Anda di halaman 1dari 2

1. B.

Teori-Teori Sosial
1. 1. Teori Fungsionalisme Struktural
Menurut teori Fungsionalisme Struktural, masyarakat sebagai suatu sistem memiliki
struktur yang terdiri dari banyak lembaga yang masing-masing lembaga memiliki fungsi
sendiri-sendiri. Struktur dan fungsi, dengan kompleksitas yang berbeda-beda ada pada
setiap masyarakat, baik pada masyarakat yang modern maupun pada masyarakat
primitif.

Sebagai contoh:

1. Lembaga pendidikan, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mewariskan nilai-nilai


yang hidup dalam suatu masyarakat kepada generasi-generasi penerus bangsa.

2. Lembaga keagamaan, lembaga ini mempunyai fungsi untuk membimbing, dan


mengarahkan pemeluk-pemeluknya agar menjadi manusia yang bermoral baik,
sehingga bisa menuntun setiap manusia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.

3. Lembaga ekonomi, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mengatur proses


produksi, konsumsi, dan distribusi barang-barang maupun jasa.

4. Lembaga politik, lembaga ini mempunyai fungsi untuk menjaga dan mengatur
tatanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
sehingga kehidupan kita akan menjadi lebih baik dan teratur.

5. Lembaga keluarga, lembaga ini mempunyai fungsi untuk menjaga kelangsungan


perkembangan jumlah penduduk.

6. Lembaga sosial, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mengatur relasi antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain, karena pada prinsipnya manusia itu
hidup bersama-sama dengan manusia lain dan saling berinteraksi.

7. Lembaga kebudayaan, lembaga ini mempunyai fungsi untuk melestarikan nilai-


nilai budaya bangsa yang merupakan warisan dari nenek moyang kita.

8. Lembaga hukum, lembaga ini mempunyai fungsi untuk mengatur kehidupan


masyarakat agar lebih tertib dan teratur berdasarkan hukum yang berlaku di negara
kita.

1. 2. Teori Konflik
Teori konflik memandang bahwa adanya kemiskinan di dunia ketiga sebagai akibat dari
proses perkembangan kapitalis di dunia barat. Kemiskinan yang dialami oleh sebagian
besar umat manusia merupakan tumbal kejayaan masyarakat kapitalis. Negara-negara
sedang berkembang sekarang ini dijadikan sebagai sapi perah bagi negara-negara
barat. Oleh karena itu jika negara-negara sedang berkembang ingin maju maka harus
mampu melepaskan dan memutuskan hubungan dengan negara-negara kapitalis.
Teori konflik memiliki beberapa asumsi, antara lain:

1. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki sejumlah kepentingan yang paling


mendasar. Mereka selalu berusaha untuk dapat mewujudkan kepentingan-
kepentingan tersebut.

2. Kekuasaan mendapatkan penekanan sebagai pusat hubungan sosial, karena


kekuasaan pada hakekatnya bersifat pemaksaan, maka kekuasaan justru
merupakan sumber konflik.

3. Ideologi dan nilai-nilai yang digunakan sebagai penuntun dan pedoman dalam
hidup bermasyarakat, bukan merupakan sarana untuk mencapai integrasi dan
mengembangkan identitas bangsa.

Anda mungkin juga menyukai