Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dari perkuliahan Pengawasan
Mutu Pangan. Dengan adanya laporan ini, harapan kami selaku penyusun agar pembaca
dapat lebih jauh mengetahui dan memahami mengenai Pengawasan Mutu Produk
Makanan/Minuman Berdasarkan Undang-Undang/Peraturan yang Berlaku. Tugas ini
disusun berdasarkan hasil kunjungan kami ke pabrik PT.Sinar Sosro Palembang. Dan tugas
ini kami rasa tidak akan sempurna tanpa adanya bantuan serta bimbingan dari dosen-dosen
yang mengajar mata kuliah pengawasan mutu makanan.
Kami menyadari akan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki,
sehingga dalam tugas ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun demi tercapainya kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan. Semoga laporan ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Palembang, Februari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3


1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 4
1.3 Manfaat ......................................................................................................................... 4

1
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Pabrik................................................................................................ 5


2.1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik................................................................................. 5
2.1.2 Status Kepemilikan .......................................................................................... 9
2.2 Pelaksanaan Produksi Makanan atau Minuman............................................................ 9
2.2.1 Proses Produksi Makanan atau Minuman ........................................................ 9
2.2.2 Pengawasan Mutu Makanan atau Minuman ................................................... 15
2.2.3 GMP Dalam Proses Produksi........................................................................... 17
2.2.4 Pelaksanaan Prodeksi Menurut Peraturan atau UU Pangan ............................ 17
2.3 Analisis Penilaian Pelaksanaan Pengawas Mutu.......................................................... 18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................20
3.2 Saran .............................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................22
LAMPIRAN.......................................................................................................................23

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terus bertumbuhnya pembangunan suatu negara maka akan semakin maju pula
penduduk yang tinggal di negara itu. Hal ini dapat melandasinya terjadi peningkatan
teknologi dalam segala aspek kehidupan. Salah satu yang dapat dilihat yakni dari segi
makanan dan minuman.
Laju pembangunan yang pesat, didukung oleh kemajuan teknologi dan ekonomi serta
arus globalisasi dalam berbagai segi kehidupan menuntut peningkatan kemampuan Ahli
Gizi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Kemajuan di bidang teknologi pangan
mengakibatkan hampir semua makanan produk olahan mengunakan bahan tambahan
kimia (BTK). BTK yang tidak benar, termasuk yang dilarang pengunaannya untuk dapat
membahayakan kesehatan. Ahli Gizi yang berkecimpung dalam makanan sehat tidak
terlepas dari segi keamanan makanan bagi kesehatan. Prosedur yang kurang benar dalam

2
proses produksi makanan dapatmenghasilkan makanan yangbermutu rendah yang dapat
menganggu kesehatan.
Hal-hal ini diwujudkan dalam kurikulum Jurusan Gizi dalam bentuk mata kuliah
Pengawasan Mutu Makanan (PMM) yang diikuti dengan kunjungan ke pabrik dari
kegiatan praktikum di laboratorium PMM.
Dalam pelaksanaan kunjungan ini agar tidak terjadi kesalahpahaman dan sesuai
kurikulum Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes maka perlu adanya teknis kunjungan
Pengawasan Mutu Makanan ke pabrik yang akan dituju.
Pembimbing/instruktur dalam pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari pimpinan pabrik
atau staf yang ditunjuk pimpinan yang akan memadu mahasiswa selama kunjungan
berlangsung dan dosen pengasuh mata kuliah PMM yang akan memberikan penilaian
kepada mahasiswa selama kegiatan kunjungan berlangsung dan laporan yang dibuat
selesai kunjungan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pada akhir kunjungan mahasiswa mampu menjelaskan konsep pengawasan mutu
produk makanan/minuman berdasarkan undang-undang/peraturan yang berlaku
serta mampu menganalisa proses pembuatan produk PT. Sinar Sosro secara GMP
dan HACCP.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu menyebutkan faktor-faktor dalam setiaptahapan proses
produksi makanan/minuman yang mempengaruhi mutu makanan atau minuman.
Mahasiswa mampu menyebutkan standar mutu makanan/minuman dan persyaratan
standar yang ditetapkan peraturan/undang-undang pangan.
Mahasiwa mampu menyebutkan GMP (Good Manufacturing Practies) dalam
proses produksi.
Mahasiswa mampu menyebutkan HACCP (Harzard Analysis Critical Control
Point) tiap tahap pengolahan makanan/minuman.

1.3 Manfaat
Memperoleh pengetahuan tentang produksi teh botol sosro di pabrik PT. Sinar
Sosro
Memperoleh informasi tentang produk-produk dari PT.Sinar Sosro
Memperoleh gambaran tentang sistem GMP yang berlaku di PT.Sinar Sosro
Menjalin kerjasama antara PT. Sinar Sosro dengan Jurusan Gizi

3
Memahami sistem kerja yang dijalankan di dalam pabrik minuman serta keamanan
yang diterapkan di tempat kerja baik terhadap individu maupun produk olahan.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Pabrik


2.1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik
Sekilas Sejarah Teh
Selama ribuan tahun, bangsa Cina meminum teh untuk kesehatan dan kenikmatan.
Tidak seorangpun tahu apa yang menyebabkan mereka tertarik dengan daun hijau serta
mengkilap dari Camellia sinensis , tetapi legenda popular dapat memberi pengetahuan
kepada kita. Pada suatu hari, ketika Kaisar Shen Nung akan minum air mendidih, beberapa
daun dari pohon yang menjuntai tertiup angin dan jatuh di panci berisi air mendidih
tersebut. Sang Kaisar ingin tahu dan memutuskan untuk mencicipi air rebusan yang tidak
menyerupai minuman tersebut. Kaisar menemukan air rebusan itu sedap dan menyegarkan
tubuh.

Mitologi lain dari Jepang mengenai biarawan yang bertapa, Bodhidharma,


menjelaskan bagaimana ia membuang kelopak matanya yang berat ke tanah karena merasa
frustasi tidak mampu untuk tetap terjaga. Pohon teh tumbuh dimana ia membuang kelopak
matanya. Dedaunan dari pohon yang baru tumbuh ini secara ajaib menyembuhkan
kepenatannya.
SOSRO merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama
di Indonesia. Nama SOSRO diambil dari nama keluarga pendirinya yakni
SOSRODJOJO. Tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil
bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya,produk yang dijual adalah
teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di seputar
wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya

4
dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk
memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah
sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan
memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini dimulai
dengan melakukan strategi:

CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar


di kota Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar
untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan
cara memasak dan menyeduh teh langsung ditempat.
Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut dibagikan
kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini
kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu
panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di pasar yang ingin
mencicipinya tidak sabar menunggu.

Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-
panci b esar untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan
mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil
karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam
perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan pada
saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan
belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam
botol
yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat
pengunjung karena selain praktis
juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu
tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.

Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink
tea) dalam kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT. SINAR SOSRO yang
merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan di dunia.
Model botol untuk kemasan Teh Botol Sosro mengalami tiga kali perubahan yakni:

5
1. Botol Versi I
Dikeluarkan pada tahun 1970 dengan merk TEHCAP BOTOL SOFT DRINK
SOSRODJOJO.
2. Botol Versi II
Dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan
CAP lebih kecil, sehingga orang lebih membaca TEH BOTOL), selain itu penulisan
Soft Drink dihilangkan, dan tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih
yang menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi
SOSRO dalam logo bulat merah.
3. Botol Versi III
Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak
seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan
merk TEHBOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan
seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung,
Jakarta.

Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi
SOSRODJOJO yakni:
Generasi Pertama (Pendiri Grup Sosro)
o Bapak Sosrodjojo (Alm.)
Generasi Kedua
o Bapak Soemarsono Sosrodjojo (Alm.)
o Bapak Soegiharto Sosrodjojo
o Bapak Soetjipto Sosrodjojo
o Bapak Surjanto Sosrodjojo

6
Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak Sosrodjojo
atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga. Pengembangan bisnis minuman teh
selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan:
PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam
Kemasan. Produk-produknya adalah Teh Botol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green
Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A.
PT. GUNUNG SLAMAT, perusahaan yangmemproduksi Teh Kering Siap Saji.
Produk-produknya adalah Teh Celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh
Sadel, Teh Sepatu dan Teh Berko. PT. GUNUNG SLAMAT mendapatkan penghargaan
sebagai Top Brand Award 2008 untuk kategori Teh Celup.

Adapun cabang-cabang PT. Sinar Sosro adalah:


1. PT. Sinar Sosro Cakung (kantor Pusat), Cakung, Jakarta Timur.
2. PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
3. PT. Sinar Sosro Pabrik Cibitung, Jawa Barat.
4. PT. Sinar Sosro Pabrik Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.
5. PT. Sinar Sosro Pabrik Gresik, Surabaya, Jawa Timur.
6. PT. Sinar Sosro Pabrik Pandeglang, Banten.
7. PT. Sinar Sosro Pabrik Gianyar, Gianyar, Bali.
8. PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang, Tanjung Morawa, Sumatera Utara.
9. PT. Sinar Sosro Pabrik Palembang.
10. PT. Sinar Sosro Pabrik Mojokerto.

2.1.2 Status Kepemilikan


Daun teh diambil dari perkebunan pribadi milik Rekso Group yang terdapat di
Jawa Barat (Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangalengan) kemudian teh diolah menjadi teh

7
kering di PT. Gunung Slamet (Slawi, Tegal) dan diproses menjadi teh botol di PT. Sinar
Sosro (Tanjung Morawa).Berawal dari teh, bisnis keluarga Sosrodjojo terus menggurita.
Produknya yang fenomenal, Teh Botol Sosro, telah menjadi mesin uang bisnis keluarga
asal Slawi, Jawa Tengah ini. Setelah Teh Botol Sosro terus merajai pasar, keluarga Sosro
pun mulai melirik bisnis lain dengan mengibarkan bendera Grup Rekso (GR) atau PT
Anggada Putra Rekso Mulia yang berdiri pada 27 November 1997.

2.2 Pelaksanaan Produksi Makanan atau Minuman


2.2.1 Proses Produksi Makanan atau Minuman

Peralatan produksi yang di gunakan oleh PT. Sinar Sosro adalah:

Mesin-mesin yang di gunakan di proses produksi PT. Sinar Sosro secara otomatis yaitu:

1. Mesin Depalletizer
2. Mesin Dectrater
3. Mesin Washer
4. Mesin Filler
5. Mesin Pos
6. Mesin bootle washer
7. Mesin Creater

Material (Bahan & Komponen)


Kita dapat meninjau bahan baku dari PT. Sinar Sosro melalui beberapa produk-produknya
seperti di bawah ini:
Teh Botol Sosro menggunakan bahan baku:

Air
Gula Industri
Teh hijau yang di campur dengan bunga melati dan bunga gambir (di kenal dengan
teh wangi).

Bahan baku teh untuk produk-produk PT. Sinar Sosro di suplai oleh PT. Gunung
Slamat, sedangkan bahan baku teh tersebut di kelola oleh PT. Argo Pangan selaku sister
company. Bahan teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari:

8
Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur
Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur
Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur
Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut
Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut
Perkebunan Teh Daerah Cakul Pangalenga
Perkebunan Teh Daerah Sembawa di Tasikmalaya

Memproduksi (Metode Pengolahan & Teknologi)


Proses Produksi PT Sinar Sosro ungaran intinya terdiri dari tiga tahap proses yakni:
Penanganan Air (Water Tretment)
PT. Sinar Sosro memiliki 3 sumber sumur sebagai mata air. Dua
diantaranya untuk keperluan produksi, sedangkan 1 buah di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Penanganan air sebagai bahan utama
yang akan di gunakan dalam pembuatan teh botol adalah dengan menampung air
bawah tanah yang telah di pompa menggunakan deep well pump di dalam tabung
kerucut bersekat. Air yang di tampung tersebut diberi tambahan kaporit dan PAC
(Poly Alumunium Cloride). Penambahan kaporit berguna juga untuk membunuh
kuman-kuman di dalam air.
Proses Pembuatan Teh Cair Manis
Pemasakan Sirup Gula
Air dari tangki softener 2 dilewatkan pada Plate Heat Exchager (PHE), air ini
kemudian di tampung dalam tangki pelarut gula. Gula pasir di masukkan ke dalam
hopper, air dari tangki pelarut gula di alirkan ke hopper untuk di campurkan dengan
gula. Untuk mempermudah proses pelarutan di lakukan proses sirkulasi. Sirup gula
ini kemudian di ambil sempel untuk di periksa kadar gula, kesadahan, suhu dan
aroma. Apabila telah memenuhi standar , proses di lanjutkan dengan mengalirkan
sirup menuju niagara filter
Pemasakan Teh
Pemasakan teh di awali dengan memeasukan teh kering ke tangki penyeduh
teh. Tangki yang di gunakan berjumlah dua buah, teh di masukkan daam tangki 1
dan diisi dengan air buffer panas. Setelah pengekstrakan, teh cair pahit pekat dalam
tangki penyeduhan teh 1 di alirkan ke tangki penyeduhan teh 2. Teh pada tangki 1
di beri campuran air buffer lagi. Setelah proses pengekstrakan, kemudian TCP
pekat ini di ambil semper kadar tanin, warna dan suhu cairan
Proses Pasteurisasi
Di dalam proses paseurisasi Teh Cair Panas yang keluar dari Mix tank
masuk ke dalam Pasteurizer. Pasteurizer berfungsi membunuh mikrobia dengan

9
cara mempertahankan suhu panas. Teh cair panas hasil pasteurisasi masuk ke dalam
bag filter dan selanjutnya akan menuju mesin filter.
Pembotolan (Bottling Line)
Bottling Line merupakan alur penanganan botol mulai dari botol kosong
hingga menjadi botol isi yang di simpan untuk kemudian di pasarkan.
Pallet, krat dan botol kosong dibawa menggunakan Forklift.
Depalletizer: proses ini dimana melepas crat yang masih berisikan botol-
botol kosong dari pallet dan menjalankanya di coveyor.
Decrater: proses melepas botol dari cratnya menuju jalur conveyor yang
berbeda.
Pembersihan Crat: proses membersihkan crat setelah di pisahkan dengan
botol.
Sortir Manual 1: menyortir botol kotor yang tidak bisa di bersihkan oleh
mesin.
E.B.I.: merupakan pendeteksi benda asing menggunakan sensor optic.
Sortir Manual 2: antisipasi jika ada yang terlewat oleh E.B.I.
Filler dan crowner: proses pengisian teh dan memberi tutup pada botol.
Kinerja Produksi: menghitung jumlah teh botol yang telah di produksi dan
memberi label kadaluarsa.
Sortir manual 3: menyortir jika ada benda asing yang ikut masuk ke dalam
botol serta memeastikan kode kadaluarsa telah tertera.
Crater: menggabungkan kembali botol yang telah terisi dengan crat yang
sudah di bersihkan.
Palletizet: memasukan crat yang sudah terisi botol dengan pallet

Teknologi
Sebagai salah satu perusahaan Teh terbesar di Indonesia, PT. Sinar Sosro
Ungaran setiap tahunnya memproduksi puluhan juta produk teh kemasan dan
memperkerjakan banyak karyawan. Untuk meningkatkan hasil produksi dan
efisiensi kerja, perawatan danm pemeliharaan pada proses produksi, maka PT.
Sinar Sosro Ungaran banyak menggunakan mesin-mesin yang bersifat otomatis
dalam produksi.Salah satu diantaranya adalah mesin Crater (mesin memasukkan
botol).

Mesin Creater

Creater merupakan mesin otomatis yang di miliki PT Sinar Sosro Ungaran


yang berguna untuk memasukkan teh botol hasil produksi kedalam cratnya. Mesin
ini di kontrol oleh cam switch sebagai otak mesin dan photo sensor yang

10
diperlakukan sebagi saklar induksi. Pada Mesin Creater melakukan proses
pengepakan yaitu memindahkan botol hasil produksi ke dalam crate. Proses
memindahkan botol ke dalam crat ini menggunakan 2 prinsip pengontrolan. Garis
besar pengontrolan dalam mesin ini adalah pada pendali photosensor sebagai saklar
induksi dan Cam Swith yang menjadi otak mesin ini. Mesin Crater ini sangat
penting peranannya dalam proses produksi di PT Sinar Sosro Ungaran karena
mesin ini menjadi salah satu faktor penentu kualitas, ketepatan jadwal dan
kuantitas produk.
Mesin ini di desain memasukan 60 botol setiap kali loopingnya, selain itu
mesin crater ini juga di desain untuk mampu mendeteksi berbagai kejanggalan
dalam proses memindahkan botol ke dalam crat, kemampuan itu di antar lain:
1. Mampu mendeteksi apakah ada botol yang jatuh saat hendak di pindahkan
atau tidak.
2. Mampu mendeteksi apakah crat yang akan diisi produk telah terisi produk
atau belum.
3. Memiliki system keamanan dimana mesin crater akan berhenti bekerja bila
ada seseorang memasuki area operasi mesin creater.

Waste Water Treatment plant

Fungsi mengurangi tingkat polutan di air limbah buangan industri sampai


batas yang di ijinkan mengikuti standar yang di tetapkan oleh pemerintah.

Proses Pembuatan TEH SOSRO

Proses Pembuatan dari Teh Botol Sosro, terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

TAHAP I : Penyeduhan TEH

Teh Wangi Melati, diseduh di dalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang

sudah melaluiproses filtrasi dan pemanasan. Setelah proses penyeduhan Teh selesai, maka

Teh CairPahit (TCP) hasil seduhan tersebut dilewatkan ke filter cosmos dan ditampung di

tangki pencampuran (Mixing Tank).

TAHAP II : Pelarutan Gula

11
Gula pasir putih, dilarutkan dengan air panas di tangki pelarutan gula sampai

menjadi sirup gula. Sirup Gula ini kemudian difilter dan dipompa kedalam tangki

penampungan.

TAHAP III : Pencampuran

Dari tangki penampungan, sirup gula dipompa ke tangki pencampuran hingga

kadar gulauntuk Teh Cair Manis (TCM) mencapai standar yang telah ditentukan.

TAHAP IV : Pemanasan Teh Cair Manis

Teh Cair Manis (TCM) adalah hasil pencampuran Teh Cair Pahit (TCP) dengan

sirup gula yang kemudian dipompa ke unit pasteurisasi (Proses Pemanasan). Pada proses

ini TCM dipanaskan dengan Heat Exchanger (Pemanas Tidak Langsung) hingga

mencapaitemperatur diatas 90 C.

TAHAP V :PengisianDalam Botol

Dari unit pasteurisasi ini TCM dipompa ke mesin pengisi botol. Di stasiun ini,

TCMdengan temperatur diatas 90 C diisi kedalam botol panas yang sudah dicuci dan

steril, sehingga bebas dari kuman.Dalam keadaan panas, botol langsung ditutup, diangkut

dan dibiarkan dingin dengansendirinya. Oleh karena itu, TBS (Teh Botol Sosro) tetap segar

dan tahan lama walaupuntanpa penambahan bahan pengawet selama kerapatan botol

terjamin.

Proses produksi pembuatan Teh Botol Sosro adalah:

1. Memilih bahan:

Bahan terdiri dari teh hijau, gula pasir, dan air. Air yang didapat dari kedalaman 150 meter

dan di proses hingga menjadi air berkualitas.

2. Membuat teh cair pahit:

Teh hijau di campur dengan bunga melati.Air disaring dan di panaskan hingga

mendidih.Lalu Teh diseduh dengan air.

12
3. Membuat teh cair manis:

Setelah itu gula di larutkan sehingga membentuk sirup gula dan di campur ke tangki

pencampuran bersama teh cair pahit sehingga membentuk teh cair manis. Setelah itu teh

cair manis di sterilkan dan di panaskan hingga suhu 90 derajat.

4. Pemisahan botol & kotak kosong:

Botol dipisahkan dari kotak kosong dengan palletizer.Setelah itu botol di masukan ke

mesin pencucian botol dan kotak kosong di masukan ke dalam mesin pencuci kotak

kosong.Di dalam mesin itu botol di rendam dengan suhu 50 derajat. Setelah itu dicuci

dengan suhu 80-90 derajat, lalu, 95-100 derajat dan akhirnya di masukan ke salam mesin

botol inspection. Setelah itu botol dibilas sampai bersih.

5. Mengisi botol dan penyegelan:

Setelah itu teh di masukan ke dalam mesin Filler and Crowner untuk siap dimasukan ke

dalam botol secara langsung dan ditutup sehingga udara luar tidak masuk.

6. Pergi melalui jet printer video (tanggal kadaluarsa):

Di mesin printer video jet, botol tersebut dicetak dengan kode produksi dan juga tanggal

kadaluarsa.

7. Menempatkan dalam kotak:

Botol tersebut dimasukan lagi ke dalam kotak kosong dengan mesukn palletizer dan

dibiarkan selama 3 hari sebelum dijual.

8. Uji kontrol:

Sebelum dijual, produk tersebut harus dijual secara fisik, kimia, microbiologi, dan

organoleptik.Secara fisik dilihat dari kemasan. Secara kimia dilihat dari kadar gula dan Ph.

Secara microbiologi meneliti tentang perkembangan micro-organisme. Organoleptik

mengecek warna dan kejernihan produk. Jika produk tidak memenuhi syarat-syarat

tertentu maka produk tersebut akan dibuang dan diolah kembali.

13
9. Penjualan:

Setelah lulus uji kontrol produk dijual dan didistribusikan ke toko-toko.

2.2.2 Pengawasan Mutu Makanan atau Minuman

Penanganan Quality Control

Quality Control merupakan aktifitas secara langsung dalam memelihara dan


meningkatkan kualitas produk melalui pengujian kimia, fisik, biokimia, mikrobiologi, dan
organoleptik. Secara umum proses pengendalian mutu (quality control) meliputi seleksi
bahan baku, proses produksi pengemasan, penyimpanan dan distribusi. Oleh karena itu
dalam suatu perusahaan harus terdapat departemen quality control dimana departemen
tersebut bertugas untuk mengendalikan mutu produk mulai dari sortasi bahan baku sampai
pada saat produk telah didistribuskan.

Penanganan quality control di perusahaan ini dimulai dari bahan baku. Bahan baku
terdiri dari air, teh dan gula. Air yang digunakan diolah sendiri oleh pabrik. Air yang akan
digunakan untuk proses produksi harus mempunyai kualitas yang bagus, sehingga dalam
pengolahan air sumur dilakukan pengawasan di setiap proses pengolahan air. Bahan baku
air merupakan CCP terhadap bahan baku. Jika bahan baku bagus maka produk akhir akan
bagus pula, dan apabila bahan baku jelek maka kualitas produk akan jelek.

Bahan baku lain seperti gula dan teh oleh quality control bagian incoming
dilakukan analisa terhadap bahan-bahan tersebut. Apakah sesuai dengan persyaratan
penerimaan bahan perusahaan tersebut atau tidak. Jika bahan yang tidak sesuai standar
lolos dalam proses produksi maka dapat mempengaruhi kualitas.

Selama proses produksi, produk senantiasa dipantau agar tidak terjadi titik kritis
yang fatal. Petugas field inspector setiap kali mengambil sample untuk di analisa. produk
yang sudah dikemas dilakukan karantina untuk menguji ketahanan produk sebelum di
pasarkan. Bahan baku air maupun produk dilakukan pengawasan dengan menganalisa
berdasarkan parameter yang tersedia agar hasil analisa sesuai standar yang sudah
ditentukan. Penanganan produk jadi meliputi produk karantina dan produk bs saat
dilakukan karantina. Mutu produk ditentukan oleh parameter uji mikrobiologi, panel test
dan uji inkubasi.

14
Adapun secara rinci bagian-bagian dari department quality control (qc) adalah: qc
incoming material, qc mikrobiologi, qc analist, qc field inspector

Control System
1. Control Produk
Dimana PT. Sinar Sosro mengontrol produk-produknya dengan melakukan inovasi-
inovasi baru serta trend sekarang, dimana sekarang trend minuman botol atau minuman
kemasan sangat di minati namun di sini pesaing dari PT. Sinar Sosro sangat banyak selain
produk-produk sejenis juga produk subsitusi. Maka dari itu PT. Sinar Sosro selalu
mengontrol pasar dengan tidak luput mengeluarkan produk produk terbarunya sebagai
jawaban atas persaingan dan eksistensi.
2. Control Limbah
PT. Sinar Sosro Ungaran memiliki 2 jenis limbah industri, seperti limbah cair dan
limbah padat.
Limbah cair di olah melalui:
Preartreatment: Screen press - Sum Pit - Cooling Tower - Bak equalisasi dan agilator,
limbah aman.
Limbah Padat di olah melalui proses:
Thermofil pengolahan dengan jamur/bakteri - ampas teh di tampaung di bak khusus
ampas teh di dinginkan selama 1 hari penguraian dengan menanamkan mikroorganisme
pembalikan dengan waktu seminggu sekali selama 1 bulan teh akan menajdi kompos.

2.2.3 GMP Dalam Proses Produksi

Sejak generasi ke-1, keluarga Sosro memiliki satu filosofi yang mulia sesuai
dengan Good Manufacturing Practise (GMP) yang berlaku di Indonesia dan selalu
diterapkan pada setiap aktivitas bisnisnya. Filosofi tersebut adalahNIAT BAIK.Niat Baik
ini dijabarkan kepada produk-produk yang dihasilkan (yang ada pada saat itu teh botol
sosro), yaitu:

Bahwa produk-produk sosro tidak membahayakan kesehatan.


Tidak membahayakan kesehatan dapat dijabarkan kembali bahwa produk sosro
tidak menggunakan bahan pengawet, tidak menggunakan pemanis buatan dan tidak
menggunakan zat pewarna.

15
Proses produksi yang dilakukan aman bagi lingkungan. Dengan demikian setiap
produk sosro dapat dikonsumsi segala usia sepanjang hari.

2.2.4 Pelaksanaan Produksi Menurut Peraturan atau Undang-undang Pangan yang


Berlaku

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan
lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan
makanan atau minuman.
2. Pangan olahan adalah makanan dan minuman hasil proses dengan cara atau metode
tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.
3. Sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan,
pembinaan, dan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan
peredaran pangan sampai dengan siap dikonsumsi manusia.
4. Keamanan pangan adalah kondisi daya upaya yang diperlukan untuk mencagah
pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
5. Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah,
membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan atau merubah bentuk
pangan.

2.3 Analisis Penilaian Pelaksanaan Pengawas Mutu HACCP


Pada prinsipnya, HACCP merupakan sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi
bahaya tertentu, misalnya bahaya secara biologis, kimia atau fisik yang dapat mengurangi
keamanan pangan, dan usaha-usaha preventif untuk menmgendalikannya. Di Pabrik
PT.Sinar Sosro ini, hal-hal tersebut telah dilakukan. Ini dapat dilihat dari NIAT BAIK
SOSRO.
Prinsip 1 :
Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan produksi makanan pada semua
tahap, dari bahan dasar, prosesing, manufacturing dan distribusinya hingga
dikonsumsi.
Prinsip 2 :
Tentukan titik-titik kritis pengendalian, prosedur atau langkah-langkah operasional
yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan bahaya atau memperkecil
kemungkinan terjadinya bahaya.

16
Prinsip 3 :
Tentukan target dan toleransi yang harus dicapai untuk menjamin bahwa titik-titik
kritis (CCP) dapat dikendalikan.
Prinsip 4 :
Tentukan sistem monitoring untuk menjamin kontrol terhadap titik-titik kritis
dengan cara pengkajian, yang terjadwal atau dengan observasi.
Prinsip 5 :
Tentukan tindakan korektif yang akan diambil apabila monitoring menimbulkan
bahwa titik-titik tertentu tidak dapat dikendalikan.
Prinsip 6 :
Tebntukan prosedur untuk verifikasi yang meliputi pengujian tambahan, dan
prosedur untuk menjamin bahwa HACCP bekerja secara efektif.

Prinsip 7 :

Buat dokumentasi yang menyangkut seluruh prosedur dan catatan (Record) yang
sesuai dengan prinsip prinsip ini serta aplikasinya.
HACCP didefinisikan sebagai pendekatan sistematis yang digunakan dalam
produksi makanan sebagai alat untuk menjamin keadaan pangan. Pada PT.Sinar Sosro, hal
tersebut telah dilakukan . Hal ini dapat dilihat pada setiap tahapan-tahapan proses produksi
kemasan memiliki titik kritis mulai dari tahapan pertama penyeduhan teh, tahapan kedua
pelarutan gula, tahapan ketiga pencampuran tahapan keempat pemanasan teh cair panas
hingga tahap terakhir pengisian teh ke dalam botol. Semua proses tersebut sesuai dengan
prinsip-prinsip di atas.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari sekian banyak produsen minuman kemasan, nama PT. Sinar Sosro merupakan
salah satu pemain terbesar di Indonesia. Bisnis yang telah dibangun sejak 1940 ini
memang menjadi pelopor penyedia teh kemasan pertama di Indonesia. PT. Sinar Sosro
merupakan perusahaan pertama di Indonesia dan di dunia yang berani mengolah dan
menjual teh dalam kemasan untuk dijual di masyarakat, saat ini perusahaan ini semakin
berkembang meskipun persaingan bisnis minuman dalam kemasan saat ini makin tinggi,
nama PT. Sinar Sosro bisa terus eksis berkat inovasi yang terus dilakukannya.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan menciptakan produk terbaru,
sehingga kini sudah terdapat banyak merk yang dimiliki yaitu teh botol sosro, fruit teh,
tebs, green tea sosro,happy juice, dan air mineral prima. Merk tersebut diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan pasar dari berbagai kalangan baik tua,muda, menengah atas, maupun
menengah kebawah. Produk yang menjangkau segala kalangan inilah yang akhirnya
memberikan kekuatan, sehingga mereka memiliki nilai jual yang cukup tinggi hingga saat
ini.
Berdasarkan fakta tersebut diatas, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa
PT.Sinar Sosro, dapat dikategorikan kedalam perusahaan yang maju dan berkembang
secara global dengan pimpinan yang berasal dari keluarga.

Kunjungan Lapangan bertujuan agar mahasiswa/mahasiswi mendapatkan


pengalaman faktual tentang pelaksanaan proses perkuliahan. Setelah diadakannya
kunjungan lapangan ini, mahasiswa/mahasiswi mampu memahami secara langsung
bagaimana sistem produksi, GMP serta HACCP yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro,
mengenai keseluruhan aspek yang mereka tekuni. Suatu industri yang bermula dari
seorang pencetus ide teh dalam kemasan botol. Yang sekarang sudah menjadi industri
besar dan dikenal hingga ke luar negeri. Dengan berbekal filosofi niat baik, PT. Sinar
Sosro selalu mengedepankan kualitas dan ramah lingkungan. Karena proses produksi yang
dilakukan terbukti steril serta limbah yang dihasilkan terbukti mampu dikembalikan pada
alam.

18
3.2 Saran

PT.Sinar Sosro Palembang ini diharapkan dapat memproduksi produk teh, tidak hanya
dalam bentuk kemasan botol saja, tapi juga dalam bentuk kemasan-kemasan lainya
seperti kotak, kaleng,dsb.
PT.Sinar Sosro ini juga lebih memperhatikan lagi kesehatan dan keselamatan kerja
bagi karyawannya.
Penerapan sistem GMP dan HACCP harus lebih ditingkatkan lagi dalam proses
produksi.
Keramah tamahan tenaga kerja tetap dipertahankan guna menjaga kepercayaan dan
keseganan masyarakat terhadap produk-produk PT. Sinar Sosro.
Kebersihan pabrik lebih diutamakan terutama saat dan setelah pengolahan karena
dinilai masih kurang di perhatikan.
Semoga lebih sukses dan lebih maju dalam berusaha serta mampu membawa nama
Indonesia ke seluruh dunia.

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.unika.ac.id/11487/1/01.70.0076_BINARDO_M.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinar_Sosro
http://manjemenxx.blogspot.com/2014/01/contoh-laporan-kkl-pt-sinar-sosro-di.html
http://www.scribd.com/doc/120043411/Pengendalian-Mutu-Pada-Produksi-Teh-Botol
http://www.sosro.com/sejarah-bisnis.php

19

Anda mungkin juga menyukai