Anda di halaman 1dari 5

Industri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Industri adalah bidang matahati buka telingah yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja
(bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya
dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah
pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan
industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-
pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal
menetap, membangun rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak.
Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu,
alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk
berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru timbul sebagai sumber alat-alat dan
barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang
menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan
pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan di Eropa
dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi
sekarang).
Pertambangan besi dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya
pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu
memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya
membuka jalan pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan massal pada
akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille dan Manchester) dan
kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium.
Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia dan farmasi.
Terjadilah Revolusi Industri.
Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara massal,
pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya
tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.

Cabang-cabang industri[sunting | sunting sumber]


Berikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:

Makanan dan minuman

Tembakau

Tekstil

Pakaian jadi

Kulit dan barang dari kulit


Kayu, barang dari kayu, dan anyaman

Kertas dan barang dari kertas

Penerbitan, percetakan, dan reproduksi

Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir

Kimia dan barang-barang dari bahan kimia

Karet dan barang-barang dari plastik

Barang galian bukan logam

Logam dasar

Barang-barang dari logam dan peralatannya

Mesin dan perlengkapannya

Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data

Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya

Radio, televisi, dan peralatan komunikasi

Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam

Kendaraan bermotor

Alat angkutan lainnya

Furniture dan industri pengolahan lainnya

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: Kategori:Klasifikasi Industri
Klasifikasi berdasarkan SK Menteri Perindustrian
No.19/M/I/1986[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Indonesia No.19/M/I/1986, industri dibedakan
menjadi:[1]
1. Industri kimia dasar: misalnya industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk, dsb

2. Industri mesin dan logam dasar: misalnya industri pesawat terbang, kendaraan bermotor,
tekstil, dll

3. Industri kecil: industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dll

4. Aneka industri: industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan lain-lain.
Klasifikasi berdasarkan tempat bahan baku[sunting | sunting sumber]

1. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar.
Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan
lain lain.

2. Industri nonekstaktif, yaitu industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam
sekitar.

3. Industri fasilitatif, yaitu industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual
kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain
sebagainya.
Jenis industri berdasarkan modal[sunting | sunting sumber]

1. Industri padat modal, yaitu industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar
untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya.

2. Industri padat karya, yaitu industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
Jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja [sunting | sunting sumber]

1. Industri rumah tangga, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah
antara 1-4 orang.

2. Industri kecil, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19
orang.

3. Industri sedang atau industri menengah, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga
kerja berjumlah antara 20-99 orang.
4. Industri besar, adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100
orang atau lebih.
Penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi[sunting | sunting sumber]

1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), yaitu
industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini akan
mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar
akan semakin menjadi lebih baik.

2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented
industry), aAdalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena
bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja / pegawai untuk lebih efektif
dan efisien.

3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry),
yaitu jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas
atau memotong biaya transportasi yang besar.

4. Industri yang tidak terkait oleh persyaratan yang lain, yaitu industri yang didirikan tidak
terkait oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan dimana saja, karena bahan
baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan dimana saja.
Misalnya : Industri elektronik, Industri otomotif, dan industri transportasi.
Klasifikasi Industri berdasarkan Proses Produksi [sunting | sunting sumber]

1. Industri Hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.
Misalnya : Industri kayu lais, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.

2. Industri Hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi
sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.
Misalnya : Industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri
meubeler.
Jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan[sunting | sunting sumber]
Pada level atas, indsutri seringkali dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Primer (ekstraktif), sekunder
(manufaktur), dan tersier (jasa). Beberapa penulis menambahkan sektor kuartener (pengetahuan)
atau bahkan sektor kuinari (kultur dan penelitian). Seiring berjalannya waktu, perpecahan industri
masyarakat pada masing-masing sektor mengalami perubahan.
1. Industri primer, adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan
langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

2. Industri sekunder, adalah industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah
sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah kembali. Misalnya pemintalan benang
sutra, komponen elektronik, daging kaleng, dan sebagainya.

3. Industri tersier, adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa. Contoh
seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang
lainnya.

4. Industri kuartener, adalah industri yang mencangkup penelitian pengetahuan dan teknologi
serta berbagai tugas berlevel tinggi lainnya. Misalnya adalah para peneliti, dokter, dan
pengacara.

5. Industri kuinari, beberapa menganggapnya sebagai salah satu cabang sektor kuartener
yang meliputi level tertinggi pengambilan keputusan dalam masyarakat atau ekonomi.
Sektor ini meliputi eksekutif atau pegawai resmi dalam bidang pemerintahan, pengetahuan,
universitas, non-profit, kesehatan, kultur, dan media.

MANFAAT TEKNIK INDUSTRI BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Tidak diragukan lagi sepanjang masa sejarah hidup manusia teknik industri memberikan banyak
kontribusi bagi kehidupan manusia. Sebagai hasil dari proses berfikir teknik industri diarahkan
untuk melayani manusia. Teknik industri memberikan solusi yang lebih efektif dan efisien dalam
berbagai proses produksi, termasuk penggunaan mesin, material, waktu, sumber daya manusia,
informasi, dan sebagainya. Teknik industri juga memiliki manfaat dalam pembuatan sistem kerja
yang efektif dan efisien agar produksi barang di pabrik berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai