I. LATAR BELAKANG
Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga
menimbulkan reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti
bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang
ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari
suatu atau lebih komponen yang dicampurkan, yaitu membuat suspense, blending,
disperse dan mendorong terjadinya transfer panas dari bahan ke dinding tangki.
Pada industri kimia seperti proses katalis dari hidrogenasi, pengadukan
mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pada bejana hidrogenasi, gas hidrogen
disebarkan melewati fasa cair dimana partikel padat dari katalis tersuspensi.
Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan
melalui cooling coil dan jaket.
Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industri adalah
pencampuran pulp dalam aiar untuk memperoleh larutan pulp. Larutan pulp yang
sudah homogen disebarkan ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah
proses filtrasi vakum dan dikeringkan.
II. TUJUAN
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi).
Tujuan Pengadukan :
4. untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan jacket
pada dinding bejana.
3. Untuk menunjukkan perubahan fase pada sistem multikomponen dengan atau tanpa
perubahan komposisi.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-
cair, kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.
Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga
salah satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari
diameter yang sama dengan tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam
pengadukan dan pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan (2).
dengan D = t
Rancangan dasar dimensi dari sebuah tangki berpengaduk dengan perbandingan terhadap
komponen-komponen yang menyusunnya ditunjukkan pada gambar 1.
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu
daerah dimana fluida bisa digerakkan oleh aliran pengaduk. Geometri dimana
terjadinya dead zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya.
gambar 4. Pengaduk jenis Baling-baling (a), Daun Dipertajam (b), Baling-baling kapal (c)
Baling-baling ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolutions per minute) dan digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah.
Pengaduk dayung menjadi tidak efektif untuk suspensi padatan, karena aliran radial
bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi kecil. Sebuah dayung jangkar
atau pagar, yang terlihat pada gambar 6 biasa digunakan dalam pengadukan. Jenis ini
menyapu dan mengeruk dinding tangki dan kadang-kadang bagian bawah tangki. Jenis
ini digunakan pada cairan kental dimana endapan pada dinding dapat terbentuk dan juga
digunakan untuk meningkatkan transfer panas dari dan ke dinding tangki. Bagaimanapun
jenis ini adalah pencampuran yang buruk. Pengaduk dayung sering digunakan untuk
proses pembuatan pasn kanji, cat, bahan perekat dan kosmetik.
Pada turbin dengan daun yang dibuat miring sebesar 45o, seperti yang terlihat pada
gambar 7, beberapa aliran aksial akan terbentuk sehingga sebuah kombinasi dari aliran
aksial dan radial akan terbentuk. Jenis ini berguna dalam suspensi padatan kerena aliran
langsung ke bawah dan akan menyapu padatan ke atas. Terkadang sebuah turbin dengan
hanya empat daun miring digunakan dalam suspensi padat. Pengaduk dengan aliran
aksial menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar dan pencampuran per satuan
daya dan sangat berguna dalam suspensi padatan.
gambar 8. Pengaduk Jenis (a), (b) & (c) Hellical-Ribbon, (d) Semi-Spiral
1. Pengaduk jenis baling-baling digunakan untuk viskositas fluida di bawah Pa.s (1,20
cP)
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s (100.000 cp)
3. Pengaduk jenis dayung yang dimodifikasi seperti pengaduk jangkar bisa digunakan
untuk viskositas antara 50 - 500 Pa.s (500.000 cP)
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000 Pa.s dan
telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih dari 2,5 - 5 Pa.s (5000
cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya terjadi pusaran kecil.
gambar 9. Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda
(a) Impeller,(b) Propeller, (c) Paddle dan (d) Helical ribbon
dimana :
Re = Bilangan Reynold
= dnsitas fluida
= viskositas fluida
Dalam sistem pengadukan terdapat 3 jenis bentuk aliran yaitu laminer, transisi dan
turbulen. Bentuk aliran laminer terjadi pada bilangan Reynold hingga 10, sedangkan
turbulen terjadi pada bilangan Reynold 10 hingga 104 dan transisi berada diantara
keduanya.
dimana :
Fr = Bilangan Fraude
N = kecepatan putaran pengaduk
D = diameter pengaduk
g = percepatan grafitasi
2 2/3 1 /6 2 1/ 2 1/ 6
t (n Da ) g
f t= T 1 /2
H Dt = n tT
[ ][ ] [ ]
Da
Dt
Dt
H 2
g
n Da
3 /2 1/ 2
t T (n Da2 )2/3 g1 /6 1/ 6
f t=
H 1 /2 D t = n tT [ ][ ][ ]
Da
Dt
Dt
H 2
g
n Da
Dimana:
Da = diameter pengaduk (m)
Dt = diameter tangki (m)
H =tinggi tangki (m)
ntT =mixing time factor
g =percepatan gravitasi (m/s2)
n =kecepatan putar (rpm)
ft = blending time factor
START
END
500 gram tepung kanji ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 2 Liter air panas
ke dalam ember.
15 Liter air dimasukkan ke dalam ember yang telah berisi larutan kanji.
Setelah itu ditentukan harga massa jenis ( ), suhu (T), dan viskositas
larutan ()
END
V. DATA PENGAMATAN
e. Keadaan Aliran
Tabel 5.1.2 Data Pengamatan terhadap Pola Aliran
Kecepatan Pola Aliran Pengamatan
Putaran
260 Kecepatan
tumbukan cepat,
terjadi tumbukan
pada sekitar pusat
putaran dan
penyebaran
kacang hijau
mulai merata.
24,97 gr
= 25 mL
= 0,9988 gr/mL
VI.2 Penentuan Nilai Bilangan Reynolds
VI.2.1 Pada t1 (NaOH)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 RPM
2
D N
Nre =
2 2 80 kg
0,107 m x rps x 998,8 3
=
60 m
2
5,25 x 10
= 290,419
VI.2.2 Pada t2 (H2SO4)
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 80 RPM
D2 N
Nre =
2 2 80 kg
0,107 m x rps x 1039,6 3
=
60 m
5,2 x 102
= 305,189
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 2004,58 detik
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 1910,378 detik
Tabel 7.1 Nilai Bilangan Reynolds serta Blending Time berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan.
Mixing
Rezim Aliran
Bilangan Time Blending Time (ft )
Kecepata
Reynolds (Nre) Factors (detik)
n putaran
(ntT)
(rpm)
t1 t2 t1 t2 t1 t2 t1 t2
35
30
f(x) = - 0.04x + 40.76
25 R = 0.7
20 t1 Linear (t1)
waktu (detik)
15
10
0
200 400 600 800 1000 1200 1400
Nre
Grafik a. Grafik Waktu (t1) terhadap Nilai Nre Pada Larutan Kanji.
10
8 f(x) = - 0x + 10.17
R = 0.83
6 t1 Linear (t1)
Waktu (detik)
4
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Nre
Grafik b. Grafik Waktu (t2) terhadap Nilai Nre Pada Larutan Kanji.
2000
f(x) = - 2.24x + 2541.59
1500 R = 0.99
500
0
200 400 600 800 1000 1200 1400
Nre
Grafik c. Grafik Blending Time (ft) terhadap Nilai Nre Pada t1.
2000
500
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000
Nre
Grafik c. Grafik Blending Time (ft) terhadap Nilai Nre Pada t2.
1.Jenis Pengaduk
2. Jenis Tangki
Pada percobaan yang dilakukan praktikan jenis tangki yang digunakan adalah
yang tidak mempunyai sekat (unbuffle) Pemilihan tangki juga berpengaruh terhadap
waktu pencampuran.Telah dijelaskan di atas bahwa pencampuran memerlukan
pengadukan yang mempunyai suatu gerakan terinduksi yang biasanya berbentuk
pola sirkulasi. Setiap jenis pengaduk memberikan pola aliran yang berbeda. Pola
aliran yang baik untuk pencampuran adalah pola aliran turbulen (acak). Karena
3.Posisi Pengaduk
Nilai blending time ini dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan. Semakin cepat
putaran pengadukan maka blending time semakin cepat. Pada grafik yang diperoleh
oleh praktikan dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu maka nilai Nre akan
semakin kecil. Jika dibandingkan dengan nilai blending time terhadap waktu maka
semakin lama waktu maka nilai blending time akan semakin besar( waktu
pengadukan lama ).
Pada praktikum kali ini aalat pengaduk yang digunakan merupakan pengaduk
jenis baling-baling dengan tiga blade, serta letak pengaduk berada di tengah berdiri
tegak lurus terhadap reaktor . Pengaduk tersebut merupakan pengaduk jenis Tree
Blade/Marine Propeller 1/3 . Tangki yang digunakan merupakan tangki jenis
unbuffle atau yang tidak bersekat. Pada awal praktikum, praktikan mengamati pola
aliran pengadukan dengan variasi kecepatan putaran pengadukan. Hal tersebut
dilakukan untuk mengamati pengaruh kecepatan putaran pengadukan terhadap pola
aliran yang terbentuk.
Pada percobaan selanjutnya, media yang digunakan yaitu larutan tepung kanji.
Pada percobaan ini keadaan yang ingin dicapai, yaitu tercampurnya larutan secara
homogen dengan memvariasikan kecepatan putaran pengadukan. Indikator keadaan
homogen pada praktikum ini, yaitu warna larutan dimana larutan pertama
ditambahkan NaOH untuk memperoleh warna kemerahan setelah itu dilakukan
penetralan untuk memperoleh warna putih kembali.
Dengan demikian grafik hasil praktikum ini sudah sesuai dengan grafik pada
literature. Selain itu, dapat diamati bahwa pada pengadukan serta pencampuran ini
dipengaruhi oleh kecepatan putaran pengadukan, massa jenis serta viskositas
larutan.
Langkah awal yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Setelah itu
dimulai percobaan yang pertama yaitu memvariasikan kecepatan putar pada
pengadukan terhadap kacang hijau yang dicampurkan dengan air untuk
menentukan pola aliran suatu fluida untuk menentukan rejim alirnya. Percobaan
yang dilakukan yaitu dengan menggunakan 5 kecepatan putar yang berbeda.
Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa pada pencampuran dan
pengadukan pada kecepetan putar yang kecil maka tumbukan hanya terjadi pada
bagian pinggir pusat putaran. Sedangkan pada pengadukan dengan kecepatan yang
besar maka tumbukan terjadi lebih cepat dan penyebaran kacang hijau mulai
merata ke seluruh bagian. Faktor utama yang menyebabkan pola aliran setiap
Berdasarkan data pengamatan bahwa nilai Nre yang diperoleh dapat diketahui
bahwa semakin lama waktu pengadukan maka nilai Nre yang dihasilkan akan
semakin besar, sehingga turbulensi besar. selain itu semakin cepat kecepatan putar
maka nilai blending time akan semakin kecil.
1. DATA PENGAMATAN
a. Dimensi Tangki Pengaduk
Tipe Pengaduk = Tree Blade/Marine Propeller
Diameter Pengaduk (Da) = 10,7 cm ( 0,107 m)
Diameter Tangki (Dt) = 32 cm (0,32 m)
Tinggi tangki (H) = 65 cm (0,65 m)
b. Waktu Pengadukan
Larutan Kanji
Berat piknometer kosong = 22,99 gr
Volume piknometer = 25 mL
T emperature setelah penambahan NaOH dan H2SO4 = 28C
2. PENGOLAHAN DATA
2.1 Menghitung Massa Jenis Larutan Kanji
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t1 80 rpm
Berat sample = Berat Piknometer isi Berat Piknometer Kosong
= 47,96 gr 22,99 gr
= 24,97 gr
m
= V
24,97 gr
= 25 mL
= 0,9988 gr/mL
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 80 rpm dan t1 110 rpm
Berat sample = 48,98 gr 22,99 gr
= 25,99 gr
m
= V
25,99 gr
= 25 mL
= 1,0396 gr/mL
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 110 rpm dan t1 140 rpm
Berat sample = 48,15 gr 22,99 gr
= 25,16 gr
m
= V
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 140 rpm dan t1 170 rpm
Berat sample = 47,49 gr 22,99 gr
= 24,5 gr
m
= V
24,5 gr
= 25 mL
= 0,98 gr/mL
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 170 rpm dan t1 200 rpm
Berat sample = 47,91 gr 22,99 gr
= 24,92 gr
m
= V
24,92 gr
= 25 mL
= 0,9968 gr/mL
Massa Jenis Sample larutan kanji pada t2 200 rpm
Berat sample = 47,99 gr 22,99 gr
= 25 gr
m
= V
25 gr
= 25 mL
= 1,0 gr/mL
= 290,419
80 kg
0,1072 m2 x rps x 1039,6 3
=
60 m
2
5,2 x 10
= 305,189
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 2004,58 detik
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 1548,536 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 140 rpm
t 2 1 3 1 1
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
5500
= 0,32 0,65 140
2
( ) x 0,107
60
= 1194,39 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 170 rpm
t 2 1 3 1 1
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 753,144 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 200 rpm
t 2 1 3 1 1
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 262,233 detik
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 1910,378 detik
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 1506,175 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 140 rpm
t 2 1 3 1 1
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
4780
= 0,32 0,65 140 2
( ) x 0,107
60
= 1038,034 detik
Sample larutan kanji pada kecepatan putaran 170 rpm
t 2 1 3 1 1
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
[ ][ ][ ]
Da Dt g
2
T (n D a )3 g 6 2 2 6
ft = 1 = ntT Dt H 2
n Da
2
H D t
3 1 1
[ ][ ] [ ]
0,107 2 0,32 2 9,8 6
= 192,818 detik