersebut.
Pencampuran terjadi pada tiga tingkatan yang berbeda yaitu :

1. Mekanisme konvektif : pencampuran yang disebabkan aliran cairan secara


keseluruhan (bulk flow).

2. Eddy diffusion : pencampuran karena adanya gumpalan - gumpalan fluida yang


terbentuk dan tercampakan dalam medan aliran.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


3. Diffusion : pencampuran karena gerakan molekuler.

Ketiga mekanisme terjadi secara bersama-sama, tetapi yang paling menentukan


adalah eddy diffusion. Mekanisme ini membedakan pencampuran dalam keadaan
turbulen dengan pencampuran dalam medan aliran laminer. Sifat fisik fluida yang
berpengaruh pada proses pengadukan adalah densitas dan viskositas.
Secara khusus, proses pengadukan dan pencampuran digunakan untuk mengatasi
tiga jenis permasalahan utama, yaitu :

1. Untuk menghasilkan keseragaman statis ataupun dinamis pada sistem multifase


multikomponen.

2. Untuk memfasilitasi perpindahan massa atau energi diantara bagian-bagian dari


sistem yang tidak seragam.

3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.

Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-
cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.

3.1 Dimensi dan Geometri Tangki


Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu
pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu
ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diameter tangki sama dengan
ketinggian fluida. Rancangan ini ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan
pengaduk untuk menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang melingkupi
seluruh bagian fluida dalam tangki.

Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga
salah satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari
diameter yang sama dengan tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam
pengadukan dan pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan (2).

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Tangki dengan diamter yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki
kecendrungan menambah jumlah pengaduk yang digunakan.

dengan D = t

Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap
komponen-komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.

Hubungan dari dimensi pada gambar 1 adalah :

Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu
daerah dimana fluida bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana
terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya.

3.1.1 Posisi Sumbu Pengaduk


Pada umumnya proses pengadukan dan pencampuran dilakukan dengan menempatkan
pengaduk pada pusat diameter tangki (Center). Posisi ini memiliki pola aliran yang khas. Pada
tangki tidak bersekat dengan pengaduk yang berputar ditengah, energi sentrifugal yang bekerja pada
fluida meningkatkan ketinggian fluidapada dinding dan memperendah ketinggian fluida pada pusat
putaran. Pola ini biasa disebut dengan pusaran (vortex) dengan pusat pada sumbu pengaduk.
Pusaran ini akan menjadi semakin besar seiring dengan peningkatan kecepatan putaran yang juga
meningkatkan turbulensi dari fluida yang diaduk. Pada sebuah proses dispersi gas-cair,
terbentuknya pusaran tidak diinginkan. Hal ini disebabkan pusaran tersebut
bisa menghasilkan dispersi udara yang menghambat dispersi gas ke cairan dan sebaliknya.

gambar 2. (Posisi Center dari sebuah Pengaduk yang menghasilkan Vortex)

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Salah satu upaya untuk menghilangkan pusaran ini adalah dengan merubah posisi sumbu
pengaduk. Posisi tersebut berupa posisi sumbu pengaduk tetap tegak lurus namun berjarak dekat
dengan dinding tangki (off center) dan posisi sumbu berada pada arah diagonal (incline). Perubahan
posisi ini menjadi salah satu variasi dalam penelitian yang dilakukan.
3.1.2 Sekat dalam Tangki
Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada
dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah terjadinya pusaran
saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu, posisi sumbu pengaduk pada tangki
bersekat berada di tengah. Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban
pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan. Sekat pada tangki juga
membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki, karena pola aliran yang terjadi
terpecah menjadi empat bagian. Penggunaan ukuran sekat yang lebih besar mampu menghasilkan
pencampuran yang lebih baik.

gambar 3. (Pemasangan Baffle diharapkan mampu meningkatkan kualitas pencampuran)


Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 3 biasa menghasilkan pola
putaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran 1/12 diameter
tangki.
3.1.3. Pengaduk
Pemilihan pengaduk yang tepat menjadi salah satu faktor penting dalam menghasilkan proses
dan pencampuran yang efektif. Pengaduk jenis baling-baling (propeller) dengan aliran aksial dan
pengaduk jenis turbin dengan aliran radial menjadi pilihan yang lazim dalam pengadukan dan
pencampuran.

3.2 Jenis-jenis Pengaduk


Secara umum, terdapat tiga jenis pengaduk yang biasa digunakan secara umum,
yaitu pengaduk baling-baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk
dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


3.2.1 Pengaduk jenis baling-baling (propeller)
Ada beberapa jenis pengaduk yang biasa digunakan. Salah satunya adalah baling-
baling berdaun tiga.

gambar 4. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.

3.2.2 Pengaduk Dayung (Paddle)


Berbagai jenis pengaduk dayung biasanya digunakan pada kesepatan rendah
diantaranya 20 hingga 200 rpm. Dayung datar berdaun dua atau empat biasa digunakan
dalam sebuah proses pengadukan. Panjang total dari pengadukan dayung biasanya 60 -
80% dari diameter tangki dan lebar dari daunnya 1/6 - 1/10 dari panjangnya.

gambar 5. Pengaduk Jenis Dayung (Paddle) berdaun dua

Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar
atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini
menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis
ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga
digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun
jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk
proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


3.2.3 Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak daun pengaduk
dan berukuran lebih pendek, digunakan pada kecepatan tinggi untuk cairan dengan
rentang kekentalan yang sangat luas. Diameter dari sebuah turbin biasanya antara 30 -
50% dari diamter tangki. Turbin biasanya memiliki empat atau enam daun pengaduk.
Turbin dengan daun yang datar memberikan aliran yang radial. Jenis ini juga berguna
untuk dispersi gas yang baik, gas akan dialirkan dari bagian bawah pengadukdan akan
menuju ke bagian daun pengaduk lalu tepotong-potong menjadi gelembung gas.

gambar 6. Pengaduk Turbin pada bagian variasi.

Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat pada
gambar 7, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran
aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran
langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan
hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran
aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan
daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.

gambar 7. Pengaduk Turbin Baling-baling.

3.2. 4 Pengaduk Helical-Ribbon


Jenis pengaduk ini digunakan pada larutan pada kekentalan yang tinggi dan
beroperasi pada rpm yang rendah pada bagian laminer. Ribbon (bentuk seperti pita)
dibentuk dalam sebuah bagian helical (bentuknya seperti baling-balling helicopter dan

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


ditempelkan ke pusat sumbu pengaduk). Cairan bergerak dalam sebuah bagian aliran
berliku-liku pada bagiam bawah dan naik ke bagian atas pengaduk.

gambar 8. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral

3.3 Pemilihan Pengaduk


Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk
adalah :

1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (1,20
cP)

2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp)

3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan
untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)

4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan
telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000
cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.

gambar 9. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda
(a) Impeller,(b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


3.4 Bilangan Reynold
Bilangan tak berdimensi yang menyatakan perbandingan antara gaya inersia dan
gaya viskos yang terjadi pada fluida. Sistem pengadukan yang terjadi bisa diketahui
bilangan Reynold-nya dengan menggunakan persamaan 3.

dimana :
Re = Bilangan Reynold
= dnsitas fluida
= viskositas fluida

Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara
keduanya.

3.5 Bilangan Fraude


Bilangan tak berdimensi ini menunjukkan perbandingan antara gaya inersia dengan
gaya gravitasi. Bilangan Fraude dapat dihitung dengan persamaan berikut :

dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Bilangan Fraude bukan merupakan variabel yang signifikan. Bilangan ini hanya
diperhitungkan pada sistem pengadukan dalam tangki tidak bersekat. Pada sistem ini
permukaan cairan dalam tangki akan dipengaruhi gravitasi, sehingga membentuk pusaran
(vortex). Vorteks menunjukkan keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya inersia.

3.6 Laju dan Waktu Pencampuran


Waktu pencampuran (mixing time) adalah waktu yang dibutuhkan sehingga
diperoleh keadaan yang homogen untuk menghasilkan campuran atau produk dengan
kualitas yang telah ditentukan. Sedangkan laju pencampuran (rate of mixing) adalah laju
dimana proses pencampuran berlangsung hingga mencapai kondisi akhir.
Pada operasi pencampuran dalam tangki berpengaduk, waktu pencampuran ini
dipengaruhi oleh beberapa hal :

1. Yang berkaitan dengan alat, seperti :


a. Ada tidaknya baffle atau cruciform vaffle
b. Bentuk atau jenis pengaduk (turbin, propele, padel)
c. Ukuran pengaduk (diameter, tinggi)
d. Laju putaran pengaduk
e. Kedudukan pengaduk pada tangki, seperti :
Jarak pengaduk terhadap dasar tangki
Pola pemasangan :
Center, vertikal
Off center, vertical
Miring (inclined) dari atas
Horisontal
f. Jumlah daun pengaduk
g. Jumlah pengaduk yang terpasang pada poros pengaduk

2. Yang berhubungan dengan cairan yang diaduk :


a. Perbandingan kerapatan atau densitas cairan yang diaduk
b. Perbandingan viskositas cairan yang diaduk
c. Jumlah kedua cairan yang diaduk
d. Jenis cairan yang diaduk (miscible, immiscible)
Faktor-faktor tersebut dapat dijadikan variabel yang dapat dimanipulasi untuk
mengamati pengaruh setiap faktor terhadap karakteristik pengadukan, terutama tehadap
waktu pencampuran.
Impeller yang berputar akan menghasilkan efek pencampuran, biasanya putaran tinggi
menghasilkan aliran lebih bergolak sehingga menghasilkan efek pencampuran lebih efektif.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Adanya buffle akan mengakibatkan aliran berbelok arah dari tepi dinding menuju pusat tangki,
sehingga menyebabkan efek pencampuran bertambah efektif. Waktu pencampuran secara umum,
diberikan oleh Norwood dan Metzner adalah:

2 2/3 1 /6 2 1/ 2 1/ 6
t (n Da ) g
f t= T 1 /2
H Dt = n tT
[ ][ ] [ ]
Da
Dt
Dt
H 2
g
n Da

Untuk pengaduk propeler,

3 /2 1/ 2
t T (n Da2 )2/3 g1 /6 1/ 6
f t=
H 1 /2 D t = n tT [ ][ ][ ]
Da
Dt
Dt
H 2
g
n Da

Dimana:
Da = diameter pengaduk (m)
Dt = diameter tangki (m)
H =tinggi tangki (m)
ntT =mixing time factor
g =percepatan gravitasi (m/s2)
n =kecepatan putar (rpm)
ft = blending time factor

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


IV. METODOLOGI PERCOBAAN
IV.1 Alat dan Bahan

Gambar 10. Susunan Alat yang digunakan

Tabel 4.1 Daftar alat yang digunakan

No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah


1. Stopwatch 1 buah
2. Viscometer 1 buah
3. Termometer 1 buah
4. Gelas Kimia 100 mL 2 buah
5. Gelas Kimia 250 mL 2 buah
6. Gelas ukur 50 mL 2 buah
7. Piknometer 1 buah
8. Saringan 2 buah
9. Ember 2 buah

Tabel 4.2 Daftar bahan yang digunakan


No
Nama Bahan Jumlah
.
1. Tepung Kanji 500 gram
2. Aquades
3. NaOH 2 M 150 mL
4. Indikator P.P 5 mL
5. H2SO4 150 mL
6. Kacang Hijau Secukupnya

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


7. Air 17 Liter

IV.2 Skema Kerja


IV.2.1 Pola Aliran Dari Pengadukan

START

15 Liter air dimasukkan ke dalam tangki.

Kacang Hijau dimasukkan secukupnya ke dalam tangki.

Pengaduk dinyalakan dengan kecepatan putar 150 rpm.

Pola aliran dalam tangki digambar.

Langkah tersebut diulangi untuk 5 variasi putaran (197, 260,


298, dan 340 rpm)

END

IV.2.2 Waktu Pengadukan

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


START

500 gram tepung kanji ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 2 Liter air panas
ke dalam ember.

15 Liter air dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi larutan kanji.

Larutan kanji disaring dan ditambahkan indicator p.p. sebanyak 5 mL

Ditentukan nilai massa jenis ( ), suhu (T), dan viskositas larutan ()

Ditambahkan 30 ml NaOH 2M dan diatur kecepatan motor bersamaan dengan


pengadukan pada 80 rpm.

Bila terjadi perubahan warna yang merata dicatat waktunya.

Campuran dinetralkan kembali dengan menambahkan 30 ml larutan H2SO4


2M dan bersamaan dengan start stopwatch dihidupkan, dicatat waktu
penetralan.

Setelah itu ditentukan harga massa jenis ( ), suhu (T), dan viskositas
larutan ()

Percobaan diulangi dengan kecepatan pengadukan yang berbeda (5 variasi)

END

V. DATA PENGAMATAN

V.1 Pola aliran Hasil Pengadukan

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


a. Tipe Pengaduk yang digunakan : Tree Blade/Marine Propeller
b. Diameter Pengaduk (Da) : 10,7 cm (0,107 m)
c. Diameter Tangki (Dt) : 32 cm (0,32 m)
d. Variasi Kecepatan Putar:

Tabel 5.1.1 Daftar Variasi Putaran


No Kecepatan Putar (rpm)
.
1. 150
2. 197
3. 260
4. 298
5. 340

e. Keadaan Aliran
Tabel 5.1.2 Data Pengamatan terhadap Pola Aliran
Kecepatan Pola Aliran Pengamatan
Putaran

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


(rpm)
150 Tumbukan
kacang hijau
terjadi pada
bagian pinggir
pusat putaran.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


197 Tumbukan kacang
hijau terjadi pada
bagian pinggir
pusat putaran,
dengan kecepatan
tumbukan yang
lebih cepat
dibanding
kecepatan 150
rpm.

260 Kecepatan
tumbukan cepat,
terjadi tumbukan
pada sekitar pusat
putaran dan
penyebaran
kacang hijau
mulai merata.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


298 Tumbukan terjadi
diseluruh reaktor
yang terisi air.
Penyebaran
kacang hijau pada
kecepatan ini
paling merata.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


340 Kacang hijau
tertumpu pada
bagian bawah
reaktor karena
kecepatan yang
terlalu cepat,
tumbuka terjadi
dengan sangat
cepat namun tidak
merata di semua
bagian.

V.2 Waktu Pengadukan

Tabel 5.2 Data Pengamatan Hasil Praktikum


t2
t1 (NaOH) t2 H2SO4 H2SO4
Kecepata t1
(detik)
n Putaran NaOH
(rpm) T (detik) T
(kg/m3 (kg/m3
(C) (Pa.s) (C) (Pa.s)
) )
80 28 998,0 0,0525 36,7 28 1039,6 0,0520 10,1
110 28 1039,6 0,0520 29,0 28 1006,4 0,0480 9,0
140 28 1006,4 0,0480 7,0 28 980,0 0,0400 6,0
170 28 980,0 0,0400 5,0 28 996,8 0,0330 5,0
200 28 996,8 0,0330 3,0 28 1000,0 0,0200 3,0

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


VI. PENGOLAHAN DATA

VI.1 Penentuan Massa Jenis


Massa Jenis Sample larutan kanji pada t1 80 rpm
Berat sample = Berat Piknometer isi Berat Piknometer Kosong
= 47,96 gr 22,99 gr
= 24,97 gr
m
= V

24,97 gr
= 25 mL
= 0,9988 gr/mL
VI.2 Penentuan Nilai Bilangan Reynolds
VI.2.1 Pada t1 (NaOH)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 RPM
2
D N
Nre =

2 2 80 kg
0,107 m x rps x 998,8 3
=
60 m
2
5,25 x 10

= 290,419
VI.2.2 Pada t2 (H2SO4)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 RPM
D2 N
Nre =

2 2 80 kg
0,107 m x rps x 1039,6 3
=
60 m
5,2 x 102

= 305,189

VI.3 Penentuan Blending Time


VI.3.1 Pada t1 (NaOH)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 7660 0,32 0,65 80


2
( ) x 0,107
60

= 2004,58 detik

VI.3.2 Pada t2 (H2SO4)


Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 7300 0,32 0,65 80 2


( ) x 0,107
60

= 1910,378 detik

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


VII. HASIL PENGAMATAN

VII.1 Pengamatan Pada Larutan Kanji

Tabel 7.1 Nilai Bilangan Reynolds serta Blending Time berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan.

Mixing
Rezim Aliran
Bilangan Time Blending Time (ft )
Kecepata
Reynolds (Nre) Factors (detik)
n putaran
(ntT)
(rpm)
t1 t2 t1 t2 t1 t2 t1 t2

305,18 Lamina Laminar 766 730 2004,58 1910,37


80
290,419 9 r 0 0 0 8
440,08 Lamina Laminar 658 640 1548,53 1506,17
110
419,635 6 r 0 0 6 5
654,50 Lamina Laminar 550 478 1038,03
140
560,110 1 r 0 0 1194,390 4
979,84 Lamina Laminar 370 208 753,14 423,38
170 r
794,751 9 0 0 4 9
1908,1 Lamina Laminar 136 100 262,23 192,81
200 r
1152,764 6 0 0 3 8

VII.2 Grafik Waktu Pengadukan terhadap Bilangan Reynolds


VII.2.1 Pada t1 (NaOH)

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Grafik Waktu (t1) terhadap Nilai Nre Pada Larutan Kanji
40

35

30
f(x) = - 0.04x + 40.76
25 R = 0.7
20 t1 Linear (t1)
waktu (detik)
15

10

0
200 400 600 800 1000 1200 1400

Nre

Grafik a. Grafik Waktu (t1) terhadap Nilai Nre Pada Larutan Kanji.

VII.2.2 Pada t2 (H2SO4)

Grafik Waktu (t2) terhadap Nilai Nre Pada Larutan Kanji


12

10

8 f(x) = - 0x + 10.17
R = 0.83
6 t1 Linear (t1)
Waktu (detik)
4

0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Nre

Grafik b. Grafik Waktu (t2) terhadap Nilai Nre Pada Larutan Kanji.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


VII.3 Grafik Blending Time terhadap Bilangan Reynolds
VII.3.1 Pada t1 (NaOH)

Grafik Blending Time (ft) terhadap Nilai Nre Pada t1


2500

2000
f(x) = - 2.24x + 2541.59
1500 R = 0.99

ft (detik) ft Linear (ft)


1000

500

0
200 400 600 800 1000 1200 1400

Nre

Grafik c. Grafik Blending Time (ft) terhadap Nilai Nre Pada t1.

VII.3.2 Pada t2 (H2SO4)

Grafik Blending Time (ft) terhadap Nilai Nre Pada t2


2500

2000

1500 f(x) = - 1.12x + 1938.65


R = 0.86
ft (detik) ft Linear (ft)
1000

500

0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Nre

Grafik c. Grafik Blending Time (ft) terhadap Nilai Nre Pada t2.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


VIII. PEMBAHASAN

VIII.1 Aditya Meita Nugraha (151411033)


Pada praktikum kali ini praktikan melakukan percobaan mixing. Mixing
merupakan suatu operasi yang tujuannya untuk mengurangi ketidaksamaan
komposisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan. Pencampuran
dapat terjadi karena adanya gerakan dari bahan tersebut. Agar bahan dapat bergerak
diperlukan suatu pengadukan yang merupakan gerakan terinduksi dengan cara
tertentu pada suatu bahan dalam tangki. Gerakan itu biasanya mempunyai pola
sirkulasi, salah satunya adalah proses pencampuran. Istilah pencampuran dapat
diartikan dengan memberikan gerakan yang tidak beraturan atau keadaan yang
turbulen terhadap fluida.Tujuan dari percobaan mixing ini adalah agar praktikan
dapat mengetahui pola aliran yang terjadi saat agitasi pada berbagai variasi
kecepatan putaran, membuat grafik bilangan reynolds (Nre) dan blending time (ft)
terhadap waktu yang diperlukan sampai homogenitas larutan tercapai serta
menentukan rejim aliran dalam operasi mixing. Dengan perolehan data tersebut,
praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
pencampuran (mixing) dan waktu pencampuran (mixing). Faktor-faktor tersebut

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


adalah jenis pengaduk, jenis tangki, posisi pengaduk, kecepatan Rpm serta
properties fluida yang diaduknya (densitas dan viskositas fluida)

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan 2 kali percobaan. Percobaan


pertama yang dilakukan adalah menentukan pola aliran suatu fluida (air) untuk
menentukan rejim alirnya dengan menggunakan air yang berisi kacang hijau
sedangkan percobaan kedua adalah mengamati waktu pencampuran dengan
menggunakan larutan kanji. Pada pembahasan ini praktikan akan membahas
beberapa faktor yang mempengaruhi proses mixing yaitu sebagai berikut :

1.Jenis Pengaduk

Dalam percobaan ini praktikan menggunakan pengaduk berjenis Tree


Blade/Marine Propeller 1/3 yang memiliki bentuk melengkung pada bagian
bawahnya sehingga tidak terjadi penumpukkan pada bagian bawah tangki. Masing-
masing pengaduk memberikan hasil waktu pencampuran yang berbeda. Perbedaan
itu terjadi karena efektivitas aliran yang dihasilkan oleh pengaduk untuk
menjangkau seluruh tangki berbeda. Semakin efektif aliran yang dihasilkan oleh
pengaduk maka semakin sedikit waktu pencampuran yang dibutuhkan. Biasanya
pola aliran yang dihasilkan adalah pola aliran aksial, karena arus yang
meninggalkan propeller mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai
dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana. Alasan praktikan menggunakan
pengaduk berjenis Tree Blade/Marine Propeller ini dikarenakan bahan yang akan
dicampurkan adalah antara air dengan larutan kanji (pencampuran tanpa
pemotongan dan viskositas rendah). Tangki yang digunakan pada percobaan
berbentuk bejana yang melengkung pada bagian bawahnya. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya stagnasi yaitu penumpukan pada bagian sudut bejana sehingga
mengakibatkan pengadukan tidak berlangsung sempurna.

2. Jenis Tangki

Pada percobaan yang dilakukan praktikan jenis tangki yang digunakan adalah
yang tidak mempunyai sekat (unbuffle) Pemilihan tangki juga berpengaruh terhadap
waktu pencampuran.Telah dijelaskan di atas bahwa pencampuran memerlukan
pengadukan yang mempunyai suatu gerakan terinduksi yang biasanya berbentuk
pola sirkulasi. Setiap jenis pengaduk memberikan pola aliran yang berbeda. Pola
aliran yang baik untuk pencampuran adalah pola aliran turbulen (acak). Karena

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


aliran turbulen dapat menjangkau setiap sudut tangki sehingga waktu pencampuran
yang dibutuhkan kecil. Bila suatu jenis pengaduk memberikan pola aliran selain
pola aliran turbulen, kita bisa menciptakan aliran turbulen dengan menambahakan
sekat (buffle) di dalam tangki.Karena dengan menambahkan sekat maka yang
awalnya pola aliran yang tercipta tidak turbulen menjadi turbulen.Jadi bisa
dikatakan bahwa jenis tangki yang mempunyai buffle akan lebih efektiv dibanding
dengan tangki yang tidak mempunyai buffle.

3.Posisi Pengaduk

Posisi pengaduk juga berpengaruh terhadap waktu pencampuran. Posisi


pengaduk terdiri dari center dan off center, pada posisi off center putaran yang
dihasilkan akan menyebabkan pola aliran acak atau turbulen sehingga semakin
efektif waktu yang diperlukan untuk menghomogenkan bahan, sedangkan pada
posisi center,pola aliran yang terbentuk teratur sehingga waktu yang diperlukan
untuk pencampuran menjadi sedikit lebih lama.

4.Rpm (rotation perminute)

Rpm (rotation perminute) berpengaruh terhadap waktu pencampuran.Semakin


besar Rpm semakin cepat pula putaran pengaduk sehingga waktu pencampuran juga
akan semakin cepat.

Pada percobaan pertama praktikan melakukan 5 variasi kecepatan putaran


pengadukan. Praktikan memasukkan kacang hijau agar praktikan dapat mudah
mengamati pola aliran yang terbentuk. Pola aliran yang terbentuk tersebut
disebabkan oleh kecepatan putaran pengadukan, posisi pengaduk, dan jenis tangki
yang digunakkan. Dari hasil percobaan tersebut praktikan dapat melihat bahwa pola
aliran yang terbentuk merupakan pola aliran laminar. Hal tersebut juga dapat
dibuktikan dari perhitungan bilangan reynold.

Pada percobaan kedua ini praktikan menghitung waktu pengadukan


pencampuran ( saat sudah ditambahkan PP dan NaOH) dan juga menghitung waktu
penetralan saat H2SO4. Waktu pencampuran dihitung saat terjadi perubahan warna.
Saat penambahan larutan NaOH 2N larutan akan berubah warna menjadi warna
pink dan pada saat penambahan larutan H2SO4 larutan akan netral kembali yang

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


akan mengembalikan lagi warna menjadi warna putih. Setelah dilakukan
pengamatan ternyata waktu pencampuran larutan NaOH 2N lebih lambat
dibandingkan pada saat penetralan dengan menggunakan larutan H 2SO4.
Pencampuran tersebut bergantung pada besarnya putaran pengadukan dan viskositas
larutan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin cepat putaran pengadukan
maka semakin cepat pula waktu pencampuran dan viskositas larutan juga akan
semakin besar.

Nilai blending time ini dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan. Semakin cepat
putaran pengadukan maka blending time semakin cepat. Pada grafik yang diperoleh
oleh praktikan dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu maka nilai Nre akan
semakin kecil. Jika dibandingkan dengan nilai blending time terhadap waktu maka
semakin lama waktu maka nilai blending time akan semakin besar( waktu
pengadukan lama ).

VIII.2 Radian Zulmar D.K. (151411053)


Pada praktikum kali ini, dilakukan percobaan mixing untuk mengetahui sifat
perubahan suatu campuran pada proses pengadukan. Alat yang digunakan pada
percobaan ini berupa reactor berpengaduk dengan bukaan pada bagian bawah,
bahan yang digunakan pada percobaan berupa kacang hijau, air, dan larutan kanji.

Percobaan diawali dengan mengamati pola aliran pengadukan pada campuran


kacang hijau dengan air. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui pada besar
putaran pengadukan keberapa terjadi pencampuran yang ideal (merata tumbukan
antar kacang hijaunya). Berdasarkan pengamatan, didapat hasil bahwa pencampuran
pada kecepatan terlalu rendah atau terlalu tinggi menyebabkan kacang hijau
semakin tidak saling bertubrukan. Sedangkan kecepatan pengadukan ideal terjadi
pada kecepatan pengaduk satu tingkat dibawah maksimal.

Selanjutnya dilakukan percobaan untuk mengamati pengaruh kecepatan


pengadukan terhadap besar viskositas, densitas, suhu, serta kecepatan reaksi pada
larutan kanji. Penentuan massa jenis menggunakan piknometer, dan viskositas
dengan viscometer (alat uji kekentalan). Percobaan kali ini menggunakan 5 variasi

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


kecepatan pengadukan dengan perbedaan 30 rpm tiap percobaannya. Diawali pada
kecepatan 80 rpm, suhu pencampuran sebelum pengadukan menjadi 28 OC (larutan
kanji dilarutkan dengan air mendidih), densitas campuran yang mendekati nilai
densitas air pada temperature standar, dan viskositas yang bernilai 0,0525 Pa.s.
Waktu pencampuran yang dibutuhkan NaOH ke dalam campuran hingga merata
sebesar 36,7 detik. Sedangkan waktu penetralan campuran dengan H2SO4 sebesar
10,1 detik. Bila dilihat secara keseluruhan, terlihat suhu campuran yang konstan
pada semua kecepatan. Hal ini menjelaskan bahwa kecepatan pengaduk tidak
berpengaruh pada temperature campuran. Sedangkan pada densitas terjadi fluktuasi
harga densitas pada tiap kecepatan pengadukan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin
merata pengadukan maka harga densitas menjadi tinggi.

Pada viskositas terjadi penurunan harga pada kecepatan pengadukan yang


semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan teori pada bilangan Reynolds yang
menyatakan bahwa semakin cepat aliran semakin rendah harga viskositasnya. Untuk
waktu pencampuran dengan larutan NaOH dan waktu reaksi penetralan dengan
H2SO4, terjadi penurunan yang waktu yang dibutuhkan pada kecepatan pengadukan
yang tinggi.

Setelah dilakukan percobaan, dilakukan penentuan rezim aliran pada tiap


pengadukan dengan perhitungan menggunakan rumus bilangan Reynolds.
perhitungan ini juga untuk menemukan blending time. Berdasarkan hasil
perhitungan, didapat rezim aliran pada semua kecepatan aliran berjenis laminar.
Sedangkan blending time yang didapat semakin rendah harganya setiap kenaikan
kecepatan pengadukan. Hal ini menjelaskan bahwa semakin cepat pengadukan,
semakin cepat waktu yang dibutuhkan campuran untuk merata sempurna.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


VIII.3 Tantri Prasetyani (151411061)
Pada praktikum kali ini, yaitu pengadukan dan pencampuran, tujuan yang
hendak dicapai, yaitu penggambaran pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk di
dalam tangki, penggambaran pola aliran dalam tangki pada berbagai kecepatan
putaran pengaduk, grafik bilangan Reynolds terhadap waktu pengadukan, serta
penentuan rezim aliran.

Pada praktikum kali ini aalat pengaduk yang digunakan merupakan pengaduk
jenis baling-baling dengan tiga blade, serta letak pengaduk berada di tengah berdiri
tegak lurus terhadap reaktor . Pengaduk tersebut merupakan pengaduk jenis Tree
Blade/Marine Propeller 1/3 . Tangki yang digunakan merupakan tangki jenis
unbuffle atau yang tidak bersekat. Pada awal praktikum, praktikan mengamati pola
aliran pengadukan dengan variasi kecepatan putaran pengadukan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengamati pengaruh kecepatan putaran pengadukan terhadap pola
aliran yang terbentuk.

Pada pengamatan tersebut digunakan kacang hijau sebagai media untuk


mengamati pola aliran yang terbentuk. Berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan diketahui bahwa pada setiap kecepatan putaran pengadukan yang berbeda

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


diperoleh aliran kacang hijau yang berbeda. Pada setiap penambahan kecepatan
putaran pengadukan teramati bahwa tumbukan antar kacang hijau bertambah intens.
Hal tersebut juga dapat teramati dari banyaknya kacang hijau yang ikut teraduk.

Pada kecepatan putaran pengadukan awal, yaitu kecepatan putaran terendah


teramati bahwa jumlah kacang hijau yang teraduk sedikit, selain itu, di bagian
bawah tangki pula masih terlihat kacang hijau yang menumpuk sementara ketika
kecepatan semakin meningkat, kacang hijau dibagian bawah yang tidak teraduk
semakin berkurang karena semakin banyak kacang hijau yang ikut teraduk.

Pada percobaan selanjutnya, media yang digunakan yaitu larutan tepung kanji.
Pada percobaan ini keadaan yang ingin dicapai, yaitu tercampurnya larutan secara
homogen dengan memvariasikan kecepatan putaran pengadukan. Indikator keadaan
homogen pada praktikum ini, yaitu warna larutan dimana larutan pertama
ditambahkan NaOH untuk memperoleh warna kemerahan setelah itu dilakukan
penetralan untuk memperoleh warna putih kembali.

Waktu perubahan warna serta waktu penetralan tersebut yang diamati.


Berdasarkan pengamatan yang dilakukn diketahui bahwa pada setiap variasi
kecepatan larutan memiliki massa jenis serta viskositas yang berbeda. Pada data
hasil pengamatn untuk massa jenis terjadi penurunan serta kenaikan nilai dimana
perubahan nilai tersebut tidak terlalu signifikan. Sementara untuk nilai viskositas
larutan yang diamati diketaui nilainya turun terus menurun.

Perbedaan nilai massa jenis serta viskositas tersebut disebabkan oleh


perbedaan kecepatan putaran pengadukan dimana semakin cepat putaran
pengadukan maka larutan kanji akan semakin mendekati keadaan homogennya.
Pada larutan kanji selama praktikum berlangsung teramati bahwa larutan tersebut
pada awalnya tidak homogen dimana pada bagian bawah tangki terdapat banyak
endapan tepung kanji. Hal tersebut yang menyebabkan nilai massa jenis serta
viskositas pada kecepatan putaran pengadukan awal (kecepatan minimum) memiliki
nilai yang tinggi dikarena larutan kanji yang diamati praktikan berasal dari bagian
bawah tangki yang lebih pekat dibandingkan larutan kanji pada bagian atas tangki.
Ketika kecepatan putaran pengadukan bertambah, endapan tepung kanji dibagian
bawah semakin teraduk sehingga larutannya semakin menuju keadaan homogen ,
oleh karena itu nilai viskositasnya semakin menurun.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Pengamatan selanjutnya dilakukan terhadap waktu pengadukan ketika
perubahan warna yang homogen pada penambahan NaOH serta H2SO4 terhadap
Bilangan Reynold. Berdasarkan data yang diperoleh pada praktikum teramati bahwa
waktu pengadukan yang diperoleh baik untuk penambahan NaOH maupun H2SO4
semakin menurun seiring penambahan kecepatan putaran pengadukannya. Namun
seiring dengan penambahan kecepatan putaran pengadukan , bilangan Reynold juga
ikut meningkat tetapi dari hasil pengamata untuk semua kecepatan putaran masih
berada dalam rentang nilai aliran laminar.

Kemudian untuk blending time juga diketahui bahwa semakin tinggi


kecepatan putaran pengadukannya maka diperoleh waktu blending time yang
semakin singkat baik untuk t1 maupun t2.Sementara untuk pengaruh bilangan
Reynold terhadap nilai blending time diketahui bahwa semakin tinggi nilai bilangan
Reynold maka akan diperoleh nilai blending time yang semakin kecil. Hal tersebut
dikarenakan dengan semakin tingginya kecepatan putaran pengaduk maka akan
semakin cepat larutan berada pada keaadan homogennya.

Dengan demikian grafik hasil praktikum ini sudah sesuai dengan grafik pada
literature. Selain itu, dapat diamati bahwa pada pengadukan serta pencampuran ini
dipengaruhi oleh kecepatan putaran pengadukan, massa jenis serta viskositas
larutan.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


VIII.4 Wulandari (151411063)
Pada praktikum kali ini yaitu pencampuran dan pengadukan yang bertujuan
menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam tangki,
menggambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk, membuat
grafik bilangan Reynolds terhadap waktu yang diperlukan dalam pencampuran
sampai homogen, dan menentukan daerah rezim aliran dalam operasi pengadukan.
Sehingga dari percobaan ini dapat diketahui faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi pengadukan dan pencampuran.

Langkah awal yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu
dimulai percobaan yang pertama yaitu memvariasikan kecepatan putar pada
pengadukan terhadap kacang hijau yang dicampurkan dengan air untuk
menentukan pola aliran suatu fluida untuk menentukan rejim alirnya. Percobaan
yang dilakukan yaitu dengan menggunakan 5 kecepatan putar yang berbeda.
Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa pada pencampuran dan
pengadukan pada kecepetan putar yang kecil maka tumbukan hanya terjadi pada
bagian pinggir pusat putaran. Sedangkan pada pengadukan dengan kecepatan yang
besar maka tumbukan terjadi lebih cepat dan penyebaran kacang hijau mulai
merata ke seluruh bagian. Faktor utama yang menyebabkan pola aliran setiap

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


percobaan itu berbeda yaitu kecepatan putar pada pengadukan setiap percobaan
yang dilakukan. Pola aliran yang terbentuk yaitu pola aliran laminar.

Percobaan yang kedua yaitu mengamati waktu pencampuran dengan


menggunakan larutan kanji sebagai samplenya. Setelah itu larutan kanji diberikan
indikator PP dan NaOH. Lalu dilakukan penetralan dengan H2SO4. Saat diberikan
larutan NaOH maka larutan berubah warna menjadi pink, setelah dilakukan
penetralan berubah kembali menjadi warna putih. Setelah itu dilakukan
pengamatan waktu pencampuran terhadap perubahan warna sample saat dilakukan
penambahan larutan NaOH dan saat dilakukan penetralan dengan larutan H2SO4.
Pada saat percobaan ini juga yaitu divariasikan dengan kecepatan putar. Yang
dimana semakin cepat kecepatan putar yang dilakukan maka akan semakin cepat
waktu pencampuran selain itu nilai viskositas larutan juga akan semakin besar.
Waktu pencampuran saat penambahan NaOH lebih lambat dibandingkan pada saat
penetralan dengan larutan H2SO4.

Berdasarkan data pengamatan bahwa nilai Nre yang diperoleh dapat diketahui
bahwa semakin lama waktu pengadukan maka nilai Nre yang dihasilkan akan
semakin besar, sehingga turbulensi besar. selain itu semakin cepat kecepatan putar
maka nilai blending time akan semakin kecil.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


IX. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pencampuran adalah posisi pengaduk, jenis


pengaduk, jenis tangki, massa jenis serta viskositas larutan.
2. Semakin besar rpm maka semakin intens pulalah putarannya, sehingga semakin cepat
pula waktu pencampurannya.
3. Semakin tinggi kecepatan putar akan diperoleh bilangin Reynolds yang lebih tinggi.
4. Semakin tinggi kecepatan putar nilai viskositas dan massa jenis larutan dapat
mengalami perubahan diakrenakan semakin mendekati keadaan homogennya.
5. Pola aliran yang diperoleh untuk semua kecepatan putaran pengadukan adalah aliran
laminar.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum satuan Operasi,2004.Agitasi dan Pencampuran, Jurusan Teknik
Kimia, Politeknik Negeri Bandung.
Djauhari,a;2002;Peralatan Kontak dan Pemisahan Antar Fasa.Diktat Kulah.hal 55-59.Teknik
Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Mc.Cabe,W.L,Smith,J.C and Harria,P.,1993,Unit Operation of Chemical Engineering
5rd.,hal 257-260, Mc Graw-Hill,Singapore.

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


LAMPIRAN

1. DATA PENGAMATAN
a. Dimensi Tangki Pengaduk
Tipe Pengaduk = Tree Blade/Marine Propeller
Diameter Pengaduk (Da) = 10,7 cm ( 0,107 m)
Diameter Tangki (Dt) = 32 cm (0,32 m)
Tinggi tangki (H) = 65 cm (0,65 m)

b. Waktu Pengadukan
Larutan Kanji
Berat piknometer kosong = 22,99 gr
Volume piknometer = 25 mL
T emperature setelah penambahan NaOH dan H2SO4 = 28C

2. PENGOLAHAN DATA
2.1 Menghitung Massa Jenis Larutan Kanji
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t1 80 rpm
Berat sample = Berat Piknometer isi Berat Piknometer Kosong
= 47,96 gr 22,99 gr
= 24,97 gr
m
= V

24,97 gr
= 25 mL
= 0,9988 gr/mL

Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 80 rpm dan t1 110 rpm
Berat sample = 48,98 gr 22,99 gr
= 25,99 gr
m
= V

25,99 gr
= 25 mL
= 1,0396 gr/mL

Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 110 rpm dan t1 140 rpm
Berat sample = 48,15 gr 22,99 gr
= 25,16 gr
m
= V

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


25,16 gr
= 25 mL
= 1,0064 gr/mL

Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 140 rpm dan t1 170 rpm
Berat sample = 47,49 gr 22,99 gr
= 24,5 gr
m
= V

24,5 gr
= 25 mL
= 0,98 gr/mL

Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 170 rpm dan t1 200 rpm
Berat sample = 47,91 gr 22,99 gr
= 24,92 gr
m
= V

24,92 gr
= 25 mL
= 0,9968 gr/mL
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 200 rpm
Berat sample = 47,99 gr 22,99 gr
= 25 gr
m
= V

25 gr
= 25 mL

= 1,0 gr/mL

2.2 Menghitung Nre pada larutan kanji

Pada saat t1 (NaOH)


Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 RPM
D2 N
Nre =

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


80 kg
0,1072 m2 x rps x 998,8 3
=
60 m
5,25 x 102

= 290,419

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 110 RPM


2
D N
Nre =
2 2 110 kg
0,107 m x rps x 1039,6 3
=
60 m
5.2 x 102
= 419,635

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 140 RPM


D2 N
Nre =
2 2 140 kg
0,107 m x rps x 1006,4 3
=
60 m
2
4,8 x 10
=560,110

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 170 RPM


2
D N
Nre =
2 2 170 kg
0,107 m x rps x 980 3
=
60 m
2
4 x 10
= 794,751
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 200 RPM
D2 N
Nre =
2 2 200 kg
0,107 m x rps x 996,8 3
=
60 m
2
3,3 x 10
= 1152,764

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Pada saat t2 (H2SO4)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 RPM
D2 N
Nre =

80 kg
0,1072 m2 x rps x 1039,6 3
=
60 m
2
5,2 x 10

= 305,189

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 110 RPM


D2 N
Nre =
2 2 110 kg
0,107 m x rps x 1006,4 3
=
60 m
4,8 x 102
= 440,086

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 140 RPM


D2 N
Nre =
2 2 140 kg
0,107 m x rps x 980 3
=
60 m
4 x 102
=654,501

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 170 RPM


2
D N
Nre =
2 2 170 kg
0,107 m x rps x 996,8 3
=
60 m
2
3,3 x 10
= 979,849
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 200 RPM
2
D N
Nre =

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


200 kg
0,1072 m2 x rps x 1000 3
=
60 m
2 x 102
= 1908,16

Menghitung Blending Time Factor

Pada saat t1 (NaOH)


Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 7660 0,32 0,65 80 2


( ) x 0,107
60

= 2004,58 detik

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 110 rpm

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 6580 0,32 0,65 110 2


( ) x 0,107
60

= 1548,536 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 140 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
5500
= 0,32 0,65 140
2
( ) x 0,107
60

= 1194,39 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 170 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 3700 0,32 0,65 170 2


( ) x 0,107
60

= 753,144 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 200 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 1360 0,32 0,65 200 2


( ) x 0,107
60

= 262,233 detik

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


Pada saat t2 (H2SO4)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 7300 0,32 0,65 80


2
( ) x 0,107
60

= 1910,378 detik

Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 110 rpm


t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 6400 0,32 0,65 110


2
( ) x 0,107
60

= 1506,175 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 140 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
4780
= 0,32 0,65 140 2
( ) x 0,107
60

= 1038,034 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 170 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 2080 0,32 0,65 170 2


( ) x 0,107
60

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN


= 423,389 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 200 rpm
t 2 1 3 1 1

[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t

3 1 1

[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6

= 1000 0,32 0,65 200


2
( ) x 0,107
60

= 192,818 detik

laboratorium teknik kimia|PEGADUKAN DAN PENCAMPURAN

Anda mungkin juga menyukai