1) 2) 2)
Grace A. Salamate A. J. M. Rattu J. N. Pangemanan
1)
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
2) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
62
5
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014
62
6
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia
laporan kegiatan rutin tahunan Dinas sejak tahun 2010 Kabupaten Minahasa
Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi. Tenggara yang tadinya memiliki 6
Demikian juga Budiman (2006) dalam Kecamatan dan 76 desa, dimekarkan
penelitiannya yang berjudul Perencanaan menjadi 12 Kecamatan dengan 9
Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kota kelurahan, 135 desa, luas wilayah 76,582
2
Pangkalpinang (2006-2010) diketahui Km , jumlah penduduk 107.548 jiwa.
bahwa perencanaan SDM kesehatan Jumlah Puskesmas perawatan 8 dan
puskesmas dibuat secara insidentil dan Puskemas non perawatan 3, Puskesmas
hanya membuat rekapitulasi usulan Pembantu 10, poskesdes 24 dan posyandu
kebutuhan tenaga kesehatan yang diajukan 144 buah. Pada akhir tahun 2012
oleh puskesmas, belum dalam bentuk ketambahan 1 Puskesmas di Kecamatan
dokumen perencanaan sumber daya Silian Raya sehingga total Puskesmas
manusia kesehatan puskesmas yang berjumlah 12 Puskesmas (Anonimous,
2012).
lengkap, karena kurangnya jumlah dan
kualitas tenaga perencana, tidak Kurangnya SDM kesehatan dapat
teralokasinya dana untuk perencanaan, berpengaruh pada pelayanan kesehatan
belum dikembangkannya sistem informasi masyarakat terlebih bagi tenaga perawatan
sumber daya manusia, fasilitas yang dalam hal ini tenaga dokter dan bidan yang
terbatas dan tidak adanya prosedur kerja masih kurang. Bagi tenaga bidan yang
standar, demikian juga proses penyusunan masih kurang disiasati dengan
perencanaannya tidak dilakukan melalui memberikan tugas rangkapan yaitu 1 bidan
proses pentahapan yang sistematis, memegang beberapa desa yang berdekatan
berkesinambungan dan pertimbangan yang sebagai desa binaan.
seksama.
Bagi tenaga-tenaga lain yang kelebihan
Penelitian lain di Sulawesi Utara oleh disatu puskesmas tapi kekurangan di
Damula (2011) tentang analisis kebutuhan puskesmas lain perlu disampaikan bahwa
tenaga kesehatan di era otonomi pada hal itu disebabkan karena penempatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang pegawai di Kabupaten dilakukan oleh
Mongondow Utara menyimpulkan bahwa BKDD sehingga terjadi penumpukan jenis
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan tenaga tertentu disatu puskesmas tapi
baik di dinas kesehatan maupun di dilain pihak puskesmas lain kekurangan
puskesmas tidak mempunyai sistem tenaga tersebut. Hal lain mengenai
informasi komputerisasi data ketenagaan, penempatan yaitu bahwa tenaga yang
serta distribusi tenaga kesehatan yang sudah ditempatkan melalui SK yang
tidak proporsional. dikeluarkan datang mengeluh dengan
alasan tempat bekerja berjauhan dari
Kabupaten Minahasa Tenggara
tempat tinggal ataupun dengan keluarga.
terbentuk dengan Undang-Undang No. 09
Tahun 2007 sebagai hasil pemekaran dari Berdasarkan latar belakang masalah
Kabupaten Minahasa Selatan. Sebagai diatas maka tujuan yang akan dicapai dari
salah satu daerah otonom, Kabupaten penelitian ini adalah menganalisis
Minahasa Tenggara juga wajib Perencanaan Sumber Daya Manusia
melaksanakan urusan kesehatan dalam (SDM) Kesehatan di Di Dinas Kesehatan
rangka menunjang derajat kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah
yang cukup untuk melaksanakan program
dan upaya kesehatan. Secara administratif
62
7
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014
62
8
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia
1. Dokumen
ketenagaan di
Unit Kerja
2. Dokumen
perencanaan
kebutuhan
tenaga
kesehatan
3. Dokumen
Profil
Tahunan
Kepegawaian
4. Dokumen
pelaksanaan
pelatihan
SDM
kesehatan
5. Dokumen
SuratTugas
pelatihan
SDM
Kesehatan
6. Dokumen
SPPD
pelatihan
SDM
Kesehatan
7. Dokumen
pelayanan
kesehatan
untuk pegawai
62
9
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014
63
0
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia
fasilitas yang lengkap yang dapat hal ini terjadi maka akan berakibat pada
menunjang kerja SDM kesehatan selain tingginya tingkat kemangkiran (bolos)
diikut sertakan dalam pelatihan. karyawan. Oleh karena itulah, suatu
Pemeliharaan SDM ini dipandang penting perusahaan yang ingin berkembang harus
dalam mengsukseskan pencapaian tujuan melakukan kegiatan pemeliharaan
dari program-program yang ada di instansi terhadap SDM yang bekerja diperusahaan.
yang lebih khususnya bagi tenaga Karena pemeliharaan karyawan erat
kesehatan yang melakukan pelayanan hubungannya dengan tingkat produktivitas
langsung kepada masyarakat, sebab ujung karyawan terhadap suatu perusahaan
tombak dari pelayanan kesehatan terletak (Rosidah, 2009).
pada mencapaian akan derajat kesehatan
yang seutuhnya.
4. Penggunaan SDM Kesehatan
Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan
dengan melihat prestasi kerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tidak hanya sekedar dievaluasi, tetapi juga untuk penggunaan SDM Kesehatan
menunjukkan seberapa baik berbagai berdasarkan pada hasil wawancara
kegiatan personalia telah dilakukan. Bila langsung kepada informan menjelaskan
karyawan melaksanakan pekerjaan dengan bahwa umumnya SDM Kesehatan
baik, mereka harus menerima kompensasi mempunyai kesempatan untuk dapat
yang layak dan adil (Rachmawati, 2008). mengembangkan karirnya hal ini didukung
Pemeliharaan pegawai harus mendapat apabila penempatan SDM kesehatan
perhatian yang sungguh dari atasan. Jika tersebut sesuai dengan bidang
pemeliharaan kurang diperhatikan keilmuwannya. Pemberian kesempatan
semangat kerja, sikap bahkan loyalitas dalam berkarir dapat menjadi salah satu
pegawai akan menurun. Menurut Hasibuan pendorong untuk terus berkarya dalam
(2005) menyatakan maintance adalah pekerjaannya sehingga hal tersebut
usaha mempertahankan dan atau menjadi salah satu wadah untuk berkarir.
meningkatkan kondisi fisik, mental dan
sikap karyawan, agar mereka tetap loyal Instansi harus mendukung pegawainya
dan bekerja produktif untuk menunjang untuk mengembangkan karir mereka
tercapainya tujuan perusahaan (Yuniarsih karena hal ini sangat vital dalam menjaga
dan Suwatno, 2011). loyalitas. Atasan harus berusaha
membantu pegawai untuk bekerja seefektif
Pemeliharaan SDM disini mungkin dan menciptakan iklim kerja
dimaksudkan sebagai suatu kegiatan yang memungkinkan tercapainya
manajemen untuk mempertahankan pengembangan karir dan kepuasan kerja
stamina SDM dalam melakukan (Rachmawati, 2008).
pekerjaannya dalam perusahaan. Untuk
memelihara stamina tenaga kerja maka Dari segi pengembangan suatu instansi
perlu dilakukan usaha perlindungan fisik, pemerintah, perencanaan karir sangat
jiwa dan raga para karyawan dari berbagai diperlukan agar pengembangan kedepan
ancaman yang merugikan. Upaya sejalan dengan pengembangan
pemeliharaan ini perlu dilakukan terus kemampuan bagi para pegawai yang akan
menerus karena SDM yang kurang dipromosikan menduduki jabatan di
mendapat perhatian dan pemeliharaan dari instansi terkait. Pengembangan karir harus
perusahaan akan menimbulkan masalah, dimulai dari dalam diri pegawai itu
semangat kerja dan prestasi karyawan akan sendiri. Sedangkan instansi tempat bekerja
merosot, loyalitas karyawan menurun. Jika hanya berkewajiban untuk memfasilitasi
63
1
JIKMU, Suplemen Vol. 4, No. 4, Oktober 2014
63
2
Salamate, Rattu dan Pangemanan, Analisis Perencanaan Sumber Daya Manusia
63
3