Pada anak faktor etiologi yang terjadi yaitu (Konsensus Nasional Asma Anak, 2000; Rahajoe N, 2012; Supriyatno B, 2005) : 1. Faktor Genetik Efek pada variasi genetik asma menunjukkan adanya penyakit asma pada anak-anak dengan orang tua yang memiliki riwayat asma. Meskipun pada beberapa keadaan, anak dengan asma dapat memiliki orang tua tanpa riwayat asma maupun sebaliknya. 2. Lingkungan dan Gaya Hidup sebagai Faktor Pencetus Alergen berupa paparan dari dalam maupun luar merupakan faktor pencetus asma paling banyak dan memiliki resiko yang lebih tinggi secara signifikan. Paparan pada anak-anak berkaitan dengan sensitisasi dini dan kombinasi sensitisasi dan paparan alergen yang berulang berhubungan dengan asma persisten dan penurunan fungsi paru. Pada bayi, alergi makanan dengan manifestasi pada sistem gastrointestinal atau respirasi lebih sering dibandingkan alergen inhalasi. Alergi makanan menimbulkan gejala asma pada anak usia >4 tahun, semakin bertambah usia, gejala terhadapa alergen inhalan akan berkembang seperti alergi debu dan serbuk bunga. Reaksi alergi klasik berkaitan dengan antibodi spesifik IgE yang berikatan dengan alergen terhadap sel mas, dan akibat paparan ulang alergen, akan menimbulkan respon fase awal yang berkaitan dengan mediator sel mas dan gejala alergi tipikal kemudian terjadi fase lambat. Saat paparan alergen berulang dan respon alergi menyebabkan kerusakan jaringan, efek alergi akan bertahan meski alergen telah dihilangkan. 3. Infeksi Infeksi virus pada saluran pernafasan merupakan faktor pencetus utama terjadinya asma pada anak-anak. Virus yang menyebabkan mengi dan batuk pada beberapa anak dapat menyebabkan asma atopik eksaserbasi. Human rhinoviruses merupakan penyebab utama terjadinya eksaserbasi asma. Infeksi respirasi yang berat dapat menyebabkan asma persisten pada mas kanak-kanak, dan infeksi saluran nafas rekuren dapat memperberat gejala asma. Infeksi dapat merusak epitel saluran nafas, menyebabkan keradangan dan menstimulasi reaksi imun dan hiperresponsifitas saluran nafas. Setelah infeksi mengalami penyembuhan, hiperresponsifitas menetap sampai beberapa waktu. 4. Asap Rokok Paparan pasif dari asap rokok merupakan faktor resiko paling kuat penyebab batuk dan mengi atau gejal asma pada seluruh usia. Asap rokok meningkatkan stres oksidatif dan menstimulasi inflamasi pada saluran nafas atas dan bawah. Terlebih ibu yang meroko selama kehamilan dapat menyebabkan ketidakseimbangan pertumbuhan paru pada pertumbuhaan janin, yang mengakibatkan mengi pada awal pertumbuhan. 5. Nutrisi Pemberian ASI dapat menghindarkan resiko terjadinya atopi pada anak dengan atopi herediter. Pemberian susu formula tidak menurunkan angka terjadinya asma. Menghindari protein seperti susu sapi atau telur ayam dapat menurunkan resiko terjadinya dermatitis atopi namun tidak mencegah terjadinya asma. 6. Aktivitas Aktivitas dapat meningkatkan gejala asma pada anak-anak dengan asma dan aktivitas dapat menyebabkan bronkospasme. Mekanisme ini disebabkan oleh perbedaan osmolaritas yang disebabkan oleh kehilangan cairan dan atau perubahan suhu yang mengakibatkan bronkokonstriksi dan bronkospasme. Aktivitas aerobik berkala dapat meningkatkan ketahanan, sehingga sebaiknya tidak dihindari.