Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN An. AR DENGAN ISOLASI SOSIAL

DI RUANG VI (DEWA RUCI)

RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

DISUSUN OLEH:

Agung Febrianti D.I.P.W.S


Sola Vyona Gratcia
Galih Prasojo Utomo
Fatmasari Kusuma

PROFESI NERS
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2015
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : ISOLASI SOSIAL

PADA KLIEN An. AR DI RUANG VI (DEWA RUCI)

RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2015 di Ruang Dewa

Ruci Rumah Sakit Jiwa Amino Gondho Hutomo.

a. Identitas

a Identitas Klien

Nama : An. AR

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 18 Tahun

Pekerjaan : Pelajar

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Alamat : Genuk Semarang

ii. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. M

Umur : 40 Tahun

Pekerjaan : Swasta

Hub. Dg klien : Ibu

Alamat : Genuk Semarang

iii. Identitas Rumah Sakit


Tanggal masuk : 9 Februari 2015

Ruang : Dewa Ruci

Dx. Medis : Depresi Berat

No. RM : 102693

a Alasan Masuk

2 minggu diajak ngomong tidak mau menjawab, sering melamun,

merasa ketakutan.

c. Faktor Predisposis

Kurang lebih 2 minggu klien diajak bicara kadang tidak mau

menjawab, berdiam diri dikamar, dan selama 4 hari sering melamun,

klien kadang merasa ketakutan. Saat ada yang datang menjenguk klien

meminta maaf, klien sulit tidur, mandi disuruh, makan disuapi, tidak

masuk sekolah, seharian tidur tidak mau bicara apa-apa. Klien baru

kali ini mengalami seperti ini, klien tidak pernah mengalami aniaya

fisik, aniaya seksual, tidak mengalami kekerasan dalam keluarga.

Anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, klien

mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan, yakni ditolak oleh

seorang wanita.

Masalah keperawatan: harga diri rendah, isolasi sosial.

d. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital:

TD : 110/70 mmHg N : 84 x/mnt RR : 20 x/mnt S : 36,20 C

2. Tinggi badan : 157 cm Berat badan : 55 Kg

3. Kepala : Mesochepal
4. Rambut : Hitam, pendek, kulit kepala ada

ketombe

5. Mata : Sklera tidak ikterik, pupil isokor,

konjungtiva tidak anemis, mata dapat melihat dengan baik,

tampak kemerahan.

6. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, penciuman baik

7. Telinga : Pendengaran baik, simetris, tidak ada

cerumen

8. Mulut : Gigi bersih dan lengkap, tidak ada

stomatitis, bibir tampak kering

9. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid

10. Dada : Bentuk pengembangan dada simetris, tidak

ada nyeri tekan

11. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan

12. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah

dapat berfungsi baik, dapat bergerak dengan bebas.

13. Kulit : Sawo matang, turgor kulit baik.

14. Kuku : Tampak kotor

e. Psikososial

1. Genogram
An. R

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Pasien

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

Klien tinggal bersama orang tua dan adiknya. Pola komunikasi

dengan keluarga adalah dominansi oleh bapak klien dan segala

keputusan atas persetujuan bapak klien.

2. Konsep diri

Gambaran diri

Klien mengatakan senang dengan tubuh yang dimiliki dan

tidak ada yang cacat di tubuhnya.

Identitas diri

Klien berjenis kelamin laki-laki dan merupakan anak kedua

dari empat bersaudara, klien masih sekolah di bangku SMA.

(c) Peran diri


Klien mau melakukan aktivitas sebagai seorang anak,

seperti membantu pekerjaan rumah, bersekolah, dan kadang

mengajar mengaji di masjid. Klien juga sering berlatih band

dengan teman-temannya.

(d) Ideal diri

Klien mengatakan ingin mengikuti ujian dan lulus SMA, klien

mengatakan ingin melanjutkan kuliah mengambil jurusan seni

musik.

(e) Harga diri

Keluarga klien mengatakan bahwa klien anak yang pemalu,

jika mempunyai keinginan tidak pernah bilang pada orang tua.

Klien di RSJ tampak sering berdiam diri dan menyendiri.

(f) Hubungan Sosial

Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga baik, jika

klien punya masalah tidak pernah cerita kepada keluarga.

(g) Spiritual (nilai dan keyakinan)

Klien mengatakan beragama Islam, untuk sholat rajin.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah, isolasi sosial

3. Status Mental

a. Penampilan

Dilihat dari penampilanya kebersihan dan kerapian kurang,

baju hanya ganti satu kali dalam satu hari. Klien lebih sering
membuka baju didalam ruangan, rambut pendek dan

tersisir, kuku tangan dan kaki pendek bersih.

b. Pembicaraan

Klien dalam berbicara pelan, klien sering terlihat menyendiri,

kontak jika perlu saja.

c. Aktvitas motorik

Klien terlihat mondar-mandir. Klien tampak gelisah.

d. Alam perasaan

Klien mengatakan sedih, dan mengatakan bahwa dirinya tidak

apa-apa.

e. Afek

Ekspresi wajah klien saat wawancara tampak datar dan

menjawab dengan kalimat singkat.

f. Interaksi selama wawancara

Klien menjawab pertanyaan dengan kalimat singkat, kontak

mata kurang terhadap perawat.

g. Persepsi

Klien mengatakan tidak apa-apa

h. Proses piker

Pembicaraan klien dapat dimengerti, klien bicara dengan

perawat jika perlu saja. Selama komunikasi dengan perawat

dan orang lain kontak mata kurang dan klien tampak sering

menyendiri.
i. Isi piker

Klien tidak mengalami gangguan dalam isi pikir. Klien tidak

mempunyai pikiran yang aneh-aneh selama ini.

j. Tingkat kesadaran

Klien menyadari bahwa dirinya berada di Rumah Sakit, untuk

perawat dan orang lain klien selalu lupa dengan nama dan

menjawab tidak tahu.

k. Memori

Klien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang

maupun jangka pendek.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien dapat berkonsentrasi dengan baik atau melakukan

perhitungan sederhana, seperti klien dapat menghitung jumlah

obat yang diberikan oleh perawat.

m. Kemampuan penilaian

Keluarga mengatakan klien tidak dapat mengambil keputusan

sendiri, klien selalu mengikuti apa yang diputuskan oleh orang

tuanya.

n. Daya tilik diri

Klien mengingkari bahwa dirinya menderita gangguan jiwa,

klien mengatakan bahwa klien dirawat di RSJ agar mau

berbicara.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

4. Kebutuhan Persiapan Pulang


a. Makan

Klien mau makan 3x dalam sehari, porsi yang diberikan selalu

habis.

b. Eliminasi

Klien BAB satu kali dalam sehari selama di Rumah Sakit,

klien BAK secara mandiri dan tidak keluhan.

c. Mandi

Klien mandi 2 x/hari dengan mandiri, gosok gigi satu kali

sehari.

d. Berpakaian dan berhias

Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, ganti pakaian satu

kali dalam sehari.

e. Istirahat dan tidur

Klien mengatkan tidak mengalami kesulitan tidur. Klien

mengatakan tidur siang 4 jam, malam 5 jam.

f. Penggunaan obat

Selama minum obat klien belum mengetahui jenis obat, dosis

yang diminum, klien hanya mengetahui warna dari obat yang

diberikan.

g. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan nanti kalau pulang tidak mau lagi di bawa

kesini, klien mau minum obat teratur.


h. Kegiatan didalam rumah

Klien mengatakan dirumah biasanya membantu orang tua,

bersekolah, dan mengajar mengaji.

i. Kegiatan diluar rumah

Klien mengatakan main dengan teman (main band), dan

mengajari mengaji anak-anak kecil di masjid.

5. Mekanisme Koping

Sebelumnya klien adalah orang yang mudah bergaul dengan orang

lain, tetapi jika mempunyai masalah klien selalu memendam

sendiri kurang terbuka dengan keluarga.

Masalah keperawatan : mekanisme koping tidak efektif

6. Masalah Psikologis dan lingkungan

Saat ada masalah dengan orang lain klien kurang terbuka dengan

keluarga dan saat pulang sekolah klien tampak berdiam diri sampai

4 hari klien tidak mau bicara dengan siapa-siapa. Menurut

temannya yang menjenguk klien, mengatakan bahwa sebelumnya

klien mengalami patah hati karena klien suka dengan teman

perempuan di sekolah tetapi teman perempuanya itu tidak

menerima cinta klien

Masalah keperawatan : Isolasi sosial.

7. Pengetahuan Tentang Koping

Pengetahuan yang kurang dari klien dan keluarga yaitu tentang :

penyakit jiwa, faktor predisposisi, koping, sistem pendukung,

penyakit fisik dan obat-obatan.

8. Aspek Medis
Diagnosa medik : Depresi Berat

Terapi medik : Risperidon 2x1mg

Amitriptilin 3x500mg

Kalxetin 1x10mg

Risperidon 2x2mg

Elektro convulsion therapy ( ECT ) :

18 Februari 2015 Lama kejang : 31 detik Energy : 10,7


Durasi : 0,170 Dinamic : 208

20 Februari 2015
Lama kejang : 30 detik Energy : 9,8
Durasi : 0,750 Dinamic : 200

23 Februari 2015
Lama kejang : 23 detik Energy : 10,9
Durasi : 0,750 Dinamic : 218

25 Februari 2015
Lama kejang : 27 detik Energy : 10,7
Durasi : 0,750 Dinamic : 209

27 Februari 2015
Lama kejang : 23 detik Energy : 11,9
Durasi : 0,750 Dinamic : 233

2 Maret 2015
Lama kejang : 16 detik Energy : 7,4
Durasi : 0,750 Dinamic : 212

Hasil pemeriksaaan EKG : Normal Sinus Rhythm

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Nilai Satuan 10-02-2015
Nilai
Normal
-Natrium 136 - 145 mmol/l 137,9
-Kalium 3,5 - 5,1 mmol/l 4,13
-Chlorida 9,8 - 107 mmol/l 97,2
ANALISA DATA

Tgl/jam Data Masalah Keperawatan


DS :
1. Keluarga mengatakan kurang lebih 2 minggu klien tidak mau bicara, berdiam diri
dikamar, sering melamun.
2. Keluarga mengatakan jika klien mempunyai masalah klien tidak terbuka /
25/02/2015 bercerita dengan orang tua. Isolasi sosial
3. Klien hanya menjawab pertanyaan dengan kalimat singkat.
DO :
1. Klien tampak sering menyendiri dan berdiam diri.
2. Saat dilakukan pengkajian kontak mata klien kurang kepada perawat
DS :
1. Keluarga mengatakan bahwa klien anak yang pemalu
25/02/2015 2. Teman klien mengatakan klien ditolak cintanya oleh seorang perempuan Harga diri rendah
DO :
1. Kontak mata kurang
DS :
1. Keluarga mengatakan kliensebelumnya merupakan anak yang mudah bergaul
25/02/2015 Mekanisme koping tidak efektif
dengan orang lain, tetapi jika mempunyai masalah klien memendamnya sendiri
DO: -
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial

2. Gangguan harga diri rendah

3. Mekanisme koping tidak efektif

POHON MASALAH

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: menarik Core problem

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial

2. Gangguan harga diri rendah

3. Mekanisme koping tidak efektif


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. AR Mahasiswa : Kelompok 4
Ruang : Dewa Ruci No RM : 102693
TGL/ DX. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
JAM KEP TTD
TUJUAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
25/02/ Isolasi TUM: Setelah dilakukan 3x tatap muka PASIEN:
2015 sosial Klien dapat berinteraksi dengan 1x20 menit diharapkan SP 1:
dengan orang lain sehingga klien dapat: 1. Bina hubungan saling percaya dengan
tidak terjadi halusinasi 1. Membina hubungaan saling pasien dan keluarga pasien
percaya dengan perawat
TUK: 2. Identifikasi penyebab isolasi sosial
2. Menyebutkan penyebab
1. Klien dapat membina menarik diri
3. Identifikasi keuntungan berinteraksi
hubungan saling percaya 3. Menyebutkan keuntungan dengan orang lain.
2. Klien dapat menyebutkan berhubungan dengan orang 4. Identifikasi keuntungan tidak berintraksi
penyebab menarik diri lain dengan orang lain
3. Klien dapat menyebutkan 4. Melaksanakan hubungan 5. Latih pasien berkenalan dengan satu
keuntungan berhubungan sosial pasien
dengan orang lain dan 5. Mengungkapkan 6. Bimbing pasien memasukkan dalam
kerugian tidak perasaannya setelah jadwal kegiatan harian.
berhubungan dengan berhubungan dengan arang SP 2:
orang lain. lain. 1. Validasi masalah dan latihan sebelumnya
6. Memberdayakan dukungan
4. Klien dapat melaksanakan 2. Latih pasien berkenalan dengan dua orang
keluarga
hubungan sosial atau lebih.
5. Klien dapat 3. Bimbing pasien memasukkan dalam
mengungkapkan jadwal kegiatan harian.
perasaannya setelah SP 3:
berhubungan dengan 1. Validasi masalah dan latihan sebelumnya.
orang lain 2. Latih pasien berinterksi dalam kelompok.
6. Klien dapat 3. Bimbing pasien memasukkan dalam
memberdayakan sistem jadwal kegiatan kegiatan harian.
pendukung atau keluarga
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An. AR Mahasiswa : Kelompok 4
Ruangan : Dewa Ruci No. RM :102693

HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI (SOAP)


26-2-15 SP 1: S:
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga pasien Klien mengatakan nama klien, alamat rumah, umur.
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial O:
3. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain. Klien belum mau mengungkapkan penyebab klien berdiam diri.
4. Mengidentifikasi keuntungan tidak berintraksi dengan orang lain. Kontak mata kurang.
5. Melatih pasien berkenalan dengan satu pasien. Klien mampu menyebutkan nama perawat.
6. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi SP 1
27-2-15 SP 1: S:
1. Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga Klien mengatakan penyebab klien berdiam diri karena malu pad
pasien. cewek yang klien suka.
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial. Klien mengatakan dapat menyebutkan kerugian dan keuntungan
3. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain. berinteraksi dengan orang lain kalau berkenalan banyak teman
4. Mengidentifikasi keuntungan tidak berintraksi dengan orang lain. mbak .
5. Melatih pasien berkenalan dengan satu pasien. Klien mengatakan mau berkenalan dengan orang lain, iya mba
6. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. saya mau berkenalan dengan yang lain.
O:
Klien terlihat mau berkenalan dengan yang lain.
Klien tampak lebih kooperatif dibanding pertemuan yang pertam
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi SP 2
28-2-15 SP 2: S:
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. Klien mengatakan mampu mengingat nama-nama teman yang s
2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih. diajak kenalan:saya ingat ini mas galih, mbak febri, mbak yona
3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. mba fatma, saya kemarin kenalan sama mas rohim, yanto,
purwanto.
O:
Klien tampak mau ngobrol dengan teman-teman barunya.
Klien tampak sudah tidak menyendiri.
Klien lebih kooperatif dari hari sebelumnya.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi SP 3

Anda mungkin juga menyukai