Anda di halaman 1dari 26

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia sia jika
tidak menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan
bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan
atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan,
perawat harus memperhatikan nilai nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat
menerima.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang
diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi
untuk memutuskan hal hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang
melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia
belum ada lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di
rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap imbalan atas
jasa yang diberikan.
Pengalaman belajar klinik me mberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada keluarga yang
mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan
keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan.
B. Tujuan.
1. Tujuan umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai tugas dan
perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mmpu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan maslaha
kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
BAB 2
TINJAUAN TEORI KONSEP ASKEP KELUARGA

1. Konsep dasar keluarga


a. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terrdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu
atap dalam keadaan saling ketergantungan(depkes,RI)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perawnan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Berdasarkan pengertian diatas yang dmaksud dengan keluarga adalah unit
terkecil dari masyarakat terdiri atas dia atau lebih orang yang terkabung di dalam
ikatan perkawinan dan pertalian darah serta hidup dalam satu rumah tangga
dibawah asuhan kepala rumah tangga dan saling berinteraksi satu sama lain
dimana setiap anggota keluarga memilki peran masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
b. Struktur keluarga
1) Patrilineal
Keluarga yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generaasi
dimana hubungan itu disusun memlaui jalur garis ayah
2) Matrilineal
Yaitu keluarga terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa general ,
dimana hubungan disusun melalui jalur garis ibu
3) Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4) Patrilokal
Sepaang suami istri yang tinggal bersama keluarrga searah
5) Keluarga kawinan
Hubungan suami istri sebagi dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena hubungan dengan suami
istri.
Cirri-ciri struktur keluarga menurut aderson:
Terorganisasi; saling berhubungan saling ketergantungan anatara anggota
keluarga
Ada keterbatasan; setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing
Ada perbedaan dan kekhususan setiap anggota keluarga mempunyai pernan
dan fungsinya masing-masing
c. Tipe/bentuk keluarga
1) Keluarga inti( nuclear family)
Merupaan keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
2) Keluarga besar(extended family)
Merupakan keluarga ditambah sanak saudara, misalnya nenek kakek,
keponakan , saudara sepupu, paman ,bibi dll
3) Keluarga berantai(serial family)
Merupakan keluarag terdiri dari wanita dan pria yang, brenikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga intim
4) Keluarga duda atau janda(single family)
Meurpakan keluarga yang teradi karena perceraian atau kematia
5) Keluarga berkomposisi(coposisy)
Merupakan keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6) Keluarga kabitas(cohabitation)
Merupakan keluarga yang terdiri dari dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi biologis
2) Fungsi psikologis
3) Fungsi social
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi pendidikan
e. Ciri-ciri keluarga
1) Diikat suatu tali perkawinan
2) Ada hubungan darah
3) Ada ikatan batin
4) Ada tanggung jawab masing-masing anggota keluarganya
5) Ada pengambilan keputusan
6) Ada kerja sama diantara anggota keluarga
7) Komunikasi interaksi diantara anggota keluarga
8) Tinggal dalam suatu rumah
f. Tugas-tugas keluarga
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaa sunber-sumber yang ada dalam keluarga
3) Pembagian tugas masing-masing anggota keluarganya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
4) Sosialisasi antara anggota keluarga
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7) Penempatan anggota anggota keuarga dalam masyarakat yang lebih luas
8) Membangkitka dorongan dan semangat para anggota keluarga
2. Konsep asuhan keperawatan keluarga
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk
mengkaji dan menentukan masalah eksehatan dan keperawatan keluarga. Merencanakan
asuhan keperawatan dan melasanakan intervensi keperawtan terhadap keluarga sesuai
dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.
Tahap-tahap proses keperawatan:
a. Pengkajian
Adalah sekumpulan tindakan yang digunakan ole perawaat untuk engukur keadan
klien ( keluarga dengan memakai norma-norm kesehatan keluarga maupun social,
yang merupakan system yang terintergrasi an kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya.
Dasar pemikiran pengkajian adalah suatu perbandingan , suatu epngukuran atau
suatu peilaian mengenai keadaan keluarga dengan menggnakan norma-norma yang
diambil dari kepercayaan , nilai-nilai prinsip aturan dan harapan, teori ,konsep
berkaitan degan permasalahan yang dhadapi oleh keluarga.

1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal hal yang dikaji
dalam keluarga adalah :
a. Data umum :
Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin,
hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status imunisasi dari masing
masing anggota keluarga serta genogram.
Type keluarga. Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
Suku bangsa. Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Status social ekonomi keluarga. Status social ekonomi keluarga ditentukan
oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu status social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang barang yang dimiliki
oleh keluarga.
Aktivitas rekreasi keluarga. Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan
saja keluarga pergi bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu
namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing
masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.

c. Pengkajian lingkungan
Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan, peletakan perabotan
rumah, dan denah rumah.
Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan
komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi kesehatan.
Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluaarga yang ada.
System pendukung keluarga. Yang termasuk system pendukung adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis, atau dukungan dari
anggota keluarga dan fasilitas social atau dukungan masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatna.
e. Fungsi keluarga
Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
kehangatan pada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap salingg
menghargai.
Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam keluarga dan
sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma atau budaya dan perilaku.
Fungsi perawatan kesehatan. Sejauhmana keluarga menyediakan makanan,
pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai sehat sakit, kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas
perawatan keluarga yaitu :
- mengenal masalah kesehatan : sejauhmana keluarga
mengenal fakta fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda dan
gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
- mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami,
takut akan akibat dari tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang
percaya terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
- merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber sumber
yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
- memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauhmana
mengetahui sumber sumbver keluarga yang dimiliki, keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan
kekompakan antar anggota keluarga.
- menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan
tersebut terjangkau oleh keluarga.
Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah
anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan
jumlah anggota keluarga.
Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

f. Stres dan koping keluarga


Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau stressor. Mengkaji
sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi atau stressor.
Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
h. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkana pada
pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
a. Aktual (terjadi deficit atau gangguan
kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan.
b. Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
c. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan
dihitung dengan menggunakan skala prioritas.
3. Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang mencakup
tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkap dengan criteria dan standar. Criteria
dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
4. Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan
keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan
cara perawatan yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak
melakukan tindakan, mengidentfikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga
dan mendiskusikan tentang konsukensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat
anggota keluarga yang sakait dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara
bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber
sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada dengan cara mengenakan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
5. Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali
kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
waktu dan kesediaan keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan
sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

BAB 3
TINJAUAN TEORI
RHEUMATOID ARTRITIS

1. Definisi
Rheumatoid arthritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progreif dan lebih banyak,
terjadi pada wanita , pada usia 25-35 tahun
2. Patofisiologi
Inflamasi mua-mula mengenai sendi-sendi sinovil seperti edema, kongesti vaskuler,
eksudat fibrin dan infiltrasi seular. Peradangan yang berkelanjutan, synovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sedi. Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutu kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago
artikular. Kartilago menjadi nekrosis. Tngkat erosi dari kartilago menentukn tingkat
ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankliosis). Kerusakan
kartilag dan tulang menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bisa menimbulkan
subkulasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
menyebabkan oseoporisi setempat.
Lamanya arthritis rheumatoid berbeda dari tiap orang, ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan, sementara ada orang yang smebuh dari seranga
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi yang lain. Terutama yag memunyai factor
rheumatoid( seropositif gangguan rheumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif
3. Etiologi
Penyebab dari arthritis reuamtoid belum dapat ditentukan secara pasti tetapi dapat dibagi
dalam 3 bagian , yaitu:
a. Mekanisme imunitas (antigen antibody) seperti interaksi dari immunoglobulin
dengan rheumatoid factor
b. Factor metabolic
c. Infeksi dengan kecendrungan
4. Tanda dan gejala
a. Tanda dan gejala setempat
Sakit persendian disertai dengan kaku dan pergerakan terbatas
Lambat laun membengkak, panas , merah dan lemah
Semua sendi bisa terserang , panggul, lutut m pergelangan tangan, siku rahang
dan bahu
b. Tanda dan geala sistemik
Lemah , demam tahcikardi. Berat badan menurun, anemia
5. Pemeriksaan diagnostic
1) Tes serologi
Bse positif
Darah bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rheumatoid factor, terjadi 50-90% penderita
2) Pemeriksaan radiologi
Periarticuler osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit;ruang sendi menyempit, ub luksasi dan ankilosis
3) Aspirasi sendi
Cairan synovial menunjukkan adanya proses radang aseptic, cairan dari
sendi dukultur dan bisa diperiksa secara makroskopik
6. Penatalakanaan
Bila rheumatoid progresif dan menyebabkan kerusakan sendi pembedahan dilakukan
untuk mengurangi rasa nyeri dan memperbaiki fungsi, pembedahan dan diindikasinya
sebagai berikut:
a. Sinovektomi, untuk mencegah arthritis pada sendi tertetu, untuk mempertahankan
fungsi sendi dan untuk mencegah timbulnya kembali inflamasi
b. Arthrotomi, yaitu dengan membuka persendian
c. Arhrodesis , sering dilaksanakan pada lutu, tumit dan pergelangan tangan
d. Arthoplasty, pembedahan dengan cara membuat kembali dataran paa persendian
7. Diagnose keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh dengan arthritis ditambah dengan adanya
data dari pemeriksaan diagnostic , maka diagnose keperawatan yang sering muncul, yaitu:
a. Gangguan citra tubuh b/d perubahan penampilan tubuh, sendi benkok, deformitas
b. Nyeri b/d erubahan patologis oleh arthritis rheumatoid
c. Resiko cedera b/d hilangnya kekuatan otot , rasa nyeri
d. Gangguan aktifitas sehari-hari b/d terbatasnya gerakan
e. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi
BAB 4
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA TnA DENGAN ANGGOTA KELUARGA ARTRITRIS REUMATOID DI
JELITI DUSUN GONDANG TIMUR DESA GONDANG KECAMATAN LOMBOK
UTARA

Kasus:
Keluarga Tn.A (42 tahun) mempunyai seorang istri Ny.N(35 tahun) dan 3 orang anak yaitu
An1 (16 tahun), An 2 (14 tahun), An 3(9 tahun), dari anamnesa yang dilakukan bahwa Tn A
dan Ny.H didapatkan data bahwa klien sering mengeluh nyeri dibagian lutut dan pinggang,
serta kesemutan jika terlalu lama duduk serta pada musim digin. Klien pernah memeriksakan
penyakitya e puskesmas sekitar setahun yang lalu dan dinyatakan rheumatoid, saat ini klien
tidak pernah lagi mengeluh penyakitnya kambuh,namun Ny H sejak beberapa bulan ini
mengeluh hal yang sama karena keterbatasan waktu dan kesibukan klien mengatakan tidak
ernah memeriksakan keluhan istriya ke puskesmas, hal ini juga didukung jarak puskesmas
dengan tempat tinggal cukup jauh.

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Kepala Keluarga : Tn. A
2. Alamat : Jeliti dusun gondang timur desa gondang
3. Pekerjaan KK : Pedagang
4. Pendidikan KK : SMA
5. Komposisi Keluarga : Anak

Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki dan Perempuan
: Laki-laki telah meninggal
: Garis perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal serumaha
: Klien
6. Tipe Keluarga : Keluarga Besar
7. Suku Bangsa : Sasak Indonesia
8. Agama : Islam
9. Status Sosial ekonomi : Bapak bekerja
10. Aktivitas rekrereasi :-

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga .


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga berada pada tahap perkembangan anak sekolah
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tugas perkembangan Keluarga saat ini adalah mempertahankan kesehatan Tn A
dan Ny H terutama untuk mencegah kekambuhan nyeri pada daerah persendian
akibat reumatik.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti :
Anak Tn. A sudah diimunisasi lengkap,jika sakit Tn A membawa anak ke
puskesmas. Ny. H (Ibu) beberapa bulan terakhir sering mengeluh nyeri di daerah
persendian dan sering merasa kesemutan,
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Tn. A mengatakan kalau Ny. H tidak mengalami penyakit lainnya,
kadang badan pegal pegal sesudah beraktivitas. Dan sebelumnya tidak ada
anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang diderita Ny.H.
III. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah yang ditempati TnA adalah 8 x 7 meter dam merupakan rumah
sendiri dengan 2 kamar tidur , satu ruang tamu, 1 ruangan yang di fungsikan
sementara untuk gudang, satu ruangan yng di fungsikan untuk tempat ibadah. Tipe
rumah TnA adalah permanen, dengan menggunakan lantai semen biasa, ruangan
mempunyai ventilasi dan jendela yang terletak dibelakang kamar tidur setiap pagi
dibuka. Sumber air untuk kebutuhan keluarga TnA menggunakan air pam untuk
minum dan mandi,Keluarga Tn.A mengatakan air minum yang diambil dari pam
selalu dimasak. Tn A mengatakan menimbun sampah dan membuangnya di kebun .

KT KT
Tanah
koson
dapu RT g
r
KM kio
s
teras

Jalan
Keterangan :
DP : Dapur
KT : Kamar Tidur
RT : Ruang Keluarga
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Kebiasaan
Keluarga Tn. A biasanya warga jeliti dusun gondang timur beraktivitas pada
pagi hari sebagai penjual sayur keliling, selain itu warga selalu berusaha
membantu tetangga bila ada masalah.
b. Aturan/kesepakatan di lingkungan tempat tinggal
Aturan yang berlaku di tempat tinggal keluarga TnA disesuaikan dengan
aturan dan perintah Agama Islam seperti menghormati yang lebih tua, dan
saling menyayangi.
c. Budaya
Di jeliti dusun gondang timur bila ada anggota masyarakat yang menikah,
sunatan dan lain-lain, masyarakat yang lain memberikan bantuan berupa
sembako,dan bantuan lain seperti tenaga dan pikiran.
3. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn A mengatakan sudah lama menempati rumahnya dan tidak pernah
berpindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn. A mengatakan anggota keluarganya tetap berinteraksi dan
mengikuti kegiatan yang sudah ada.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.A mengatakan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit,
maka anggota keluarga yang lain membantu menangani di rumah sebelum dibawa
ke Puskesmas.
IV. Struktur Keluarga
1. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Keluarga Tn A mengatakan ; Tn A tetap sebagai kepala keluarga yang harus
bertanggung jawab terhadap keluarganya dan mengambil keputusan dalam
memutuskan masalah keluarga dan harus melibatkan anggota keluarga yang lain,
sementara Ny. H sebagai ibu rumah tangga yang selalu menjalankan tugasnya
seperti mengurus rumah selain itu Ny H juga memiliki usaha membuka kios di
rumah untuk membantu suami dan menjaga kehormatan diri sebagai istri bila
bekerja diluar rumah, kemudian anak- anak Tn A selalu menghormati dan mematuhi
perintah orang tua.
2. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga disesuaikan dengan nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat dan menurut agama yang dianut yakni agama Islam.
3. Pola/cara Komunikasi Keluarga
Keluarga Tn. A berkomunikasi dengan bahasa sasak dan apabila keluarga TnA
mempunyai masalah maka dengan cepat dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan
keluarga yang lain sampai memperoleh pemecahan masalah.
4. Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga Tn A mengatakan kebersamaan sangat penting bagi keluarga.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan saling mendukung serta saling menghargai antara
anggota yang satu dengan yang lain.
2. Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga
Keluarga TnA mengatakan bahwa keluarga cukup rukun dan memperhatikan
pembinaan hubungan rumah tangga dan adanya saling keterbukaan.
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
Interaksi keluarga baik dan keluarga Ny H selalu menjaga keharmonisan
dalam hubungan keluarga mereka.
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan:
Tn A sebagai suami dan sebagai kepala keluarga.
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Berkumpul bersama anggota keluarga sambil nonton TV dan berkumpul
bersama tetangga disekitarnya.
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial
Keluarga ikut serta dalam kegiatan gotong royong kebersihan lingkungan namun
sudah jarang di lakukan oleh warga sekitar karena kesibukan berkebun dan
menjadi buruh, namun pada acara besar seperti mauled masyarakat tetap
bergotong royong
16. Fungsi perawatan kesehatan
a. Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya Ny H mengatakan bahwa keluhan yang dirasakannya tidak
diketahui penyebabnya namun keluarga menggap itu penyakit biasa karena
kecapean setelah bekerja .Ny. H mengatakan bahwa keluhan yang sering
dirasakannya adalah kesemutan dan teradang nyeri pada daerah persendian.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan keadaan
masalah yang dihadapi. Jika tidak terlalu parah maka hanya ditangani di rumah
saja.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. A mengatakan setiap anggota keluarga yang sakit selalu
diberikan perawatan di rumah, kalau sudah dirasakan parah baru kemudian
dibawa berobat ke pustu atau ke puskesmas.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Tn. A mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari setelah
berdagang dan tampak lingkungan dalam rumah cukup bersih.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat
Keluarga Tn. A mengatakan selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke
pelayanan kesehatan terdekat apabila sudah tidak bisa ditangani sendiri oleh
anggota keluarga.
3. Fungsi reproduksi
Ny H berusia 35 tahun dan suaminya sudah berusia 42 tahun meraka masih bisa
memreproduksi anak lagi, dan Ny H mengatakan ingin memiliki anak lagi.
4. Fungsi ekonomi
a. Upaya pemenuhan sandang pangan
Ny H mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari diberikan oleh
suami dan di bantu dari hasil penjualan barang seperti sembako di kios.
b. Pemanfaatan sumber di masyarakat
Ny H dan keluarga mengatakan tidak ada sumber di masyarakat yang
dimanfaatkan oleh keluarga.
VI. Stres Dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn. A mengatakan selain masalah kesehatan keluarganya, yang menjadi
pikiran adalah masalah kebutuhan biaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan
biaya sekolah anak-anaknya.
2. Stressor jangka panjang
Persiapan atau pemenuhan kebutuhan hari hari tua, selain itu keluarga juga
memikirkan keluhan yang sering dirasakan oleh Ny H
3. Respon keluarga terhadap stressor
Tn. A selalu berusaha memenuhi kebutuhan sehari hari.
4. Srategi koping
Keluarga selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah dalam keluarga.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. H menerima keadaan tantang penyakit yang dialami sekarang dan selalu
meminta bantuan pada keluarga yang lain jika sudah tidak mampu mengatasinya.
VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga
1. TnA mengatakan setahun yang lalu pernah mengalami gejala reumatik namun
sekarang tidak mengalami keluhan seperti nyeri dan kesemutan, hanya terkadang
merasakan nyeri lutut apabila sudah melakukan aktivitas yang berat.Saat ini TnA
dalam keadaan sehat.Saat pengkajian tekanan darah TnA 120/80 mmhg
Keadaan umum :baik
Kesadaran : composmentis
Pemeriksaan head to toe:
Kepala
Rambut hitam, tipis, tidak adda lesi, tidak berketombe, benjolan tidak ada
Mata
Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus, penglihatan normal,
Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi dan tidak ada cuping hidung
Mulut
Mukosa mulut lembab, varies gigi(+), gigi tampak putih
Telinga
Simetris, tidak ada serumen, pendengaran norma,
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar turoid dan vena jugularis, tidak ada lesi
Dada
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen
Tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas atas
Edema(-), kuku tampak panjang,
Ekstremitas bawah
Tidak edema,
2. NyH sering kesemutan dan sakit pinggang terutama setelah melakukan aktivitas
yang berat.NyH .Saat pengkajian tekanan darah Ny H 130/80mmHg
Keadaan umum :baik
Kesadaran : composmentis
Pemeriksaan head to toe:
Kepala
Rambut hitam, tipis, tidak adda lesi, tidak berketombe, benjolan tidak ada
Mata
Simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus, penglihatan normal,
Hidung
Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi dan tidak ada cuping hidung
Mulut
Mukosa mulut lembab, varies gigi(+), gigi tampak putih
Telinga
Simetris, tidak ada serumen, pendengaran norma,
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar turoid dan vena jugularis, tidak ada lesi
Dada
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen
Tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas atas
Edema(-), kuku tampak panjang,
Ekstremitas bawah
Tidak edema,

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


I. Analisa Data
No D a t a Masalah Penyebab
1 Data subjektif Gangguan rasa Gejala
Ny H mengatakan nyaman(nyeri) reumatik
sering mengalami
nyeri pada daerah
persendian
Data objektif
Skala nyeri 0-3
Sering mngeluh
didaerah persendian,
keluhan paling sering
dirasakan terutama
ketika berdiri dari
duduk lama

2 Data Subyektif : kurang pegetahuan tentang Kurangnya


a. Ny H mengatakan proses penyakit informasi
tidak mengetahui kesehatan oleh
penyebab keluhan. keluarga Tn. A
Data Obyektif :
Klien tampak banyak
bertanya tentang
penyakit

II. Diagnosa Keperawatan.


1. gangguan rasa nyaman nyeri dengan tanda-tanda dan gejala penyakit
rheumatoid atritis ditandaim dengan klien mengeluh nyeri pada bagian lutut, siku
dan punggung, dan klienn menggambarkan rasa nyeri pada bagian tubuhnya.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit

III. Perencanaan.
Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan keluarga Ny.H
maka terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan prioritas masalah kesehatan
sebagai berikut :
Diagnosa keperawatan.:
gangguan rasa nyaman nyeri dengan tanda-tanda dan gejala penyakit rheumatoid
atritis ditandaim dengan klien mengeluh nyeri pada bagian lutut, siku dan punggung,
dan klienn menggambarkan rasa nyeri pada bagian tubuhnya.

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah : Aktual 3/3 x 1 1 Masalah sudah aktual karena data
subyektif dan data obyektif telah
mendukung dan dampaknya terhadap
kesehatan keluarga sangat besar bila
tidak segera ditangani

Kemungkinan masalah 2/2 x 2 2 Keluarga memiliki kemampuan untuk


untuk diubah : mudah merawat anggota keluarganya, perlu
sedikit motivasi. Penyakit kulit sendiri
dapat diubah karena berhubungan
dengan perubahan perilaku kebersihan
diri

Potensi masalah untuk 2/3 x 1 0.6 Masalah sudah terjadi. Namun masih
dicegah : cukup cukup dapat dicegah untuk anggota
keluarga yang belum terkena penyakit
kulit

Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 1 Perlu segera ditangani agar tidak


segera ditangani terjadi komplikasi lebih serius
TOTAL 4.6
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Pada penderita reumatik
bila tidak mendapat kan
perawatan dan pengobatan
secara teratur akan
xs berdampak kepada
komplikasi terjadinya
edema pada daerah
persendian.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Sumber dan tindakan
masalah dapat dapat dijangkau oleh
diubah. keluarga.

3. Potensi masalah 2/3 x 1 2/3 Keluarga mempunyai dana


untuk dicegah. dan kemampuan
intelektual bila diberikan
penyuluhan tentang
reumatik

4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari


masalah. adanya masalah tetapi
kurang menyadari dampak
bila anggota keluarga yang
sakit tidak dikontrol secara
teratur.

Total skor 4 1/3

C. RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENS RASIONAL
O I
1 gangguan rasa Untuk Klien dapat Kaji skala, Untuk
nyaman nyeri mengurang menyebutka durasi, menentukan
dengan tanda- i rasa nyeri n lokasi, intensitas intensitas yang
tanda dan gejala yang durasi, dan lokasi dirasakan klien
penyakit dirasakan skala, nyeri pada dan menentukan
rheumatoid klien intensitas Ny H tindakan
atritis ditandaim nyeri yang Jelaskan berikutnya
dengan klien di rasakan. pada klien Untuk
Klien mau tentang mengurangi rasa
mengeluh nyeri
melakukan penyebab nyeri
pada bagian
tindakan nyeri yang
lutut, siku dan
yang di rasakan
punggung, dan
diajarkan Ajarkan
klienn
perawat tehnik
menggambarka
untuk distraksi
n rasa nyeri
mengurangi dan
pada bagian
rasa nyeri relaksasi
tubuhnya.
Ajarkan
pada klien
untuk
stimulasi
penghilang
rasa nyeri
dengan cara
merendam
kaki di air
hangat.
Motivasi
keluarga
untuk
berobat ke
puskesmas
terdekat jika
terjadi nyeri
hebat,
bengkak
pada
tungkai dan
demam.

1) Beri
2 Kurang Keluarga 1) Meningkatkan da
penjelasan
pengetahuan mampu 1) Keluarga n memberikan
kepada
berhubungan mengenal mampu rasa nyaman pada
klien dan
dengan tentang menyebut klien
keluarga
kurangnya proses kan 2) Dengan diberikan
tentang
informasi penyakit secara penjelasan
pengertian
tentang proses reumatik sederhana menimbulkan
reumatik,
penyakit pengertia persepsi yang
penyebab,
Ditandai n positif sehingga
tanda dan
dengan reumatik diharapkan dapat
gejala dari
Klien tampak 2) memberi motivasi
reumatik
banyak Keluarga kepada keluarga
serta faktor
bertanya dapat untuk mengenal
resiko.
tentang memaham masalah
penyakit i tentang penyakitnya
tanda dan
gejala,
penyebab
dan faktor
resiko
dari
reumatik
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Diagnosa
Hari / tgl /
No keperawata Implementasi Paraf
waktu
n
1 Senin 21 1 Mengkaji skala, durasi, intensitas dan
februari lokasi nyeri pada Ny
2011 jam Menjelaskan pada klien tentang penyebab

11.05 nyeri yang di rasakan


Mengajarkan tehnik distraksi dan relaksasi
Mengajarkan pada klien untuk stimulasi
penghilang rasa nyeri dengan cara
merendam kaki di air hangat.
Memotivasi keluarga untuk berobat ke
puskesmas terdekat jika terjadi nyeri
hebat, bengkak pada tungkai dan
demam.

Memberi penjelasan kepada klien dan


keluarga tentang pengertian reumatik,
2 penyebab, tanda dan gejala dari reumatik
serta faktor resiko.
E. EVALUASI
No
Hari/tanggal Evaluasi Paraf
Dx.
1 Selasa 22 februari S : klien mengatakan nyeri masih sering
2011 muncul di daerah lutut /persendian dan
pinggang terutama ketia duduk lama

O : - klien tampak menyeringai saat klien


bangun ari duduk
- Skala nyeri sedang 0-3

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi di hentikan

2 Selasa 22 februari S : klien dan keluarga mengatakan sudah


2011 mengerti tentang penyakitnya,
penyebab, tanda dan gejala serta faktor
resiko
O : klien dan keluarga tampak
memperhatikan penjelasan yang
diberikan
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai