PENDAHULUAN
karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan
yang dibinannya. Pembentukan karakter itu dimulai dari fitrah yang diberikan
Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dinitentu saja dapat
dilakukan saat mereka masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Terkait itu, banyak
pihak yang berpendapat bahwa Sekolah Dasar dinilai menjadi wadah utama
dalam pembentukan karakter. Membentuk karakter jujur pada peserta didik tidak
dapat dilakukan dengan cara instan. Perlu proses yang panjang dan konsisten
agar bisa menanamkan sikap jujur sehingga sikap tersebut mampu benar-benar
tepat maka siswa akan memiliki sikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau
1
kebenaran yaitu menepati janji menghindari perilaku yang salah dan menjadikan
dirinya menjadi orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan.
tahun 2003 yang dinyatakan dalam tujuan yakni agar pendidikan tidak hanya
agama(Depdiknas, 2011:4).
Bina Banua, merupakan salah satu SMK Swasta yang tampaknya banyak
diminati oleh masyarakat di Banjarmasin, hal ini dapat dilihat dalam observasi
PKn di SMK Bina Banua, seperti (1) kurangnya rasa tanggung jawab siswa
untuk belajar tetapi banyak siswa pada saat jam pelajaran belangsung masih
2
kesalahan yang diperbuatnya, contohnya pada saat jam pelajaran berlangsung
ada saja siswa yang meminta ijin untuk keluar dengan alasan mengambil ijazah,
yang sering terjadi di SMK Bina Banua Banjarmasin padahal siswa yang
bersangkutan sudah di beri sanksi sampai orang tua tersebut dipanggil kesekolah
Banua Banjarmasin masih kurang efektif atau masih rendahnya kualitas karakter.
B. Rumusan Masalah
dibahas, mencakup:
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Karakter
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
adat istiadat.
bahasa latin yang berarti di pahat. Sebuah kehidupan seperti sebuah blok
granit yang dengan hati-hati dipahat ataupun dipukul secara sembarangan yang
Karakter gabungan dari kebijakan dan nilai-nilai yang dipahat di dalam batu
karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak,
4
B. Unsur-unsur Karakter
3. Ketabahan 8. Integritas
Ada enam karakter utama (pilar karakter) pada diri manusia yang dapat
digunakan untuk mengukur dan menilai watak dan perilakunya dalam hal-hal
1. Penghormatan
2. Tanggung jawab
6. Kepercayaan
D. Pendidikan Karakter
5
perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak. Adapun berkarakter
Pendidikan anak usia dini dan pendidikan sekolah dasar salah satu jenjang
bangsa dimulai dari pembangunan karakter pelajar dari usia dini sehingga untuk
memajukan bangsa ini diperlukan kurikulum yang tidak hanya mencetak siswa
berprestasi dalam nilai namun juga siswa yang berkarakter berani, positif
1. Sosialisasi
6
2. Pengembangan regulasi
3. Pengembangan kapasitas
4. Kerja sama
dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan
kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku
dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan
kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut
sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong,
Menanamkan kejujuran bagi para peserta didik sejak dini tentu saja dapat
dilakukan saat mereka masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Terkait itu,
banyak pihak yang berpendapat bahwa Sekolah Dasar dinilai menjadi wadah
didik tidak dapat dilakukan dengan cara instan. Perlu proses yang panjang dan
konsisten agar bisa menanamkan sikap jujur sehingga sikap tersebut mampu
7
BAB III
METODE PENELITIAN
holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dalam proses dan suatu tindakan tidak
mungkin data pada situasi sosial tersebut dapat diungkapkan dalam metode
keadaan yang diteliti. Sehingga pendekatan kualitatif ini tidak bertujuan untuk
B. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini ditujukan kepada kepala yayasan SMK Bina Banua
Banjarmasin, kepala sekolah yayasan SMK Bina Banua Banjarmasin, dewan guru
SMK Bina Banua Banjarmasin dan siswa SMK Bina Banua Banjarmasin.
C. Sumber Data
1. Data Primer
8
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari kepala sekolah yang
2. Data skunder
sumber informasi yang dapat menunjang data primer data sekunder bersifat
umum dan masih berhubungan dengan fenomena yang diteliti. Data sekunder
antara lain tentang data sekolah, keadaan sekolah, jumlah guru dan pegawai
/karyawan, keadaan jumlah siswa, sarana dan prasarana sekolah. Data ini
diperoleh melalui wakil kepala sekolah dan sumber data yang ada di sekolah
(TU).
D. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama atau alat peneliti dalam
penelitian adalah peneliti itu sendiri atau anggota tim (Wahyu, 2009: 35). Jadi
dokumentasi.
1. Pengamatan (Observasi)
9
Cara yang digunakan adalah melalukan observasi secara langsung mempunyai
2. Wawancara (interview)
pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula (Wahyu, 2011).
3. Dokumentasi
kamera untuk mengambil foto atau gambar saat guru mengajar di kelas, hal ini
lapangan.
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Sesuai dengan
permasalahan apa saja yang akan timbul diri penanaman nilai kejujuran di
10
2. Penyajian Data
kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat (narasi),
Langkah ketiga adalah menarik kesimpulan tentang peranan guru PKn dalam
masalah yang telah dirumuskan sejak awal dan didukung dengan data-data yang
1. Meningkatkan Ketekunan
dari urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
2. Triangulasi
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data (Wahyu, 2009: 79). Dalam penelitian ini terdapat
11
a. Triangulasi Teknik
b. Triangulasi Sumber
melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah dua
c. Triangulasi Waktu
berbeda.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
12
Tujuan didirikannya SMK Bina Banua Banjarmasin dalam rangka turut
bidang kejuruan.
B. Hasil Penelitian
Bina Banua Banjarmasin dengan ke-2 guru PKn maka, diperoleh informasi.
Wawancara yang pertama dengan Busria Noor selaku guru PKn dan sebagai
Bina Banua Banjarmasin yang telah berjalan dengan baik namun belum
oftimal.
Dari beberapa kali observasi yang dilakukan peneliti pada saat proses
karakter oleh pemerintah tak terlihat pada saat pembelajaran. Guru lebih banyak
13
Berbeda halnya dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh MI,
materi pelajaran. Untuk mengisi waktu yang tersisa sebelum bel pergantian jam
siswa agar senantiasa bertindak jujur baik untuk mengerjakan soal maupun
maupun masyarakat.
siswa SMK Bina Banua Banjarmasin, peneliti melakukan observasi pada saat
pembelajaran.
memberi hukuman pada siswa yang berpelaku tidak jujur. Namun BN juga
14
sering mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari
oleh guru, peneliti menanyakan makna kejujuran terlebih dahulu kepada siswa
kejujuran itu bicara sesuai hati, mulut dan hati harus sama. Karena kejujuran
tetap kita harus jujur dalam segala sesuatu. Makna kejujuran itu sangat
15
mengungkapkan bahwa tidak setiap saat siswa bertindak jujur, misalnya
ketika ada pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru, mungkin karena lupa
BAB V
pelajaran, meskipun tidak ada program tertulis yang dibuat oleh pihak
standar, prinsip dan harga tentang sesuatu bersumber: etika, logika, agama,
dan hukum.
16
Dari hasil penelitian diketahui bahwa, para informan menyebutkan
makna.
sumber daya manusia dalam jumlah dan kualitas yang memadai sebagai
17
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tidak semua siswa SMK
Bina Banua Banjarmasin bertindak jujur, masih ada saja siswa yang tidak
karena faktor kesulitan (malas untuk belajar) dan faktor keadaan. Suasana
potensi dirinya untuk memiliki sikap karakter, pengendalian diri dan jujur.
yang dilakukan seseorang sesuai dengan hati nurani dan norma peraturan yang
ada. Jujur berarti menepati janji, kesanggupan, baik berupa kata-kata atau
yang ada di hati. Kejujuran merupakan nilai yang perlu dimiliki setiap orang
BAB VI
A. Kesimpulan
akhlak.
18
2. Strategi penanaman nilai kejujuran dimasukan dalam strategi
yang berisi nilai-nilai karakter yang baik bagi siswa dan pengembangan
pelaksanaan sendiri bagi siswa masih banyak siswa yang belum bisa
berlaku jujur meskipun itu menyangkut hal yang kecil. Ini disebabkan
dirinya.
B. Saran
pendidikan karakter, guru tidak hanya sebatas mengajar saja, tetapi guru
dapat dijadikan panutan untuk siswa, karena tanpa adanya keteladanan dari
seorang guru maka siswa tersebut akan sulit dalam menerima pelajaran,
2. Hendaknya strategi yang dilakukan guru, lebih terarah lagi, dan jelas, agar
3. Sebaiknya siswa harus terbuka dalam proses pembelajaran dan terus belajar
19
diri kita untuk tetap jujur, melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk guru,
DAFTAR PUSTAKA
20
Munir, Abdullah. 2010. Membangun Karakter Anak Sejak dari Rumah.
Yogyakarta. Pedagogia.
Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan Kompetensi Guru.
Rohinah. M. Noor. 2011. Pendidikan Karakter Berbasia Sastra. Jogyakarta.
AR-Ruzz Media.
Sahlan, Asmaun. 2012. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan
Karakter. Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
Sauri, Sofyan. 2012. Revitalisasi Pendidikan Sains dalam Pembentukan
Karakter Anak Bangsa untuk Menghadapi Tantangan Global,
Makalah dalam file.upi.edu, (online)
http://file.upi.edu/Direktori/C%20-%20 FPBS/ JUR.%PEND. % 20
BAHASA % 20 ARAB/195604201983011%20-%20 SOF AN% 20
SAURI/ makalah2/ PENDIDIKAN %20NILAI% 20DALAM%20
SAIN. Pdf diakses 27 Maret 2012.
Somantri, Endang. 2011. Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya
Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.
Sudrajat, Akhmad. 2011. Konsep Pendidikan Karakter. (online)
http://akhmadsudrajat. Wordpress.com/2011/09/15 kosep-pendidikan
karakter/. Diakses 15 september 2011.
Suparlan. 2011. Pendidika Karakter: Sedemikian Pentingkah, dan Apakah
YangHarusKitaLakukan.(online)http://www.suparlan.com/pages/posts.
pendidikan-karkter-sedemikian-pentingkah-dan-apa-yang-haris-kita-
lakukan-305.php. dalam suparlan.com,dipublikasikan 15 Desember
2011
Suyanto. 2010. Pedoman Pendidikan Karakter.Jakarta. Baduose Media
Jakarta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Wahyu. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Banjarmasin. FKIP
Unlam.
Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya
Dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta. Prenada Media Group.
21
22