Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran standar.
Besaran standar adalah acuan/pedoman yang sudah disepakati bersama secara
internasional. Besaran standar tentunya memerlukan satuan satuan dasar. Agar
dapat digunakan maka besaran standar tersebut harus dapat didefinisikan secara
fisik, tidak berubah karena waktu, dan harus dapat digunakan sebagai alat
pembanding di seluruh dunia.
Sistem Satuan Dan Pengukuran

Dalam dunia perindustrian saat ini ada dua sistem pengukuranyang digunakan
yaitu sistem inci (English system).dan sistem metrik (Metrik System).

1). Sistem Inci (English system)

Sistem inci, secara garis besar berlandaskan pada satuan inci, pound dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa dan waktu. Pada umumnya sistem
ini digunakan di Inggris dan Amerika.

2). Sistem Metrik (Metrik System)

Sistem metrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan Perancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat.

Satu meter didefinisikan sebagai satuan panjang yang panjangnya adalah =


1.650.763,73 x panjang gelombang radiasi atom Krypton 86 dalam ruang
hampa. Sedangkan satu kilogram didefinisikan sebagai masa dari satu
decimetre kubik air distilasi pada kekentalan (density) maksimum yaitu pada
temperatur 4 derajat Celcius.Sebetulnya, kalau dikaji lebih jauh sistem metrik
ini mempunyai keuntungan dibandingkan sistem inci. Keuntungan
keuntungan tersebut antara lain:

1
a. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah, dan cepat
karena berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah
dipelajari.

b. Dunia industri dari negara negara industri sebagaian besar menggunakan


sistem metrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja
sama antara industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang
digunakan sama, (Ingat prinsip dasar industri untuk menghasilkan komponen
yang mempunyai sifat mampu tukar).

Pengukuran merupakan bagian yang sangat penting dan sangat diperlukan


pada proses pemesinan atau dalam pembuatan peralatan peralatan teknik,
diantaranya :

1. Pengukuran diperlukan untuk memberikan batas batas ukuran pada bahan


yang akan dipotong sebagai langkah awal dari proses pemesinan.

2. Pengukuran diperlukan untuk membentuk bahan sesuai rencana ukuran


berdasarkan gambar rancangannya.

3. Pengukuran diperlukan untuk merakit, menyesuaikan produk satu dengan


produk lainnya sesuai dengan fungsinya.

4. Pengukuran diperlukan untuk memeriksa dimensi suatu produk.

5. Pengukuran diperlukan untuk menentukan kebutuhan stok bahan sesuai


dengan jumlah order yang diperlukan.

Pengukuran diperlukan untuk pertimbangan antara lain,menentukan luas,


massa, kekuatan bahan, dan toleransi.

Untuk pengukuran di atas diperlukan alat alat ukur panjang atau linier, baik
alat ukur dasar, sedang, atau alat alat ukur presisi. Alat alat ukur panjang
tersebut yaitu :

2
1) Jangka sorong (vernier calliper)

2) Mistar geser ketinggian (Height Gauge)

3) Mikrometer luar (outside micrometer)

4) Jam ukur (dial indicator)

5) Busur Bilah (Bevel protractor)

1.2 Tujuan

1. Mampu menggunakan berbagai macam alat ukur


2. Mampu membaca skala hasil pengukuran.
3. Mampu mengetahui bagian bagian dari alat ukur dan fungsinya.
1.3 Manfaat
1. Mampu membaca dan memahami hal-hal yang terdapat dalam alat ukur yang
digunakan dan mampu membaca skala hasil pengukuran yang telah dilakukan.
2. Menambah dan melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan alat alat
ukur dengan ketelitian tertentu
3. Terampil dalam penggunaan berbagai macam alat ukur dalam pengukuran, sesuai
dengan standar yang telah ditentukan
4. Praktek Metrologi dan Kontrol Kualitas sangat menunjang mata perkuliahan yang
lain, misalnya matakuliah permesinan atau manufaktur.
1.4 Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan
laporan akhir ini

BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan
sistematika penulisan

BAB II TEORI

Berisi teori tentang alat alat ukur dengan ketelitian tertentu seperti:
jangka sorong, dial gauge, height gauge, bevel protractor dan mikro meter skrup
dan cara pengoperasian serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan alat ukur
tersebut.

3
BAB III HASIL DAN MENGANALISA PROSES PENGERJAAN

Berisi langkah-langkah proses pengukuran, cara atau langkah langkah


menggunakan alat ukur dan hasil pengukuran menggunakan alat ukur dengan
ketelitian tertentu yaitu: jangka sorong, dial gauge, height gauge, bevel protractor
dan mikro meter skrup

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi mengenai kesimpulan hasil analisa perhitungan dan hasil pengerjaan


serta saran-saran membangun yang diperlukan pada pelaksanaan praktek
Metrologi dan Kontrol Kualitas.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jangka Sorong

A. Pengertian jangka Sorong

Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang dapat


dipergunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian
hingga 0,1 mm. keuntungan penggunaan jangka sorong dapat
dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam
sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.

Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang


tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala
utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius (vernier) yang
terdapat pada rahang geser.

Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain


jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan
sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, dengan kata lain jarak 2
skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala
utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm = 0,01 cm atau
0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau
0,01 cm.

5
Gambar 2.1 : Jangka Sorong

B. Tujuan Penggunaan Jangka Sorong

1. Jangka sorong berfungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian


sampai 0,1 mm. (rahang tetap dan rahang geser bawah)

2. Rahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur
diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.

3. Tangkai ukur di bagian bawah berfungsi untuk mengukur kedalaman


seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.

C. Bagian Bagian Jangka Sorong

Gambar 2.2 : Bagian bagian jangka sorong

1. Rahang dalam

Rahang dalam berfungsi mengukur sisi bagian luar benda.

Terdiri atas rahang geser serta rahang tetap.

2. Rahang luar

Rahang luar berfungsi mengukur sisi bagian dalam benda.

Terdiri atas rahang geser serta rahang tetap.

3. Depth probe

Depth probe berfungsi mengukur kedalaman benda.

6
4. Skala Utama (cm)

Diskala utama jangka sorong, Terdapat angka nol - tujuh belas Cm,
dan pada bagian garis-garis yang pendeknya atau di sisinya yang
berjumlah empat stuanya adalah mm, serta garis kelima aau garis yang
lebih pendek dari (CM) dan lebih panjang dari MM) adalah meunjukan
setenghnya misalnya 1,5, 2,5, 3,5 DST. Sepuluh skala utama memiliki
panjang satu cm sehingga dua sekala utama yang berdekatan berukuran
0,1 cm atau sama dengan 1 mm.

5. Skala utama (dalam inchi)

Pada skala utama, angka 0 - 6 menunjukan skala dalam inchi sedangkan


garis - garis yang lebih pendeknya dalam fraksi.

6. Skala nonius (dalam 1/10 mm)

Pada jangka sorong di atas, untuk setiap garis skala menunjukan


1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala
nonius memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang
saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan demikian, perbedaan satu
skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm - 0,9 mm = 0, 1 mm
atau 0,01 cm.

Dengan melihat skala terkecil dari jangka sorong ini, maka ketelitian
dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil jangka sorong
tersebut, yaitu:

7. Skala Nonius (untuk inchi)

Menunjukan skala pengukuran fraksi dari inchi

8. Pengunci

7
Digunakan untuk menahan bagian - bagian yang bergerak ketika
pengukuran seperti rahang atau Depth probe

D. Cara Menggunakan Jangka Sorong


1) Awal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser,
pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa
untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol. Jika
tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
2) Langkah/ cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah
membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak
ada benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
3) Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi
benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Lalu tinggal
membaca skalanya

E. Contoh Perhitungan Jangka Sorong

Gambar 2.3 : Contoh Perhitungan Jangka Sorong

(a)= bagian-bagian jangka sorong


(b) = penunjukkan skala jangka sorong.

Perhitungan Jangka Sorong

8
Pada gambar di atas skala utama (Sku) adalah sebanyak 62 skala. Skala
nonius (Skn) 4 skala.
Panjang benda = Skala Utama . 1 mm + Skala Nonius. 0,1 mm
= 62 . 1 mm + 4 . 0,1
= 62 mm + 0,4 mm
= 62,4 mm

2.2 Mikro Meter

A. Pengertian Mikrometer

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda
dengan satuan ukur yang memiliki 0.01 mm. Satu mikrometer adalah
secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro untuk mengukur
ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari
kerendahan dan batang-batang slot.

Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi dari pengukuran,

Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada


aplikasi berikut :

1. Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang


kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.

2. Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis


tengah dari lubang suatu benda

3. Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk


mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.

Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme


sekrup titik nada. Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-
mikrometer adalah pemasukan satu tangkai menjadi bengkok yang terisi.
Secara normal, orang bisa menggunakan keuntungan mekanis sekrup
untuk menekan material, memberi satu pengukuran yang tidak akurat.

9
Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi searah keinginan
pada satu tenaga putaran tertentu

Gambar 2.4 : Mikrometer

B. Tujuan Penggunaan Mikrometer

Mikrometer berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter


dari benda-benda yang cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium,
diameter kabel, kawat, lebar kertas, dan masih banyak lagi. Penggunaan
mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah mengukur besaran panjang
dengan lebih presisi.

C. Bagian Bagian Mikrometer

Gambar 2.5 : Bagian Bagian Mikrometer

1. Poros Tetap yaitu poros di ujung yang tidak bergerak.

2. Poros Geser, poros yang bisa dierakkann ke depang dan kebelakang

10
3. Skala utama (salam satuan mm)

4. Skala Nonius atau Skala Putar

5. Pemutar, menggerakkan poros geser

6. Pengunci

7. Rachet, sama seperti poros geser tapi lebih kecil

8. Frame berbentuk U

D. Cara Menggunakan Mikrometer

Menggunakan mikrometer sekrup tidak sulit. Berikut 5 langkah


menggunakan alat ukur mikrometer sekrup

1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.

2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros tetap dan poros geser bertemu
skala dan skala nonius utama menunjukkan angka nol.

3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar ke arah kiri sampai benda


dapat masuk ke dalam rahang.

4. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros geser lalu tutup kembali
rahang hingga tepat menjepit benda.

5. Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa bergerak lagi. Dengarkan bunyi
klik yang muncul.

E. Contoh Perhitungan Mikrometer

11
Gambar 2.6 : Contoh Perhitungan Mikrometer

Gambar Mikrometer Sekrup di atas terlihat bahwa penunjukkan Skala


Utama = 9, dan Skala Nonius = 43

Panjang benda = (sku . 0,5 + skn . 0,01) mm.

= (9 . 0,5 + 43 . 0,01) mm

= (4,5 + 0,43) mm

= 4,93 mm

2.3 Dial Gauge

A. Pengertian Dial Gauge

Dial Gauge atau ada yang menyebutnya dial indicator adalah alat
ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat
kecil dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan
kesejajaran. Konstruksi sebuah alat dial indikator seperti terlihat pada
gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang di lengkapi dengan
alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga, penjepit, dan
baut penjepit.

12
Gambar 2.7 : Dial Gauge

B. Tujuan Penggunaan Dial Gauge

Secara umum, fungsi dial indikator adalah untuk mengukur


kerataan permukaan bidang datar, kebulatan sebuah poros, mengukur
kerataan permukaan dan mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder

C. Bagian Bagian Dial Gauge

Gambar 2.8 : Bagian Bagian Dial Indikator

Fungsi dari masing masing bagian :

13
1. Jarum panjangJarum panjang ini akan langsung bergerak apabila
bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai
pergerakan dari jarumpanjang tersebut tergantung dari beberapa nilai
dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial gauge skala 0,01 mm, apabila
jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm

Skala untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang
artinya posisi angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada
posisi mana yang kita kehendaki pada saat proses pengukuran benda
kerja.

2. Jarum pendekjarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum


panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu
putaran).misal : nilai pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah
0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala 0,01 mm)

Jadi, jika jaruM pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 =


10 mm.

3. Batas toleransiBatas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser
kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat
batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses
pengukuran benda kerja.

4. Bidang sentuh dengan benda kerjaBagian ini akan bergerak naik atau
turun apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda
kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut.

D. Cara menggunakan Dial Indikator

berikut ini adalah langkah-langkahnya:

1. Pasang contact point pada dial indikator

2. Kemudian pasang dial indicator pada standnya

14
3. Tempelkan contact point pada objek atau benda kerja yang akan diukur

4. Kendorkan screw pengikat pada skala dan posisikan angka nol sejajar
dengan jarum penunjuk. Kemudian kencangkan kembali screw
pengikat

5. Gerakkan benda kerja sesuai dengan kebutuhan

6. Dan terakhir baca nilai penyimpangan jarum penunjuk pada skala

E. Contoh Perhitungan Dial Indikator

Gambar 2.9 : Contoh Perhitungan Dial Indikator

Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6
strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil
pengukurannya adalah3,06 mm.

Pengukuran ini diperoleh dari : skala pada jarum panjang dibaca :

6 x 0,01 mm = 0,06 mm

skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm

maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

2.4 High Gauge

A. Pengertian High Gauge

15
Height gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi
mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk
memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai
acuan dalam proses permesinan. Jenis yang pertama sering digunakan pada
dokter operasi untuk menemukan tinggi seseorang. Height gauge memiliki
dua buah kolom berulir dimana kepala pengukur bergerak naik turun
akibat putaran ulir kasar dan halus yang digerakkan oleh pengukur

Gambar 2.10 : High Gauge

B. Tujuan Penggunaan High Gauge

Mistar geser ketinggian/ Height Gauge berfungsi untuk :


1. Mengukur tinggi dari obyek ukur/ speciment secara langsung
2. Mengukur perbedaan ketinggian dari dua permukaan atau lebih pada
benda kerja yang bertingkat. ( Tinggi relatif suatu bidang dengan
bidang yang lain )
3. Membuat garis gores yang sejajar dengan bidang referensi atau
permukaan meja rata/ surface table. Hal ini biasanya digunakan ketika
me-lay out benda kerja sebelum dikerjakan dengan perkakas tangan.
4. Dapat dilengkapi dengan bevel protactor untuk mengukur sudut/
kemiringan bidang.
5. Dapat dilengkapi dengan Dial Test Indicator untuk mengukur tinggi
absolute dan tinggi relative dengan ketelitian yang sangat tinggi
C. Bagian Bagian High Gauge

16
Gambar 2.11 : Bagian Bagian High Gauge

1. Landasan

2. Sensor

3. Klem

4. Penyetel / pengatur

5. Mur pengunci

6. Besaran meter

7. Besaran inchi

D. Cara Menggunakan High Gauge

Cara menggunakan High gauge :

1. Bersihkan terlebih dahulu meja perata menggunakan kain/gombal bila


perlu ditambahkan pelumas
2. Letakkan benda kerja diatas meja perata
3. Kendorkan dulu baut pengikat kemudian Atur skala utama pada Height
Gauge

17
4. Letakkan ujung Height Gauge
diatas benda kerja
5. Kunci baut pengikat,kemudian
bacalah ukurannya.
E. Contoh Perhitungan menggunakan High
Gauge

Gambar 2.12 : Contoh Perhitungan High Gauge

Penyelesaiannya adalah =

Skala Utama + Skala Nonius

58 mm + (5 . 0,1)

58 mm + 0,5 mm = 58,5 mm

2.5 Bevel Protractor

A. Pengertian Bevel Protractor

18
Bevel protractor adalah busur yang mempunyai lengan yang dapat
digerak gerakkan bisa digunakan untuk mengukur sudut dalam dan sudut
luar dari benda kerja.

Gambar 2.13: bevel protractor


B. Tujuan Penggunaan Bevel Protector
Tujuan Bevel Proktektor adalah Alat ukur ini digunakan untuk
mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja dan untuk membantu
pekerjaan melukis dan menandai

C. Bagian bagian Bevel Protektor

Gamabr 2.14 : bagian bagian dial gauge


1. Swivel plate

19
2. Dial
3. Main scale
4. Vernier scale
5. Beam
6. Blade
D. Cara menggunakan bevel protector
1. Bersihkan permukaan baja busur bilah dan benda ukur dari kotoran.
Aturlah kedudukan bilah utama dengan memakai kunci bilah
2. Rapatkan atau sejajarkan bidang busur bilah dengan bidang dari sudut
yang diukur
3. Jika keadaan ini tidak terpenuhi, maka kemungkinan harga yang
dicapai lebih kecil
4. Untuk pengukuran benda yang besar, kunci piringan indeks dapat
dikendorkan, geserkan busur bilah menuju permukaan yang menyudut
sampai bilah utama berputar dan berimpit dengan permukaan tersebut
5. Kunci piringan indeks dan bacalah sudut yang didapat
6. Hasil di baca dengan satuan derajat (0) dan menit
7. Catat hasil pengukuran

E. Contoh perhitungan menggunakan bevel protector

Gambar 2.15 contoh perhitungan bevel protector


Sebagai contoh lihat Gambar 2.15. di bawah ini. Gambar tersebut
menunjukkan ukuran sudut sebesar 50 55 (lima puluh derajat lima puluh

20
lima menit). Garis nol skala nonius berada di antara 50 dan 60 dari skala
utama, tepatnya antara garis ke 50 dan 51. Ini berarti penunjukkan skala
utama sekitar 50 derajat lebih. Kelebihan ini dapat kita baca besarnya
dengan melihat garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis
skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55 dari skala
nonius. Ini berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di
sebelah kiri garis nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan
pembacaannya adalah 50 derajat ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit
(50 55).

21
BAB III
HASIL DAN MENGANALISA PROSES PENGERJAAN

22
23
24
25
26
27
28
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Praktek Metrologi dan Kontrol Kualitas adalah salah satu praktek


pengukuran benda hasil pengerjaan manufaktur, contohnya mengukur
kerataan, ketinggian, ketebalan dan sudut sudut dengan menggunakan alat
dengan ketelitian tertentu.. Macam macam alat pengukuran dengan
ketelitian tertentu contohnya adalah jangka sorong, dial gauge, height gauge,
bevel protractor dan mikro meter skrup.

Ada bebrapa hal yang perlu di perhatikan saat praktek :

1. Berhati hatilah ketika melakukan pengukuran, jangan sampai alat ukur


rusak.
2. Gunakan alat ukur dengan benar supaya hasil pengukuran bisa presisi.
3. Setelah melakukan pengukuran, catat hasil pengukuran dan konsultasikan
dengan dosen pembimbing.
4. Setelah praktek selesai, simpan alat ukur dengan benar.
5. Dan yang paling penting baca jobsheet dulu sebelum melakukan praktek,
pahami dan di mengerti
4.2 Saran
Demikianlah penjelasan serta pandangan yang dapat kami sampaikan
mengenai materi yang menjadi bahasan dalam laporan akhir semester ini,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan disebabkan
kerena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau juga mungkin
referensi yang penulis peroleh. Diharapkan dengan makalah ini, Penulis
banyak berharap kepada para pembaca yang budiman dapat memberikan
kritik maupun saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya
pada diri penulis sendiri

DAFTAR PUSTAKA

29
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Height_gauge
2. http://ilmuteknik.com/teknik-mesin/bevel-protractor.html/
3. http://sjitok.blogspot.co.id/2014/01/makalah-metrologi-pengendalian-
kualitas.html
4. http://www.kopi-ireng.com/2015/11/pengertian-jangka-sorong-dan-
fungsinya.html
5. http://kelasteknik.blogspot.co.id/2011/01/alat-ukur-teknik-dial-gauge.html
6. http://www.kopi-ireng.com/2015/12/mikrometer-sekrup-jenis-pengertian-
dan.html

30

Anda mungkin juga menyukai