Optimasi FIA
Sistem FIA telah berhasil diterapkan untuk penentuan Hg (II) di amalgam dan sampel
air yang berbeda. Sampel air permukaan lingkungan dikumpulkan menggunakan sendok
plastik dan kemudian disimpan dalam botol HDPE. Asam nitrit sebanyak 5 mL ditambahkan
ke sampel air untuk menghindari pengendapan merkuri sebelum disimpan pada suhu 4C.
Untuk analisis merkuri dalam sampel campuran. 1,0 g sampel amalgam dilarutkan
dalam sedikit asam nitrat pekat dengan pemanasan. Sampel dilarutkan menggunkan akuades
hingga volume 100 mL. Metode pengukuran secara langsung (DDM) digunakan dalam
sistem FIA untuk estimasi merkuri di amalgam dan sampel air. DDM dan uap dingin AAS
hasilnya dibandingkan dan hasilnya baik dengan recovery hampir 100% dan reproduktifitas
(RSD <1%)(table 5).
Plot linear antara yang merkuri (II) ISE yang diusulkan dan hasil AAS (Gambar 7)
memiliki koefisien korelasi (R2) dari 0,9999. Hal ini menunjukkan bahwa elektroda merkuri
(II) yang diusulkan dapat digunakan dalam sistem FIA untuk penentuan Hg (II) dalam sampel
alam dan lingkungan.
-1
Frekuensi sampling dari 30 sampelh diperoleh dengan sistem yang dikembangkan.
Perbandingan akurasi dari dua metode dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% dan 5 derajat
kebebasan menggunakan t-test: t tabel (95%)F = 5= 2.57> t dihitung = 1.11. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua metode.
4. Kesimpulan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa CWE yang disusun dari PVC, DMABET dan
berbagai jenis plasticizer serta aditif lainnya dapat menjadi ISE yang sangat baik untuk
Hg(II). Sensor tersebut memiliki respon Nernst di kisaran pH 1-5. Ini memberikan
selektivitas yang baik terhadap ion Hg (II) dan beberapa kation lainnya, terutama Ag (I). Alat
ini telah diterapkan dalam sistem FIA untuk penentuan Hg (II) dalam sampel air lingkungan
dan amalgam gigi dengan hasil yang sebanding dengan metode standar.