Fakk
Fakk
PENDAHULUAN
1
a. Bentuk dan jenis dasar tanah yang dapat diteliti pada praktikum
Mekanika Tanah ?
b. Alat-alat apa saja yang dipakai dalam praktikum Mekanika Tanah ?
c. Bagaimana proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada
praktikum Mekanika Tanah ?
d. Kegunaan dari praktikum atau percobaan yang di uji ?
e. Tujuan dilakukannya praktikum tersebut ?
Pendahuluan
Isi
Pengambilan Sampel
Indeks Propertis Tanah
Atterberg Limits
Aanalisa Ukuran Butir
Sandcone Test
Dinamic Cone Penetration
Uji Sondir
Uji Permeabilitas Tanah
Kesimpulan
2
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan praktikum baik di
lapangan maupun di laboratorium sehingga mendapatkan data-data yang
dibutuhkan. Selain itu, data diperoleh dengan membaca buku-buka literature
tentang prosedur praktikum dan cara memperoleh data-data yang dibutuhkan
3
BAB II
PENGAMBILAN SAMPLE (SAMPLING)
BOR TANGAN (HAND BORING)
(ASTM D-1452)
2.1 TUJUAN
4
Partikel tanah Ukuran butiran
Butiran kasar
Kerikil (gravel) 2 mm 150 mm
Pasir (sand) 0,06 mm 2 mm
Butiran halus
Lanau (silt) 0,002 mm 0,06 mm
Lempung (clay) < 0,0002 mm 0,002 mm
Table 1.1 Partikel Tanah
5
a. Contoh tanah tidak terganggu (undistrubed)
Contoh tanah yang diambil untuk melindungi struktur asli tanah
tersebut. Contoh ini dibawa kelaboratorium daam tempat tertutup,
sehingga kadar airnya tidak berubah
b. Contoh tanah terganggu (distrubed)
Hasil pengamatan melalui pengeboran divisualisasi dalam bentuk
gambar profil tanah yang menyajikan gambar struktur lapisan
lapisan tanah terhadap kedalaman tanah dibawah titik bor. Profil tanah
menjelaskan mengenai jenis tanah, warna, tekstur, kelembaban, atau
sifat sifat lain yang dapat diamati langsung dilapangan.
6
c. Setelah Auger Iwan terisi penuh oleh tanah, batang bor ditarik ke
atas, tanah dikeluarkan dan tanah tersebut diidentifikasikan secara
visual mengenai jenis tanah, warna tekstur, dan kira-kira persentase
campuran dengan jenis tanah lain. Hasil pengamatan dicatat dalam
lembar data percobaan.
d. Auger Iwan yang telah berisi dari tanah dimasukkan kembali ke
dalam lubang dan pekerjaan ini diulangi lagi hingga kedalaman yang
dikehendaki. Contoh tanah yang dikeluarkan dari Auger iwan
dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong
plastik diberi label kedalaman tanah. Pengambilan contoh tanah
dilakukan setiap kedalaman 20 cm yang sebagian dimasukkan ke
dalam container untuk pemeriksaan kadar air terhadap kedalaman
bor.
e. Bila batang bor sudah terlalu pendek, batang bor dapat disambung
dengan batang bor lainnya, dan seterusnya.
f. Bila telah mencapai kedalaman tertentu, dilakukan pengambilan
contoh tanah terganggu dan mengganti Auger iwan dengan batang
contoh dan ujung lain diganti dengan kepala pemukul. Tabung
contoh sebelumnya diolesi oli supaya contoh tanah tidak melekat,
sehingga memperkecil kerusakan tanah
g. Tabung harus memenuhi syarat :
1. Perbandingan luas tabung <10 %
((Do2-D12)/ D12) x 100%
dimana : Do = Diameter luar tabung, D1 = Diameter dalam
lubang
2. Permukaan dalam dan luar tabung harus licin
3. Ujung pemotong harus cukup terpelihara serta mempunyai
bentuk danukuran tertentu.
h. Tabung contoh dan batang bor dimasukkan kedalam lubang secara
perlahan-lahan dan usahakan masuk tegak lurus. Pada bor tangan
diberi tanda kedalaman tabung yang akan dicapai sehingga
kedalaman selama pemukulan tidak melebihi tinggi tabung. Tabung
ditekan dengan cara memukul bagian dari kepala pemukul hingga
7
tercapai batas tanda yang telah dibuat pada batang bor. Tabung
didiamkan beberapa saat agar terjadi lekatan tanah, setelah itu batang
bor diputar 180o dan batang bor ditarik ke atas dengan bantuan kunci
pipa
i. Tabung dilepas dari stang bor dengan kunci khusus.
j. Permukaan tanah dalam tabung diratakan dengan pisau kecil dan
diberi lapisan penutup lilin yang diencerkan, untuk menjaga kadar air
tanah dalam tabung tidak berubah. Tempelkan label kedalaman dari
contoh tanah
k. Tabung contoh harus dijaga jangan sampai terguncang-guncang atau
terkena panas matahari.
l. Tabung contoh diganti dengan Augur Iwan kembali dan pengeboran
dilanjutkan. Contoh tanah yang diperoleh diidentifikasi.
m. Untuk pengujian laboratorium yang memerlukan tanah permukaan
( misalnya uji pemadatan) dilakukan pengambilan contoh tanah
permukaan menggunakan cangkul hingga kedalaman 0,2 m yang
bebas dari akar-akar rumput ataupun kotoran-kotoran lainnya
kemudian dimasukkan kedalam karung.
2.5 PERHITUNGAN
Dalam pengujian ini tidak menggunakan perhitungan secara matematis
tetapi menggunakan pengujian visual.
8
Gambar 2.1 Peralatan pengambilan sampel tanah (hand bor)
9
Pekerjaan : Hand Boring Penguji : Kelompok 15
No Log Bor : 7 dan 8 Dikerjakan :29 Februari 2012
Lokasi : Lap. Belakang SC Dihitung : 29 Februari 2012
Kedalaman : 3,5 - 5,5 meter Diperiksa : 02 Mei 2012
TOP SOIL
0.00 Tabung 1
Jenis tanah : Lempung
1 Warna : Coklat kehitaman
Plastisitas : Tinggi
-1,50 m
Tabung 2
Jenis tanah : Lempung
2 Warna : Coklat kehitaman
-2,50 Plastisitas : Sedang Tinggi
m
Tabung 3
3 Jenis tanah : Lempung
-3,50 Warna : Abu abu
Plastisitas : Sedang (sedikit kasar)
m
TOP SOIL
0.00
Tabung 4
Jenis tanah : Lempung
4 Warna : Coklat kehitaman
Plastisitas : Tinggi
-1,50 m
Tabung 5
5
Jenis tanah : Lempung
Warna : Coklat kehitaman
-2,50 Plastisitas : Tinggi
m
Tabung 6
6 Jenis tanah : Lempung
-3,50 Warna : Abu abu kehitaman
m Plastisitas : Tinggi
Tabung 7
7 Jenis tanah : Lempung berpasir
-4,50 m Warna : Coklat
Plastisitas : Sedang
8
Tabung 8
-5,50 m Jenis tanah : Lempung berpasir
Warna : Coklat
Plastisitas : Sedang
10
BAB III
INDEKS PROPERTIS (SIFAT FISIK TANAH)
3.2.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air
tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan
berat kering tersebut yang dinyatakan dalam persen (%).
11
Gambar 3.1 Total volume tanah
12
3.2.3 PERALATAN DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
1) Sample tanah dari ujung tabung (nondisturb) dan 100 gram sample
tanah yang lolos ayakan No.10 serta 10 gram sample tanah yang lolos
ayakan No.40.
2) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi
sampai110050C.
3) Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang memadai.
Cawan dibuat dari glas atau logam anti karat.
4) Neraca (Timbangan) dengan ketelitian 0,01 gram, neraca dengan
ketelitian 0,10 gram dan neraca dengan ketelitian 1,00 gram.
5) Desikator, Extroder / dongkrak, pisau.
w1w2
Kadar air rata-rata (w) = x 100
2
13
Minimal dilakukan 2 contoh tanah, kadar air tanah yang diujimerupakan
kadar air rata-rata tanah.
23,61
30,07
26,6
4) Nomor cawan : D1
Berat tanah basah + cawan = 40,0 gram
Berat tanah kering + cawan = 34,0 gram
Berat air (WW) = (40 - 34) gram= 6 gram
Berat cawan kosong = 10,36 gram
Berat tanah kering (WS) = ( 34,0 - 10,36) gram= 23,64 gram
14
WW 6
Kadar air (w4) = x 100 = x 100
WS 23,64
25,38
w1 +w 2+ w3 +w 4
Kadar air rata rata(w)
4
23,61+30,07+ 26,64+25,38
4
26,425
15
Gambar 3.3 Peralatan timbangan
16
Proyek :Pengujian Kadar Air Tanah Tanggal:29Februari 2012
No. Bor : 7 Dikerjakan:29 Februari 2012
Lokasi : Lab. Geoteknik Dihitung :01Maret 2012
Kedalaman : 3,5 4,5 meter Diperiksa :02 Mei 2012
17
Lokasi : Lab. Geoteknik Dihitung : 01 Maret 2012
Kedalaman : 4,5 5,5 meter Diperiksa : 02 Mei 2012
18
3.2 BERAT ISI (UNIT WEIGHT) : ASTM D 2937
3.2.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan berat volume tanah basah,
Berat isi/volume tanah adalah perbandingan antara berat tanah termasuk air yang
terkandung didalamnya dengan volume tanah total.
19
W 2W 1
1) Berat Isi Tanah ( ) = V
2) Berat
Isi Kering Tanah ( d) = 1+ w
20
Gambar 3.4 Extruder
21
Proyek : Pengujian Berat Isi Tanah Tanggal: 29 Februari 2012
No. Bor :7 Dikerjakan: 29 Februari 2012
Lokasi : Lab. Geoteknik Dihitung : 01 Maret 2012
Kedalaman :3,5 4,5 meter Diperiksa : 02 Mei 2012
22
Kedalaman : 4,5 5,5 meter Diperiksa : 02 Mei 2012
23
3.3 BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY) : ASTM D 854
3.3.1 TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapatkan harga spesific gravity (Gs)
dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi butir tanah dan berat isi air pada
suhu 200C.
24
1) Disiapkan 5 buah piknometer yang telah dibersihkan dan
dikeringkan.
2) Untuk bahan uji digunakan sample tanah sebanyak 500 gram yang
lolos saringan No.40 dan telah di oven selama 24 jam.
b) Pelaksanaan pengujian
1) Piknometer kosong dan kering dibersihkan dengan lap pembersih.
2) Piknometer diisi dengan air sampai tanda 200 ml kemudian
dibersihkan lalu ditimbang (W1) gram.
3) Temperatur air dalam piknometer diukur dengan menggunakan
termometer.
4) Masukkan contoh tanah dalam piknometer.
- Untuk tanah kohesif
5) Piknometer berisi campuran tanah dan air (pasta tanah) diberi air
sampai dibawah leher piknometer, udara yang terperangkap dalam
tanah pada piknometer dihilangkan dengan dipanaskan dengan
kompor listrik sambil digoyang-goyang selama 15 menit, sampai
gelembung udara tidak ada dan air diatas tanah bersih, kemudian
diisi air sampai tanda 500 ml dan ditimbang (W 2) gram. Temperatur
air dalam piknometer diukur dan digunakan nilai koreksi temperatur
().
6) Tuangkan campuran tanah dan air dari dalam piknometer ke dalam
cawan bersih, sampai semua butir-butir tanah benar-benar bersih dari
piknometer dengan cara membilasnya.
7) Masukkan cawan berisi campuran tanah dan air kedalam oven
selama 24 jam atau sampai beratnya konstan.
8) Timbang berat tanah kering (W3) gram.
25
9) Tentukan besarnya spesific gravity (Gs) dari pengujian yang
dilakukan paling sedikit 2 3 kali pengujian dan kemudian diambil
rata-ratanya.
Temperatur =29oC
Berat piknometer + air =79,8 gram W1
Berat piknometer + air + tanah =85,1 gram W2
Berat piknometer + tanah =37,3 gram W3
Berat piknometer = 27,3 gram W4
Koreksi temperatur = 0,9980 K
Berat air =4,7 gram (W1 W4)
26
Volume air =50 L
Berat tanah kering = 10 gram (W3 W4)
Berat Isi butir tanah = Berat tanah kering + W1
27
Proyek : Pengujian Berat Jenis Tanah Tanggal: 29 Februari 2012
No. Bor :8 Dikerjakan: 07Maret 2012
Lokasi : Lab. Geoteknik Dihitung : 09 Maret 2012
Kedalaman : 4,5 5,5 meter Diperiksa : 02 Mei 2012
28
BAB IV
BATAS BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMIT)
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair dalam satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis,
plastis,serta kemampatan dari tanah (perubahan volume yang dapat terjadi) dan
untuk mengklasifikasikan tanah, serta untuk mengetahui apakah tanah itu
mengandung zat-zat organic atau tidak.
0,121
N
=w L =w N ( )
25
beratair
Kadarair=w= x 100
berattana h kering
29
Dimana : wN = kadar air pada ketikan sebanyak N
N = jumlah ketukan
30
h) Hentikan pemutaran apabila pada ketukan antara 40 50 alur sudah
tertutup sepanjang kurang lebih 1,25 cm, kemudian catat jumlah
ketukannya
i) Ambil sebagian tanah pada bagian tengahnya lalu masukkan ke dalam
cawan bersih yang sudah diketahui beratnya, timbang contoh tanah +
cawan dan masukkan kedalam oven selama 24 jam
j) Keluarkan contoh tanah + cawan dan dinginkan dalam desikator, lalu
timbang beratnya untuk mengetahui kadar air
k) Ulangi percobaan tersebut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga
diperoleh perbedaan jumlah pukulan (ketukan) sebesar 0-15, 15-30,30-40,
dan tepat pada 25 ketukan.
31
W W 1,3 gram
8. Kadar air (w) = W 5 = 1,9 gram x 100 =68,
w 200,56
9. Rata-rata kadar air (wN) = jumlah percobaan = 4
=50,14 %
10. Plotkan kadar air pada grafik dengan absis banyak ketukan ( skala
0,121 0,121
N 4
=w N ( )
25
=50,14 ( )
25
=40,17
32
4.2 BATAS PLASIS (PLASTIC LIMIT) : ASTM D 4318
33
1) Ambil sample tanah 20 gram yang telah lolos saringan No.40, letakkan
di atas pelat kaca kemudian tambahkan air dan aduk hingga merata dan
kadar airnya merata
2) Setelah kadar airnya sudah merata buatlah bola-bola tanah dari pasta
tanah tersebut seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu diroling
diatas pelat kaca dengan maju mundur kecepatan 80 90 roling per
menit
3) Roling dilakukan sampai bola tanah membentuk batang silinder dengan
diameter 3 mm. Kalau dalam waktu roling itu ternyata sebelum benda uji
mencapai 3 mm sudah retak maka benda uji disatukan kembali ditambah
dengan air sedikit dan diaduk sampai rata. Jika tanah yang diroling
mencapai diameter < 3 mm tanpa menunjukan retak-retakan, maka
contoh tanah perlu dibiarkan beberapa saat agar kadar airnya berkurang
sedikit. Kumpulkan batang-batang silinder tanah dalam dua moisture can
dan dalam satu moisture can sebanyak dari moisture can tersebut untuk
menentukan kadar airnya
4) Pengadukan dan roling diulangi terus sampai retak-retakan itu terjadi
pada saat gelengan mempunyai diameter 3 mm dan perlu diperiksa kadar
airnya.
34
= 3,1 gram
6. Berat contoh tanah kering (WS) = W2 W3
= 25,9 gram 10,9 gram
= 15 gram
W W 3,1 gram
7. Kadar air (w) = W S = 5,6 gram x 100 = 20,67
w 55,58
8. Rata-rata kadar air (wN) = jumlah percobaan = 4 = 27,79%
35
4.3 BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT) : ASTM D 4318
36
Besar > 30 > 50 < 10
37
kira-kira sama atau lebih banyak dari batas cair. Pisahkan segumpal pasta
tanah yang ditentukan kadar airnya (W)
2) Bagian dalam cawan dilapisi oleh vasilin atau grease (stempet) yang
kental untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan sesudah itu cawan
penyusut ditimbang beratnya = W1
3) Contoh pasta tanah dimasukkan kedalam cawan susut sampai terisi
nya lalu diketuk-ketuk, kira-kira nya diatas permukaan yang kokoh
diberi bantalan beberapa lembar kertas atau bahan lain sampai tanah
padat dan semua udara didalamnya terbawa ke permukaan. Tambah pasta
tanah lagi dan terus diketuk-ketukan sampai cawan terisi penuh dan
kelebihan tanah sehingga meluber ke pinggiran cawan. Tanah kelebihan
tersebut dipotong dengan straight edge. Lalu bersihkan semua tanah yang
melekat pada pinggir cawan
4) Setelah diratakan dan dibersihkan timbang berat cawan susut + berat
tanah basah = W2 gram. Pasta tanah dibiarkan mongering hingga pasta
tanah berubah dari tua menjadi muda lalu dimasukkan ke dalam oven
(dikeringkan). Setelah kering ditimbang berat cawan + tanah kering = W 3
gram. Timbang berat cawan kosong bersih dan kering = W1 gram
5) Volume cawan susut = volume tanah basah, diukur dengan diisi penuh
sampai meluap dengan air raksa, buang yang kelebihan dengan cara
menekan plat kaca kuat-kuat diatas cawan, ukur dengan gelas ukur
banyaknya air raksa yang tinggal dalam cawan susut = volume tanah
basah = V
6) Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah kering dari
cawan susut lalu dicelupkan ke dalam cawan gelas yang penuh dengan
air raksa. Caranya adalah :
Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air raksa
dibuang dengan cara menekan plat kaca
Air raksa yang tertekan keluar dari cawan gelas dibersihkan.
Letakkan cawan gelas yang berisikan air raksa itu ke dalam cawan
gelas yang lebih besar
Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas
38
Tekan hati-hati tanah kering itu ke dalam air raksa dengan
menggunakan prong plate, sampai rata dengan bibir cawan.
Jangan sampai ada udara yang terbawa masuk ke dalam air raksa
Air raksa yang tumpah diukur volumenya dengan gelas ukur =
volume tanah kering = Ws.
39
berat air raksa
Volume tanah kering=
BJ air raksa ( 13,6 )
156,1 gram
13600
0,011478 cm 3
( 17,4315,61 )
. SL=45,63 x 100 =36,79
20,6
40
ATTERBERG LIMITS
ASTM D 4318
Pekerjaan : Pengujian Atterberg Limits Ref. Lab. : Lab. Geoteknik Itenas
Jenis Tanah : Lempung berpasir
Lokasi : Lap. Belakang SC No. Log Bor :8
Deskripsi Tanah : Warna : Coklat Kedalaman : 4,5 5,5 m
Plastisitas : Sedang Tanggal : 04 April 2012
Metode Tes : Kondisi Normal Penguji : Kelompok 15
41
80
70
60
50
40
Kadar air (w) (%)
30
20
10
0
10 15 20 25 30 35 40 45 50
Jumlah Ketukan
42
BAB V
ANALISA UKURAN BUTIR (GRAINSIZE ANALYSIS)
5.1.1 TUJUAN
Menentukan distribusi butiran suatu contoh tanah (pasir atau kerikil) sebagaidasar
untuk mengklasifikasikan macam macam tanah.
5.1.4PROSEDUR PENGUJIAN
1) Tanah asli yang berasal dari tabung direndam terlebih dahulu di dalam talam
sampai menjadi bubur tanah.
43
2) Saring bubur tanah tersebut menggunakan saringan No. 200. Tanah yang lolos
saringan No 200 digunakan untuk analisa hidrometer ( bab selanjutnya ).
Sedangkan tanah yang tertahan pada saringan No. 200, digunakan dalam analisa
butiran ( sieve analysis ). Pada saat penyaringan bubur tanah ini tidak menutup
kemungkinan diperlukan air , supaya tanah bersih ( partikel-partikel tanah yang
lolos saringan no. 200 terjatuh semua).
3) Masukkan ke dua contoh hasil penyaringan tadi ke dalam cawan yang berbeda.
Kemudian di oven sampai kering 24 jam.
4) Ambil tanah yang tertahan pada saringan no 200 kemudian timbang berat nya.
5) Siapkan saringan-saringan standar dan mesin pengguncang saringan. Saringan
diurutkan dari no. 4 ( paling atas ) hingga no 200, serta Pan dipaling bawah
Taruh saringan di atas mesin pengguncang, kemudian masukkan tanah tadi
kedalam saringan.
6) Hidupkan mesin pengguncang saringan. Dan tunggu 15 menit supaya tanah
tersebut jatuh ke Saringan paling bawah.
7) Setelah 15 menit, mesin dimatikan dan didiamkan selama 5 menit. Kemudian
angkat saringan tersebut. Ambil contoh tanah disetiap saringan yang tertahan,
kemudian timbang beratnya.
5.1.5 PERHITUNGAN
1) Berat total tanah kering hasil penyaringan lolos saringan no 200 adalah sebesar
0gram
2) Untuk nomor saringan ( ukuran saringan ) : Saringan no 10, 2 mm di peroleh
berat tertahan sebesar 1,3 gram
3) Hitung persentase tanah tertahan ( A1-12 )
Berattertahan 1,3 gram
A 2= 100 = x 100 =0
berattotaltanahkering 0 gram
44
Gambar 5.1.1Sieve Shaker
45
TABEL 5.1 PENENTUAN NILAI K
HYDROMETER ANALYSIS
TEMPERATURE SPESIFIC GRAVITY OF SOIL PARTICLES
o
C 2,45 2,50 2,55 2,60 2,65 2,70 2,75 2,80 2,85
16 0,01510 0,01505 0,01481 0,01457 0,01435 0,01414 0,01394 0,01374 0,01356
17 0,01511 0,01486 0,01462 0,01439 0,01417 0,01396 0,01376 0,01356 0,01338
18 0,01492 0,01467 0,01443 0,01421 0,01399 0,01378 0,01359 0,01339 0,01321
19 0,01497 0,01449 0,01425 0,01403 0,01382 0,01361 0,01342 0,01323 0,01305
20 0,01456 0,01431 0,01408 0,01386 0,01365 0,01344 0,01325 0,01307 0,01289
21 0,01438 0,01414 0,01391 0,01369 0,01348 0,01328 0,01309 0,01291 0,01273
22 0,01421 0,01397 0,01374 0,01353 0,01332 0,01312 0,01294 0,01276 0,01258
23 0,01404 0,01381 0,01358 0,01387 0,01317 0,01297 0,01279 0,01261 0,01243
24 0,01386 0,01365 0,01342 0,01321 0,01301 0,01394 0,01264 0,01246 0,01229
25 0,01372 0,01349 0,01327 0,01306 0,01286 0,01384 0,01249 0,01232 0,01215
26 0,01357 0,01334 0,01312 0,01291 0,01272 0,01373 0,01235 0,01218 0,01201
27 0,01343 0,01319 0,01297 0,01277 0,01258 0,01363 0,01221 0,01204 0,01188
28 0,01327 0,01304 0,01283 0,01264 0,01224 0,01352 0,01208 0,01191 0,01178
29 0,01312 0,01290 0,01269 0,01249 0,01230 0,01342 0,01195 0,01178 0,01162
30 0,01298 0,01276 0,01256 0,01236 0,01217 0,01331 0,01182 0,01155 0,01149
Catatan : Bila dalam pengujian didapat Gs yang tidak persis sama, maka digunakan rumus sebagai berikut :
46
ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
ASTM D 421
47
Proyek : Analisa Saringan Tanggal : 21Maret 2012
No. Bor : 8 Dikerjakan : 21 Maret 2012
Lokasi : Lab. Geoteknik Dihitung : 21Maret 2012
Kedalaman : 4,5 5,5 meter Diperiksa : 02 Mei 2012
48
100
90
80
70
60
50
Lolos Saringan (%)
40
30
20
10
0
0 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
49
Friksi Gravel (kerikil) :0%
50
5.2 ANALISA LUMPUR (HIDROMETER ANALYSIS) : ASTM D 422
5.2.1 TUJUAN
Menentukan presentase kadar lumpur dalam tanah (menentukan distribusi
butiran suatu contoh tanah lempung atau lanau)
51
1) Contoh tanah yang lolos saringan No. 200 dibiarkan mengendap
2) Endapan tersebut dimasukan kedalam gelas dan dikocok dengan arah
horizontal selama 1 menit
3) Sejalan dengan langkah kedua, siapkan alat hidrometer dan stopwatch
4) Segera setelah tabung diletakan, hidrometer dimasukan, tepat 1 menit
pertama hidrometer dibaca, lalu dimenit kedua dibaca kembali dan
hidrometer diangkat
5) Pada menit ke 2,5, hidrometer dimasukan kembali dan dibaca kembali
hingga menit ke 4
6) Pada pada menit ke 4, hidrometer dibaca kembali dan diangkat dan
tabung dikocok kembali
7) Dilakukan pembacaan 3 kali berulang ulang hingga dicapai harga sama,
jika hal ini telah dicapai, maka larutan dianggap homogen
8) Usahakan air agak tenang agar pembacaan agak jelas kemudian dilakukan
pembacaan berturut turut dengan interval waktu 0 menit, 2, 5, 8, 16, 30,
60 menit, kemudian 2, 4, 8, 16, 32, dan 96 jam.
( Rcxa)
2) % Finner (N) = x 100
Ws
Dimana : a = Diperoleh dari tabel berdasarkan nilai Gs
Ws = Berat tanah kering
3) R = Ra + 0,5
4) D=Kx
L
t
Dimana : K = Diperoleh dari tabel
L = Diperoleh dari tabel berdasarkan R
( finner (N ))
5) finnerakhir= presentase lolos saringan No.200
100
52
5.2.6 CONTOH PERHITUNGAN
Diketahui : Ws =50 gram t = 0,25 menit = 15 detik
c
Z =2 T = 26 C
a
R = 23
Jawab :
R = 20 + 0,5 = 20,5
D= Kx
L
t
=0,01357 x
12,45
15
=0,096687
N
Finer ak h ir= xpersentaselolossaringan 200
100
53
48,47
x 87,02=42,19
100
ANALISA HIDROMETER
ASTM D 422
Tabel 5.2.1 Data Analisa Hidrometer
Zerro Correction = 2 Ws = 50 gram a = 1,07
t T Ra CT Rc N R L L/t k D %
0,2 26 23 1,6 22,6 48,4 23, 12,4 0,8300 0,0135 0,09668 42,1
5 5 5 7 5 5 0 7 7 9
54
0,5 26 17 1,6 16,6 35,6 17, 13,4 0,4466 0,0135 0,05203 31,0
5 5 3 5 7 7 3 1
1 26 13 1,6 12,6 27,0 13, 14,1 0,2350 0,0135 0,02737 23,5
5 5 7 5 0 7 5 6
2 26 11 1,6 10,6 22,7 11, 14,4 0,1200 0,0135 0,01397 19,8
5 5 9 5 0 7 9 3
5 27 8 2,0 8 17.1 8,5 14,9 0,0496 0,0131 0,00570 14,9
0 2 7 9 4 0
15 28 9 2,5 9,5 20,3 9,5 14,7 0,0163 0,0132 0,00188 17,6
0 3 5 9 7 8 9
30 27 7 2,0 7 14,9 7,5 15,1 0,0083 0,0131 0,00096 13,0
0 8 9 9 4 4
60 28 2 2,5 2,5 5,35 2,5 15,9 0,0044 0,0132 0,00050 4,66
0 2 7 9
250 29 5 3,0 6,05 12,9 5,5 15,4 0,0010 0,0131 0,00011 11,2
5 5 3 2 8 7
144 28 4 2,5 4,5 9,63 4,5 15,5 0,0001 0,0132 0,00002 8,38
0 0 5 8 7 1
55
2,50 1,04
2,45 1,05
2,40 1,07
Catatan :
Bila pengujian didapat Gs yang tidak persis sama, maka digunakan rumus berikut:
Konstanta = 5
akoreksi =
TEMPERATUR CORRECTION
FACTORS C
Temperature Correction Factor
o
C CT
15 1,10
16 0,90
17 0,70
18 0,50
19 0,30
20 0,00
21 +0,20
22 +0,40
23 +0,70
24 +1,00
25 +1,30
26 +1,65
27 +2,00
28 +2,50
29 +3,05
30 +3,90
56
TABEL 5.4KOREKSI HIDROMETER ANALYSIS
HYDROMETER EFFECTIVE HYDROMETER EFFECTIV HYDROMETE EFFECTIV
CORRECTION DEPTH CORRECTION E R E
DEPTH CORRECTION DEPTH
R L (cm) R L (cm) R L (cm)
0 16,3 21 12,9 42 9,4
1 16,1 22 12,7 43 9,2
2 16,0 23 12,5 44 9,1
3 15,8 24 12,4 45 8,9
4 15,6 25 12,2 46 8,8
5 15,5 26 12,0 47 8,6
6 15,3 27 11,9 48 8,4
7 15,2 28 11,7 49 8,3
8 15,0 29 11,5 50 8,1
9 14,8 30 11,4 51 7,9
10 14,7 31 11,2 52 7,8
11 14,5 32 11,1 53 7,6
12 14,3 33 10,9 54 7,4
13 14,2 34 10,7 55 7,3
14 14,0 35 10,6 56 7,1
15 13,8 36 10,4 57 7,0
16 13,7 37 10,2 58 6,8
17 13,5 38 10,1 59 6,6
18 13,3 39 9,9 60 6,5
19 13,2 40 9,7
20 13,0 41 9,6
BAB VI
UJI KERUCUT PASIR (SAND CONE TEST)
ASTM D 1556
6.1 TUJUAN
Maksud dari pengujian ini adalah untuk menentukan kepadatan tanah
dilapangan dan kepadatan relatif tanah (%) terhadap kepadatan tanah dari
hasil pengujian laboratorium (hasil pemadatan kompakasi)
W 1W 5 W 4
1. Volume lubang V (beratisipasiryangtelahdikaliberasi)
W5
2. Berat isi tanah=
volume lubang
[W 1 ]
5. Koreksi=
[W 1 ]
berat air
x 100
7. Kadar air asli = berat tanahkering
berat air
x 100
9. Kadar air optimum(laboratorium) = berat tanah kering
W 5 719
Berat isi tanah (1) = =0,55 gram/cm 3
V 1316
[ ( 7313 ) 0,23 ]
Koreksi= =0,999
[ ( 7313 ) 0,059]
Berat isi tanah yang dikoreksi = berat isi tanah x koreksi = 0,55 x 0,99
=0,54gram/c
m3
berat air
x 100
Kadar air asli = berat tanahkering
8,9
=
x 100
32
= 27,81 %
Berat isi kering material (2)
berat isi tanah yang dikoreksi
2=
1+kadar air tanah asli
0,54
=0,42 gram/cm3
1+0,2781
berat air
Kadar air optimum (laboratorium) = berat tanah kering
x 100
8,9
=
x 100
32
= 27,81 %
Berat isi kering (3)
berat isi tanah yang dikoreksi
3 =
1+ kadar air tanah optimum
0,54 3
=0,42 gram/cm
1+0,2781
Proyek :Pengujian Sand ConeTanggal :07Maret 2012
No. Bor : 8 Dikerjakan : 07 Maret 2012
Lokasi : Lap. Belakang SCDihitung :09 Maret 2012
Kedalaman : 10 cm Diperiksa : 02 Mei 2012
PENGUJIAN SAND CONE
ASTM D 1556
Tabel 6.1 Data Pengujian Sand Cone
7.1 TUJUAN
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dalam kedalaman
1,0meter yang dapat dikorelasikan dengan CBR lapangan
25
x1
X 1X 0
25
xn
X n1X n
0 20 40 60 80 100
10 30 50 70 90
0
-100
-200
-300
-400
Kedalaman (mm)
-500
-600
-700
-800
-900
-1000
TITIK 1
Angka CBR
No. Selisih
DCP Lapangan Tabel 6.1.2 Data Pengujian DCP di Titik 1
0 0 0 70
1 22 22 8
2 70 48 3
3 114 44 3
4 170 56 2
5 219 49 3
6 302 83 1
7 364 62 2
8 419 55 2
9 480 61 2
10 557 77 1
11 630 73 1
12 755 125 1
13 949 194 1
14 1000 51 3
0 20 40 60 80 100
10 30 50 70 90
0
-100
-200
-300
-400
Kedalaman (mm)
-500
-600
-700
-800
-900
-1000
Niai C BR Lapangan
TITIK 2
Angka CBR
No. Selisih
DCP Lapangan
0 0 0 Tabel 6.1.3 Data Pengujian DCP di Titik 2
1 43 43 3
2 164 121 1
3 253 89 1
4 327 74 2
5 395 68 2
6 456 61 2
7 509 53 2
8 572 63 2
9 688 116 1
10 861 173 1
11 1000 139 1
0 20 40 60 80 100
10 30 50 70 90
0
-100
-200
-300
-400
Kedalaman (mm)
-500
-600
-700
-800
-900
-1000
Nilai C BR Lapangan
TITIK 3
Angka Selisih CBR
No.
DCP (mm) Lapangan
0 0 0
1 12 12 20
2 72 60 2 Tabel 6.1.4 Data Pengujian DCP di Titik 3
3 123 51 3
4 229 106 1
5 330 101 1
6 399 69 2
7 472 73 2
8 546 74 2
9 891 345 1
10 1000 109 1
BAB VIII
UJI SONDIR (DUTCH CONE PENETROMETER)
8.1 TUJUAN
Uji sondir dilakukan untuk mendapatkan nilai perlawanan penetrasi konus
(qc), hambatan lekat (LF), jumlah hambatan lekat (JHL) dan friction ratio (FR)
pada setiap kedalaman tanah, dan juga untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah
keras
8.5 PERHITUNGAN
( q 1q 2 ) x Fc
1) If = (setiap 1 cm)
Fm
20 x ( qt q c ) x Fc
2) LF=20 x If =
Fm
i
3) JHL= LF
n
LF
FR= x 100
4) qc
0 10 20 30 40 50 60
0
-1
-2
-3
Kedalaman (m)
-4
-5
-6
-7
-8
qc (kg/cm2)
Grafik Kedalaman vs Jumlah Hambatan Pelekat (JHP)
-1
-2
-3
Kedalaman (m)
-4
-5
-6
-7
-8
JHP (kg/cm)
Grafik Kedalaman vs Friction Ratio (FR)
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0
-1
-2
-3
Kedalaman (m)
-4
-5
-6
-7
-8
FR (%)
BAB IX
UJI PERMEABILITAS TANAH
TINGGI JATUH (FALLING HEAD)
(ASTM D-2434)
9.1 TUJUAN
Untuk menentukan koefisien permeability (k) di laboratorium dari tanah
berbutir halus.
BAHAN
a. Tanah asli yang berbutir halus
b. Kertas filter
ni
n20
Tentukan faktor koreksi dengan menggunakan koefisien kekentalan
airpadaTC.
Tentukan koefisien permeabilitas tanah pada 15 (k15) dengan rumus :
ni
K 20 KT
n 20
ni
n20
0
C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 17,9 17,3 16,7 16,1 15,5 15,1 14,7 14,2 13,8 13,4
4 2 4 9 8 9 3 9 7 8
10 13,1 12,7 12,3 12,0 11,7 11,4 14,1 10,8 10,6 10,3
0 4 9 6 8 5 6 8 0 4
20 10,0 9,81 9,61 938 9,15 8,95 8,75 8,55 8,36 8,18
9
30 8,00 7,83 7,67 7,51 7,35 7,31 7,06 6,92 6,79 6,55
40 6,54 6,42 6,30 6,18 6,08 5,97 5,87 5,77 5,68 5,58
50 5,47 5,40 5,32 5,24 5,15 5,07 4,99 4,92 4,48 4,77
60 4,70 4,63 4,56 4,50 4,43 4,37 4,31 4,24 4,19 4,13
70 4,07 4,02 3,96 3,91 3,85 2,81 3,76 3,71 3,66 3,62
80 3,57 3,53 3,48 3,44 3,40 3,35 3,32 3,28 3,24 3,20
90 3,17 3,13 3,10 3,06 3,03 2,99 2,96 2,93 2,90 2,87
10 2,84 2,82 2,79 2,76 2,72 2,70 2,67 2,64 2,62 2,59
0
t = 900 s
L = 10 cm L/t = 10/900 = 0,011 cm/s
h1 = 100 cm h1/h2 = 100 / 73,5= 1,361
h2 = 73,5 cm log (h1/h2) = log 1,361 =0,097
T = 25 0C n1/n20 = 8,95
L h1 5
KT = 0,025 t log h2 =0,025 ( 0,011 )( 0,097 )=2,67 x 10 cm/s
ni
K20 = KT =( 2,67 x 105 ) ( 8,95 ) =2,39 x 104 cm/s
n20
KESIMPULAN
10.1 KESIMPULAN
Sample tanah yang didapatkan dari babII dengan menggunakan bor tangan (hand
boring) dikeluarkan dengan alat yang bernama extruder. Setelah tanah tersebut
keluar,kami menggunakan tanah tersebut kedalam 3 pengujian, yakni sebagai
berikut :
10.1.3 BAB IV
Sample tanah yang didapatkan dari bab II dengan menggunakan bor tangan (hand
boring) dikeluarkan dengan alat yang bernama extruder. Tanah yang diperoleh
disaring dengan saringan no. 40. Tanah yang lolos sarigan no. 40 tersebut yang
digunakan dalam percobaan Atterberg, Limit yakni sebagai berikut :
Dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa sample tanah tabung 8
termasuk tanah lempung, karena memiliki batas LL diantara 40 150 yakni
40,17%, batas PL diantara 25 50 yakni 27,79%, dan batas SL lebih besar dari
35, yakni 36,79%.
10.1.4 BAB V
Sample tanah yang didapatkan dari bab II dengan menggunakan bor tangan (hand
boring) dikeluarkan dengan alat yang bernama extruder. Tanah yang diperoleh
digunakan dalam percobaan Analisa Ukuran Butir (Grain Size Analysis), yakni
Pengujian Analisa Saringan (Sieve Analysis) dan Analisa Lumpur (Hidromater
Analysis).
10.1.5 BAB VI
Dari pengujian Sand Cone yang telah dilakukan, didapatkan bahwa kadar air asli
sama dengan kadar air optimum yang.
10.1.8 BAB IX
Dari pengujian prmeabilitas tanah yang dilakuan di laboratorium dengan metode
Falling Head Test menggunakan sample tabung 7pada kedalaman 3,5 4,5 meter
didapatkan bahwa tanah yang di uji merupakan tanah yang memilikibutiran
halus, dibuktikan dari koefisien permeablitas yang sangat kecil.