INDONESIA
KELOMPOK :
KATA PENGANTAR
Ungkapan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah
melimpahkan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah Pengantar Ilmu Budaya
Dasar yang berjudul BENCANA ALAM.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Banjir, yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber, baik dari buku maupun internet.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari adanya perbaikan dari berbagai
pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada pembaca dari
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Wassalam
Pemakalah
Kelompok IX-IPS 4
KATA PENGANTAR .. I
DAFTAR ISI .. II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . 1
B. Tujuan Makalah .. 2
C. Rumusan Masalah .. 2
BAB II PEMBAHASAN
BENCANA BANJIR 3
1. Pengertian Banjir 3
2. Jenis-Jenis Banjir ... 3
3. Penyebab Terjadinya Banjir 11
4. Dampak Negatif Banjir .. 13
5. Cara Mencegah Banjir 13
6. Cara Penanggulangan Banjir . 17
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .. 20
B. SARAN . 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan Makalah
Makalah yang kami susun dengan judul Banjir bertujuan untuk mengetahui tentang :
a. Bagaimana proses terjadinya banjir
b. Untuk mengetahui penyebab banjir
c. Untuk mengetahui apa tindakan yang di lakukan saat bajir
d. Untuk mengetahui tentang apa yang harus di lakukan agar tidak ada jatuh korban ketika
bajir
1.3.Perumusan Masalah
Berdasarkan tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang di bahas dapat di rumuskan
sebagai berikut :
a. Bagaimana proses terjadinya banjir ?
b. Apa penyebab banjir ?
c. Bagaimana cara menanggulangi banjir ?
BAB II
PEMBAHASAN
BENCANA BANJIR
1. Pengertian Banjir
Banjir adalahperistiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika
air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air
sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga
membawa lumpur berbau yang dapat menutupsegalanya setelah air surut. Banjir adalah hal
yang rutin.
Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa"
yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia,
termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena
meminta korban besar.
2. Jenis-jenis Banjir
Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi
tiga, yaitu banjir sungai, banjir danau, danbanjir laut pasang.
Banjir Sungai
Terjadi karena air sungai meluap. Contoh ketika banjir suangai Citarum Karawang, Jawa
Barat. Dibawah ini adalah data dari contoh banjir sungai.
Banjir Sungai Citarum semakin meluas pada Rabu (24/3), merendam 10 kecamatan dengan
15.510 rumah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sehari sebelumnya, sembilan kecamatan
dengan 9.561 rumah terendam air setinggi rata-rata tiga meter.
Dampak banjir yang meluas di 10 kecamatan tersebut memicu tanggapan Bupati Karawang
Dadang S Muchtar yang menyayangkan upaya pengendalian banjir yang dinilai terlambat itu.
Menurut Dadang, Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II selaku pengelola Waduk Ir Juanda
Jatiluhur seharusnya sejak awal mengoptimalkan pelepasan/penggelontoran air waduk untuk
mencegah banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Karawang dan di Bekasi.
Dadang berharap instansi terkait segera menempuh langkah antisipasi untuk mencegah
meluasnya banjir.
PJT II, kemarin, mengoptimalkan penggelontoran air Bendung Curug dan Bendung Walahar
ke tiga saluran induk, yakni Tarum Barat, Tarum Utara, dan Tarum Timur, untuk mengurangi
debit air yang mengalir ke hilir Sungai Citarum.
Langkah itu dilakukan untuk mengurangi luas genangan air di sepanjang aliran sungai yang
meliputi 10 kecamatan. Kesepuluh kecamatan tersebut adalah Karawang Barat (dengan
7.389 rumah terendam), Karawang Timur (412 rumah), Teluk Jambe Timur (3.576 rumah),
Teluk Jambe Barat (494 rumah), Ciampel (81 rumah), Batujaya (250 rumah), Pakisjaya
(1.533 rumah), Rengasdengklok (486 rumah), dan Klari (97 rumah). Kecamatan terakhir yang
ikut terendam banjir, sejak Rabu dini hari, adalah Kecamatan Jayakerta (1.192 rumah).
Adapun luas sawah terendam banjir di Karawang, per Selasa, mencapai 817 hektar dan
tersebar di tujuh kecamatan, yakni Teluk Jambe Timur (180 ha), Karawang Barat (9 ha),
Klari (5 ha), Ciampel (67 ha), Teluk Jambe Barat (130 ha), Batujaya (32 ha), dan Pakisjaya
(342 ha). Usia padi 1-10 hari (persemaian) dan sekitar 50 ha usia 11-100 hari.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Karawang Nahrowi Muhamad Nur, luas sawah yang
terendam pada Rabu siang bertambah menjadi 842 ha seiring meluasnya genangan.
Penambahan terjadi di tujuh kecamatan tersebut.
Kepala Biro Operasi dan Konservasi PJT II Sutisna Pikrasaleh menjelaskan, debit yang
dialirkan ke tiga saluran dioptimalkan hingga kapasitas maksimal, yakni 27 meter kubik per
detik ke Tarum Barat, 52,5 meter kubik per detik ke Tarum Timur, dan 80 meter kubik per
detik ke Tarum Utara. Pemecahan air menuju Tarum Barat dan Tarum Timur dilakukan di
Bendung Curug. Adapun untuk Tarum Utara dilakukan di Bendung Walahar.
Dilaporkan pula, pelepasan air bendung berangsur-angsur membuat tinggi muka air (TMA)
bendungan utama Waduk Jatiluhur menurun. TMA pada Rabu siang 108,27 meter di atas
permukaan laut (dpl), menurun dibandingkan dengan pada Minggu malam yang mencapai
108,41 meter dpl atau Selasa pagi yang setinggi 108,39 meter dpl.
Meski pelepasan air tiga bendung di Waduk Jatiluhur ke tiga saluran induk telah
dioptimalkan, debit air yang mengalir ke hilir Citarum tetap tinggi.
Debit air yang keluar dari Bendung Walahar, Rabu pagi, mencapai 1.600 meter kubik per
detik dan merupakan yang tertinggi dalam sebulan ini. Hujan di hulu dan sejumlah anak
sungai membuat debit tetap tinggi.
Naiknya muka air Citarum memperluas genangan banjir di Karawang. Persawahan di kanan
dan kiri sungai yang sebelumnya kering, seperti Desa Curug, Kecamatan Klari; Desa
Mulyasejati, Mulyasari, dan Kutapohaci, Kecamatan Ciampel, mulai tergenang air pada Rabu
pagi. Petani pun mempercepat panen untuk menyelamatkan padi.
Sejumlah jalan antarkecamatan dan antardesa/kelurahan yang sebelumnya kering, seperti
Jalan Raya Ranggagede, Jalan Raya Tanjung Mekar, dan Rawagempol (Kecamatan Karawang
Barat), Jalan Kertabumi, serta jalanan di beberapa kawasan perumahan, seperti Perum
Karaba Indah, Galuh Mas, Sukaharja, Bintang Alam (Kecamatan Teluk Jambe Timur) juga
mulai tergenang. Banjir juga memicu kemacetan, terutama di akses menuju dan dari Pintu
Tol Karawang Barat.
Banjir Danau
Terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Contoh banjir danau adalah
banjir ketika situ gintung pada tahun 2009.
Berita banjir bandang di Jakarta Jumat pagi (27/3/09) sangat mengejutkan. Dengan
korban lebih dari 50 orang meninggal tentusaja ini sebuah bencana yang cukup serius
terjadi di dekat Ibu Kota lagi.
Melihat sepintas pada peta-peta yang dikoleksi kesimpulan sementara yang ada adalah
keringkan saja danau ini, dan jangan dibendung lagi.
Kesimpulan ini mungkin mengagetkan karena disitu ada sebuah taman wisata yg sangat
bagus. Namun alasan sederhana dibawah barangkali perlu dipikirkan secara seksama.
Dibawah ini adalah gambar korban banjir situ gintung.
Pendangkalan sungai,
Pembuangan sampah yang sembarangan, baik ke aliran sungai mapupun gotong royong,
Pembuatan saluran air yang tidak memenuhi syarat,
Pembuatan tanggul yang kurang baik,
Air laut, sungai, atau danau yang meluap dan menggenangi daratan.
4. Dampak Negatif Dari Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
1. Rusaknya areal pemukiman penduduk,
2. Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
4. Rusaknya areal pertanian
5. Timbulnya penyakit-penyakit
6. Menghambat transportasi darat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi diberbagai daerah di negri kita,
misalnya di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya yang tidak kalah besar dan banyak memakan
korban.
Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri,
misalnya saja adanya penebangan pohon secara liar dihutan, maka terjadilah banjir,
kemudian adanya pembuangan sampah sembarangan sehingga mengakibatkan aliran air
tersumbat, maka jadilah banjir.
Cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya sikap atau prilaku
menjaga kebersihan lingkungan hidup kita. Dan cara yang efektif untuk menganggulangi
ketika terjadinya banjir adalah membuat rumah akrab banjir.
B. SARAN
Saran dari penyusun adalah Marilah Kita Menjaga Lingkungan Ini Agar Tidak Terjadi Hal-
hal yang Tidak Diinginkan Semisal Banjir.
Jaga kebersihan lingkungan merupakan kewajiban bagi kita agar terhindar dari bencana
banjir yang akan membawa bencana yang lainnya, seperti kematian yang diakibatkan
penyakit yang menyerang saat banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Bencana Banjir
http://www.google.co.id/search?hl=id&xhr=t&q=penebangan
%20hutan&cp=5&pq=banjir+laut+pasang&um=1&biw=1280&bih=653&ie=UTF-
8&sa=N&tab=iw#hl=id&pq=cara%20mencegah
%20banjir&xhr=t&q=bencana+banjir&cp=9&pf=p&sclient=psy&biw=1280&bih=610&source=
hp&aq=0&aqi=&aql=&oq=bencana+b&pbx=1&fp=b7d313ff563e5539