Anda di halaman 1dari 5

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kalimantan Timur (Kanwil DJKN Kaltim)

melaksanakan rapat koordinasi daerah (Rakorda) 10-12 Februari 2015. Rapat di Aula Rapat Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bontang mengambil tema Bersinergi Untuk
Kesempurnaan Pelayanan dan Penyelesaian Tugas. Rakerda diikuti oleh seluruh pejabat Eselon III
dan sebagian pejabat Eselon IV di seluruh lingkungan Kanwil DJKN Kaltim. Rakerda membahas
evaluasi capaian kinerja tahun 2014, strategi dan solusi dalam pencapaian target tahun 2015 serta
rencana mitigasi risiko di lingkungan Kanwil DJKN Kaltim.

Tri Wahyuningsih Retno Mulyani, Kepala Kanwil DJKN Kalimantan Timur dalam pembukaannya
menyampaikan bahwa sinergi Kanwil DJKN, KPKNL, Kanwil BPN/Kantor Pertanahan, dan
Korwil/Satker di Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara harus terus ditingkatkan dalam
rangka pelaksanaan sertifikasi Barang Milik Negara (BMN). Tri Wahyuningsih Retno Mulyani yang
akrab dipanggil Ani mengemukakan kesempurnaan pelayanan terhadap stakeholders juga harus
senantiasa dilakukan berdasarkan ketentuan yang ada, serta sesuai dengan batas waktu dan SOP
yang sudah ditetapkan. Penyelesaian tugas dari setiap Pejabat/Pegawai Kanwil DJKN Kaltim dan
KPKNL wajib dilakukan dengan integritas dan profesionalitas yang tinggi.

Nilai Kinerja Organisasi (NKO) tahun 2014 Kanwil DJKN Kalimantan Timur adalah 110,85%. Dari 17
(tujuh belas) IKU, sebanyak 16 (enam belas) IKU mencapai target dan hanya 1 (satu) IKU yang
tidak mencapai target yaitu untuk jumlah piutang negara yang dapat diselesaikan (94,13% ).
Untuk tahun 2015 dengan 18 (delapan belas) IKU, Kanwil DJKN Kaltim optimis akan terealisasi
diatas target yang telah ditetapkan.

Dalam rakorda ini juga dibahas penyempurnaan profil mitigasi risiko semester I tahun 2015,
adapun rencana penanganan risiko untuk 6 (enam) IKU yaitu : pencapaian target Piutang Negara
Dapat Diselesaikan (PNDS) dalam satuan rupiah yang mengalami kendala, realisasi jumlah pokok
lelang rendah, realisasi target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Biaya Administrasi
Pengurusan Piutang Negara (Biad PPN) dan Bea Lelang yang rendah.

Selain itu target indeks dari Pengelolaan Kekayaan Negara terdapat risiko ketepatan waktu
penyampaian laporan wasdal yang rendah. Terakhir untuk IKU baru yaitu implementasi e-Auction
terhadap total pelaksanaan lelang serta risiko terakhir berupa rendahnya penyerapan anggaran.

Rakorda kali ini menyajikan sesuatu hal yang baru, diantaranya: pemaparan materi disampaikan
oleh para pejabat eselon IV dengan moderatornya adalah para pejabat eselon III. Acara rakorda
dilanjutkan dengan kegiatan olahraga yang dilakukan seluruh peserta dan pegawai KPKNL
Bontang. (Penulis/Foto: Bidang KIHI Kanwil DJKN Kaltim)

Yogyakarta - Siapapun anda, apapun aktivitas anda, dan dimanapun anda berada, lelang hanya
sebatas genggaman tangan anda dengan e-Auction Demikian semboyan Tim Sosialisasi e-Auction.
Acara ini diselenggarakan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta
di Garden Ballroom Eastparc Hotel Yogyakarta pada Selasa, 16 Juni 2015.

Acara yang diinisasi berkat sinergi antara KPKNL Yogyakarta dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Yogyakarta dan Yayasan Perbarindo Daerah Istimewa Yogyakarta ini dihadiri oleh 87 perwakilan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), anggota Dewan Pengurus Daerah (DPD), serta Perhimpunan Bank
Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan pelatihan dan sosialisai e-Auction dibuka oleh Heru Prasetyo yang mewakili Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) Yogyakarta. Pada sambutannya, Heru menyampaikan harapan agar objek hak
tanggungan milik Debitur dapat lebih mudah, lebih efektif dan lebih efisien dijual melalui lelang
elektronik (e-Auction), sehingga Non performing Loan (NPL) yang ada pada BPR dapat ditekan.
Setiap kendala dan permasalahan yang terjadi di lapangan agar diutarakan sehingga didapat
pemecahan masalah terkait lelang eksekusi hak tanggungan, tambah Heru sambil mengetuk meja
sebanyak tiga kali yang menandakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi e-Auction resmi dibuka.

Sesi Pertama dan Kedua pelatihan ini diisi oleh Sri Lestari selaku Pejabat Lelang senior pada KPKNL
Yogyakarta menyampaikan materi terkait Undang-Undang Hak Tanggungan, dokumen dan syarat
lelang serta lelang e-Auction. Setelah penyampaian materi,wanita yang berpenampilan energik ini
membuka sesi tanya jawab. Para audience sangat antusias karena begitu banyaknya pertanyaan
yang dilontarkan.

Acara dilanjutkan dengan praktek penggunaan Aplikasi e-Auction yang dipandu oleh tujuh orang
pegawai KPKNL Yogyakarta. Sembari para peserta pelatihan melakukan update data pribadi pada
aplikasi e-Auction, Sri Lestari menampilkan hasil penawaran lelang e-Auction (open bidding)
tertinggi untuk pelaksanaan lelang satu buah batu akik red baron pacitan yang dilaksanakan
disela-sela rapat koordinasi Kanwil DJKN Jateng dan DIY dengan Kanwil BRI Jawatengah dan Kanwil
BRI Yogyakarta yang bertempat di Kanwil BRI Yogyakarta.

Wanita kelahiran 41 tahun yang lalu ini menyampaikan bahwa dari limit yang ditetapkan sebesar
Rp 175.000,-, batu akik tersebut dapat laku terjual senilai Rp 765.000,-. Terjadi Kenaikan harga
yang sangat signifikan sebesar 437%. Bagaimana bila barang yang dilelang tersebut merupakan
barang jaminan Hak Tanggungan milik BPR? Pasti NPL Bank Perkreditan Rakyat untuk wilayah
Yogyakarta akan merosot turun, imbuh Lestari disambut tepuk tangan para peserta.

Edukasi aplikasi e-Auction ini ditujukan agar BPR juga dapat mensosialisasikan kepada masyarakat
terlebih nasabah potensial yang ada pada entitas bapak ibu bahwa kini untuk mendapatkan
barang-barang lelang dapat lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien melalui e-Auction, tutup
Panitia.

Di penghujung acara, salah satu peserta pelatihan Bayu Nugroho, Kabag Pembinaan dan
Pengawasan Kredit PT. Bank Perkreditan Rakyat Chandra Muktiartha menyampaikan rasa puasnya
terhadap pelayanan KPKNL Yogyakarta selama ini dan akan menindaklanjuti setiap permohonan
lelang eksekusi hak tanggungan melalui e-Auction.

Saat berita ini diturunkan, 40 % pegawai BPR yang berada di bawah naungan DPD Baperindo
Yogyakarta sudah memiliki akun e-Auction yang sudah di validasi dan dapat digunakan sewaktu-
waktu untuk mengikuti lelang e-Auction dengan hanya meng-klik

Batam - Direktur Lelang Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Purnama T.
Sianturi meresmikan layanan lelang e Auction Corner di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Batam pada Kamis (4/6). e Auction Corner adalah inovasi layanan lelang Kantor
Wilayah DJKN Riau Sumbar dan Kepri (RSK) yang diterapkan pertama kali sebagai percontohan di
KPKNL Batam dengan tujuan melayani penjual dalam melihat proses barang yang dilelang dan
melayani pengguna jasa lelang tentang edukasi e Auction.

Dalam sambutannya, Purnama T. Sianturi mengungkapkan apresiasi kepada Kanwil DJKN RSK yang
melakukan inovasi layanan lelang e Auction.Ini adalah layanan pertama kali di DJKN dan patut
dicontoh oleh kantor-kantor lainnya,tutur Purnama dengan bangga. Selain memberikan apresiasi,
ia juga mengungkapkan pencapaian lelang pada saat ini yang mencapai Rp9,3 triliun dari pokok
lelang. Ini merupakan prestasi yang harus terus ditingkatkan melalui inovasi-inovasi di bidang
layanan lelang sehingga semakin diterima oleh masyarakat. Purnama juga menyampaikan tentang
prestasi di bidang lelang melalui e Auction atas raihan penghargaan TOP 99 Inovasi Pelayanan
Publik 2015 dari Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (PANRB) atas inovasi Meningkatkan Pelaksanaan Lelang yang Efisien,
Kompetitif, dan Adil Melalui Pelaksanaan e-Auction.

Usai peresmian e-Auction Corner, Direktur Lelang didampingi Kepala Kanwil DJKN RSK Lukman
Effendi meninjau ruangan. Ikut serta meninjau ruangan Tenaga Pengkaji Restrukturisasi Privatisasi
Effektivitas Kekayaan Negara Rahayu Puspasari yang baru saja mengikuti acara transformasi
kelembagaan pada rapat koordinasi daerah Kanwil DJKN RSK di KPKNL Batam.

Saat peninjauan ruangan e Auction Corner, KPKNL Batam melaksanakan e-Auction. Bertindak
sebagai penjual Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang melelang 5 unit kendaraan .
Dihadapan pejabat lelang KPKNL Batam dan perwakilan BPJS, akhirnya kendaraan yang dilelang e-
Auction ini laku terjual sebanyak satu unit kendaraan roda empat Toyota Kijang dan dua unit
kendaraan bermotor Honda Mega Pro. Harga yang diraih cukup fantastis melebihi 50% dari harga
limit

Banjarmasin - Pada Selasa, 30 Juni 2015, di ruang Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Banjarmasin diadakan acara sosialisasi PMK Nomor 93/PMK.06/2010 dan PMK
Nomor 106/PMK.06/2013. Sosialisasi terkait pasal-pasal penting yang harus benar-benar dipahami
oleh pegawai pada seksi lelang dan seluruh pejabat lelang, sehingga akan sangat membantu
dalam menunjang kinerja yang baik untuk pelaksanaan lelang di KPKNL Banjarmasin. Sebagai
narasumber adalah Hendra Saputra, Kepala Seksi Bina Lelang I Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Kalimantan Selatan dan Tengah (Kanwil DJKN Kalselteng). Acara ini diikuti oleh
Kasubbag Umum, Kasi Hukum dan Informasi, dan seluruh pejabat lelang KPKNL Banjarmasin.
Sosialisasi adalah tindak lanjut dari hasil rekomendasi Itjen Kemenkeu tanggal 26 Juni 2015 yang
telah melakukan audit ketaatan pelayanan lelang KPKNL Banjarmasin.

Terkait hasil audit tersebut Itjen menyimpulkan bahwa KPKNL Banjarmasin masih belum optimal
dalam pencapaian realisasi pokok lelang dan bea lelang sesuai target yang ditetapkan oleh Kantor
Pusat DJKN pada tahun 2014/2015 (s.d. April 2015).Salah satu hal yang menjadi rekomendasi Itjen
dari hasil audit tersebut adalah agar KPKNL Banjarmasin melakukan sosialisasi kembali/Pelatihan
Kantor Sendiri mengenai PMK Nomor 93/PMK.06/2010 dan PMK Nomor 106/PMK.06/2013 kepada
Pejabat Lelang dan Pegawai KPKNL Banjarmasin serta sosialisasi kepada para stakeholders.

Di samping itu juga dilakukan sosialisasi Pelaksanaan Lelang dan Tindak Pidana Pencucian Uang
(TPPU). Hendra Saputra menjelaskan tentang definisi pencucian uang dan beberapa tipe pencucian
uang. Pencucian uang adalah Kegiatan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta
kekayaan hasil kejahatan agar nampak sebagai harta kekayaan dari kegiatan yang sah, atau
kegiatan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta kekayaan terutama menggunakan
layanan dari Penyedia Jasa Keuangan dan/atau Penyedia barang dan atau jasa lain. Sedangkan
beberapa tipe pencucian uang antara lain Placement, Layering, dan Integration. Placement adalah
Penempatan dana yang dihasilkan dari tindak kejahatan ke dalam sistem keuangan. Layering
adalah memindahkan/mengubah bentuk dana melalui transaksi keuangan yang kompleks dalam
rangka mempersulit pelacakan asal usul dana. Integration adalah mengembalikan dana yang telah
tampak sah kepada si pelaku sehingga dapat digunakan dengan aman.
Hal yang bisa dilakukan untuk mencegah lelang yang rentan TPPU adalah dengan Prinsip
Mengenali Pengguna Jasa (PMPJ). PMPJ adalah Prinsip yang diterapkan Pihak Pelapor dalam rangka
mengetahui profil, karakteristik, serta pola Transaksi Pengguna Jasa dengan melakukan kewajiban
sebagaimana ditentukan dalam ketentuan LPP.

Padangsidempuan - Bertempat di Jalan Kenanga Padangsidempuan, Kantor Pelayanan


Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Padangsidempuan sukses melaksanakan lelang
non eksekusi atas permohonan PT. Balai Lelang Alto berupa 120 unit sepeda motor
pada 18 Januari 2013 lalu. Lelang dipimpin oleh Hermansyah Pejabat Lelang Kelas I
KPKNL Padangsidempuan tersebut telah diumumkan pada Harian Metro Tabagsel.
Pelaksanaan lelang dimulai tepat pada pukul 14.00 WIB, diawali dengan penjelasan tata
cara lelang dan pembacaan risalah lelang serta ketentuan-ketentuan yang berlaku
dalam lelang oleh pejabat lelang. Dari pantauan yang dilakukan, masyarakat kota
Padangsidempuan dan Kabupaten Tapanuli Selatan sangat antusias mengikuti
pelaksanaan lelang tersebut. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta lelang yang
mendaftar. Registrasi peserta lelang menunjukkan sebanyak 68 orang telah mendaftar
untuk menjadi peserta lelang. Pelaksanaan Lelang tersebut juga turut dihadiri Kepala
KPKNL Padangsidempuan yang baru, Tagor Sitanggang. Dalam pelaksanaan lelang
tersebut, sebanyak 106 unit dari 120 unit sepeda motor yang ditawarkan berhasil terjual
dengan total harga lelang sebesar Rp561.600.000,00 dan bea lelang yang disetorkan ke
kas negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp1.684.800,00.
Dari hasil pelaksanaan lelang di awal tahun 2013 tersebut, KPKNL Padangsidempuan
optimis target pokok lelang dan bea lelang yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Sebagai informasi, bahwa untuk tahun 2013 target pokok lelang ditetapkan sebesar
Rp10 milyar dan target bea lelang ditetapkan sebesar Rp96 juta. Target pokok lelang ini
mengalami kenaikan yang signifikan dari target tahun sebelumnya yang ditetapkan
sebesar Rp3 milyar. Realisasi pokok lelang tahun 2012 mencapai Rp12 milyar lebih,
jauh melebihi target yang ditetapkan (407,15%), sedangkan realisasi bea lelang tahun
2012 mencapai Rp310 juta, melampaui target sebesar Rp167 juta (185,16%). (Dino M.
Pakpahan-Kasi Hukum dan Informasi KPKNL Padangsidempuan)

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

PROSEDUR LELANG Pengertian lelang menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan


Lelang/Vendureglement atau yang disingkat dengan VR Stb. 1908 No. 189 adalah
Penjualan Umum atau Lelang adalah setiap penjualan barang di muka umum dengan
cara penawaran harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha mengumpulkan
peminat/peserta lelang dan Pasal 1 a menentukan Penjualan Umum atau Lelang harus
dilakukan oleh atau dihadapan seorang Pejabat Lelang. Sedangkan menurut Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 93/PMK.06/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang,
pengertian lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum dengan
penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun
untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang. Dari
kedua pengertian lelang tersebut di atas, terdapat beberapa unsur dalam lelang : 1.
Penjualan barang kepada umum yang dilakukan di muka umum; 2. Di dahului dengan
pengumuman lelang/mengumpulkan peminat/peserta lelang; 3. Dilaksanakan oleh dan
atau dihadapan Pejabat Lelang dan olehnya dibuatkan Risalah Lelang; 4. Dilakukan
dengan penawaran atau pembentukan harga yang khas dan bersifat kompetitif.
Sebagai suatu institusi pasar, penjualan secara lelang mempunyai
kelebihan/keunggulan karena penjualan secara lelang bersifat Built In Control, Obyektif,
Kompetitif, dan Otentik. a. Objektif, karena lelang dilaksanakan secara terbuka dan
tidak ada prioritas di antara pembeli lelang atau pemohon lelang. Artinya, kepada
mereka diberikan hak dan kewajiban yang sama. b. Kompetitif, karena lelang pada
dasarnya menciptakan suatu mekanisme penawaran dengan persaingan yang bebas di
antara para penawar tanpa ada tekanan dari orang lain sehingga akan tercapai suatu
harga yang wajar dan memadai sesuai dengan yang dikehendaki pihak penjual. c.
Build in control, karena lelang harus diumumkan terlebih dahulu dan dilaksanakan di
depan umum. Berarti, pelaksanaan lelang dilakukan di bawah pengawasan umum,
bahkan semenjak lelang diumumkan apabila ada pihak yang keberatan sudah dapat
mengajukan verzet. Hal ini dilakukan supaya dapat menghindari terjadinya
penyimpangan-penyimpangan. d. Otentik, karena pelaksanaan lelang akan
menghasilkan Risalah Lelang yang merupakan akta otentik yang dapat digunakan oleh
pihak penjual sebagai bukti telah dilaksanakannya penjualan sesuai prosedur lelang,
sedangkan bagi pembeli sebagai bukti pembelian yang digunakan untuk balik nama.
Dengan sifat yang unggul tersebut maka lelang akan menjamin kepastian hukum,
dilaksanakan dengan cepat, mewujudkan harga yang optimal sekaligus wajar, dan
efisien. Lelang sendiri memiliki dua fungsi, yaitu: 1. Fungsi privat, terletak pada
hakekat lelang dilihat dari tujuan perdagangan. Di dunia perdagangan, lelang
merupakan sarana untuk mengadakan perjanjian jual beli. Berdasarkan fungsi privat ini
timbul pelayanan lelang yang dikenal dengan lelang sukarela. 2. Fungsi publik, ini
tercermin dari tiga hal: a. mengamankan aset yang dimiliki atau dikuasai negara untuk
meningkatkan efisiensi dan tertib administrasi pengelolaan aset negara; b.
mengumpulkan penerimaan negara dalam bentuk bea lelang; c. pelayanan penjualan
barang yang mencerminkan wujud keadilan sebagai bagian dari sistem hukum acara di
samping eksekusi PUPN, Pajak, dan Perum Pegadaian. Pelayanan lelang merupakan
penjualan dalam rangka mengamankan aset negara seperti lelang barang-barang
inventaris milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Non Persero maupun yang bersifat
eksekusi baik di bidang pidana, perdata maupun perpajakan Di bidang pidana misalnya
ada lelang barang rampasan kejaksaan, sitaan kepolisian dan lelang sitaan KPK
sedangkan di bidang perdata seperti lelang eksekusi Pengadilan Negeri, lelang berdasar
Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan (UUHT) dan lelang sitaan Panitia Urusan
Piutang Negara, di bidang perpajakan adalah lelang sitaan pajak.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Anda mungkin juga menyukai