PENDAHULUAN
Dalam dunia perindustrian saat ini ada dua sistem pengukuranyang digunakan
yaitu sistem inci (English system).dan sistem metrik (Metrik System).
Sistem inci, secara garis besar berlandaskan pada satuan inci, pound dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa dan waktu. Pada umumnya sistem
ini digunakan di Inggris dan Amerika.
Sistem metrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan Perancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat.
1
a. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah, dan cepat
karena berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah
dipelajari.
Untuk pengukuran di atas diperlukan alat alat ukur panjang atau linier, baik
alat ukur dasar, sedang, atau alat alat ukur presisi. Alat alat ukur panjang
tersebut yaitu :
2
1) Jangka sorong (vernier calliper)
1.2 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan
BAB II TEORI
Berisi teori tentang alat alat ukur dengan ketelitian tertentu seperti:
jangka sorong, dial gauge, height gauge, bevel protractor dan mikro meter skrup
dan cara pengoperasian serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan alat ukur
tersebut.
3
BAB III HASIL DAN MENGANALISA PROSES PENGERJAAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Gambar 2.1 : Jangka Sorong
2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur
diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
1. Rahang dalam
2. Rahang luar
3. Depth probe
6
4. Skala Utama (cm)
Diskala utama jangka sorong, Terdapat angka nol - tujuh belas Cm,
dan pada bagian garis-garis yang pendeknya atau di sisinya yang
berjumlah empat stuanya adalah mm, serta garis kelima aau garis yang
lebih pendek dari (CM) dan lebih panjang dari MM) adalah meunjukan
setenghnya misalnya 1,5, 2,5, 3,5 DST. Sepuluh skala utama memiliki
panjang satu cm sehingga dua sekala utama yang berdekatan berukuran
0,1 cm atau sama dengan 1 mm.
Dengan melihat skala terkecil dari jangka sorong ini, maka ketelitian
dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil jangka sorong
tersebut, yaitu:
8. Pengunci
7
Digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika
pengukuran seperti rahang atau Depth probe
8
Pada gambar di atas skala utama (Sku) adalah sebanyak 62 skala. Skala
nonius (Skn) 4 skala.
Panjang benda = Skala Utama . 1 mm + Skala Nonius. 0,1 mm
= 62 . 1 mm + 4 . 0,1
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm
A. Pengertian Mikrometer
Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda
dengan satuan ukur yang memiliki 0.01 mm. Satu mikrometer adalah
secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari
kerendahan dan batang-batang slot.
9
Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi searah keinginan
pada satu tenaga putaran tertentu
10
3. Skala utama (salam satuan mm)
6. Pengunci
8. Frame berbentuk U
2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu
skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol.
4. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali
rahang hingga tepat menjepit benda.
5. Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi
klik yang muncul.
11
Gambar 2.6 : Contoh Perhitungan Mikrometer
= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm
= (4,5 + 0,43) mm
= 4,93 mm
Dial Gauge atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat
ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat
kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan
kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada
gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan
alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan
baut penjepit.
12
Gambar 2.7 : Dial Gauge
13
1. Jarum panjangJarum panjang ini akan langsung bergerak apabila
bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai
pergerakan dari jarumpanjang tersebut tergantung dari beberapa nilai
dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial gauge skala 0,01 mm, apabila
jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm
Skala untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang
artinya posisi angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada
posisi mana yang kita kehendaki pada saat proses pengukuran benda
kerja.
3. Batas toleransiBatas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser
kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat
batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses
pengukuran benda kerja.
4. Bidang sentuh dengan benda kerjaBagian ini akan bergerak naik atau
turun apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda
kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut.
14
3. Tempelkan contact point pada objek atau benda kerja yang akan diukur
4. Kendorkan screw pengikat pada skala dan posisikan angka nol sejajar
dengan jarum penunjuk. Kemudian kencangkan kembali screw
pengikat
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6
strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil
pengukurannya adalah3,06 mm.
6 x 0,01 mm = 0,06 mm
15
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi
mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk
memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai
acuan dalam proses permesinan. Jenis yang pertama sering digunakan pada
dokter operasi untuk menemukan tinggi seseorang. Height gauge memiliki
dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak naik turun
akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur
16
Gambar 2.11 : Bagian Bagian High Gauge
1. Landasan
2. Sensor
3. Klem
4. Penyetel / pengatur
5. Mur pengunci
6. Besaran meter
7. Besaran inchi
17
4. Letakkan ujung Height Gauge
diatas benda kerja
5. Kunci baut pengikat,kemudian
bacalah ukurannya.
E. Contoh Perhitungan menggunakan High
Gauge
Penyelesaiannya adalah =
58 mm + (5 . 0,1)
58 mm + 0,5 mm = 58,5 mm
18
Bevel protractor adalah busur yang mempunyai lengan yang dapat
digerak gerakkan bisa digunakan untuk mengukur sudut dalam dan sudut
luar dari benda kerja.
19
2. Dial
3. Main scale
4. Vernier scale
5. Beam
6. Blade
D. Cara menggunakan bevel protector
1. Bersihkan permukaan baja busur bilah dan benda ukur dari kotoran.
Aturlah kedudukan bilah utama dengan memakai kunci bilah
2. Rapatkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang dari sudut
yang diukur
3. Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan harga yang
dicapai lebih kecil
4. Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapat
dikendorkan, geserkan busur bilah menuju permukaan yang menyudut
sampai bilah utama berputar dan berimpit dengan permukaan tersebut
5. Kunci piringan indeks dan bacalah sudut yang didapat
6. Hasil di baca dengan satuan derajat (0) dan menit
7. Catat hasil pengukuran
20
lima menit). Garis nol skala nonius berada di antara 50 dan 60 dari skala
utama, tepatnya antara garis ke 50 dan 51. Ini berarti penunjukkan skala
utama sekitar 50 derajat lebih. Kelebihan ini dapat kita baca besarnya
dengan melihat garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis
skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55 dari skala
nonius. Ini berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di
sebelah kiri garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan
pembacaannya adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit
(50 55).
21
BAB III
HASIL DAN MENGANALISA PROSES PENGERJAAN
22
23
24
25
26
27
28
BAB IV
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
29
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Height_gauge
2. http://ilmuteknik.com/teknik-mesin/bevel-protractor.html/
3. http://sjitok.blogspot.co.id/2014/01/makalah-metrologi-pengendalian-
kualitas.html
4. http://www.kopi-ireng.com/2015/11/pengertian-jangka-sorong-dan-
fungsinya.html
5. http://kelasteknik.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-teknik-dial-gauge.html
6. http://www.kopi-ireng.com/2015/12/mikrometer-sekrup-jenis-pengertian-
dan.html
30