Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Minyak Atsiri
Minyak atsiri terkandung dalam bernagai organ, seperti di dalam rambut kelenjar, dalam
sel-sel parenkim, di dalam saluran minyak, di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen ataupun
terkandung dalam semua jaringan.
Minyak atsiri dapat terbentuk langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian
lapisan resin dari dinding sel atau hidrolisis dari glikosida tertentu. Peranan utama minyak atsiri
pada tumbuhan itu sendiri adalah sebagai pengusir serangga (mencegah bunga dan daun rusak),
serta sebagai pengusir hewan pemakan daun lainnya. Namun sebaliknya minyak atsiri juga
berfungsi sebagai penarik serangga guna membantu penyerbukan silang dari bunga
A.
Kerangka dasar komponen minyak atsiri adalah terpen yang terdiri dari satuan isoprena.
Satuan isoprena yang berperan aktif secara biosintetik adalah isopentenil pirofosfat, dimetil alil
pirofosfat serta senyawa yang terbentuk dari asam asetat lewat jalur biosintesis asam mevalonat.
Geranil piropsfat adlah prekursor C10 dari terpen dan berperan penting dalam pembentukan
monoterpen siklik serta dibentuk melalui kondensasi dari masing-masing satuan isopentenil.
Prekursor pertama untuk komponen fenil propanoid dalam minyak atsiri adalah asam
siamat dan asam p-hidroksi sinamatyang juga dikenal sebagai asam p-kumarat. Dalam tanaman,
senyawa ini dibentuk dari asam amino aromatik fenilalanin dan tirosin yang akhirnya disintesis
lewat jalur asam sikimat yang dapat dibantu oleh Escherichia coli yang membutuhkan asam
amino aromatik untuk pertumbuhannnya. Asam sikimat selanjutnya akan menghasilkan asam
korismat yang bisa menghasilkan triptofan lewat jalur asam antranilat dan asam prefenat . asam
prefanat mengalami dehidrasi dan dekarboksilasi sehingga menghasilkan asam fenilpiruvat
(prekursor fenilalanin), atau justru mengalami dehidrogenasi dab dekarboksilasi menghasilkan
asam p-hidroksifenil piruvat (prekursor tirosin).
Metode isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
1. Penyulingan (destilasi)
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen berdasarkan perbedaan titik didihnya. Prinsip
dasar penyulingan adalah cairan dirubah menjadi uap pada titik didihnya, kemudian uap tersebut
dikondensasikan lagi ke dalam bentuk cairan dengan proses pendinginan
Penyulingan dapat dilakukan dengan bebagai cara, yaitu :
a. Penyulingan dengan air
b. Penyulingan dengan air dan uap
c. Penyulingan dengan uap
2. Ekstraksi/ penyarian dengan pelarut organik (mudah menguap) yang sesuai
Prinsipnya adalah melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam simplisia dengan pelarut
organik yang mudah menguap yang sesuai. Metode penyarian digunakan untuk minyak-minyak
atsiri yang tidak tahan dengan pemanasan. Metode ini banyak digunakan karena rendahnya kadar
minyak dalam tanaman, selain itu cara ini dianggap paling efektif karena sifat minyak atsiri yang
larut sempurna di dalam bahan pelarut organik nonpolar.
3. Enflurage
Prinsipnya adalah metode perlekatan bau dengan menggunakan media lilin dan memanfaatkan
aktivitas enzim yang diyakini masih aktif selama sekitar 15 hari sejak bahan minyak atsiri
dipanen. Metode ini digunakan karena ada beberapa jenis bunga yang setelah dipetik enzimnya
masih menunjukkan kegiatan dalam menghasilkan minyak atsiri sampai beberapa minggu,
misalnya bunga melati. Diperlukan perlakuan khusus secara langsung agar tidak mengubah
aktivitas enzim.
4. Penyarian dengan lemak padat
Biasanya untuk memperoleh minyak atsiri dari bunga-bungaan
a. tanpa pemanasan (enfleurage)
b. dengan lemak panas (maserasi)
5. Pemerasan
Umumnya dilakukan terhadap bahan berupa buah atau kulit buah dari tanaman yang termasuk
keluarga Citrus karena minyak atsirinya rusak oleh penyulingan (tidak stabil dan idak tahan
pemanasan). Karena tekanan pada pemerasan, sel-sel yang mengandung minyak lemak pecah
dan minyak atsiri keluar dan mengalir ke permukaan. Metode ini hanya cocok untuk minyak
atsiri yang rendamannya relatif besar.
6. Penyarian dengan gas CO2
Metode berdasarkan pada kelarutan minyak atsiri yang baik dalam CO2.
Cara Pengujian
Kimia :
mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes asam sulfat pekat coklat hitam
mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes asam encer kuning
mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes larutan NaOH 5 % coklat tua
mg serbuk simplisia ditambah 5 tetes kalium iodida 6 % kuning
Pengujian Mutu
Setiap minyak atsiri mempunyai sifat khas dari senyawa kimia yang menyusunnya. Sifat
ini dapat berubah karena proses pengolahan dan penyimpanan perlu dilakukan.
Pengujian mutu yang dilakukan adalah :
1. Uji organoleptik
2. Uji sifat fisika dan kimia
- warna, kejernihan dan bau - persentase alkohol
- bobot jenis - kadar aldehid dan keton
- putaran optik - kadar fenol
- indek bias - kadar sineol
- bil. Asam - logam berat
- bil. Ester dan bil. Penyabunan
Penentuan Minyak Atsiri
a. KLT
b. KGC
c. SM
Pereaksi Warna / Penampak bercak :
- Anisaldehid H2SO4
- Vanilin H2SO4
- H2SO4 pekat
- SbCl3 dalam CHCl3
- Larutan KMnO4 0,2 % dalam air
Tanaman Penghasil Minyak Atsiri
a. Minyak kapulaga
b. Minyak kenanga
c. Minyak kayu manis
d. Minyak ketumbar
e. Minyak sereh
f. Minyak melati
g. Minyak lavender
h. Minyak pala
i. Minyak lada
j. Minyak mawar
k. Minyak nilam
l. Minyak cendana
m. Minyak akar wangi
n. Minyak jahe
Contoh simplisia yang mengandung minyak atsiri:
Minyak Jahe/ Ginger Oil
Diantara metode-metode isolasi tersebut, yang lazim digunakan adalah metode destilasi. Pada
industri parfum, mayoritas produksi minyak esensial dikerjakan dengan
ekstraksi, menggunakan pelarut yang mudah menguap seperti petroleum eter dan heksan.
Kelebihan utama dari ekstraksi dibandingkan dengan destilasi adalah suhu yang sama dapat
dijaga selama proses (umumnya 50C). Sebagai hasilnya, minyak hasil ekstraksi memiliki bau
yang lebih natural yang tidak dapat dibandingkan dengan minyak hasil destilasi, yang dapat
mengalami perubahan kimia pada suhu tinggi. Hal ini merupakan poin yang penting untuk
industri parfum. Namun, metode destilasi lebih murah dibandingkan dengan proses ekstraksi.
sumber : Caroline, 2011, Pembuatan Minyak Essensial dengan cara Destilasi, Fakultas Farmasi,
Universitas Indonesia
Minyak Atsiri
Minyak Atsiri
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir
tiap jenis senyawa organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol,
keton, aldehid, eter, ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai
komponen tunggal dalam persentase (minyak cengkeh mengadung tidak lebih dari
85% subtansi fenolik, sebagian besar eugenol). Akan tetapi tidaklah mengherankan
jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan seringkali trace
constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan
minyak atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen dapat mengubah aroma.
Tanaman dari spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda,
biasanya mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin
berbeda.
Sifat fisika minyak atsiri meliputi tidak larut dalam air, larut dalam eter,
alkohol, dan pelarut organik lain, bau karakteristik, bersifat optis aktif (indeks
refraksi). Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdistribusi terutama dalam bunga dan
daun. Berdasarkan sukunya atau familinya minyak atsiri terakumulasi dalam sel
sekret khusus, seperti sisik kelenjar (Lamiaceae), sel parenkim yang telah berubah
(Piperaceae), sel minyak (Vittae) pada Apiaceae. Selain itu terdapat juga dalam
bagian dalam lysigen atau sizogen pad Pinaceae dan Rutaceae. Kandungan kimia
minyak atsiri secara umum terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
Sifat fisik minyak atsiri berbeda dengan minyak lemak. Minyak atsiri dapat
disuling dari sumber alaminya, sedangkan minyak lemak tidak, karena minyak
lemak tersusun atas ester gliserol asam lemak. Minyak atsiri tidak meninggalkan
noda lemak permanen pada kertas, tidak seperti minyak lemak yang meninggalkan
noda lemak. Minyak atsiri tidak menjadi tengik dalam penyimpanan, namun jika
terkena cahaya dan udara akan teroksidasi menjadi resin.
A. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan amakalah minyak atsir dalah untuk mengetahu bagai mana
pengolahan minyak atsiri dan dari mana di peroleh minyak atsiri sehgingga dapat di
pasarkan di dalam amaupu diluar negri.
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama
di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa
penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat
menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri
merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-
kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam
air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya
alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah
diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai
senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa
organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil).
Kayu manis atau Saigon kayu manis berasal dari kulit pohon Cinnamomum
loureirii Nees (Fam. Lauraceae). Kayu manis penting pada perdagangan aalah kayu
manis ceylon yang bersal dari kulit pohon C.zeylanicum Nees (Fam. Lauraceae).
Kayu manis saigon menghasilkan 2-6% minyak atsiri, kayu manis cassia
menghasilkan 0,5-1,5% minyak atsiri sedangkan kayu manis ceylon menghasilkan
0,5-1% minyak atsiri. Kandungan lainnya adalah mentol yang bermanfaat sebagai
bumbu dan karminatif.
2. Cengkeh
Minyak cengkeh merupakan minyak menguap yang didestilasi dengan uap air
dari kuncup bunga kering Syzqium aromaticum (L) Mere.et.L.M.Perry, mengandung
tidak lebih dari 85% volume total substansi fenolik, eugenol utama. Minyak
cengkeh mengandung eugenol bebas 70-95% eugenol asetat dan 5-8% -
caryophylli.
3. Pala
Pala atau myristica merupakan biji matang dari tanaman Myristica fragrans
Hautuyn (Fam. Myristicaceae) yang diambil dari lapisan biji dan arillode tanpa
lapisan kapur. Pala mengandung minyak tertentu 25-40% dan dapat memadat pada
suhu kamar dan terkadang dapat berubah menjadi kristal prisma aneka warna dan
disebut pala mentega. Minyak atisiri 8-15% mengandung myristicin dan safrole,
sejumlah protein dan starch. Miristica bermanfaat sebagai perasa dan bumbu.
4. Peppermint
Peppermint (permen) terdiri dari daun dan bunga kering Mentha piperita Linne
(Fam. Lamiaceae). Pepermint mengandung minyak atsiri sekitar 1%, resin dan
tanin. Permen kering dalam perdaganan biasanya terdiri dari tanaman kering ang
seharusnya mengandung tidak lebih dari 2% dan bersumber di atas 3 mm dari garis
tengah. Beberapa minyak atsiri yang mengering dan berada dalam penyimpanan
yang biasanya digunakan sebagai sampel perdagangan 95% akan mengalami
kemerosotan.
Damar merupakan produk amorf dengan bahan kimia alam yang kompleks.
Pada umumnya damar dibentuk dalam Shizogenous atau dalam rongga
shizolysigenous dan merupakan hasil akhir dari metabolisme. Sifat fisik dammar
ada umumna adalah keras transparan atau tembus cahaya dan jika dipanaskan
akan terhidrolisis. Damar merupakan campuran kompleks antara asam damar,
alkohol damar, resitanol, ester dan resin. Damar tidak dapat larut dalam air dan
menurut beberapa peneliti dammar merupakan produk oksidasi dari terpen. Damar
dapat larut dalam alkohol atau bahan pwlarut organik yang lain.
1. Penyulingan obat atas racun dan alkohol dan memperoleh dammar dalam air.
Rosin digunakan sebagai produk pengeras dalam plester dan obat salep.
Dalam perdagangan rosin digunakan dalam pembuatan pernis-pernis dan alat
pengering, cat tinta, sabun pelapis lilin, lapisan pada lantai, dan banyak produk
lain. Rosin seringkali digunakan sebagai produk pemalsuan yang mengandung
damar.
7. Eriodyctyon
Eriodyctyon atau yerba santa adalah daun kering yang berasal dari Eriodictyon
californium (Hookes et Arnott) Torrey (Fam. Hydrophyllaceae). Eriodictyon berasal
dari Yunani yang berasal wol dan mengacu pada daun-daun yang berserabut.
Tumbuhannya hdala statu samak belukar dari pon berwarna hijau yang berasal
dari pegunungan California dan Mexivo utara. Obat ini telah digunakan oleh orang
Indian selama bertahun-tahun.
8. Mastic
Damar yang digunakan dalam campuran semen, pastiche atau mastich adalah
exudates beton yang mengandung damar dari pistacia lentiscos Linne (Fam
Ancardiaceae). Tumbuhannya adalah suatu semak belukar atau pohon kecil yang
berasal dari daerah Mediterania dan diatanam di kepulauan Greiceian, terutama
pada Pulau Chios. Sari buah yang mengandung damar dikumpulkan dalam rongga
yang berasal dari goresan batang dan dalam cabang yang lebih besar dimana
dammar akan menetes. Damar akhirnya dikumpulkan dalam air mata yang kecil
yang biasanya dammar tersebut digunakan dalam campuran semen pada zaman
dahulu. Theoprharstus dan Pliny menggunakan dammar yang dipakai dalam
campuran semen sebgai bahan pewangi nafas bagi wanita-wanita Asia.
Damar yang digunakan dalam campuran semend berisi 90% damar, yang
berisi asam masticis yang dapat larut dalam alcohol dan damar (mastican) yang
tidak larut dalam alcohol, dan minyak atsiri sekitar 1-2,5% mempunyai bau balsam
dari obat yang terutama berisi (+)-pinen. Damar yang dipakai dalam campuran
semen dan berasa pahit digunakan pula sebgai pernis gigi untuk menyegel rongga.
9. Kava
10. Cannabis
Ginger atau zingiber adalah rhizome kering dari Zingiber officinale Roscoe
(Fam. Zingiberaceae) dikenal secara komersial sebagai jahe Jamaica, jahe Afrika,
dan jahe Cochin. Jahe memiliki aroma karakteristik Kira-kira 1-3% minyak atsiri.
Bahan yang tekandung dalam jahe hdala sesquiteren: bisabolen, zingiberen, dan
zingiberol. Ketajaman karakteristik sifat oabt pada jahe aloeresin dari dua keton
aromatik, zingiberon dan shogaol yang diisolasi. Jahe mengandung lebih dari 50%
pati. Jahe dikelompokkan sebagai perasa yag biasanya sebagai bumbu, stimulant
aromatik dan karminatif.
a. tidak baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh
adanya panas dan air.
b. Minyak atisiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena adanya air
dan panas.
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
mempunyai daya ikat terhadap bau, sebgaian tidak ikut tersuling dan tetap
tertinggal dalam bahan.
Jenis-jenis destilasi / penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air, destilasi uap dan
air, dan destilasi uap.:
a. Destilasi air
Pada destilasi air terjadi kontank langsung antara simplisia dengan air
mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus halus
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak
yang belum murni ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia
kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan air biasa digunakan untuk
menyari minyak atsiri yang tahan panas dari grabahan maupun bahan yang
berkayu dan keras.
Keuntungan metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan
suhu tidak terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah
pengerjaannya.
Kerugian dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan dengan
cara ini (terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam air, dan
bahan yang mudah hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya hidrolisis,
dan waktu penyulingan yang lama.
Kerugian cara ini, hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang
dapat tersuling sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak
yang tertinggal di ampas).
c. Destilasi uap.
Keuntungan dari cara ini adalah: kualitas minyak yang dihasilkan cukup baik,
tekanan dan suhu dapat diatur, waktu penyulingan pendek, hidrolisis tidak terjadi.
Kerugian metode ini yaitu: peralatan yang mahal dan memerlukan tenaga ahli.
a. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai dengan pengurangan
tekanan. Pengurangan tekanan akan memperpendek waktu penyulingan pada
tekanan 1 atmosfir. Keuntungan utama dengan cara ini ialah minyak atsiri yang
diperoleh berbau sama dengan bau aslinya, karena penyulingan dilakukan pada
suhu kurang dari 70oC (biasanya pada suhu 50oC) hingga penguraian karena suhu
tinggi dapat dihindari. Kelemahannya, alat yang dibutuhkan mahal.
b. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai penaikkan
tekanan.Penyulingan dengan uap dengan menaikkan tekanan, baik dilakukan untuk
simplisia yang keras sepeti kayu, biji, kulit kayu. Dengan penyulingan ini akan
diperoleh minyak lebih banyak dan akan memperpendek waktu penyulingan.
Kerugian degnan penyulingan ini ialah terjadi peruraian minyak atisiri sehingga
berbeda dengan bentuk aslinya dan diperoleh lebih sedikit dibanding dengan cara
lain.
Tanaman yang mengandung minyak atisiri bertitik didih rendah, lebih baik
disuling dengan tekanan kurang dari 1 atmosfir sedangkan yang mengandung
minyak bertitik didih tinggi dapat dengan penyulingan uap bertekanan lebih tinggi
dari 1 atmosfir.
Dalam metode penyulingan uap langsung (direct steam destillation) ang dapat
dipakai pada obat-obatan tanaman segar (peppermint, spearmint), hasilnya
dipotong dan ditempatkan secara langsung ke dalam tangki penyuling logam pada
truck bed. Truck ini digerakkan pada shed penyuling dimana steam lines
ditempelkan pada bagian bawah tangki penyuling. Cara ini digunakan untuk daun
dan mengandung kadar minyak yang tinggi sehingga tidak perlu maserasi. Uap
ditekan melalui pipa dan membawa tetesan minyak melalui pipa yang akhirnya
melewati ruang pengembun.
3. Enflurasi, yaitu pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan lemak atau
vaselin. Seringkali kandungan minyak atsiri dari bagian tanaman sangatlah kecil,
misal pada mahkota bunga. Cara yang bisa dilakukan dengan menghamparkan
lemak (vaselin) pada lapisan tipis pelat kaca. Mahkota bunga ditempatkan pada
lemak selama beberapa jam, kemudian diulangi yang baru beberapa kali. Setelah
minyak terserap dalam lemak padat tersebut, selanjutnya diekstraksi dengan
alkohol. Selanjutnya dipisahkan antara alkohol dan minyak atsiri. Penyarian minyak
atsiri dengan lemak padat tersebut dikenal dengan enfleurage.
Lemak dipanaskan pada suhu lebih kurang 80 oC. Bugna segar dimaserasi dengan
lemak panas tersebut selama 1,5 jam. Bunga tesebut harus sering diganti dengan
yang baru sampai tiap kg lemak kontak dengan 2 sd 2,5 kg bunga, kemudian
dibiarkan selama lebih kurang satu jam dan disaring melalui saringan logam. Untuk
memisahkan lemak yang melekat, bunga disiram dngan air panas kemunidan
diperas dengan saringan kain. Air akan mudah dipisahkan dari lemak tersebut.
Selanjutnya seperti cara enflurasi pada point a.
Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atisiri yang terdapat
dalam simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia
diekstraksi dengan plarut yang cocok dalam suatu ekstraktor pada suhu kamar,
kemudian pelarut diuapkan dengan tekanan yang dikurangi. Dengan cara ini
diperlukan banyak pelarut sehingga biaya cukup mahal dan harus dilakukan oleh
tenaga ahli. Sebagai pelarut biasanya dipakai eter minyak tanah.
f. Harga murah.
Pelarut yang paling banyak digunakan adalah eter minyak tanah. Alkohol tidak
baik digunakan karena alkohol melarutkan air yang terdapat dalam tanaman. Untuk
simplisia tertentu alkohol menghasilkan bau yang tidak enak. Alkohol baik
digunakan untuk simplisia kering. Sari yang diperoleh dikenal dengan nama tingtur
yang banyak digunakan untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah
menguap, banyak banyak digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat
dipakai untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, banyak
digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat dipakai untuk bermacam
simplisia dan diperoleh minyak atsiri sesuai dengan aslinya.
Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu dengan
cara memasukkan bahan yang akan diekstraksi ke dalam ketel ekstraktor khusus
dan kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu kamar, dengan
menggunakan petroleum eter sebagai pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam
bahan dan melarutkan minyak bunga beserta beberapa jenis lilin dan albumin serta
zat warna. Larutan tersebut selanjutnya dipompa ke dalam evaporator dan minyak
dipekatkan pada suhu rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadan
vakum, maka diperoleh minyak bunga yang pekat. Suhu harus tetap dijaga tidak
terlalu tinggi selama proses ini. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak
akan merusak persenyawan minyak bunga. Jika dibandingkan dengan mutu minyak
bunga hasil penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstraksi menggunakan pelarut
lebih mendekati bau bunga alamiah. Semua minyak yang diekstraksi dengan
pelarut menguap mempunyai warna gelap, karena mengandung pigmen alamiah
yang bersifat tidak dapat menguap. Sebaliknya hasil penyulingan uap, umumnya
berwarna cerah dan bersifat larut dalam alkohol 95%.
4. Pengepresan
5. Hidrolisis glikosida
6. Ecuelle.
Beberapa minyak atsiri tidak dapat disuling tanpa terjadi dekomposisi, jadi
dilakukan cara yang lain yaitu pengepresan (expression) misalnya minyak lemon
dan minyak jeruk. Di Amerika Serikat, metode umum mendapat citrus oil meliputi
menusuk kelenjar minhyak dengan menggulingkan buah di atas sebuah bak yang
dilapis dengan duri-duri yang tajam guna merembeskan kulit ari dan menembus
kelenjar minyak yang ditempatkan di bagian luar kulit. Cara ini disebut dengan
metode ecuelle. Langkah menekan pada buah menghilangkan minyak dari kelenjar
dan semprotan air membasuh minyak yang masih melekat pada kulit sementara
ampas tersaring melalui tabung pusat yang membuang bagian tengah buah.
Emulsi minyak-air yang dihasilkan dipisahkan dengan sentrifugasi.
Minyak yang dihasilkan dari penyulingan tanaman pada umumnya tidak murni
karena maz tercampur dengan minyak lain yang berasal dari tanaman sendiri atau
dengan hasil penguraian componen tanaman yang disebabkan proses penyulingan.
a. Penyulingan kembali
Penyulingan kembali bertujuan untuk meisahkan componen yang muda
menguap dari componen yang tidak mudah menguap seperti logam berat yang
menyebabkan minyak berwarna lebih gelap dan debu halus yang terbawa oleh uap
atau uap air pada waktu penyulingan.
b. Penyulingan bertingkat
c. Penurunan suhu.
Penurunan suhu untuk menghablurkan hasil sampingan dari minyak atsiri yang
berupa senyawa hidrokarbon yang teroksidasi.
d. Penghabluran bertingkat
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebgai dasar wewangian alam
dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan.
Pada industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan Bitters, Cordials,
Rums, Vermouths, Whiskies, Wines, dan sebagainya. Pada industri karet
dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam produk karet sintesis dan
sejenisnya, mainan, senyawa tahan air, baby plasts, gloves, dan sebagainya. Pada
industri sabun dimanfaatkan dalam pembuatan carbonated beverages, cola drinks,
fountain supplies, soft drinks powder dan sebagainya. Pada hasil pengolahan tekstil
dimanfaatkan sebagai kulit dan benang tiruan zat warna, lindeum, oil cloth, dll.
Pada perlengkapan ternak digunakan sebagai cattle sprays, deodorant, sabun
anjing dan kucing, bubuk serangga, obat kudis, dan obat gosok. Pada industri
tembakau dimanfaatkan sebagai shewing tobaccos, cigarettes dan kretek. Pada
industri difersifikasi dimanfaatkan sebagai alkohol denaturasi, lilin, keramik,
cleaners produk, bahan pengawet mayat, lensa optis, dan gas air mata.
Secara kimia terpen minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan yaitu
monoterpen dan sesquiterpen, berupa isopren C 10 dan C15 yang jangka titik didihnya
berbeda (titik didih 140-148oC, titik didih sesquiterpen >200oC). Pertama-tama
monoterpen dapat dipilah lebih lanjut menjadi tiga golongan bergantung pada
apakah struktur kimianya asiklik (misalnya geraniol), monosiklik (misal Limonen)
atau bisiklik. Dalam setiap golongan monoterpen dapat berupa alkohol misalnya
mentol, aldehid, atau keton misalnya menton dan karvon.
Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu
terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling dengan uap. Zat inilah penyebab wangi,
harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan, secara ekonomi senyawa
tersebut penting sebgai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah
serta sebagai senywa cita rasa di dalam industri makanan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama
di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebgai dasar wewangian alam
dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan.
Pada industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan Bitters, Cordials,
Rums, Vermouths, Whiskies, Wines, dan sebagainya.
B. Saran
Kami merasa dalam penyajian makalah ini masih sangat banyak kekurangan
dan kelemahan maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan kritikan/saran,
yang nantinya akan berguna untuk memperbaiki hasil makalah ini dan bermanfaat
Anekaplantasia, 2008.
http://www.anekaplantasia.cybermediaclip/prosespenyulingannilam/html//. [16
Desember 2012].
Darun, 2002. Ekonomi Teknik. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian USU,
Medan.
Kastaman, R., 2003. Kajian Teknis Budidaya dan Manajemen Produksi Pengolahan
Minyak Nilam di Beberapa Sentra Nilam di Jawa Barat. Dinas Koperasi dan UKM,
Bandung.
Nufus, N., 2004. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Produksi Nilam dan Minyak
Nilam di Kecamatan Padang Jaya. Jurnal Penelitian UNIB, Bengkulu. Universitas