Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar nelakang

Perencanaan pembelajaran merupakan salah satu mata kuliah yang dikembangkan


dilembaga pendidikan tinggi khususnya lembaga keguruan dan ilmu pendidikan. Dalam
perkembangannya mengalami berbagai perubahan-perubahan tersebut berjalan seiring dengan
perkembangan teknologi pembelajaran yang didorong oleh tuntutan penggunaan berbagai media
dengan maksud untuk menciptakan kemudahan belajar. Adapun yang melatar belakangi kami
dalam menulis makalah kami adalah menjelaskan pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup
desain pembelajaran, dengan harapan seluruh mahasiswa-mahasiswi bisa memahami secara
keseluruhan desain pembelajaran.

Lembaga Pendidikan yang berkualitas merupakan dambaan setiap komponen masyarakat,


baik komponen masyarakat sekolah yang terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, maupun masyarakat dalam arti luas yaitu orang tua atau masyarakat lain pengguna
pendidikan atau simpatisan yang menaruh perhatian besar terhadap kuantitas dan kualitas output
sekolah, yang pada akhirnya menggunakan jasa pendidikan yang di hasilkan oleh lembaga
pendidikan yang berkualitas tersebut, dalam hal ini sekolah harus dikelola dan diberdayakan agar
mampu mewujudkan predikat sebagai Lembaga Pendidikan yang berkualitas yang mampu
memproses peserta didik yang pada akhirnya akan menghasilkan produk (output) secara optimal.
Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya
pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan mempunyai ide-ide yang
cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju. Potensi yang ada pada diri manusia akan
berkembang menjadi pribadi yang baik, apabila dia manfaat kan dengan sebaik mungkin kearah
yang positif. Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar
adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah
dan dikontrol. Kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu: pertama;
ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.
Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai
kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan
desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran
menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang
yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.

Peningkatan mutu pendidikan terus digalakkan baik ditingkat pusat maupun daerah.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun global, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diadakan pengembangan di bidang
pendidikan, yang sekarang kita kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).[1]
Kurikulum terus berubah karena potensi siswa, kondisi pendidikan, persaingan global,
persaingan pada kemampuan SDM dan persaingan terjadi pada lembaga pendidikan. Oleh karena
itu guru dituntut harus mampu:

a) Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.


b) Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar.
c) Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran.
d) Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku. (e)
Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber.
e) Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
f) Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajarannya.
g) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efekti.

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran
membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk
menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan
pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur
untuk meningkatkan mutu belajar.
B. Pokok Masalah
Seiring dengan dikembangkannya berbagai rancangan pembelajaran teori belajarpun tetap
menjadi perhatian para ilmuwan untuk mengembangkannya dan belakangan ini muncul teori
belajar konstruktivisme yang mulai mewarnai sistem pembelajaran, sehingga dapat diketahui
pengertian, fungsi, tujuan dan ruang lingkup desain pembelajaran.
Dari latar belakang diatas dapat kita ambil suatu rumusan masalah diantaranya yaitu :
1. Apa pengertian dari desain pembelajaran ?
2. Bagaimana tujuan dari pembelajaran yang diharapkan ?
3. Model model pembelajaran bagaimana yang dapat mendukung pembelajaran
pembelajaran yang efektif ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian, tujuan, fungsi dan ruang lingkup
desain pembelajaran
2. Sebagai bahan diskusi
3. Menyiapkan mahasiswa yang mampu dan mempunyai keterampilan dalam
desain pembelajaran.

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Desain Pembelajaran

Pada desain pembelajaran semua itu bagian suatu komponen pengajaran yang telah dirancang
sebelum melakukan atau melaksanakan system pembelajaran yang berhasil, yang menggunakan
pola efektif dan efisien. Karena system pendidikan pada zaman modern pada saat sekarang ini,
karena seorang guru yang penuh dengan banyaknya tuntutan dan kebutuhan yang dihadapi oleh
pada saat ini guru dituntut harus bisa dalam segala bidang sebagai bentuk untuk menfasilitasi
bakat anak yang sangat banyak berkembang. Untuk supaya tidak salah memahami suatu
makalah ini maka penulis memberikan penjelasan secara terinci.

1. Desain adalah kerangka, bentuk atau rancangan.langkah pertama dalam fase


pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain dapat
didefinisikan berbagai proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan
pendefinisian suatu perangkat, suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk
memungkinkan realisasi fisiknya. Tujuan desainer adalah untuk menghasilkan suatu
model atau representasi dari entitas yang kemudian akan dibangun.Desain pembelajaran
adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar
dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Proses ini
berisi penentuan status awal dari pemahaman peserta didik, perumusan tujuan
pembelajaran, dan merancang "perlakuan" berbasis-media untuk membantu terjadinya
transisi. Sebagai suatu disiplin, desain pembelajaran secara historis dan tradisional
berakar pada psikologi kognitif dan perilaku. Namun istilah ini sering dihubungkan
dengan istilah yang berbeda dalam bidang lain, misalnya dengan istilah desain grafis.
Walaupun desain grafis (dari perspektif kognitif) dapat memainkan peran penting dalam
desain pembelajaran, namun keduanya adalah konsep yang terpisah.
2. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai setelah mengajar suatu pokok atau subpokok
bahasan yang sudah ditencanakan. Dalam buku lain dijelaskan tujuan adalah sesuatu yang
hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan seperti SD,SM,dan universitas yang harus
sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Jadi tujuan yang penulis maksud sesuatu yang
hendak dicapai setelah mengajar suatu pokok bahasan atau sub bahasan yang telah
direncanakan oleh seorang pendidik ataupun guru formal atau non formal sehingga
sehingga terjadinya perubahan pada anak didik atau siswa dalam hal intelegensi maupun
moral, sopan santun, ataupun akhlak.
3. Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar.
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar
(Dimyati & Mudjiono dalam Sagala, 2005) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UUSPN No.20
Tahun 2003 dalam Sagala, 2005). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun
oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
pembelajaran..[6] Jadi desain pembelajaran adalah rangcangan atau kerangka terhadap
sesuatu yang akan dicapai setelah mengajar dalam pokok bahasan atau subbahasan
sehingga proses belajar mengajar atau system pembelajaran terarah dan terprogram sesuai
dengan yang diinginkan.

Semua program pendidikan atau pengajaran didasarkan kepada tujuan umum pengajaran.
Tujuan umum ini di turunkan menjadi tiga sumber yaitu: masyarakat, siswa dan bidang studi.
Yang diturunkan oleh masyarakat mencakup konsep luas seperti membentuk manusia
pancasila manusia pembangun manusia berkepribadian menetapkan nilai. Manusia
bertanggung jawab dan sebagainya. tujuan pendidikan menurut siswanya mencakup kesiapan
jabatan, ketrampilan memecahkan masalah, penggunaan waktu senggang secara membangun dan
sebagainya. Dan tiap siswa mempunyai harapan yang berbeda. Tujuan pendidikan yang ada
kaitanya dengan bidang studi dapat dinyatakan lebih spesifik, misalnya dalam sains, sadar akan
keindahan. Karena sain dan pendidikan tidak dapat dipisahkan ilmu-ilmu sain haruslah dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mencapai data yang valid, karena ilmu sain selalu berubah-ubah
sesuai dengan perkembangannya.

B. Komponen Utama Desain Pembelajaran


Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: Pembelajar (pihak yang menjadi
fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai
oleh pembelajar. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang
akan dipelajari. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun
atau mikro dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang
akan diberikan kepada Pembelajar. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau
kompetensi ang sudah dikuasai atau belum.

C. Komponen-Komponen Pembelajaran

Konsep tujuan pengajaran atau pembelajaran yang dikemukakan oleh Mager menitik
beratkan pada tingkah laku siswa atau perbuatan (performace) sebagai suatu jenis output yang
terdapat dari siswa, yang dapat diamati dan menunjukan bahwa siswa tersebut telah melakukan
kegiatan belajar. Artinya jika siswa tidak dapat mempertunjukan tingkahlaku tertentu sebelum
belajar dan kemudian dapat mempertunjukannya maka berarti siswa telah menempuh proses
pembelajaran. Yang menjadi masalah sekarang, apakah tingkah laku yang dipertunjukan sesuai
dengan tingkah laku yang diharapkan atau sesuai dengan norma-norma agama dan norma
lainnya. Maka pendidik belum bisa melakukan desain tujuan pembelajaran yang bisa menggapai
seluruh siswa yang di ajarnya Dalam mendesain tujuan pembelajaran harus memperhatikan
komponen-komponen yang mempengaruhi proses pembelajaran sehingga seorang guru atau
pendidik dapat mencapainya apa yang diharapkan. Dalam pendesainan tujuan pembelajaran
hendaknya seorang guru atau pendidik memperhatikan komponen sebagi berikut :

1. Tingkah laku terminal


Tingkah terminal adalah komponen tujuan pengajaran yang menentukan tingkah laku siswa
setelah pengajaran. tingkah laku terminal harus dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja(action verb) misalnya memilih, mengukur, yang menunjukkan suatu tindakan yang
dapat diamati dan dicatat. Dengan menggunakan kata kerja tindakan, kita dapat
menkomunikasikan apa yang kita harapkan dapat dilakukan oleh siswa pada saat
pembelajarang sedang berlangsung maupun proses pembelajaran telah selesai.
Mengidentifikasi perilaku awal siswa dimaksudkan untuk mengetahui siapa kelompok
sasaran, populasi sasaran, serta sasaran didik dari kegiatan instruksional. Istilah tersebut
digunakan untuk menanyakan siswa yang mana atau siswa sekolah apa, serta sejauh mana
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka miliki sehingga dapat mengikuti
pelajaran tersebut.
2. Kondisi-kondisi tes
Kondisi-kondisi seperti yang seperti itu, seharusnya perlu disiapkan oleh seorang guru
sebab sering terjadi siswa memprotes bahwa ulangan atau tes yang diberikan tidak sesuai
dengan materi pelajaran yang telah diberikan. Jenis kondisi ada tiga jenis yang umumnya
mempengaruhi prilaku pada suatu tes. Pertama,Alat dan sumber yang seharusnya yang
digunakan oleh siswa dalam mempersiapkan untuk menempuh tes. Seperti buku sumber,
catatan, dan sebagainya. Kedua ,tantangan yang disediakan untuk siswa misalnya
mengerjakan tes dalam jangka waktu yang terbatas. Ketiga,cara menyajikan informasi atau
pelajaran. Misalnya, dengan tulisan ataupun dengan rekaman. Tujuan-tujuan pengajaran
yang lengkap seharusnya memuat kondisi-kondisi dimana perilaku akan diuji.
3. Ukuran-ukuran perilaku
Komponen ukuran merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk
membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran (standar) menentukan
tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagi bukti bahwa siswa telah mencapai
tujuan. Misalnya siswa dapat memecahkan suatu masalah dalam tempo sepuluh menit
ataupun beberapa menit sesuai dengan waktu atau ukuran yang telah ditentukan oleh
seorang guru

D. Fungsi Desain Instruksional

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan berbagai fungsi yang
beraktivitas misalnya seorang manusia agar dapat hidup dan menunaikan tugasnya didalam
dirinya diperlukan adanya fungsi koordinasi dan penggerak, fungsi pernapasan, fungsi
perencanaan makanan, fungsi peredaran darah, fungsi penginderaan, fungsi perlindungan
terhadap penyakit dan berbagai bahaya, serta fungsi pembiakan dll.

Semua komponen dalam sistem pembelajaran haruslah saling berhubungan satu sama
lain. Sebagai misal dalam proses pembelajaran disajikan penyampaian pesan melalui media
OHP,maka diperlukan adanya alira listrik untuk membantu memberikan sinar dalam jaringan
OHP, jika aliran listrik tidak berfungsi, akan menimbulkan kesulitan bagi guru dalam
melangsungkan pembelajaran. Dengan dasar inilah desain pembelajaran memerlukan
keterhubungan antara komponen yang satu dengan yang lain.
Hal-hal tadi dapat diketahui melalui output atau hasil sistem dari pelaksanaan perencanaan
pembelajaran itu sendiri, ialah dokumen desain instruksional. Selanjutnya dalam masalah
persiapan perencanaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
a) Desain instruksional itu kegiatan untuk masa yang akan datang
b) Suatu masalah kuncinya adalah bentuk dan isi strategis dan hal ini yang harus
mendapatkan perhatian.
c) Desain instruksional bukan masalah kira-kira, manipulasi atau teoritis tanpa fakta atau
data yang kongkrit, maka dalam prinsipnya harus telah benar-benar diperhatikan hal-hal
tersebut.

E. Ruang Lingkup Desain Instruksional

a) Kebutuhan Akan Desain Instruksional


Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin insentif dan kompleksnya
permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu masalah terjadi apabila suatu
aktivitas atau kejadian menyimpang dari yang seharusnya terjadi. Untuk mengatasi desain
instruksional yang saat ini masih belum memadai maka berikut ini usulan format aktifitas desain
instruksional dengan dipandang dari berbagai segi antara lain :
Dari segi umum, desain instruksional adalah suatu penelitian, pengembanganteori dan teknik,
penggambaran rencana pada tingkat lokal, regional maupun nasional dan global.
Dari segi fisik, desain instruksional adalah perencanaan jangka panjang, jangka menengah
dan jangk pendek.
Dari segi sosial, desain instruksional adalah tinjauan yang merefleksikan orang, perencanaan
kurikulum, strategi instruksional
Dari segi administrasi, adalah kontrol pengembangan.
b) Karakteristik Desain Instruksional
Suatu proses rasional, dikarakteristrikkan sebagai pengembangan yang
terorganisasi dari kegiatan pembelajaran.
Menyangkut tujuan sosial, cara dan tujuan, proses-proses dan control
Merupakan rancangan konseptual dimana kebijakan dan tindakan dibuat
oleh kelompok.
Konsep dinamis yang menjamin suatu rencana dikonstruksikan dengan
lentur sehingga tidak mungkin terjadi penyimpangan.
Perencanaan pendidikan harus memiliki bidang pengetahuan khusus yaitu meliputi :
a. Metode ilmiah yang komprehensif dan kemampuan menggunakannya dengan
fasilitas yang ada.
b. Pengetahuan akan nilai-nilai perbandingan dan sistem nilai dengan
maksud dapat memfasilitasi keputusan rasional dan tujuan.
c. Pemahaman akan berkelanjutan dan tidak berkelanjutan kecenderungan
dan arah dari segala urusan manusia sehingga dapat memahami
kemungkinan-kemungkinan yang muncul.

Pengertian desain instruksional melibatkan beberapa komponen proses seperti tujuan yang akan
dicapai, prosedur efiisien untuk mencapainya, alokasi sumber daya yang tepat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.Desain instruksional hanya dapat mengacu kepada persiapan kedalam oleh kelompok
dan individu, yang biasa disebut dengan pembelajaran. Intisari dari desain instruksional adalah
kepedulian terhadap pendidikan, oleh karena itu seorang desain harus mengetahui nilai-nilai, tujuan dan
struktur sosial dari komunitas dengan tujuan untuk melayaninya secara memadai.

Ada sembilan dimensi yang terkait dengan proses desain instruksional yakni :
1. Significante, yaitu tingkat kebermaknaan dari tujuan desain instruksional
2. Feasibility, yaitu kelayakan teknis dan perkiraan
3. Relevance, yaitu konsep relevan mutlak perlu bagi implementasi
desain instruksional
4. Definitivenees, yaitu untuk meminimumkan dari tujuan yang direncanakan.
5. Parsimaniousness, yaitu desain haruslah digambarkan secara sederhana
6. Adaptability, yaitu desain instruksional haruslah dinamis dan dapat
berubah sebagai informasi sebagai umpan balik sistem.
7. Time, yaitu siklus alamiah pokok bahasan pada perencanaan
8. Monitoring, yaitu melibatkan penegakkan criteria pendidikan untuk
menjamin berbagai komponen desain insruksional.
9. Subject matter, yaitu pokok-pokok bahasan yang akan direncanakan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lembaga Pendidikan yang berkualitas merupakan dambaan setiap komponen masyarakat,


baik komponen masyarakat sekolah yang terdiri dari peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, maupun masyarakat dalam arti luas yaitu orang tua atau masyarakat lain pengguna
pendidikan atau simpatisan yang menaruh perhatian besar terhadap kuantitas dan kualitas output
sekolah, Lembaga Pendidikan yang berkualitas yang mampu memproses peserta didik yang
pada akhirnya akan menghasilkan produk (output) secara optimal.
Pendidikan merupakan masalah penting dalam kehidupan manusia, karena dengan
adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia yang kreatif dan mempunyai ide-ide yang
cemerlang dalam mengisi masa depan yang lebih maju. Potensi yang ada pada diri manusia akan
berkembang menjadi pribadi yang baik, apabila dia manfaat kan dengan sebaik mungkin kearah
yang positif.
Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang, misalnya sebagai
disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran
membahas berbagai penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk
menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang
memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas
Komponen utama dari desain pembelajaran adalah: Pembelajar (pihak yang menjadi
fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik mereka, kemampuan awal dan pra syarat.
Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai
oleh pembelajar.

DAFTAR PUSTAKA

M. Pd, B. Uno Hamzah, Dr. Perencanaan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara : 2006.

Suparman, Atwi. 2009. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka

Zuhairi, Stain. Blogspot.com/2008/02/ http://analisis-instruksional. html

Hamelik, Oemar, Perencanaan Pengajaran BerdasarkanPendekatan Sistem,Jakarta: PT.


Bumi Aksara, 2005, cetakan keempa 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
Depdiknas.
Hannafin, M.J. & Peck, K.L. 1988. The design, development, and evaluation

of instructional software. New York: Mc Millan Publishing Company

Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di


Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Gaung Persada, Jakarta 2011.`

Dimyati,dkk.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Kunandar.2009.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


(KTSP). Jakarta:Rajawali Pers

ADDIE Instructional Design Model. Retrived December 20 2006. from

Anda mungkin juga menyukai