Anda di halaman 1dari 9

CHAPTER 8:

HUBUNGAN INFLASI, TINGKAT BUNGA DAN KURS VALAS.

a. Purchasing Power Parity Teory (PPP Theory)

Pengaruh tingkat inflasi terhadap kurs valas dapat diperjelaskan berdasarkan teori
Purchasing Power Parity atau Paritas Daya Beli atau Keseimbangan/ Kesamaan Daya
Beli. Diperkenalkan oleh Gustav Cassel pada Perang Dunia II. Penjelasan teori ini
berdasarkan pada LOW OF ONE PRICE/LOP dikenal dengan teori PPP ABSOLUT.
Kurs Valas berdasarkan teori PPP Absolut tidak sesuai dengan kurs valas yang ditetapkan
pemerintah. Karena akan terjadi Overvaluation dan Undervaluation.

TEORI PPP RELATIF


Menyatakan bahwa harga suatu produk yang sama akan tetap berbeda karena
ketidaksempurnaan pasar yang disebabkan oleh factor biaya transport, tarif dan kuota.
Menurut teori PPP Relatif, kurs valas / forex rate akan berubah untuk mempertahankan
purchasing power/kekuatan daya beli. Perubahan kurs valas/forex rate dapat dihitung
sebagai berikut :

Misalkan :
Price Index Home Country = Ph
Inflation Rate Home Country = Ih
Price Index Foreign Country = Pf
Inflation Rate Foreign Country = If
Persentase (%) perubahan kurs valas = ef

Dengan demikian jika ada inflasi, harga barang dimasing2 negara menjadi
Price Home Country = Ph (1 + ih)
Price Foreign Country = Pf (1 + if) (1 + ef)

Berdasarkan Law of One Price maka :


New Price Index Foreign Country = New Price Index Home Country
Pf = Ph ef = 1 + ih / 1 + if - 1
Rumus/ formula ini menunjukan bagaimana hubungan antara tingkat inflasi dikedua
Negara dengan kurs valas berdasarkan teori PPP. Dari rumusan diatas dapat disimpulkan:
- Jika ih > if maka ef > 0 (Positif), sehingga kurs valas/forex rate Apresiasi
- Jika ih < if maka ef < 0 (Negatif), sehingga kurs valas/forex rate Depresiasi

b. Interest Rate Parity Theory (IRP Theory)


Adalah salah satu teori yang paling dikenal dalam keuangan internasional yang
menerangkan bagaimana hubungan bursa valas (forex market) dengan pasar uang
internasional (International money market). Berdasarkan teori IRP akan dapat
ditentukan/diperkirakan berapa perubahan kurs forward rate (FR) dibandingkan dengan
spot rate (SR) bila terdapat perubahan tingkat bunga, misalnya antara home country
dengan foreign country.
Menurut IRP, besarnya perubahan FR terhadap SR ditentukan oleh besarnya forwad rate
premium arau discount yang timbul sebagai akibat dari perbedaan tingkat bunga antara
home dan foreign country. Dengan demikian pemilik dana akan menentukan dalam mata
uang atau valas mana dananya akan diinvestasikan. Hubungan antara forward
premium/discount dari suatu valas atau forex dan tingkat bunga dar pasar uang, menurut
teori IRP dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :
An = jumlah uang dalam negeri yang akan diterima pada akhir periode suatu
investasi/deposito
Ah = jumlah uang dalam negeri yang diinvestasikan atau didepositokan
If = interest rateau tingkat bunga foreign deposit
SR = Spot Rate
FR = Forward rate
Karena besarnya FR = SR (1 + p), atau p = FR/SR -1, dimana p = Forward rate premium
atau discount, rumus dapat ditulis sebagai berikut:

Jadi
ROR atau Rate of Return yang akan diperoleh dari investasi atau deposito yang dilakukan
diluar negeri (rf) adalah sebesar :

Jadi
Secara teoritis, seorang investor akan menginvestasikan dana adalam valas apabila ROR
dari luar (rf) minimal sama atau lebih tinggi dari tingkat bunga dalam negeri atau home
country interest rate (ih) atau dengan kata lain: rf = ih. Rumus menjadi:

Dari rumusan perhitungan forward premium/discount diatas, dapat disimpulkan sebagai


berikut:
- Bila ih > if maka akan siperoleh p > 0 atau positif ; berarti forward rate premium
dan FR > SR
- Bila ih < if maka akan siperoleh p < 0 atau negatif ; berarti forward rate discount
dan FR < SR

c. Dengan demikian, dengan memperhatikan perbedaan tingkat bunga antara 2 negara,


seorang investor akan dapat menentukan dalam mata uang apa sebaiknya dananya akan
diinvestasikan

d. International Fisher Effect Teori (IFE Theory)


Diciptakan oleh seorang ekonom yg bernama Irving Fisher dan ia menyatakan : Tingkat
bungan nominal (i) disetiap negara akan. Sama dengan Real Rate Return (r) ditambah
dengan tingkat inflasi yang diharapkan yaitu : I = r + I
Menurut teori ini, tingkat bunga di 2 negara berbeda dapat terjadi karena adanya
perbedaan tingkat inflasi yang diharapkan. Teori IFE hampir sama dengan teori IRP
yang menggunakan perbedaan tingkat bunga untuk menerangkan mengapa terjadi
perubahan kurs valas. Teori IFE berkaitan erat dengan teori PPP karena tingkat bunga
erat kaitannya dengan tingkat inflasi. Dapat dikatakan bahwa perbedaan tingkat bunga
yang terjadi antara beberapa negara dapat disebabkan oleh perbedaan tingkat inflasi.
Teori IFE mempelajari tentang hubungan antara persentase (%) perubahan SR dengan
perbedaan tingkat bunga (i) pasar uang di berbagai negara. IFE Theory menyatakan :
SR akan berubah dengan persentase (%) yang sama tetapi berlawanan dengan perbedaan
atau selisih tingkat bunga antara 2 (dua) negara
Rumus : SR2 SR1 / SR1 x 100 = I ($) I (Y)
Selanjutnya menurut teori ini actual or Effective Return (r) dari investasi pada surat
berharga di pasar luar negeri. Tergantung pada :
a. Foreign Interest (if)
b. persentase perubahan nilai forex (ef)
Dengan demikian : efektive return dipasar uang atau bank luar negeri dirumuskan sebagai
berikut :
r = (1 + if) (1 + ef) 1
karena r = ih maka (1 + if) (1 + ef) 1 = ih
jadi : ef = (1 + ih) / (1 + if) 1
Dapat disimpulkan :
Bila ih > if makan ef > 0 (Positif) sehingga forex akan apresiasi, apresiasi forex
akan menaikan foreign return (hasil penerimaan investor home country) diluar
negeri.
Sebaliknya, Bila ih < if makan ef < 0 (Negatif) sehingga forex akan Depresiasi,
Depresiasi ini akan menurunkan foreign return (hasil penerimaan investor home
country) dari investasi diluar negeri.

e. International Parity Condition / Kondisi Keseimbangan Internasional


Sejak berlakunya floating rate system tidak satupun dari 3 teori keuangan internasional
(IRP, PPP, IFE) yang digunakan untuk meramalkan kurs valas untuk setiap kondisi.
Untuk meramalkan kurs valas tersebut tetap terdapat sauatu dasar hubungan ekonomi
tertentu. Dari analisis parity condition dapat dikemukakan beberapa catatan penting yang
perlu diperhatikan oleh para investor ataupun pedagang valas yang ingin memperoleh
keuntungan dari investasi jangka pendeknya, yaitu :
1. Berusaha untuk melakukan investasi atau memiliki piutang dalam valas / forex yang
tingkat bunganya relative tinggi dan cenderung akan apresiasi.
2. Sebaliknya, meminjam atau memiliki utang dalam valas atau forex yang tingkat
bunganya relative rendah dan cenderung akan depresiasi.

Bab 9 Forecasting Exchange Rates


1 Why Firms Forecast Exchange Rates
Fungsi perusahaan berikut biasanya memerlukan perkiraan nilai tukar:
Keputusan lindung nilai. Mnc terus-menerus menghadapi keputusan apakah akan
melakukan lindung nilai atas hutang dan piutang masa depan dalam mata uang asing.
Apakah lindung nilai perusahaan dapat ditentukan oleh perkiraan nilai mata uang asing.
Mnc dapat memutuskan untuk tidak melakukan lindung nilai. Peramalan
memungkinkan perusahaan membuat keputusan yang akan meningkatkan arus kasnya.
Keputusan investasi jangka pendek. Korporasi terkadang memiliki sejumlah besar
kelebihan uang tunai yang tersedia untuk jangka waktu singkat. Deposito besar bisa
dibuat dalam beberapa mata uang. Mata uang ideal untuk deposito akan (1)
menunjukkan tingkat suku bunga yang tinggi dan (2) menguatkan nilai selama periode
investasi.
Keputusan penganggaran modal. Ketika orang tua mnc menilai apakah akan
menginvestasikan dana dalam proyek asing, perusahaan memperhitungkan bahwa
proyek tersebut secara berkala dapat meminta pertukaran mata uang. Analisis
penganggaran modal dapat diselesaikan hanya jika semua perkiraan arus kas diukur
dalam mata uang lokal orang tua.
Penilaian penghasilan. Keputusan orang tua tentang apakah anak perusahaan asing
harus menginvestasikan kembali pendapatan di negara asing atau mengirimkan kembali
pendapatan kepada orang tua mungkin dipengaruhi oleh perkiraan nilai tukar.jika mata
uang asing yang kuat diperkirakan melemah pada mata uang orang tua, orang tua
mungkin lebih memilih untuk mempercepat pengiriman uang muka anak perusahaan
sebelum mata uang asing melemah. Perkiraan tingkat suku bunga juga berguna untuk
meramalkan pendapatan mnc. Ketika penghasilan mnc dilaporkan, pendapatan anak
perusahaan dikonsolidasikan dan diterjemahkan ke dalam mata uang yang mewakili
negara asal induk perusahaan induk.
Keputusan pembiayaan jangka panjang. Mnc yang menerbitkan obligasi untuk
mengamankan dana jangka panjang dapat mempertimbangkan untuk mencantumkan
obligasi dalam mata uang asing. Mereka lebih suka bahwa mata uang dipinjam
terdepresiasi dari waktu ke waktu terhadap mata uang yang mereka terima dari
penjualan. Untuk memperkirakan biaya penerbitan obligasi dalam mata uang asing,
perkiraan nilai tukar wajib dilakukan.
1 Teknik Peramalan
Berbagai metode untuk peramalan nilai tukar dapat dikategorikan ke dalam empat
kelompok umum, yaitu:
Peramalan Teknis
Peramalan ini menggunakan data tingkat kurs historis dan kadang kala
peramalan dilakukan hanya dengan pengamatan data tanpa menggunakan
perhitungan statistik. Namun tidak jarang pula perhitungan statistik disertakan dalam
peramalan. Selain itu, juga ada beberapa model time series yang digunakan untuk
pengujian move average sehingga para peramal dapat melakukan interpretasi yang
didasarkan pada pengujian tersebut. Tentu saja cara pengujian ini tidak
dipublikasikan seara luas guna mencegah pembajakan terhadap cara perhitungan
tersebut. Jika data historis yang ada menampakkan pola yang random, maka
peramalan teknis ini kurang begitu tepat untuk diterapkan.
Peramalan Fundamental
Peramalan ini didasarkan pada hubungan fundamental antara variabel
ekonomi dan tingkat kurs. Dengan pemberian nilai tertentu pada variabel-variabel
tadi, maka perusahaan dapat mengembangkan proyeksi tingkat kurs di masa yang
akan datang. Peramalan dilakukan dengan cara memberikan penilaian subjektif pada
tingkat dimana pergerakan variabel ekonomi secara umum akan mempengaruhi
tingkat kurs. Dari perspektif statistikal, peramalan dilakukan berdasar pada ukuran
kuantitatif pengaruh variabel ekonomi pada tingkat kurs.
Sebenarnya fokus yang akan dijelaskan di sini adalah dua dari banyak faktor
yang mempengaruhi nilai mata uang. Namun, sebelumnya kita asumsikan bahwa
materi yang akan di bahas adalah peramalan perubahan persentase tingkat kurs,
pound Inggris terhadap dolar Amerika pada kuartal yang akan datang. Dan untuk
lebih mudahnya , diasumsikan bahwa peramalan terhadap nilai pound hanya
dipengaruhi oleh dua faktor:
Inflasi di Amerika Serikat relatif terhadap inflasi di Inggris. Perubahan
pendapatan di Amerika Serikat relatif terhadap pertumbuhan pendapatan di Inggris.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan bagaimana pengaruh kedua
variabel ini terhadap nilai pound berdasarkan pada data historis yang dapat dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi. Pertama-tama dilakukan pengumpulan data
kuartalan inflasi dan tingkat pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dan
Inggris. Variabel dependennya adalah perubahan persentase kuartalan pada nilai
pound (di singkat BP), sedangkan variabel independennya dapat ditetapkan sebagai
berikut:
Perubahan persentase perbedaan inflasi di masa lampau (tingkat inflasi
Amerika Serikat dikurangi tingkat inflasi Inggris), disingkat menjadi INF.
Perubahan persentase perbedaan pertumbuhan pendapatan di masa lampau
(pertumbuhan pendapatan di Amerika Serikat dikurangi pertumbuhan pendapatan di
Inggris).
Dengan demikian dapat diperoleh persamaan regresinya sebagai berikut:
BP = b + b INF + b PDT + E
Dimana b merupakan konstanta, b mengukur sensitivitas pengaruh
perubahan INF pada BP, b mengukaur sensitivitas pengaruh perubahan PDT
terhadap BP, dan E mewakili error.
Untuk lebih memeperjelas, maka kita beri nilai pada koefisien regresi di atas
sebagai berikut: b = 0,02, b = 0,8, dan b = 1,0. Dan untuk melakukan peramalan
kita asumsikan bahwa INF sebesar 4% dan PDT sebesar 2%. Dengan demikian, hasil
persamaan regresinya dapat kita cari sebagai berikut:
BP = b + b INF + b PDT
= 0,02 + 0,8 (4%) + 1,0(2%)
= 5,4%
Dari hasil tersebut dapat di interpretasikan bahwa nilai pound akan
mengalami apresiasi sebesar 5,4% pada kuartal yang akan datang.
Model diatas dengan dua faktor yang di analisis merupakan model yang
sederhana. Bila lebih dari dua faktor, maka kita gunakan model full blown
regression yang dapat di tuliskan persamaannya sebagai berikut:
BP=b+bx+bx+.bn xn + E
Dalam penggunaan model regresi untuk melakukan peramalan berbasis pada
data historis, kadang kala ada beberapa faktor yang memiliki pengaruh cukup kuat
pada perubahan yang tidak dapat diidentifikasi. Bila hal ini tidak diantisipasi maka
hasil peramalan akan menjadi tidak akurat. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
dilakukuan peramalan guna mengetahui berapa besarnya pengaruh dari faktor-faktor
yang tidak dapat diidentifikasi tersebut. Peramalan ini lebih dikenal dengan analisis
sensitivitas yang dapat dituliskan model persamaannya sebagai berikut:
et = ao + a1 INFt + a2 INFt-1 +
keterangan :
et = perubahan persentase kurs selama peride-t
a0,a1,a2 = koefisien regresi
INFt = diferensial suku bunga riil pada periode-t
INFt-1 = diferensial inflasi pada periode t-1
Keterbatasan peramalan fundamental
Peramalan fundamental memiliki empat keterbatasan :
Ketidakpastian pengaruh suatu faktor pada waktu tertentu.
Diperlukannya peramalan untuk faktor-faktor yang memiliki pengaruh
langsung, pada nilai kurs.
Tidak semua faktor yang relevan dimasukkan dalam model.
Adanya perubahan sensitivitas pergerakan mata uang sepanjang waktu, hal ini
disebabkan karena tidak ada satupun yang konstan di pasar sepanjang waktu selain
perubahan itu sendiri, sehingga nilai-nilai koefisien di dalam model regresi akan
selalu berubah.
Dalam peramalan fundamental bisa juga digunakan teori paritas daya beli
(PPP). Namun pada kenyataannya, penggunaan teori PPP ini tetap tidak dapat
menghasilkan peramalan yang akurat dengan alasan sebagai berikut: (1)
Ketidakpastian pengaruh fluktuasi inflasi pada pola perdagangan, demikian juga pada
tingkat bunga, (2) data ynag digunakan untuk mengukur harga relative pada dua
Negara tidak akurat, (3) hambatan perdagangan dapat mengganggu pola
perdagangan, (4) faktor lain seperti perbedaan tingkat bunga antar negara juga
mempengaruhi tingkat inflasi. Alasan-alasan ini membuktikan bahwa perbedaan
inflasi semata tidaklah cukup untuk melakukan peramalan. Namun, perbedaan inflasi
tetap merupakan satu faktor yang penting guna melakukan peramalan.
Peramalan Metode Market-based
Metode ini menggunakan indikator-indikator pasar yang biasanya didasarkan
pada (1)kurs spot atau (2) kurs forward. Alasan mengapa kurs spot digunakan
sebagai dasar peramalan market-based dapat dijelaskan dengan contoh sebagai
berikut. Bila di-asumsikan bahwa poundsterling akan mengalami apresiasi terhadap
dolar, maka hal ini dapat mendorong spekulator untuk membeli pound dengan dolar,
dan dengan demikian akan mempercepat apresiasi. Demikian pula sebaliknya, bila
pounds akan mengalami depresiasi terhadap dolar, maka spekulator akan menjual
pound untuk ditukar dolar dengan harapan pound akan dapat dibeli kembali dengan
harga yang lebih rendah nantinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai pound dipasar
saat ini mencerminkan nilai di masa yang akan datang. Dengan mengamati spot rate
ini, maka perusahaan dapat melakukan peramalan nilai mata uang di masa yang akan
datang.

Mixed Forecasting
Mixed forecasting dapat dilakukan bila masing-masing teknik peramalan
memiliki tingkat superioritas yang sama. Cara melakukan mixed forecast ini adalah
dengan menimbang hasil proyeksi masing-masing teknik dengan total timbangan
lebih tinggi. Dan MNC dapat mengukur ketidakpastian dengan mengukur kisaran
hasil peramalan teknik-teknik yang digunakan.

Seperti disebutkan sebelumnya, beberapa faktor menunjukkan dampak langsung pada


nilai tukar - beberapa faktor yang patut menjadi pertimbangan dalam proses peramalan mendasar
tidak dapat dengan mudah memenuhi syarat - koefisien berasal dari analisis regresi tidak akan
selalu tetap konstan dari waktu ke waktu. Batasan peramalan fundamental telah dibahas untuk
menekankan bahwa bahkan teknik peramalan yang paling canggih (fundamental atau sebaliknya)
tidak bisa menyediakan konsisten akurat perkiraan

Anda mungkin juga menyukai