i
TESIS
Kepada
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Materai
Rp 6.000
iv
PRAKATA
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Master Sains (M.Si) pada
Universitas Hasanuddin.
Tesis ini merupakan hasil pemikiran dan karya penulis yang dapat
disusun dengan baik atas bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis
kepada:
penyusunan tesis ini. Dr. Muhammad Ismail P., SE., M.Si sebagai
dalam penyusunan tesis ini. Beliau dengan penuh perhatian dan ketelitian
Prof. Dr. Sitti Haerani, SE, M.Si., Dr. Ria Mardiana, SE., M.Si,dan
v
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
yang mandiri dan penuh rasa tanggung jawab dalam peningkatan Sumber
Orang tua, saudaraku serta semua pihak yang telah membantu dan
Mudah-mudahan hasil penelitian ini dan ilmu yang diperoleh penulis dapat
Terima kasih
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL......................................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
LEMBAR KEASLIAN.... iv
PRAKATA....................................................................................... ......... v
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
ix
BAB III KERANGKA PIKIR
6.1. Kesimpulan.. 66
6.2. Saran... 67
6.3. Keterbatas Peneltian................................................................. 67
x
Daftar Pustaka ............................................................................................... 69
Lampiran
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
kesejahteran yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa indonesia. Dengan
demikian upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan kesehatan,
artinya pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan
merupakan tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
(UU No. 36,2009). Sistem kesehatan nasional merupakan salah satu tujuan
pembangunan nasional, yang bertujuan untuk menyehatkan masyarakat
sehingga derajat kesehatan yang lebih baik dapat tercapai secara optimal. Salah
satu cara untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik melalui pelayanan
kesehatan yang memadai adalah dengan menyediakan sumber daya manusia
yang berkualitas.
1
Tenaga kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1176 tahun 2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan di
definisikan sebagai :
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
2
Ada dua aspek penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan
tenaga kesehatan, yaitu aspek kuantitas dan kualitas. Kualitas tenaga kesehatan
yang baik ditentukan oleh kesesuaian tenaga kesehatan dengan kebutuhan
masing-masing bagian dan manajemen rumah sakit yang digelutinya (Ilyas,
2002). Oleh karena itu, diperlukan perencanaan tenaga kesehatan yang mampu
menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat dalam organisasi tersebut dalam
mengemban jabatan atau pekerjaan pada waktu yang tepat demi tercapainya
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan bersama oleh organiasi tersebut
(Siagian, 2007). Dalam pelaksanaannya, perencanaan tenaga kesehatan
bukanlah proses yang statis, namun merupakan proses dinamis yang juga
memperhitungkan dan memperkirakan faktor-faktor internal dan eksternal secara
bersamaan.
3
dalam keperawatan, (3) Kontrol dalam kualitas pelayanan, (4) dukungan dan
penghargaan, (5) Pengembangan profesi serta (6) Inovasi dan kreatifitas
(Palestin, 2006). Masalah yang sering muncul adalah ketidakseimbangan beban
kerja perawat yang sulit sekali dideteksi oleh direksi karena biasanya hanya
mendasar kepada keluhan-keluhan yang sifatnya subyektif.
4
menggunakan teknik work sampling, yaitu teknik ukur besaran beban kerja yang
diterima oleh tenaga kesehatan rumah sakit baik pada unit/bidang/instalasi
tertentu, juga berlaku untuk perhitungan kuantitas beban kerja non rumah sakit.
(Irnalita, 2008).
Rumah sakit Undata berdiri sejak tahun 1972, berlokasi di pesisir teluk
Palu, berdasarkan Surat keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah no.
59/DH.TAP/1972. Rumah sakit Undata memberikan layanan kesehatan dalam
cakupan bersifat prefentif, kuratif dan rehanilitatif dalam tatanan kebersamaan.
Sesuai SK. Menteri Kesehatan No. 93/Menkes/SK/1995, RDUD Undata berubah
dari kelas RS type C menjadi RS type B Non pendidikan, dan tahun berikutnya
diakui sebagai pusat rujukan tertinggi di Sulawesi Tengah dengan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 1996. SDM RSUD Undata Palu merupakan pegawai
PNS dan Non PNS. Berdasarkan jenis pekerjaannya, SDM RSUD Undata Palu
terdiri dari tenaga medis, keperawatan, penunjang (misalnya radiografer,
apoteker, dll) dan tenaga non medis yang bertugas di berbagai unit penunjang di
RSUD Undata Palu. Sumber daya manusia RSUD Undata Palu sampai dengan
Desember 2014 berjumlah 1161 orang.
5
Ruang rawat intensif atau intensive care unit (ICU) adalah unit perawatan
di rumah sakit yang dilengkapi peralatan khusus dan perawat yang terampil
merawat pasien sakit gawat yang perlu penanganan dengan segera dan
pemantauan yang intensif (Gulli et al, 2001). Pasien di ruang perawatan intensif
umumnya adalah pasien sakit berat atau dengan kondisi medis tidak stabil yang
memerlukan pemantauan yang lebih dan intensif dari para perawat dan dokter
yang ada di ruang ICU. Perawat ICU berbeda dengan perawat dibagian lainnya
di rumah sakit, tingkat pekerjaan dan pengetahuan perawat ICU lebih kompleks,
dimana perawat bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis
pasien dan perawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan pasien yang kritis.
Oleh karen itu dibutuhkan jumlah kebutuhan perawat yang tepat di ruang ICU
berdasarkan beban kerja untuk menghindari kelelahan kerja pada perawat yang
dapat berakibat langsung terhadap pasien.
6
bagi karyawan, dengan akibat bisa terjadi risiko yang merugikan pasien, seperti
kesalahan pelayanan dan sebagainya.
Penelitian iniingin melihat berapa beban kerja tenaga perawat yang ada di
ruang ICU RSUD Undata Palu pada tahun 2014 dengan menggunakan teknik
work sampling. Dibutuhkan analisis kebutuhan tenaga yang tepat berdasarkan
analisis beban kerja bagi perawat yang ada di Rumah sakit RSUD Undata Palu
dengan menggunakan teknik work sampling. Selanjutnya penelitian ini
menggunakan Metode WISN untuk melihat berapa tenaga perawat yang
dibutuhkan di ruang ICU RSUD Undata Palu berdasarkan beban kerja yang ada.
.Metode WISN digunakan dengan mempertimbangkan bahwa metode ini sudah
ditetapkan sebagai metode untuk perhitungan sumber daya manusia kesehatan
di dalam KeMenKes Nomor 81/2004. Selain itu metode WISN mudah digunakan,
mudah dioperasikan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan
realistis. Sehingga apabila kita gunakan metode ini bisa memberikan jumlah
tepat berapa tenaga yang dibutuhkan. Dengan terpenuhinya kebutuhan tenaga
sesuai yang dibutuhkan, diharapkan mutu pelayanan bisa ditingkatkan melalui
pencapaian sasaran mutu dan berkurangnya komplain dari pelanggan atau
pasien.
7
1.4. Kegunaan Penelitian
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
Rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan
pengelolahannya (Bab VI UU No. 44 tahun 2009):
1. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dibagi atas :
a. Rumah sakit umum, yaitu rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
b. Rumah sakit khusus, dimana rumah sakit memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, goglongan umur, organ jenis penyakit
atau kekhususan lainnya.
Rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan
fasilitas dan kemampuan rumah sakit, yaitu terdiri dari kelas A,B,C dan D.
Rumah sakit harus memilik tenaga tetap yang meliputi tenaga medis dan
penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen
rumah sakit dan tenaga nonkesehatan. Jumlah dan jenis sumber daya manusia
tersebut harus sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit. Rumah sakit
harus memiliki data ketenagaan yang melakuka praktik atau pekerjaan dalam
penyelenggaraan rumah sakit.
10
melalui organisasi. Penggunaak konsep dan sistem sumber daya manusia
adalah kontrol secara sistematis dari proses jaringan fundamental organisasi
yang mempengaruhi dan melibatkan semua individu dalam organisasi, termasuk
proses perencanaan SDM, desain pekerjaan, susunan kepegawaian, pelatihan
dan pengembangan, representasi dan pelindungan tenaga kerja, serta
pengembangan organisasi. Peranan SDM bagi kesuksesan suatu organisasi
semakin besar. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu
organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Manajemen SDM
berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk
menentukan efektivitas dan efisiensi untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi
(Rachmawati, 2008).
1. Penyediaan Staf
Merupakan proses yang menjamin suatu organisasi untuk selalu
memiliki jumlah karyawan yang tepat dengan keahlian-keahlian yang
memadai dalam pekerjaan-pekerjaan yang tepat, pada waktu yang
tepat untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Adalah fungsi manajemen SDM utama yang tidak hanya terdiri atas
pelatihan dan pengembangan tetapi juga aktivitas-aktivitas
11
perencanaan dan pengembangan karir individu, pengembangan
organisasi serta manajemen dan penilaian kinerja.
3. Kompensasi
Suatu sistem kompensasi yang terencana matang memberi para
karyawan imbalan-imbalan yang layak dan adil atas kontribusi mereka
dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kompensasi mencakup
semua imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai timbal
balik untuk jasa mereka. Imbalan tersebut dapat berupa kompensasi
finansial langsung, kompensasi finansial tidak langsung (tunjangan)
dan kompensasi nonfinansial.
4. Keselamatan dan Kesehatan
Keselamatan adalah perlindungan bagi para karyawan dari luka-luka
yang disebabkan kecelakaan-kecelakaan yang terkait dengan
pekerjaan. Sementara kesehatan adalah bebasnya para karyawan
dari sakit secara fisik atau emosi.
5. Hubungan Kekaryawanan dan Perburuhan Suatu perusahaan
dituntut oleh hukum untuk mengakui serikat pekerja dan berunding
dengannya dengan itikad baik jika karyawan perusahaan yang
bersangkutan menginginkan serikat pekerja mewakili mereka.
a. Perencanaan
Perencanaan SDM (human resources planing) adalah perencanaan
tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program
kepegawaian. Program kepegawaian meliputi pengorganisasian,
pengerahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan
pemberhentian karyawan. Program kepegawaian yang baik akan
membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat.
12
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua
karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja,
delegasi wewenang, integrasi, dan koordinasi dalam bagian
organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mecapai tujuan.
Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya tujuan
secara efektif.
c. Pengarahan
Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar
mau bekerja sama dan bekerja efektif dan efisien dalam mecapai
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan
agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.
d. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan pengendalian semua karyawan agar
menaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan
tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana.
e. Pengadaan
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan
membatu terwujudnya tujuan.
f. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa
depan.
g. Kompensasi
Kompensasi (compesation) adlah pemberian balas jasa langsung
(direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada
karyawan sebagai imbalan jasa yang diberkan kepada perusahaan.
Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai
13
dengan prestasi kerja, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan
primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah
dan berdasarkan internal dan eksternal konsistensi.
h. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk
mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan,
agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
Perusahaan memperoleh laba, karyawanan dapat memenuhi
kebutuhan hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal
yang penting dan sulit dalm MSDM, karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang.
i. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara
atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan,
agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik dilakukan denga program kesejahteraan
yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta
berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
j. Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya
tujuan maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran
untuk menaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma
sosial.
k. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja
seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan
oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja
berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini di atur
oleh undang-undang No. 12 tahun 1964.
14
2.1.3 Perencanaan SDM
Salah satu upaya penting untuk menghadapi persaingan antar rumah sakit
akibat arus globalisasi dan pasar bebas adalah kemampuan dari pimpinan rumah
sakit untuk merencanakan kebutuhan SDM secara tepat sesuai dengan fungsi
dan beban kerja pelayanan setiap unit, bagian dan instalasi rumah sakit (Ilyas,
2011). Mempelajari perencanaan SDM bukan saja hal-hal yang bersifat teknis
yaitu bagaimana menghitung jumlah dan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan
organisasi di masa depan; tetapi juga mempelajari dengan baik segala aspek
yang berkaitan dengan manusia sebagai makhlus sosial yang bekerja dalam atu
organisasi. Dengan demikian, perencanaan SDM bukan saja menyangkut jumlah
tenaga yang dibutuhkan, tetapi juga kompetensi SDM yang dibutuhkan oleh
fungsi dan tugas yang harus dilaksanakan agar organisasi berproduksi sesuai
dengan perkembangan pengetahuan dan demand konsumen.
15
4. Memberikan arahan dan dukungan untuk semua sistem dan aktivitas
SDM.
5. Penyamaan persepsi antara pegawai dan manajer.
Menurut Eric Vetter dalam Jackson dan Schuler (1990) dan Schuler &
Walker (1990) yang dikuti oleh Emi Widajanti dalam artikelnya yang berjudul
Perencanaan Sumber Daya Manusia yang Efektif ; Strategi Mencapai
Keunggulan Kompetitif, disebutkan bahwa definisi perencanaan sumber daya
manusia adalah proses dimana manajemen menetapkan bagaimana organisasi
seharusnya bergerak dari keadaan SDM sekarang ini menuju posisi SDM yang
diinginkan di masa depan. Perencanaan SDM dipandang sebagai proses linier,
dengan menggunakan data dan proses masa lalu (shorttern) sebagai pedoman
perencanaan di masa depan (long-tern). Melalui perencaana SDM ini
manajemen berusaha untuk mendapatkan orang yang tepat, dalam jumlah yang
tepat, pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat serta manajemen
berusaha untuk melakukan hal-hal yang menghasilkan kepuasan maksimum
jangka panjang baik bagi organisasi maupun individu.
16
aktivitas dalam perencanaan SDM dapat digambarkan dalam tiga jangka waktu,
yaitu :
17
d. Design dan implementasi program-program jangka menengah yang
dapat membantu karyawan menyesuaikan pada perubahan-
perubahan organisasi.
e. Evaluasi jangka menengah, karena jangka menengah lebih tidak
pasti, kontingensi dan ruang lingkup yang lebih luas, maka
penyesuaian unti analisis seringkali pada produktivitas departemen
atau unit bisnis.
18
Perencanaan SDM dimaksudkan untuk membantu meningkatkan potensi
dan kepuasan individu dalam meningkatkan karier, dan untuk mendapatkan
calon pegawai yang memenuhi kualifikasi bagi organisasi serta mempersiapkan
calon-calon pegawai yang berpotensi untuk menduduki posisi tertentu dalam
mengantisipasi tantangna organisasi di masa kini dan yang akan datang.
Perencanaan sumber daya manusia ini memungkinkan organisasi untuk
(Handoko, 1996):
1. Memperbaiki penggunaan sumber daya manusia
2. Memadukan kegiatan-kegiatan personalia dan tujuan-tujuan organisasi di
waktu yang akan datang secara efisien.
3. Melakukan pengadaan karyawan-karyawan baru secara ekonomis
4. Mengembangkan informasi dasar manajemen personalia untuk
membantu kegiatan-kegiatan personalia dan unit-unti organisasi lainnya
5. Membantu programpenarikan dari pasar tenaga kerja secara sukses
6. Mengkoordinasi programprogrma manajemen personalia yang berbeda-
beda, seperti rencana-rencana penarikan dan seleksi.
Menurut Sculer & Walker (1990) yang dikutip oleh Erni W, perencanaan
1. Mengidentifikasi tujuan
2. Peramalan keperluan atau syarat dasar SDM
3. Menilai keahlian yang telah dimiliki dan karakteristik penawaran internal
lainnya.
4. Menentukan kebutuhan utama SDM, dan
5. Mengembangkan rencana aktivitas kegitan dan program untuk
memastikan penempatan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat.
19
Perubahan-perubahan lingkungan sulit diprediksi dalam jangka pendek
dan kadang-kadang tidak mungkin diperkirakan dalam jangka waktu
panjang. Faktor lingkungan eksternal seperti perkembangan ekonomi,
kondisi sosial-politik-hukum, perubahan-perubahan teknologi dan
banyaknya pesaing yang akan mempengaruhi permintaan SDM
organisasi.
2. Keputusan-keputusan organisasi
Berbagai keputusan pokok organisasional mempengaruhi permintaan
SDM, seperti :
a. Rencana strategis perusahaan, adalah keputusan yang paling
berpengaruh, dimana sasaran-sasaran yang ingin dicapai dalam
jangka panjang menentukan jumlah dan kualitas karyawan yang akan
yang akan dibutuhkan.
b. Dalam jangka pendek, rencana strategis diuraikan menjadi
profesional dalam bentuk anggaran. Besarnya anggaran adalah
pengaruh jangka pendek yang paling berarti pada kebutuhan SDM.
c. Forecast penjualan dan produksi, juga mempengaruhi kebutuhan
personalia jangka pendek.
d. Reorganisasi dan perancangan kembali pekerjaan.
3. Faktor-faktor persediaan karyawan. Permintaan SDM dimodifikasi oleh
kegiatan-kegiatan karyawan.
manfaat bagi perusahaan dan karyawan. menurut Rivai (2004), yang dikutip oleh
20
4. Perencanaan SDM berkaitan dengan penetuan kebutuhan tenaga kerja di
masa depan dengan baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk
mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas
nantinya.
5. Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan
program kerja bagi satuan kerja yang menangani SDM dalam
perusahaan.
6. Mengetahui pasar tenaga kerja.
7. Acuan dalam menyusun program-program pengembangan SDM.
21
3. Kegiatan standar adalah satu satuan waktu (atau angka) yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi.
4. Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seseorang tenaga kesehatan profesional dalam
satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan telah
memperhitungkan waktu libur, sakit, dan lain-lain.
5. Analisis beban kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada
satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan
selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan
waktu.
6. Beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun
dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
22
2.1.5 Beban Kerja
1. Menurut Haryanto (2004), yang dikutip oleh Adil Kurnia dalam materi
workshop Workload Analysis, adalah jumlah kegiatan yang harus
diselesaikan oleh seseorang atau sekelompok orang selama periode
waktu tertentu dalam keadaan normal.
2. KepMenKes No. 81/2004, menyebutkan bahwa beban kerja adalah
banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga
kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan
kesehatan.
3. Definisi lain dijelaskan dalam KepMenPan No. 75/2004 tentang pedoman
perhitungan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka
penyusunan formasi pegawai negeri sipil, beban kerja adalah sejumlah
target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan
waktu tertentu. Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar
untuk perhitungan. Beban kerja perlu ditetapkan melalui program-program
unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk
setiap jabatan.
Definisi beban kerja seperti yang dikutip oleh Adil Kurnia dalam artikelnya
Definisi Analisis Beban Kerja, 2010 adalah sebagai berikut :
1. Analisis beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja
orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu
pekerjaan dalam waktu tertentu, atau dengan kata lain analisis beban
kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa
jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada
seseorang (Komaruddin, 2009)
2. Analisis beban kerja adalah mengidentifikasi baik jumlah karyawan
maupun kwalifikasi karyawan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi (Simamora, 1995).
Sedangkan di dalam KepMenKes No.81/2004, dijelaskan definisi dari analisis
beban kerja adalah upaya untuk menghitung beban kerja pada satuan kerja
23
dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan persatuan waktu.
Menurut Ilyas (2011), ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk
menghitung beban kerja personel, yaitu :
1. Work Sampling
2. Time and Motion Study
3. Daily Log
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja.
24
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja.
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif
d. Pola beban kerja personel dikaitkan dengan waktu, schedule jam kerja.
Pada work sampling yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh personel ;
informasi yang dibutuhkan oleh penelitian ini adalah waktu dan kegiatannya,
bukan siapanya. Teknik ini masih memiliki bias karena orang akan cenderung
berperilaku lebih baik jika tahu sedang diamati oleh orang lain secara dekat.
Untuk menghindari bias, sebelumnya dapat dijelaskan kepada seluruh personel
bahwa penilaian bukan pada personel secara individu. Dari teknik ini akan
didapatkan pola kegiatan yang berkaitan dengan waktu kerja, kategori kerja,
kategori tenaga atau menurut karakteristik lain seperti demografi dan sosial serta
analisis kesesuaian beban kerja dengan jenis tenaga (Ilyas, 2011)
25
2.Time and Motion Study
Salah satu perbedaan time and motion study dengan work sampling
adalah pada teknik time and motion study kualitas kerja merupakan tujuan
pengamatan. Sementara kekurangan dari teknik ini adalah biaya yang sangat
mahal dan tingkat kesulitannya yang tinggi, sehingga jarang digunakan.
3.Daily Log
26
Pengukuran beban kerja adalah teknik yang diciptakan untuk menetapkan
waktu bagi seseorang pekerja yang qualified (memenuhi persyaratan) dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu pada suatu tingkat prestasi yang telah
ditetapkan.
A. Persiapan
1. Studi Dokumentasi
Dilakukan unutk mendalami :
a. Struktur organisasi, tugasn dan fungsi, rincian tugas unit serta
jenis pekerjaan yang dilakukan oleh unit kerja yang akan diukur
beban kerjanya.
b. Peraturan dan ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja yang akan d iukur beban kerjanya.
2. Penyiapan Instrumen (Formulir I, II, III)
Berdasarkan metode yang digunakan, disusun instrumen
pengumpulan dan pengelolahan data yang terdiri dari :
a. Formulir Pengumpulan data
Formulir ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan untuk pengukuran beban kerja yang bersangkutan,
meliputi :
1) Data tentang produk/hasil kerja dari setiap rincian tugas unit
kerja yang akan di ukur beban kerjanya.
2) Data tentang proses atau prosedur yang dilakukan untuk
menghasilkan setiap produk.
3) Data tentang frekuensi atau beban kerja setiap produk selama
satu tahun.
4) Data tentang standar waktu atau rata-rata waktu yang
diperlukan oleh pemegang jabatan atau petugas yang
melakukan pekerjaan untuk setiap proses atau prosedur.
b. Formulir pengelolahan data
1) Formulir inventaris produk
27
Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi data tentang
produk atau hasil kerja dari suatu unit kerja berdasarkan tugas
dan fungsi serta rincian tugas unit kerja yang bersangkutan.
2) Formulir rincian proses atau prosedur
Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi dan merinci
proses atau prosedur yang dilakukan unutk mendapatkan satu
produk atau hasi kerja.
3) Formulir rekapitulasi perhitungan beban kerja
Formulir ini digunakan untuk menginventarisasi seluruh isi
kerja setiap produk serta jabatan pemroses atau petugas yang
terlibat dalam menghasilkan semua produk. Jumlah seluruh isi
kerja yang ada pada unit kerja tersebut dinamakan beban
kerja
3. Penentuan Unit Kerja
Untuk memulai pelaksanaan perhitungan beban kerja perlu terlebih
dahulu ditentukan unit kerja yang akan diajdikan sasaran.
4. Pemberitahuan kepada Pimpinan Unit Kerja
Sebelum pelaksanaan pengumpulan data pada unit kerja yang akan
diukur beban kerjanya diadakan permberitahuan kepada unit kerja
tersebut. Pada saat pemberitahuan sekaligus dimintakan data dan
ditetapkan pegawai yang akan dijaadikan responden pada saat
pengumpulan data.
B. Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang baik dan akurat dilakukan kegiatan secara
bertahap sebagai berikut :
1. Penyebaran Instrumen
Penyebaran instrumen didahului dengan memberikan penjelasan
kepada respondententang jenis data yang diharapkan, serta cara
pengisian formulir pengumpulan data yang telah disiapkan.
2. Mempelajari instrumen yang telah diisi oleh responden
Formulir yang telah diisi oleh responden kemudian dipelajari dan
dibandingkan dengan tugas dan fungsi serta rincian tugas unit kerja
dan peraturan serta ketentuan yang terkait. Hal ini untuk mengetahui :
28
a. Apakah produk yang dihasilkan telah mencakup seluruh tugas dan
fungsi serta rincian tugas unit kerja yang bersangkutan.
b. Apakah proses atau prosedur dalam menghasilkan setiap produk
sudah sesuai dengan ketentuan dan alur kegiatan sehingga tidak
ada proses yang terlewatkan karena hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya beban kerja.
c. Apakah standar waktu yang digunakan cukup memadai, artinya
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
d. Apakah beban kerja yang ada telah benar-benar sesuai dengan
yang seharusnya dikerjakan bukan hanya senyatannya saja. Dari
telaahan terhadap hasil isian responden tersebut, dilakukan
identifikasi dan inventarisasi hal-hal yang dianggap masih
meragukan atau kurang tepat, yang merupakan bahan
pelaksanaan wawancara.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melengkapi data dan informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan pengukuran beban kerja ini.
Wawancara dilakukan terhadap semua responden, karena pada
umumnya hasil dari formulir yang diisi masih sangat kurang memadai
untuk pelaksanaan pengukuran beban kerja. Dalam wawancara ini
responden diarahkan untuk memberikan semua data yang diperlukan
yaitu :
a. Produk yang dihasilkan dari setiap rincian tugas.
b. Proses atau prosedur yang rinci untuk menghasilkan setiap
produk.
c. Jumlah beban kerja untuk setiap produk
d. Standar waktu untuk setiap proses
29
ini mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan,
komprehensif dan realistis.
30
5) Ketidakhadiran kerja, sesuai rata-rata ketidakhadiran kerja
(selama kurun waktu satu tahun) karena alasan sakit, tidak masuk
kerja dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin. (E)
6) Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku atau peraturan
daerah, pada umumnya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 jam
(F).
31
pengamatan dan pengalaman selama bekerja dan kesepakatan
bersama.
Adapun rumus perhitungan standar beban kerja adalah sebagai
berikut :
32
Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM
2) Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu
tahun.
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data
kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan ditiap unit kerja
selam kurun waktu satu tahun.
33
2.2 Tinjauan Empiris
Penelitian Analisis
34
Metode WISN yaitu 83,87% dan untuk
ruang Flamboyan 81,36%.
Hasil ini melebihi standar
kerja optimal. Untuk
standar kelonggaran di
ruang Dahlia rumah sakit
umum Negara Bali adalah
0,29 sedangkan untuk
ruang Flamboyan adalah
0,28. Hasil perhitungan
kebutuhan tenaga per unit
dengan menggunakan
metode WISN, jumlah
kebutuhan tenaga perawat
medikal bedah untuk
ruang Dahlia 22 perawat,
dan untuk ruang
Flamboyan adalah 32
oranf perawat. Interpretasi
hasil perhitungan
kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan indeks WISN
didapatkan ruang medikal
bedah kekurangan 30
orang tenaga perawat.
3. Sarah Andini Analisa Time and Hasil Penelitian ini adalah
Kebutuhan Motion Study rata-rata proporsi waktu
Tenaga produktif dalam satu shift
Keperawatan adalah sebesar 371,91
di Instalasi menit atau setara dengan
Hemodialisa 6 jam 20 menit atau
Rumah Sakit sekitar 83,15%. Rata-rata
Umum Pusat waktu non produktif yang
Persahabatan dihabiskan perawat adalah
Berdasarkan sebesar 75,83 menit atau
Beban Kerja setara dengan 1 jam 26
dan menit atau sekitar 16,49%.
Kompetensi Hasil penelitian dengan
Kerja. menggunakan metode
WISN menggambarkan
adanya kesenjangan
antara beban kerja yang
diterima dengan tenaga
kerja yang tersedia,
sehingga dibutuhkan
penambahan tenaga kerja
sebanyak satu orang
(berdasarkan hasil hitung
waktu produktif) atau dua
orang perawat
(berdasarkan standar
35
waktu istirahat minimal.
4. Syukraa HG Analisis Work Penelitian ini menunjukan
Kebutuhan Sampling waktu aktivitas tenaga
Tenaga asisten apoteker untuk
Berdasarkan aktivitas produktif
Beban Kerja (langsung dan tidak
Dengan Teknik langsung) tampak bahwa
Work persentasenya sangat
Sampling tinggi yaitu 83,34% untuk
Menggunakan shift pagi dan 77,04%
Metode WISN untuk shift siang. Hal ini
di Unit Farmasi dapat disimpulkan bahwa
Rawat Jalan beban kerja untuk asisten
Krakatau apoteker di Unit Farmasi
Medika Rawat jalan Krakatau
Hospital Medika Hospital cukup
Cilegon 2012. tinggi dan membutuhkan
penamabahan tenaga
asisten apoteker sebanyak
10 orang dari tenaga kerja
yang tersedia saat ini
sebanyak 24 tenaga
asisten apoteker.
36
BAB III
KERANGKA PIKIR
37
Penelitian ini ingin menghitung kebutuhan jumlah tenaga perawat yang
ada di ruang ICU RSUD Undata Palu dengan melihat beban kerja nyata.
Penelitian ini mengamati secara langsung kegiatan perawat yang ada di ruang
ICU RSUD Undata Palu dengan menggunakan teknik work sampling untuk
mendapatkan data rata-rata waktu dalam menyelesaikan setiap kegiatan perawat
yang ada di ruang ICU. Setelah itu penelitian ini menggunakan Metode WISN
untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga perawat yang ada di ruang ICU
RSUD Undata Palu.
38
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di RSUD Undata Palu pada tenaga kerja perawat
di ruang ICU, yang berlokasi Jl. Dr. Suharso no. 14 Palu Sulawesi Tengah. Pada
bulan November 2014 Desember 2014.
39
4.3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja perawat
yang ada di ruang ICU RSUD Undata Palu, yang terdiri dari Kepala perawat,
para perawat dan asisten perawat.
40
mencatat aktivitas tenaga C, demikian seterusnya sampai waktu
pengamatan selesai.
b. Wawancara mendalam dilakukan kepada beberapa informan yang telah
dipilih dengan menggunakan pedoman wawancara.
c. Telaah dokumen adalah dengan data tentang jumlah tenaga kerja yang
ada, pola proses pelayanan, waktu kerja tersedia dan dari data rekam
medis dan data dari sistem informasi.
41
d. Memasukan data yang diperoleh ke dalam komputer dan melakukan
pengelompokan berdasarkan jenis aktivitas produktif langsung, produktif
tidak langsung dan aktivitas non produktif.
e. Menjumlahkan masing-masing jenis kegiatan.
f. Setiap jenis kegiatan, jumlahnya dikalikan 2, karena interval waktu
pengamatan dilakukan setiap 2 menit, untuk mengubah pola kegiatan
tersebut ke dalam menit. Sehingga diperoleh waktu setiap aktivitas
pelayanan untuk masing-masing tenaga.
g. Jumlah kegiatan selama penelitian dijumlahkan, sehingga didapatkan
jumlah waktu setiap jenis kegiatan pelayanan selama satu hari.
h. Membuat rata-rata pola aktivitas dalam bentuk presentase.
2. Metode WISN :
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan metode ini
meliputi 5 langkah, yaitu :
f. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Waktu kerja tersedia adalah satuan waktu yang digunakan untuk
bekerja setahun dalam menit. Menetapkan waktu kerja tersedia
tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja tersedia masing-masing
kategori SDM yang bekerja selama kurun waktu satu tahun.
Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah
sebagai berikut :
7) Hari Kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
organisasi/perusahaan atau peraturan daerah setempat (A)
8) Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan setiap SDM memiliki hak
cuti 12 hari kerja setiap tahun (B)
9) Hari libur nasional, berdasarkan keputusan bersama Menteri
terkait tentang hari libur Nasional dan cuti bersama, tahun 2002-
2003 ditetapkan 15 hari kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama
(C)
10) Ketidakhadiran kerja, sesuai rata-rata ketidakhadiran kerja
(selama kurun waktu satu tahun) karena alasan sakit, tidak masuk
kerja dengan atau tanpa pemberitahuan/ijin. (D)
42
11) Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku atau peraturan
daerah, pada umumnya waktu kerja dalam satu hari adalah 8 jam
(E).
43
Rata-rata waktu per faktor kelonggaran
Standar Kelonggaran =
Waktu kerja tersedia
j. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Per unit
Sumber data yang dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan SDM per
unit kerja meliputi :
3) Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu :
Waktu kerja tersedia
Standar beban kerja
Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM
4) Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu
tahun.
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data
kegiatan pelayanan yang telah dilaksanakan ditiap unit kerja
selam kurun waktu satu tahun.
Untuk menghitung kebutuhan tenaga per unit berdasarkan rumus
berikut :
(Kuantitas kegiatan pokok) + Standar kelonggaran
Jumlah tenaga =
44
75% staf yang dibutuhkan, atau hanya 75% tenaga yang
tercapai.
Jika rasio WISN > 1 Maka SDM berlebihan.
Semakin kecil rasio WISN, semakin besar beban kerja.
Menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, tabel, hasil pengamatan.
Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi, yaitu bagaimana beban kerja yang ada, jumlah tenaga kerja
yangdibutuhkan berdasarkan perhitungan rumus WISN, dan pengaturan jadwal
tenaga.
45
Proses wawancara berjalan lancar. Informan memberikan jawaban yang cukup
jelas dan uraian yang lengkap.
Hasil akhir dari data yang diperoleh digunakan untuk menghitung jumlah tenaga
yang dibutuhkan dengan menggunakan metode WISN. Hasil perhitungan jumlah
tenaga ini diharapkan bisa menjadi masukanbagi manajemen RSUD Undata Palu
khususnya bidang SDM.
46
BAB V
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil dari pengamatan
kegiatan seluruh perawat yang ada di ruang ICU (total perawat yang diamati ada
20 orang) dengan metode work sampling yang disajikan dalam bentuk tabel serta
hasil wawancara dengan Kepala perawat ruang ICU. Sedangkan data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang dimiliki oleh Ruang ICU RSUD Undata
Palu, bagian keperawatan dan SDM RSUD Undata Palu. Pengumpulan data
dilakukan selama bulan November Desember 2014.
47
5.2. Karakteristik Perawat Ruang ICU RSUD Undata Palu
Berikut adalah karakteristik perawat yang ada di ruang ICU RSUD Undata Palu:
PERAWAT BEKERJA
1. AK P 33 thn 11 tahun S1
2 AT P 35 thn 13 tahun D3
3 NW L 32 thn 10 tahun D3
4 SR P 33 thn 8 tahun D3
5 NH P 29 thn 5 tahun D3
6 BD P 27 thn 5 tahun D3
7 FS P 25 thn 3 tahun D3
8 GE P 24 thn 1 tahun D3
9 AD L 23 thn 1 tahun S1
10 PD L 24 thn 1 tahun S1
11 YB L 49 thn 26 tahun D3
12 DM P 36 thn 13 tahun D3
13 IW L 31 thn 9 tahun D3
14 YF P 32 thn 9 tahun D3
15 AR L 22 thn 1 tahun D3
16 SV P 26 thn 5 tahun D3
17 SN P 25 tahun 2 tahun D3
18 MR L 32 thn 7 tahun D3
19 NP P 27 thn 5 tahun D3
48
20 AP P 32 thn 10 tahun D3
a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada waktu jam kerja
b. Apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada
waktu jam kerja
c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak
produktif.
d. Pola beban kerja personel berkaitan dengan waktu, schedule jam kerja.
49
proses dan tujuan pengamatan. Sebagai instrumen dalam proses pengamatan
peneliti menggunakan formulir work sampling, alat tulis dan stopwatch. Aktivitas
yang diamati dibagi atas tiga kelompok yaitu :
Tabel 5.2 Penggunaan waktu Aktivitas Tenaga Perawat di ruang ICU RSUD
Undata Palu
50
Menangani pasien 40 8,33 40 8,33 38 7,91
komplikasi
Memberikan obat 9 1,87 14 2,91 13 2,71
51
NO AKTIVITAS PAGI SIANG MALAM
52
Apabila dilihat waktu aktivitas tenaga perawat di ruang ICU untuk aktivitas
produktif (langsung dan tidak langsung) dan aktivitas non produktif tampak
bahwa persentase waktu aktivitas produktif sangat tinggi, yaitu pagi 81,33%,
siang 79,02% dan malam 75,14%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa beban kerja
untuk tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu cukup tinggi. Menurut
Ilyas (2011) bahwa tidak mungkin mengharapkan personel untuk bekerja
maksimum, paling rasional mengaharapkan personel kerja pada titik optimum.
Waktu kerja produktif optimum pada umumnya 80%. Parameter ini digunakan
untuk menilai apakah betul beban kerjanya tinggi, bukan hanya keluhan
personel. Apabila personel sudah bekerja diatas 80% waktu produktifnya, kita
perlu mempertimbangkan dan memperhatikan bahwa unit tersebut benar-benar
butuh penambahan tenaga.
Hasil waktu aktivitas tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu
seperti yang dirangkum dalam tabel 5.2 menunjukan waktu untuk aktivitas
produktif langsung adalah 62,66% (Pagi), 57,78 (siang), dan 57,67% (malam)
dengan rata-rata 59,37%. Untuk aktivitas produktif tidak langsung dengan rata-
rata 19,12%, dan aktivitas non produktif 15,91%. Beban kerja perawat di ruang
ICU RSUD Undata Palu adalah 81,33% (pagi), 79,02% (siang) dan 75,14%
(malam). Persentase waktu ini apabila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
Ni Luh Ade (2011) di ruang Medikal Bedah Rumah Sakit Umum Negara Bali yang
beban kerja perawatnya lebih tinggi, untuk beban kerja perawat adalah 83,23%
(Pagi), 82% (Siang) dan 72,57% (malam). Sedangkan beban kerja untuk tenaga
apoteker hasil yang diperoleh Syukraa (2012) di Unit Farmasi Rawat Jalan
Krakatau Medikal Hospital Cilegon cukup tinggi yaitu 83,34% (pagi), 77,04
53
(Siang) dan 45,83 (malam) dan jiika dibandingkan dengan hasil Fitrini (2011) di
Instalasi Farmasi RSUD Pasaman Barat yg beban kerja nya lebih rendah yaitu
60,90% (Pagi), 34,92% (siang) dan 18,25% (malam). Hal ini sesuai dengan
waktu pelayanan yang pada malam hari aktitivitas produktif tidak banyak.
54
1. Hari Kerja, sesuai dengan ketentuan yang berlaku di RSUD Undata Palu
yaitu enam hari dalam satu minggu. Dalam satu tahun 306 hari (6 x 51
minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai dengan ketentuan SDM RSUD Undata Palu selama
12 hari kerja setiap tahun. (B)
3. Hari libur nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Terkait tentang
Libur Nasional dan Cuti bersama Tahun 2014 ditetapkan 14 hari dan 3
hari untuk cuti bersama. RSUD Undata Palu hanya menggunakan libur
nasional yaitu 14 hari. (C)
4. Ketidakhadiran kerja, sesuai rata-rata ketidakhadiran kerja selama 3 hari
pertahun. (D)
5. Waktu kerja dalam satu hari adalah 8 jam kerja. (E)
tabel 5.3 Waktu kerja tersedia perawat di ruang ICU RSUD Undata
Palu
KODE Faktor Jumlah Keterangan
Waktu kerja tersedia untuk perawat di ruang ICU adalah 277 hari/tahun
atau 2216 jam/tahun atau 132960 menit/tahun. Jumlah ini berbeda dengan
55
perhitungan waktu kerja tersedia tenaga kerja kesehatan perawat seperti yang
dicontohkan di dalam KeMenKes Nomor 81/Menkes/SK/I/2004 yaitu 214
hari/tahun atau 1712 jam/tahun. Hal ini disebabkan karena dari RSUD Undata
Palu tidak ada hari libur untuk cuti bersama. Dari waktu kerja yang tersedia ini
dibagi menjadi 3 shift. Shift pagi 07.00 s.d 14.00 , shift siang 14.00 s.d 21.00 dan
shift malam 21.00 07.00.
56
waktu yang didapatkan dari hasil observasi dengan menggunakan teknik
work sampling.
4. Data dan informasi kegiatan pelayanan pada tiap unit kerja RS.
Kegiatan pokok perawat yang ada di ruang ICU RSUD Undata Palu
adalah aktivitas yang termasuk dalam produktif langsung dan tidak
langsung.Untuk menghitung standar beban kerja, data yang dibutuhkan adalah
waktu kerja tersedia yang didapatkan dari langkah pertama dalam metode WISN
dan rata-rata waktu untuk menyelesaikan kegiatan pokok yang didapatkan dari
hasil observasi.
tabel 5.4 Standar beban kerja tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata
Palu
No Kegiatan Pokok Rata-rata WT SBK (WT/t)
waktu (menit)
(menit)
Aktivitas produktif
langsung
1. Menerima pasien baru 9,5 132960 13995
57
4 Memasang alat 8 132960 16620
pernafasan
5 Melakukan tindakan 9,5 132960 13995
emergency
58
keterangan : SBK = standar beban kerja (waktu kerja tersedia dibagi rata-rata waktu
untuk menyelesaikan kegiatan pokok), WT = Waktu kerja tersedia
Rata-rata waktu dari setiap kegiatan pokok perawat di ruang ICU RSUD
Undata Palu didapatkan dari rata-rata waktu untuk menyelesaikan setiap
kegiatan pokok dari setiap shift yaitu shift pagi, siang dan malam dalam satuan
menit. Data waktu kerja tersedia (WT) di dapatkan dari langkah pertama metode
WISN dalam satuan menit. Hasil dari perhitungan standar beban kerja (SBK)
didapatkan dengan menggunakana rumus sebagai berikut :
Waktu Kerja Tersedia
Standar Beban Kerja =
Rata-rata waktu kegiatan pokok
Waktu kerja tersedia untuk tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu
dalam satuan menit. Rata-rata waktu kegiatan pokok didapatkan dari hasil
observasi untuk rata-rata waktu aktivitas produktif langsung dan aktivitas
produktif tidak langsung.
59
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan.
Tabel 5.5 Standar Kelonggaran tenaga Perawat ruang ICU RSUD Undata
Palu
Kegiatan Penunjang Waktu Frek Jumlah WT SK (J/WT)
(menit) (menit)
Makan/minum 12 277 3324 132960 0.025
Jumlah 0,11
Pada tabel 5.5, Data waktu di dapatkan dari rata-rata waktu untuk
menyelesaikan setiap kegiatan non produktif dari hasil observasi dalam satuan
menit. Data Frekuensi adalah jumlah hari kerja dalam satu tahun setiap perawat
di ruang ICU RSUD Undata Palu. Setelah itu data waktu dan frekuensi dikalikan
untuk mendapatkan rata-rata waktu per faktor kelonggaran dalam satu tahun
dalam satuan menit. Data waktu kerja tersedia (WT) adalah waktu kerja tersedia
60
dalam satuan menit yang di dapatkan pada langkah pertama metode WISN.
Standar kelonggaran tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu diperoleh
dari rumus menyusun standar kelonggaran yaitu :
Hasil yang diperoleh adalah 0,11. hasil dari standar kelonggaran kurang
dari satu artinya dilihat dari aktivitas produktif tidak langsung tidak dibutuhkan
penambahan tenaga perawat.
61
tabel 5.6 Kuantitas Kegiatan Pokok Perawat di Ruang ICU RSUD Undata
Palu Tahun 2014
NO Aktivitas Pokok Jumlah
Data di tabel 5.6 adalah data jumlah per kegiatan yang dilakukan oleh
perawat dalam satu tahun. Data ini didapatkan dari telaah dokumen sistem
informasi data yang ada di RSUD Undata Palu dan ruang ICU RSUD Undata
62
Palu. Setelah di dapatkan standar beban kerja dan standar kelonggaran dari
langkah sebelumnya dalam metode WISN, selanjutnya dapat dihitung angka
kebutuhan tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata untuk tahun 2015 dengan
menggunakan rumus menghitung kebutuhan tenaga per unit :
tabel 5.7 Perhitungan tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata palu tahun
2015
No Aktivitas Pokok Kuantitas (1) SBK (2) Kebutuhan
(1/2)
Aktivitas produktif
langsung
1 Menerima Pasien baru 756 13995 0,05
63
9 Eliminasi BAB 11760 11080 1,06
64
kebutuhan tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu dari kegiatan pokok
(aktivitas produktif langsung dan tidak langsung) kemudian ditambahkan dengan
standar kelonggaran yang di dapatkan dari langkah keempat dalam metode
WISN.
65
penelitiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan Tenaga Berdasarkan Beban
Kerja dengan Teknik Work Sampling Menggunakan Metode WISN di Unit
Farmasi Rawat Jalan Krakatau Medika Hospital Cilegon Tahun 2012, kebutuhan
asisten apoteker sebanyak 34 orang sedangakan tenaga asisten yang tersedia
hanya 24 orang asisten apoteker.
Dalam penelitian ini hasil yang didapatkan adalah beban kerja perawat
yang ada di ruang ICU RSUD Undata Palu cukup tinggi, dan dari perhitungan
kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja menggunakan metode WISN
didapatkan bahwa di ruang ICU membutuhkan penambahan tenaga perawat
sebanyak 1 orang. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi manajemen RSUD
Undata Palu dalam hal mengurangi tekanan beban kerja, meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan merencanakan kebutuhan tenaga perawat
dimasayang akan datang.
66
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Beban kerja tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu cukup
tinggi dan membutuhkan tambahan tenaga perawat sebanyak 1 orang.
2. Beban kerja secara keseluruhan masih bisa diteloransi karna dari hasil
perhitungan hanya memerlukan tambahan tenaga sebanyak 1 orang, hal
ini bisa di antisipasi dengan pembagian jumlah shift kerja yang tepat.
3. Waktu kerja tersedia untuk perawat di ruang ICU adalah 277 hari/tahun
atau 2216 jam/tahun atau 132960 menit/tahun.
4. Standar beban kerja yang ada di ruang ICU RSUD Undata Palu sudah
mencakup standar pelayanan yang ada di Rumah Sakit.
5. Standar kelonggaran tenaga perawat di ruang ICU RSUD Undata Palu
adalah 0,11 yang artinya untuk menyelesaikan aktivitas non produktif
tidak dibutuhkan penambahan tenaga.
6. Dari hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan metode WISN jumlah
tenaga yang ada sekarang masih belum mencukupi.
67
6.2. Saran
68
sakit dan keterbatasan tenaga peneliti sendiri. Hal ini bisa menimbulkan
bias. Untuk mengurangi bias yang mungkin timbul peneliti menekankan
kepada pengamat untuk bisa bersifat seobjektif mungkin seperti
pengamatan yang dilakukan bersama dengan peneliti.
c. Selama pengamatan, ada beberapa waktu dimana responden hilang
dalam pandangan peneliti (responden keluar daru ruang ICU). Adalah
tidak etis jika peneliti mengikuti kemanapun responden pergi dan
menanyakan apa yang responden lakukan selama responden pergi.
Kegiatan ini kemudian dikelompokkan peneliti ke dalam waktu pribadi
yang di hitung sebagai waktu non produktif.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
- Kep.Men.PAN Nomor: KEP/75/M.PAN/7/2004 Tentang Pedoman
Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam
Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil.
- Kurnia, Adil (2010). Pengertian Beban Kerja. Materi Workshop Workload
Analysis. dari Adikurnia.wordpress.com/tag/definisi-beban-kerja.
- Kurnia, Adil (2011). Definisi Beban Kerja. Artikel
- Kawonal, Y. (2006). Standar Praktik Keperawatan Profesional di
Indonesia. Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2006.
- Maleong, Lexy (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Penerbit PT.
Remaja Rosdakarya. Edisi Revisi. Bandung
- Marquis B.L dan Huston.(2000). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Teori & Aplikasi. Jakarta:EGC.
- Mello, Jeffrey A (2002). Strategic Human Resource Management. South-
Western.
- Mondy, R Wayne (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit
Erlangga. Jilid 1 Edisi 10. Jakarta
- Nawawi, H. Handari (2005). Perencanaan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.
- Ni luh, Ade. Jurnal Kebutuhan Rill Tenaga Perawat Dengan Metode
Workload Indicator Staff Need (WISN). Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.
- Palestin, B. (2006)Fungsi Perawat Spesialis Agar Terhindar dari Masalah
Etik Maupun Hukum. Jurnal Keperawatan dan Penelitian Kesehatan.
- Patuwo, B. Analisis Hubungan Beban Kerja dengan Stress Kerja Perawat
di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Tesis. Program
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2007.
- Perkins. (2009). Work Sampling : A Method for Assesing and Monitoring
Productivity. The Bussines Owner Journal. West Sacramento.
- Rachmawati, Ike (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit
Andi, Yogyakarta.
- Rifki, M. Analisis Hubungan Tenaga Dokter Umum Berdasarkan Beban
Kerja dengan Menggunakan Metode Work Sampling pada Instalasi
Gawat Darurat RSU Kabupaten Tangerang tahun 2009. Tesis.
71
Program Pascaarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. 2011.
- Sarah, A. Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Instalasi
Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Berdasarkan
Beban Kerja dan Kompetensi Kerja. Tesis. Program Pascasarjana
Universitas Indonesia.
- Siagian D.S. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
- Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Penerbit Alfabeta. Bandung.
- Suriyahwongpaisal, P. Potencial Implication of Hospital Autonomy on
Human Resources Management. A Thai Case Study. WHO. Dari
http://www.who.int/hrh/en/HRDJ 3 3 02.pdf
- Susana, S. Analisis Jumlah Kebutuhan Tenaga dengan Metode WISN di
Sub Unit Rekam Medis Rumah Sakit Pertamina Jaya Tahun 2011. Tesis.
Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. 2011.
- Syukraa, HG. Analisis Kebutuhan Berdasarkan Beban Kerja dengan
Teknik Work Sampling Menggunakan Metode WISN di Unit Farmasi
Rawat Jalan Krakatau Medika Hospital Cilegon Tahun 2012. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
- Widajanti, Erni. Perencanaan Sumber Daya Manusia yang Efektif;
Strategi Mencapai Keunggulan Kompetitif. Fakultas Ekonomi, Universitas
Slamat Riyadi. Surakarta. Artikel
- WHO (2009). Toolkit on Monitoring Health System Strengthening, Human
Resources For Health. Dari http://www.who.int/healthinfo/statistic/toolkit
hss/EN PDF Toolkit HSS Human Resources oct08.pdf
- WHO (2010). WISN Workload Indicator Staffing Need user Manual.
Geneva. http://whqlibdoc.who.int/publication/2010/9789241500197
72
Lampiran 1
73
Lampiran 2
Tanggal/Tempat wawancara :
Pendidikan Informan :
Umur Informan :
Pertanyaan :
74
9. Apa ada Keluhan dari Pasien atau Keluarga Pasien tentang Pelayanan
yang ada di Ruang ICU RSUD Undata Palu ?
10. Apa Usaha yang Telah Dilakukan Untuk Menjawab Kelihan dari Pasien
atau Kleuarga Pasien terhadap Pelayanan di Ruang ICU Undata Palu ?
75
Lampiran 3
Tanggal/Tempat Wawancara :
Pendidikan Informan :
Umur Informan :
Pertanyaan :
76
77
78