Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Liek Wilardjo
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW
Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711
INTISARI
Ditunjukkan bahwa eigennilai Hamiltonan Penggetar Selaras
Linear (Linear Harmonic Oscillator) ialah
1. PENGANTAR
Dalam Mikroelektronika dipakai untai terangkun yang disebut IC (integrated
circuit). Untai terangkun itu berupa cebis renik (microchip) yang disusun dari
gerbang-gerbang logika dengan arsitektur tertentu, sehingga sistem itu dapat
melakukan fungsi yang sesuai dengan rancangannya. Dalam rangkunan berskala
sangat besar (VLSI), cebis berukuran satu inci persegi dapat memuat ratusan ribu
gerbang. Komponen utama dari gerbang itu berupa peranti (device) yang disebut
transistor efek medan semipenghantar-oksida logam (TEMSOL) atau MOSFET
(Metal-Oxide Semiconductor Field Effect Transistor). Berfungsinya TEMSOL
ditentukan oleh sifat-sifat bahan-bahan penyusunnya dan perlakuan yang dikenakan
pada bahan-bahan itu. Ini semua ditelaah dalam Fisika yang didasarkan pada
Mekanika Kuantum.
99
Techn Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 2 Oktober 2011 Hal 99 108
2. ASAS KETAKPASTIAN
Salah satu asas yang paling penting dalam Mekanika Kuantum ialah Asas
Ketakpastian. Asas ini menyatakan bahwa pasangan amatan sekawan (conjugate
observables) tidak dapat kedua-duanya ditentukan dengan pasti. Pasangan amatan,
misalnya P dan Q, disebut sekawan kalau komutatornya memenuhi persamaan
[ Pi .Q j ] = i h ij I ............ (1)
[P, Q] = PQ - QP
= ih (Q ) Q (ih )
Q Q
= ih ( + Q ) + ih Q )
Q Q
= i h = i h I .
[Pk , Ql] = i kl I .
Dapat juga komutator itu diperoleh dari kurung Poissonnya, via Asas
Kebersesuaian (Correspondence Principle) Bohr.
p q 1 h ............ (2)
2
100
ASAS KETAKPASTIAN HEISENBERG : KEPANGGAHANNYA DENGAN
PENGGETAR SELARAS RATAH
Liek Wilardjo
[H k Tl ] = ih kl I ............ (3)
101
Techn Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 2 Oktober 2011 Hal 99 108
Penggetar Selaras Linear memberikan tenaga keadaan dasar (ground state energy)
yang sama dengan yang diperoleh dengan menyelesaikan persamaan Schroedinger.
Cara untuk meyakinkan kebenaran asas ketakpastian Heisenberg ini sesuai untuk
diberikan kepada pemula dalam Mekanika Kuantum, yakni para mahasiswa semester
kedua dalam program S1, sebab mereka sudah cukup akrab dengan penggarapan soal
penggetar selaras linear secara klasik. Pemanfaatan keakraban dengan Fisika Klasik,
khususnya tentang gelombang tegak (standing wave) juga dipakai untuk
mendapatkan aras-aras tenaga (energy levels) atom Hidrogen, tanpa harus menerima
postulat Bohr tentang pencatuan (kuantisasi) pusa sudut (angular momentum)nya,
yang dalam teori Bohr itu terasa sebagai ketentuan yang ditambahkan secara ad hoc
(Wilardjo, 2001).
102
ASAS KETAKPASTIAN HEISENBERG : KEPANGGAHANNYA DENGAN
PENGGETAR SELARAS RATAH
Liek Wilardjo
V = 1 k x2
2
yang dengan (9) menjadi
V = 1 m 2 x 2 ............ (11)
2
sehingga tenaga totalnya
E = p 2 / 2 m + 1 m 2 x 2 ............ (12)
2
Tenaga total atau Hamiltonan klasik ini diungkapkan dalam Mekanika Kuantum
sebagai pengandar Hamilton:
H = P 2 / 2 m + 1 m 2 X 2 ............ (13)
2
Eigennilai H tidak negatif, sebab dalam suatu eigenkeadaan n
E n = H = 1 P 2 + 1 m 2 X 2 0
2m 2
[H, P ] = 21m [P 2 , P ]+ 12 m 2 [X 2 , P ]
= 0 + 1 m 2 ( X 2 P XPX + XPX PX 2 )
2
= 1 m 2 ( X 2 P XPX + XPX PX 2 )
2
= 1 m 2 ( X [ X, P ] + [ X, P ] X )
2
= 1 m 2 2 X [ X, P ]
2
103
Techn Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 2 Oktober 2011 Hal 99 108
Jadi,
[H, P] = ihm2X.
Dengan cara yang sama dan memakai (1) lagi, kita dapatkan:
[H, X] = (ih/m)P.
Maka,
= ihm2 X im (ih/m)P
= ihm2 X h P
= h (P im X) .......... (14)
= h (P im X] n + (P imX)En n ,
= (En h) (P im X) n .
H( P imX) 0 = (E0 h) (P im X) 0
Maka (P + im X) (P im X) 0 = 0
(P2 + im XP im PX + m2 2 X 2 ) 0 = 0
104
ASAS KETAKPASTIAN HEISENBERG : KEPANGGAHANNYA DENGAN
PENGGETAR SELARAS RATAH
Liek Wilardjo
[2mH + im (ihI)] 0 = 0
(2mH mhI) 0 = 0
(2H hI) 0 = 0
2H 0 = hI 0 = h 0 ,
sehingga
H 0 = 1 h 0 = E00
2
Karena En = E0 + nh , maka
En = (n + 1 )h .......... (16)
2
dengan n = 0, 1, 2, ..........
kata lain, En ialah aras tenaga ke-n dari penggetar selaras linear, sedang E0 = 1 h
2
ialah aras tenaganya yang paling rendah, yang juga disebut tenaga keadaan dasar.
Bahwa tenaga keadaan dasar itu 1 h, dan bukan 0, panggah (konsisten) dengan
2
asas ketakpastian Heisenberg, sebab kalau nol, maka pusanya juga nol, berarti tidak
bergerak, alias posisinya tertentu dan tidak berubah-ubah. Tetapi kalau pusa dan
posisinya (kedua-keduanya) pasti, ini melanggar asas ketakpastian Heisenberg.
Dengan argumen "reductio ad absurdum" ini sudah kita tunjukkan bahwa persamaan
(16) konsisten dengan persamaan (2).
105
Techn Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 2 Oktober 2011 Hal 99 108
Untuk penggetar selaras linear klasik persamaan (8) memberikan posisi di saat t,
yakni
x = A sint .
1T
x 2 = A 2 sin 2 t d t
T
0
2 1
T
=A 2 (1 cos 2 t ) d t
1
T
0
T
1
= A 2 2T t sin 2 t
2 0
= A 2 2T (T 0)
= 1 A2
2
p 2 = m 2 A 2 2 cos 2 t ,
1T
p 2 = m 2 A 2 2 ( 2
cos t dt )
T0
1 m 2 A 2 2 .
2
Tenaga total = tenaga gerak + tenaga potensial. Di saat simpangan penggetar itu
maksimum (xm = A), tenaga geraknya nol, sehingga tenaga total = tenaga
x 2 = E m 2
dan p 2 = E m , sehingga
106
ASAS KETAKPASTIAN HEISENBERG : KEPANGGAHANNYA DENGAN
PENGGETAR SELARAS RATAH
Liek Wilardjo
x2 ( ) (
p 2 = E m 2 ( E m ) = E 2 2 )
Untuk getaran kecil, ruas kiri dapat ditafsirkan sebagai (x)2 (p)2 . Maka
x p = E 2 2 = E
x p 1 h ,
2
x p = 1 h = E 0 .
2
E0 = 1 h
2
5. SIMPULAN
Asas ketakpastian Heisenberg dijelaskan artinya tetapi hanya diberikan ungkapan
matematisnya, tanpa penurunan. Dengan menggunakan pengandar pusa P, pengandar
posisi X, dan pengandar Hamilton H serta hubungan mereka, diperoleh aras-aras
tenaga penggetar selaras linear, termasuk aras tenaganya yang paling rendah, yakni
107
Techn Jurnal Ilmiah Elektroteknika Vol. 10 No. 2 Oktober 2011 Hal 99 108
ACUAN
1. Powell, John L. & Bernd Craseman:Quantum Mechanics, Addison-Wesley,
Reading (Mass.), 1961, p.72-73
3. Young, Hugh D. & Robert A. Freedman: University Physics, 12th ed., Addison-
Wesley, San Francisco, 2007, Chapters 40 & 41
108