NASKAH PUBLIKASI
Di Susun Oleh :
THOIFATUL BAROKAH
J 230 113 021
NASKAH PUBLIKASI
Abstrak
Thoifatul Barokah*
Nanang Sri Mujiono, Skep**
Ari Setyajatii, S.Kep.,Ns **
Abstract
Pendahuluan
Latar belakang masalah ETIOLOGI
ulserasi dan perdarahan, pneumonia, tekanan tetapi karena keterbatasan sarana dan
ulserasi, ateletasis maupun sepsis. prasarana pasien lalu di rujuk ke RSDM
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK dengan suspect perdarahan intra
abdomen
Pemeriksaan rektum,Laboratorium c. Riwayat penyakit dahulu
Radiologi, IVP/sistogram, Parasentesis perut, Klien tidak mempunyai riwayat hipertensi,
Lavase peritoneal Diabetes Mellitus, jatung, asma dan
PENATALAKSANAAN alergi.
Menurut FKUI (2001) penatalaksanaan d. Riwayat penyakit keluarga
kedaruratan yang di lakukan pada pasien trauma Didalam keluarga tidak ada riwayat
abdomen adalah mengkaji ABCDE, lalu hipertensi, diabetes mellitus, atau
Pemasangan NGT untuk pengosongan isi lambung penyakit manular dan berbahaya lainnya.
dan mencegah aspirasi, Kateter dipasang untuk
mengosongkan kandung kencing dan menilai urin 4. Pengkajian fungsional menurut Gordon
yang keluar (perdarahan). (post operasi hari 1)
Pembedahan/laparatomi (untuk trauma tembus dan a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
trauma tumpul jika terjadi rangsangan peritoneal : Pasien mengatakan sakit ini adalah
syok , bising usus tidak terdengar . prolaps visera cobaan dari allah selama ini hanya kalau
melalui luka tusuk , darah dalam lambung, buli-buli, sakit diobatkan di puskesmas saja,
rektum , udara bebas intraperitoneal , lavase b. Pola nutrisi/metabolic
peritoneal positif , cairan bebas dalam rongga perut. Pada post operasi hari 1 klien masih
DIAGNOSA KEPERAWATAN dianjurkan untuk puasa
Defisit volume cairan dan elektrolit berhubungan Intake makanan: -
dengan perdarahan, Nyeri berhubungan dengan Intake cairan: klien mendapat terapi
adanya trauma abdomen atau luka penetrasi cairan RL 500ml , feeding test 20 tetes /
abdomen,Resiko infeksi berhubungan dengan menit
tindakan pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan c. Pola eliminasi
tubuh , - Buang air besar:
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Pasien belum BAB sejak 2 hari yang
kelemahan fisik lalu
- Buang air kecil
RESUME KEPERAWATAN Pasien BAK lewat DC 600cc sejak pkl
07.00-14.00
A. PENGKAJIAN d. Pola tidur dan istirahat
Dari analisa data diatas diagnosa keperawatan O: terdapat luka post op hari
yang muncul adalah sebagai berikut: 2 1.luka bersih, kering, tidak ada Iva
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik pengeluaran cairan maupun
(luka post op hari 1) pus, luka di tutup dengan kassa
2. infeksi berhubungan dengan tidak adekuat steril,tidak ada tanda-tanda
pertahanan primer dan sekunder infeksi, tidak ada kemerahan,
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan bengkak, panas, maupun
kelemahan fisik fungsiolesa
- perawat selalu melakukan
EVALUASI cuci tangan sebelum dan
Hari/tgl No.dx Evaluasi Ttd sesudah melakukan tindakan
Senin 1 Iva keperawatan kepada pasien
9/7/12 S: klien mengeluh nyeri pada
14.00 luka post operasi hari 1 A: masalah keperawatan untuk
P: saat di gerakkan diagnosa infeksi
Q: tertusuk-tusuk keperawatan teratasi
R: abdomen sebagian
S: 6 - luka bersih, kering,
T: kadang-kadang tidak ada pengeluaran
O: klien mringis nampak cairan maupun pus,
menehan nyeri luka di tutup dengan
- Tegang kassa steril,tidak ada
tanda-tanda infeksi,
- TD 100/70mmHg, tidak ada kemerahan,
Nadi 89 x/menit, RR bengkak, panas,
23x/menit, Suhu 37c maupun fungsiolesa
- Memberikan
metronidazole 500ml PEMBAHASAN
masuk sesuai advise
dokter Pengkajian
P: lanjutkan intervensi Pengkajian ini di lakukan dengan cara
- observanda dan gejala wawncara, observasi, pemeriksaan fisik dan
infeksi seperti studi kasus. Hasil dari pengkajian pada tanggal
kemerahan , panas, 9 juli 2012 di dapatkan data subjektif pasien
nyeri, tumor dan mengatakan mengeluh nyeri pada luka post
adanya fungsiolesa operasi hari 1, nyeri bertambah saat di buat
bergerak, rasanya seperti tertusuk-tusuk pada
- . ukur temperature abdomen dengan skala nyeri 6 nyeri dirasakan
klien hilang timbul, pasien mengatakan ADL di bantu
- observasi nilai keluarga dan perawat Sedangkan data objektif
laboratorium( adalah klien meringis nampak menahan nyeri,
leukosit) klien tegang, terdapat luka post op hari 1.luka
bersih, kering, tidak ada pengeluaran cairan
- berikan terapi maupun pus, luka di tutup dengan kassa
antibiotic sesuai steril,tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
intruksi kemerahan, bengkak, panas, maupun
fungsiolesa di dapatkan data laborat tgl 9 juli
S: - 2012 angka leukosit 12,5 ribu/ul, Hemoglobin
3 O: perawat menyibin klien 10,2 g/dl . Semua kebutuhan ADL klien di bantu
- klien sudah dapat oleh keluarga dan perawat, pasien lemas,
makan diit BN kekuatan otot 4
Diagnosa
- Klien menghabiskan
diit makan habis
11
memberikan antibiotic metronidazole. Hal ini menghabiskan diit makan habis porsi,
sejalan oleh Anonymous Nursing (2010) dalam Klien sudah mampu miring kanan miring kiri
jurnalnya yang berjudul Hand Washing : First
defense against yang menyatakan bahwa cuci SIMPULAN DAN SARAN
tangan dilakukan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien. Mencuci tangan mengurangi Simpulan
jumlah pathogen. Sesuai dengan penelitian
Rudi (2009) menyebutkan bahwa dengan tidak Penanganan pada kasus pasien trauma
cuci tangan , tidak melakukan prinsip steril abdomen post laparotomi secara garis besar
pada setiap tindakan,maupun dalam Untuk mengatasi masalah dari diagnosa nyeri
perawatan luka dapat meningkatkan akut berhubungan dengan agen injury fisik( luka
penyebaran infeksi. post operasi hari 1) penulis melakukan tindakan
- Evaluasi terakhir dilakukan pada keperawatan yaitu kaji skala nyeri secara
tanggal 11 juli 2012 pkl 19.00Untuk diagnosa komprehensif, memberikan relaksasi dan
infeksi berhubungan dengan inadekuat distraksi, lingkungan yang nyaman,
pertahanan primer dan sekunder dengan di mengobservasi isyarat-isyarat non verbal klien,
dapatkan hasil evaluasi luka bersih, kering, dan berkolaborasi dengan dokter dalam
tidak ada pengeluaran cairan maupun pus, pemberian analgetik. Dengan hasil evaluasi klien
luka di tutup dengan kassa steril,tidak ada mengatakan nyeri berkurang pada post operasi
tanda-tanda infeksi, tidak ada kemerahan, hari ke 3, nyeri bertambah saat di gerakkan
bengkak, panas, maupun fungsiolesa dan terasa tertusuk-tusuk di bagian abdomen dengan
perawat selalu melakukan cuci tangan skala 4, nyeri di rasakan hilang timbul, klien lebih
sebelum dan sesudah melakukan tindakan relaks, klien mampu melakukan relaksasi
keperawatan kepada pasien, hasil laborat tgl progresif dan nafas dalam
11 AL : 11,5 ribu/ul Hb : 10,5 g/d. Untuk mengatasi masalah selanjutnya yaitu
diagnosa infeksi berhubungan dengan
Diagnosa III Intolerans aktivitas inadekuat pertahanan primer dan sekunder
berhubungan dengan kelemahan fisik penulis melakukan tindakan keperawatan selalu
Menurut Nanda (2009), intoleransi aktifitas mencuci tangan sebelum dan sesudah
adalah ketidakcukupan energi secara melakukan tindakan keperawatan kepada
fisiologis maupun psikologis untuk pasien, mengkaji keadaan luka pasien,
meneruskan atau menyelesaikan aktifitas melakukan perawatan luka dengan prinsip steril,
yang diminta atau aktifitas sehari-hari. Data memantau perkembangan laboratorium terkait
yang didapat pada saat pengakajian adalah angka leukosit. Evaluasi terakhir di dapatkan
Semua kebutuhan ADL klien di bantu oleh luka bersih, kering, tidak ada pengeluaran
keluarga dan perawat pasien lemas. cairan maupun pus, luka di tutup dengan kassa
Diagnosa intoleransi aktifitas steril,tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada
berhubungan dengan kelemahan fisik penulis kemerahan, bengkak, panas, maupun
merencanakan tindakan keperawatan fungsiolesa dan perawat selalu melakukan cuci
memantau tanda tanda vital sebelum dan tangan sebelum dan sesudah melakukan
sesudah melakukan aktivitas,memastikan tindakan keperawatan kepada pasien AL : 11,5
perubahan posisi klien secara bertahap, ribu/ul Hb : 10,5 g/dl
menentukan intake nutrisi untuk memastikan
sumber-sumber energy klien. Nanda(2009) Untuk mengatasi masalah selanjutnya yaitu
Istirahat total adalah salah satu diagnosa intoleransi aktifitas berhubungan
implementasi yang dilakukan pada diagnose dengan kelemahan fisik enulis melakukan
intoleransi aktifitas.menurut Smeltzer (2003), tindakan keperawatan memantau tanda tanda
istirahat akan mengurangi kerja jantung, vital sebelum dan sesudah melakukan
meningkatkan tenaga cadangan jantung dan aktivitas,memastikan perubahan posisi klien
menurunkan tekanan darah. secara bertahap, menentukan intake nutrisi
Diagnosa intoleransi aktivitas untuk memastikan sumber-sumber energy klien
berhubungan dengan kelemahan fisik di . Nanda(2009).
dapatkan hasil evaluasi klien klien sudah
hasil evaluasi klien klien sudah dapat
dapat makan diit BN dan Klien
makan diit BN dan Klien menghabiskan diit
13
makan habis porsi, Klien sudah mampu Prosiding. Medan: Fakultas Keperawatan USU.
miring kanan miring kiri
Saran
http://www.primarytraumacare.org/
1. Instalasi pelayanan kesehatan diharapkan ptcmam/training/ppd/ptc_indo.pdf/04,24,2008
meningkatkan kinerja perawat dan tenaga
medis sehingga dapat meningkatkan asuhan
keperawatan terhadap pasien khususnya http://www.gubukberita.com/2011/12/trauma-tumpul-
pasien dengan trauma abdomen post abdomen.html
laparotomi atas indikasi interna bleeding
http://id.scribd.com/doc/57662825/Tehnik-Tehnik-
2. Tenaga kesehatan khususnya perawat
Analgesia-Post-Operasi
diharapkan melanjutkan asuhan keperawatan
yang sudah dikelola oleh penulis sehingga
tercapai kesembuhan pasien. Kwekkeboom, Kristine L; Elfa Gretarsdottir2006.
Journal of Nursing Scholarship Systematic Review
3. Klien dan keluarga disaranakan menambah of Relaxation Interventions for Pain
pengetahuan dan perawatan tentang trauma
abdomen post laparotomi . 38. 3 (Third Quarter 2006): 269-77
4. Institusi pendidikan diharapkan lebih
Merlyn E. Doenges. (2000). Rencana Asuhan
menyediakan fasilitas dan tenaga pengajar
keperawatan : Pedoman Untuk perencanaan dan
yang berkualitas dan memunculkan inovasi-
pendokumentasian perawatan pasien Edisi 3
inovasi baru yang dapat mendukung
penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta
terciptanya perawat yang berkualitas dan
profesional.
McCaffrey, M., & Beebe, A. (1989). Pain : Clinical
. manual for nursing practice. St. Louis, MO: Mosby.
DAFTAR PUSTAKA
American College of Surgeon Committee of McCaffery, M., & Pasero, C. (1999). Pain : Clinical
Trauma,2004.Advanced Trauma Life Support manual for nursing practice (2nd ed.). St. Louis, MO:
Seventh Edition.Indonesia: Ikabi Mosby
Doenges E. Marilyn. Et All. 2000. Nursing Care Mustawan, Zulaik. (2008). Hubungan Penggunaan
Plans, Edition 2, Company Philadephia. Mekanisme Koping Dengan Intensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Fraktur Femur di
Unit Orthopedi RSU Islam Kustati Surakarta.
Dudy.D. N. 2009. Factors that influence the Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Kedokteran
incidence of methicillin- resistant Universitas Muhammadiyah Surakarta.
staphylococcus aureus MRSA on surgical
wound infection in surgery ward of Dr.
Kariadi.thesis.Semarang Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik (Edisi 4 Volume 2). Jakarta:
Eisenberg, D.M., Davis, R.B., Ettner, S.L., Appel, S.,
EGC.
Wilkey, S., Van Rompay, M., et al. (1998).
Trends in alternative medicine use in the
United States, 1990-1997. JAMA, 280, 1569- Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-
1575 Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3.
EGC : Jakarta.
FKUI. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu bedah.
Binarupa Aksara : Jakarta Sjamsuhidayat,2010. Buku Ajarilmu Bedah. Jakarta.
EGC.
Harahap. I. A. (2011). Perilaku Nyeri, Fenomena
Harian Yang Dihadapi Perawat, What We Can Do?. . The Author 2007. Published by Oxford University
Dalam Evidance Based Da;am Praktik Pelayanan Press. All rights reserved. For Permissions, please
Keperawatan. 48 email: journals.permissions@oxfordjournals.org
14