Anda di halaman 1dari 3

KIA

Pelayanan KIA di dalam gedung


1. MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Muda) MTBM (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
2. SDIDTK (Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang)
3. Pelayanan KB
4. Pemeriksaan Ibu hamil
5. Pelayanan Persalinan
Pelayanan KIA di luar gedung
1. Posyandu Balita
2. ANC Terpadu
3. Kelas Ibu hamil
4. Kelas Ibu balita
5. Kelas ASI
6. Kelas unmeed need
7. Pemantauan bumil risti
8. Sweeping bumil
9. Pemantauan bufas
10. Pemantauan neonatus risti
Imunisasi dilakukan setiap tanggal 12 di Puskesmas Gesang
Hambatan dalam pelaksanaan program-program KIA:
1. Tenaga kesehatan di unit KIA Puskesmas Gesang sedikit sehingga memiliki beban kerja
ganda (memegang lebih dari 1 program) yang menyebabkan beberapa kegiatan tertunda.
2. KIA tidak mernah mencapai target dikarenakan mobilisasi penduduk yang tinggi. Banyak
ibu hamil dan ibu nifas pindah keluar kota sehingga tidak menyelesaikan pemeriksaan di
unit KIA Puskesmas Gesang.
Plus:
1. Dari segi geografis, Puskesmas Gesang mudah dijangkau oleh masyarakat
2. Pendidikan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gesang rata-rata menengah (SMA)
sehingga mudah dan cukup aktif
3. Setiap kegiatan yang dilakukan unit KIA didanai oleh dana BOK sehingga tidak ada
permasalahan mengenai dana sebanyak apapun kegiatan yang dilakukan.
Keberlanjutan program-program di KIA :
KIA selalu mengembangkan setiap kegiatan seperti kelas ibu hamil, kelas ibu balita, Kelas
ASI, Kelas unmeed need agar menarik sehingga banyak ibu hamil yang aktif mengikti setiap
kegiatan yang dilakukan oleh KIA
Jumlah tenaga :
1. Bidan induk 4 orang
2. Bidan desa 4 orang
3. Biasanya dibantu oleh bidan magang
Evaluasi Program KIA di puskesmas gesang dilakukan dengan PWS-KIA (Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak). Biasanya permasalahan yang sering terjadi
antara lain ibu hamil tidak mau diperiksa karena malu, atau memang tidak ada ibu hamil di
wilayah tersebut.
Rujukan ke RSUD dr.Haryoto, RS Bhayangkara, RSI Lumajang

PROMKES
Program Puskesmas Gesang : Desa Inspirator PHBS di Jatisari
Puskesmas Gesang masih fokus pada 1 desa saja yaitu Jatisari sehingga lebih fokus dalam
menjadikan desa jatisari sebagai desa percontohan baru kemudian ke desa yang lain. Desa
inspirator PHBS meliputi KIA, Kesling, Promkes, P2. Program ini sudah berjalan 2 tahun
dimana program ini memanfaatkan pemberdayaan masyarakat.
Program ini belum ada peningkatan yang signifikan karena perubahan perilaku tidak bias
instant namun membutuhkan proses.
Dibentuknya KPM (Kader pemberdayaan masyarakat), pembentukan desa siaga, strata
posyandu, dan inspeksi tempat-tempat umum (misalnya kantin sehat, tempat-tempat bebas
dari rokok)
Monitoring program ini dilakukan dengan cara mendatangi desa oleh petugas kesehatan
puskesmas.
Kader KPM dibina oleh puskesmas sehingga dapat membantu memberdayakan masyarakat
dan memperoleh pengetahuan untuk disebarkan kepada masyarakat.
Program yang sudah dilakukan antara lain Pengendalian NAPZA, desa siaga, posyandu, dan
inspeksi tempat umum. Untuk program pengendalian NAPZA sudah melebihi target sebesar
8%, tetapi untuk tatanan sehat yang idealnya 53% hanya mencapai 29,4% dikarenakan tidak
merokok dalam rumah yang sulit diterapkan. Sedangkan pada kegiatan posyandu masih
mengalami beberapa hambatan seperti kader kurang, bangunan posyandu dan pemeriksaan di
meja 4 yang seharusnya dilakukan oleh kader tetapi masih dilakukan oleh petugas puskesmas.
Kedala yang dihadapi puskesmas dalam melaksanakan program:
1. Kesadaran masyarakat kurang
2. Permasalahan pada lintas sektoral seperti kurangnya dukungan dari kepala desa terhadap
masyarakat yang aktif dan inovatif
3. Tidak adanya regulasi dari pemerintah
Keberlanjutan program yang kurang maksimal tetap dilasanakan
Masyarakat sangat antusias dengan adanya penyuluhan dan program-program yang dilakukan
puskesmas tetapi untuk melaksanakan/menerapkan program sangat sulit
Strategi pelaksanaan program yaitu dengan advokasi terhadap pamong desa
Evaluasi dilakukan dengan LHK (Lembar Hasil Kegiatan), Lokakarya mini setiap bulan dan
PKP setiap 6 bulan untuk mengetahui hambatan maupun keberhasilan program yang telah
dilaksanakan puskesmas pada wilayah kerjanya.
Program intern puskesmas untuk pengendalianialah SEREMPAK (Singkirkan PTM bersama
petugas kesehatan). Penyuluhan pertama dilakukan kepada kader KPM.

Anda mungkin juga menyukai