Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan ditengah dinamika moderenisasi kehidupan


masyarakat di Indonesia yang didalamnya semakin meningkatnya kesadaran
hukum masyrakat, menjadikan profesi tenaga kesehatan harus mempersiapkan diri
secara maksimal dan proporsional. Sebagai perwujudan derajat tenaga kesehatan
secara optimal agar serasi dan selaras denga tujuan pembangunan kesehatan,
diperlukan suatu keseimbangan antara hak dan kewajiban pada pemberi jasa
pelayanan kesehatan dengan kepentingan pihak-pihak.

Dalam perdebatan moral yang berlangsung dalam masyarakat dewasa ini


paham hak memegang peranan penting. Sering kali kita dengar atau kita baca
tentang hak-hak asasi manusia dan penerapannya. Hak merupakan bagian
terpenting dari etika, kita telah melihat bahwa hal itu belum begitu lama disadari,
Dalam perdebatan tentang etis tidaknya eksperimen ilmiah sering diacu ke hak
subyek penelitian, bahkan tentang hak binatang yang dipakai untuk penelitian.

Tenaga kesehatan merupakan unsur yang sangat strategis ataupun utama


dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal, aman, tertib dan
profesional, yang berlangsung setiap waktu dan berkesinambungan.

Dalam forum internasional berulang kali menegaskan bahwa setiap bangsa


berhak menentukan nasibnya sendiri. Hak berkaitan erat dengan posisi manusia
dengan sebagai subyek hukum. Tapi disamping itu hak berhubungan erat dengan
manusia sebagai makluk moral begitu saja dan karena itu perlu dipelajari juga
dalam rangka etika umum. Oleh sebab itu penyusun membuat makalah ini untuk
agar dapat dimanfaatkan oleh para pembaca.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah Pengertian Hak ?


2. Apa sajaHak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI ?
3. Apa saja Jenis jenis Hak ?
4. Bagaimana Peran Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan ?
5. Apa saja Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan ?

C. TUJUAN
1. Apakah Pengertian Hak ?
2. Apa sajaHak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI ?
3. Apa saja Jenis jenis Hak ?
4. Bagaimana Peran Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan ?
5. Apa saja Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan ?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak

2
Hak merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai
hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan
yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang dari
sudut hokum dan pribadi (C. Fagin, 1975).
Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi
kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi. Contoh: seseorang mempunyai
hak untuk masuk ke restoran dan membeli makan (darisudut hukum, hak
mempunyai kewajiban tetentu yang menyertai. Individu dengan hak makan di
restoran diwajibkan untuk bertingkah laku yang sesuai dan membayar
makanannya). Hak dipandang dari sudut pandang pribadi mengacu pada
konsep pribadi dari hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan sesuai
dengan perkembangan etis. Dengan cara seseorang megatur kehidupannya,
dengan keputusan yang dibuatnya, dan dengan konsep benar dan salah, serta
baik dan buruk(Fromer,1981).

B. Hak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI, No.23 tahun 1992


Berikut ini adalah isi undang-undang RI, No. 23 tahun 1992 tentang Hak dan
Kewajiban tenaga medis, perawat dan pasien:
BAB I
Pasal 1 ayat 1
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB III
Hak dan Kewajiban Pasal 4
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan
yang optimal

Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.

C. Jenis jenis Hak


Hak terdiri dari 3 jenis, yaitu hak kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak
legislatif.
1. Hak-Hak Kebebasan

3
Hak mengenai kebebasan diekspresikan sebagai hak orang-orang untuk
hidup sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang ditentukan.
Misalnya, seorang perawat wanita yang bekerja disuatu Rumah Sakit,
dapat memakai seragam yang dia inginkan (haknya) asalkan berwarna
putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas. Dalam contoh tersebut
terdap 2 hal penting, yaitu sebagai berikut:
a. Batas-batas kesopanan tersebut merupakan kebijakan rumah sakit.
b. Warna putih dan sopan merupakan norma yang diterapkan untuk
perawat.
2. Hak-Hak Kesejahteraan
Hak-hak yang diberikan secara hokum untuk hal-hal yang merupakan
standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu.
Misalnya, hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak
penduduk untuk memperoleh air yang bersih, dan lain-lain.
3. Hak-Hak Legistalif
Hak-hak legislatif diterapkan oleh hokum berdasarkan konsep keadilan.
Misalnya, seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan
semena-mena oleh suaminya. Badman dan Badman (1986), menyatakan
bahwa hak-hak legislatif mempunyai 4 peranan di masyarakat, yaitu
membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap
peraturan yang tidak adil, memberikan keputusan pengadilan atau
menyelesaikan perselisihan.
D. Peran Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan
1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresia kekuasaan dalam konflik
antara seseorang dengan kelompok. Contoh : Seorang dokter mengatakan
pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk menginstruksikan
pengobatan yang ia inginkan pada kliennya. Disini terlihat bahwa dokter
tersebut mengekspresikan kekuasaannya unutk menigntruksikan
pengobatan kepada klien. Hal ini merupakan hak nya selaku penanggung
jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh : seorang perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatannya,mendapat kritikan karena terlalu lama menghabiskan
waktunya bersama klien. Perawat tersebut dapat mengatakan bahwa ia

4
mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik
untuk klien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.Dalam hal ini,
perawat tersebut mempunyai hak melakukan asuhan keperawatan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan pasien/klien.
3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.Seseorang sering
kali dapat menyelesaikan sesuatu perselisihan dengan menuntut hak yang
juga dapat diakui oleh orang lain. Contoh: seorang perawat menyarankan
kepada pasien agar tidak keluar ruangan selama di hospitalisasi. Pada
situasi tersebut, klien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan
klien tersebut mengatakan kepada perawat bahwa ia juga punya hak untuk
keluar dari ruangan bilamana ia mau.Dalam hal ini, perawat dapat
menerima tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien.
Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berati ia
mengingkari kebebasan pasien.

D. Hak Dan Kewajiban Tenaga Kesehatan

1. Hak dan Kewajiban Perawat


a. Hak Perawat
1) Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2) Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
spesialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
3) Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, serta standard
an kode etik profesi.
4) Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari pasien
atau klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan
ketidakpuasaanya terhadap pelayanan yang diberikan.

5
5) Perawat berhak untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya
berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang keperawatan,
kesehatan secara terus-menerus.
6) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur oleh
institusi pelayanan maupun oleh pasien/klien.
7) Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko
kerja yang dapat menimbulkan bahaya fisik maupun stress
emosional.
8) Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan
kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
9) Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan oleh pasien/klien dan/atau keluarganya serta
tenaga kesehatan lainnya.
10) Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain,
baik melalui anjuran atau pengumuman tertulis karena diperlukan,
untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar
profesi atau kode etik keperawatan atau peraturan perundang-
undangan lainnya.
11) Perawat berhak untuk mendapatkan perhargaan dan imbalan yang
layak dari jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian
atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang
bersangkutan.
12) Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan
karier sesuat dengan bidang profesinya.
b. Kewajiban Perawat
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang
bersangkutan.
2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan
sesuai dengan standar profesi dan batas-batas kegunaannya.
3. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
4. Perawat wajib merujuk pasien/klien kepada perawat atau tenaga
kesehatan lain yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya sendiri.

6
5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk
berhubungan dengan keluarganya, sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk
menjalankan ibadahnya sesuati dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.
7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga
kesehatan lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
keperawatan kepada pasien/klien.
8. Perawat wajib memerikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien/klien dan keluarganya
sesuai dengan batas kemampuannya.
9. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya
sesuai dengan standar profesi keperawatan demi kepuasan
pasien/klien.
10. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara
akurat dan berkesinambungan.
11. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau
kesehatan secara terus-menerus.
12. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas
kemanusiaan sesuai dengan batas-batas kewenangan.
13. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang klien/pasien, kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak
yang berwenang.
14. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang terlah disepakati atau
perjanjian yang telah dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat
bekerja.
2. Hak Dokter/dokter gigi
Hak dokter dan dokter gigi dijelaskan pada Undang-Undang 29 Tahun
2004 yaitu:Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan
tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
Standar profesi dijelaskan pada penjelasan pasal 50 Undang-Undang 29
Tahun 2004 yaitu:

7
Yang dimaksud dengan standar profesi adalah batasan kemampuan
(knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai
oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya
pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.

Yang dimaksud dengan standar prosedur operasional adalah suatu


perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan
suatu proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur operasional memberikan
langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk
melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh
sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.

(sumber: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004


Tentang Praktik Kedokteran)

Dokter yang melaksanakan standar profesi dan standar prosedur


operasional tidak dapat disalahkan karena bukan melakukan kelalaian atau
kesalahan. Cidera atau kerugian pasien dapat saja disebabkan karena
perjalanan penyakitnya sendiri atau karena risiko medis yang dapat
diterima dan telah disetujui pasien dalam informed consent.

a. Hak Dokter/Dokter gigi

1) Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar


prosedur operasional.

2) Dokter diberi hak untuk menolak permintaan pasien atau


keluarganya yang dianggap melanggar peraturan perundang-
undangan, etika, standar profesi dan atau Standar Prosedur
Operasional (SPO).

3) Menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien apabila misalnya


hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu buruk sehingga

8
kerjasama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi, kecuali untuk
pasien kepada dokter lain.

4) Berhak atas privasi (berhak menuntut apabila nama baiknya


dicemarkan aleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang
melecehkan atau memalukan).

5) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau


keluarganya.

6) Informasi pendukung yang berkaitan dengan identitas dan faktor


kontribusi yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit dan
penyembuhan penyakit.

7) Berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama dalam


menghadapi pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.

8) Berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit
maupun aleh pasien.

9) Menerima imbalan dan jasa.

10) Hak yang timbul akibat hubungan dokter dengan pasien yang
pemenuhannya merupakan kewajiban pasien.

b. Kewajiban Dokter/dokter gigi

Kewajiban dokter pada dasarnya terdiri dari kewajiban yang timbul


akibat profesinya atau sifat layanan medisnya yang diatur dalam
sumpah dokter, etika kedokteran dan berbagai standar dan pedoman,
kewajiban menghormati hak pasien dan kewajiban yang berhubungan
dengan fungsi sosial pemeliharaan kesehatan. Penyelenggaraan praktik
kedokteran diatur dalam Undang-Undang 29 Tahun 2004 Pasal 51
bahwa dokter dan dokter gigi memiliki kewajiban sebagai berikut:

9
1) memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

2) merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai


keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

3) merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien


bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

a. Merahasiakan keadaan pasien diwajibkan dalam sumpah


dokter, kode etik dokter atau dokter gigi dan perundangan.
Sebagian ini mengatakan absolut dan sebagian mengatakan
relatif. Maksud dari relatif sendiri adalah rahasia ini dapat
dibuka untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum, permintaan pasien
sendiri, atau ada ketentuan perundangan yang mengkondisikan
rahasia tersebut harus diungkap.

4) melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali


bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya; dan

5) menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu


kedokteran atau kedokteran gigi.

3. Wewenang dan Hak serta Kewajiban Kebidanan


a. Wewenang Kebidanan

Kewenangan bidan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor


900 tahun 2002 tentang regristasi dan praktik bidan. Dalam keadaan
tidak terdapat dokter yang berwenang pada wilayah tersebut, bidan

10
dapat memberikan pelayanan pengobatan pada penyakit ringan bagi
ibu dan anak sesuai dengan kemampuannya. Bidan dalam menjalankan
praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:

a) Pelayanan Kebidanan;

1) memberikan imunisasi;

2) memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan


nifas;

3) mengeluarkan placenta secara manual;

4) bimbingan senam hamil;

5) pengeluaran sisa jaringan konsepsi;

6) episiotomi;

7) penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat


II;

8) amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm;

9) pemberian infus;

10) pemberian suntikan intramuskuler uterotonika, antibiotika dan


sedativa;

11) kompresi bimanual;

12) versi ekstraksi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan


seterusnya

13) vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul;

11
14) pengendalian anemi;

15) meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu;

16) resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia;

17) penanganan hipotermi;

18) pemberian minum dengan sonde/ pipet;

19) pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran permintaan


obat

20) pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.

b) Pelayanan Keluarga Berencana;

1) memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat


kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan
kondom;

2) memberikan penyuluhan/konseling pemakaian kontrasepsi;

3) melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim;

4) melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa


penyulit;

5) memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga


berencana dan kesehatan masyarakat.

c) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1) pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan


anak;

12
2) memantau tumbuh kembang anak;

3) melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;

4) melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama,


merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi Menular Seksual
(IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya

13
b. Hak Kebidanan
Hak ahli gizi, sanitarian dan bidan tidak diatur khusus dalam suatu
peraturan. Hak tenaga kesehatan secara umum dijelaskan pada PP
nomor 36 tahun 1996, yaitu:

Pasal 10

Setiap tenaga kesehatan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti


pelatihan di bidang kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 24

Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan


tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.

Pasal 25

Kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar
prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal
dunia dalam melaksanakan tugas diberikan penghargaan.

Pasal 26

Tenaga kesehatan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk


meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
martabat dan kesejahteraan tenaga kesehatan.

c. Kewajiban Kebidanan

Kewajiban bidan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan


nomor 369 tahun 2007 tentang standar profesi bidan. Berbagai
kewajiban tersebut antara lain:

14
a) Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat

1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan


mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.

2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung


tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan
memelihara citra bidan.

3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa


berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan


kepentingan klien, menghormati hak klien dan nilai-nilai yang
dianut oleh klien.

5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa


mendahulukan kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat
dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam


hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi
masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara
optimal.

b) Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya

1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna


kepada klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan
kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat.

15
2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan
sesuai dengan kewenangan dalam mengambil keputusan
termasuk mengadakan konsultasi dan atau rujukan.

3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang


didapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila
diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan
dengan kepentingan klien.

c) Kewajiban Bidan terhadap Profesinya

1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi


citra profesi dengan menampilkan kepribadian yang
bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat

2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan


meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan


penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan
mutu dan citra profesinya.

d) Kewajiban Bidan terhadap Diri Sendiri

1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik

2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan sesuai dengan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

16
3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan
diri.

4) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah


air

5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa


melaksanakan ketentuan-ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan
Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.

6) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan


menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

4. Wewenang dan Hak serta Kewajiban Ahli Gizi

a. Hak Ahli Gizi

Hak ahli gizi, sanitarian dan bidan tidak diatur khusus dalam suatu
peraturan. Hak tenaga kesehatan secara umum dijelaskan pada PP
nomor 36 tahun 1996, yaitu:

Pasal 10

Setiap tenaga kesehatan memiliki kesempatan yang sama untuk mengikuti


pelatihan di bidang kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 24

17
Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan
tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.

Pasal 25

Kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana kesehatan atas dasar
prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan, berjasa pada negara atau meninggal
dunia dalam melaksanakan tugas diberikan penghargaan.

Pasal 26

Tenaga kesehatan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk


meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan,
martabat dan kesejahteraan tenaga kesehatan.

b. Kewajiban Ahli Gizi

Kewajiban ahli gizi diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor


374 tahun 2007 tentang standar profesi gizi. Berbagai kewajiban
tersebut antara lain:

a) Kewajiban Umum

1) Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan


serta berperan dalam meningkatkan kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat

2) Ahli Gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi


gizi dengan menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta
tidak mementingkan diri sendiri

3) Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya


menurut standar profesi yang telah ditetapkan.

18
4) Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya
bersikap jujur, tulus dan adil.

5) Ahli Gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan


prinsip keilmuan, informasi terkini, dan dalam
menginterpretasikan informasi hendaknya objektif tanpa
membedakan individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan
yang benar.

6) Ahli Gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami


keterbatasannya sehingga dapat bekerjasama dengan fihak lain
atau membuat rujukan bila diperlukan.

7) Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan


kepentingan masyarakat dan berkewajiban senantiasa berusaha
menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

8) Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para profesional lain di


bidang kesehatan maupun lainnya berkewajiban senantiasa
memelihara pengertian yang sebaik-baiknya.

b) Kewajiban terhadap Teman Seprofesi dan Rekan Kerja

1) Ahli Gizi dalam bekerja melakukan promosi gizi, memelihara


dan meningkatkan status gizi masyarakat secara optimal,
berkewajiban senantiasa bekerjasama dan menghargai berbagai
disiplin ilmu sebagai mitra kerja di masyarakat.

2) Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memelihara hubungan


persahabatan yang harmonis dengan semua organisasi atau
disiplin ilmu/profesional yang terkait dalam upaya

19
meningkatkan status gizi, kesehatan, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat.

3) Ahli Gizi berkewajiban selalu menyebarluaskan ilmu


pengetahuan dan keterampilan terbaru kepada sesama profesi
dan mitra kerja.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai


hak terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan
yang berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang dari
sudut hokum dan pribadi (C. Fagin, 1975).Hak terdiri dari 3 jenis, yaitu hak
kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak legislatif. Peran hak dan kewajiban, yaitu
hak dapat digunakan sebagai pengekspresia kekuasaan dalam konflik antara
seseorang, hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu
tindakan, dan hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.

Hak Perawat yaituperawat berhak untuk mendapatkan perlindungan


hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. Sedangkan hak dan

20
kewajiban pasien atau klien yaitu pentingnya mengetahui hak-hak pasien dalam
pelaksanaan asuhan kesehatan baru muncul pada akhir tahun 1960.

Hak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI, No.23 tahun


1992.Berikut ini adalah isi undang-undang RI, No. 23 tahun 1992 tentang Hak
dan Kewajiban tenaga medis, perawat dan pasien.

B. Saran

Dalam konteks pelayanan kesehatan hubungan perawat dan pasien hendaknya


saling memperhatikan antara hak dan kewajiban dalam layanan Kesehatan secara
professional.

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ermawati, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Sumijatun. 2011. Membudidayakan Etika dalam Prakti Keperawatan. Jakarta:


Salemba Medika.

Rustiyanto, Eri. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Potter & Perry. 2009. Fundamental of Nursing, Buku 1 Edisi 7. Jakarta. Salemba
Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai