Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEGIATAN III
ISOLASI PIGMEN TANAMAN DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM
Dosen Pengampu:
Fitria Susilowati, S.Pd., M.Sc.
Disusun oleh:
Aisyah Rulina Safitri
NIM: 36.2015.7.1.2275
B. BAHAN
1. Silica gel : 3 gr
2. Daun kangkung : 7 lembar
3. Solven PA (Pro Analysis) : aseton, n-heksana, metanol
4. Anhidrat : secukupnya
5. Kertas saring : secukupnya
6. Alumunium foil : secukupnya
Menyaring kangkung yang telah halus dan filtratnya dimasukkan dalam tube
dan ditutup dengan alumunium foil
Menyiapkan 5 macam palarut, (1) 5ml n-heksana, (2) 5ml n-heksana : aseton
7:3, (3) 5ml aseton, (4) 5ml aseton : metanol 8:2, (5) 5ml metanol
V. DATA PENGAMATAN
Fraksi Warna
1 Bening
2 Kuning jernih segar
3 Kuning jernih pucat
4 Jernih kecoklatan
5 Coklat
6 Coklat muda
7 Kuning kehijauan
8 Hijau muda
9 Hijau bening
10 Jernih kehijauan
11 Bening
VI. PEMBAHASAN
Prosedur awal dari metode ini adalah penyiapann kolom dan fase diam.
Fase diam yang digunakan praktikan dalam praktikum ini adalah silica gel. Alasan
pemilihan silica gel karena memiliki tekstur dan struktur yang lebih kompak dan
teratur. Saat memadat, silica gel akan berbentuk tetrahedral raksasa sehingga
ikatannya kuat dan rapat, sehingga proses pemisahan menjadi optimal.
Metode pembuatan fase diam dalam praktikum ini adalah metode basah.
Silica gel ditimbang gram dan dilarutkan dengan n-heksana. Setelah itu
dimasukkan perlahan ke dalam kolom melewati dinding kolom, alasan melewati
dinding kolom adalah agar gelembung udara tidak terjebak ditengah-tengah silica,
jika ada gelembung udara akan mengurangi kesuksesan proses pemisahan. Setelah
itu dinding kolom disirami n-heksana hingga tidak tersisa silica di dinding kolom.
Jika n-heksana berlebih, keran dibuka dan n-heksana dialirkan keluar hingga 1 ml
diatas permukaan silica. Ini bertujuan agar fase diam tidak mengaring dan pecah.
Untuk meratakan susunan silica, kolom ditepuk-tepuk perlahan hingga teksturnya
menjadi rapat dan padat. Setelah siap, kolom ditutup dengan alumunium foil
untuk mengurangi penguapan dari n-heksana.
Fase gerak ini berurutan dari non polar ke polar. Alasan digunakan campuran 2
pelarut karena agar mudah diatur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat
terjadi secara optimal. Setelah tersedia, eluen ditutup rapat agar tidak terjadi
penguapan.
Penuangan eluen dilakukan secara berurutan mulai dari non polar hingga
polar. Komponen yang bersifat polar akan terikat dengan permukaan silica
sehingga akan tertahan sementara. Sedangkan komponen yang bersifat non-polar
akan terbawa dengan eluen non-polar keluar kolom. Saar eluen polar kasuk,
komponen polar aan terlepas dari silica dan ikut keluar bersama eluen. Jika
penuangan eluen dilakukan secara terbalik (polar non-polar), eluen akan
berinteraksi dengan silica, akhirnya proses pemisahan menjadi tidak optimal. Dan
dari jenis fase diam dan fase gerak tersebut, kromatografi kolom ini dapat
digolongkan menjadi kromatografi fase normal. Ini dikarenakan fase diam yang
digunakan bersifat polar, dan fase geraknya bersifat non-polar ke polar.
VII. KESIMPULAN
Basset, J, 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Organik, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Day, R.A. Dan Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Gholib, Ibnu Gandjar Dan Rohman, Abdul, 2007, Kimia Farmasi Analisis,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Gritter, R.J., 1991, Pengantar Kromatografi, ITB, Bandung.
Khopkar, S.M., 2000, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta.
Steenis, C.G.G.J. Van, 1947, Flora, PT.Balai Pustaka Persero, Jakarta Timur.