Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH LAJU ALIR UDARA TERHADAP HOLD UP GAS, LAJU

SIRKULASI, DAN KOEFISIEN PERPINDAHAN MASA PADA


HIDRODINAMIKA REAKTOR

Arif Thoha Bariklana*), Rozana Khoirun Nisa, Verna Rahmalia Oktavianti

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Reaktor merupakan alat industri yang digunakan untuk mereaksikan suatu reaktan tertentu. Pada
percobaan ini digunakan reaktor air-lift dengan external loop, yaitu area riser dan downcomer
dipisahkan oleh suatu baffle. Dengan larutan yang digunakan adalah Na2SO3 0,03 N yang dikontakkan
oleh udara yang berasal dari kompresor. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
laju alir terhadap hold-up gas (), laju sirkulasi (Uld dan Ulr), koefisien transfer masa gas-cair (KLa),
serta pengaruh waktu terhadap koefisien transfer masa gas-cair. Percobaan dilakukan dengan tiga
perlakuan yang berbeda berdasarkan laju alir, yaitu 5 ml/s, 7ml/s, dan 9 ml/s. pada percobaan ini
diketahui bahwa semakin tinggi laju alir yang digunakan maka akan meningkatkan nilai hold-up gas, laju
sirkulasi serta KLa. Namun, semakin lama waktu operasi akan menurunkan nilai KLa.

Kata kunci: hidrodinamika reaktor, laju alir, hold up gas, laju sirkulas, KLa.

Abstract
[The Effect Of Air Flow Rate On Gas Hold Up, Rate Of Circulation And Mass Transfer Coefficients
On Hydrodynamics Reactor]. The reactor is an industrial tool that is used for treating the specific
reactants. In this experiment, air-lift reactor is used with external loop that riser and downcomer are
separated by a baffle. The solution used is Na2SO3 0,03 N which is contacted by air from the compressor.
The purpose of this experiment is to determine the effect of flow rate for gas hold-up (), rate of
circulation (Uld and Ulr), mass transfer coefficient of gas-liquid (KLa), and the influence of time on the
mass transfer coefficient of gas-liquid. Experiments were performed with three different treatment based
on the flow rate that are 5 ml/s, 7 ml/s, 9 ml/s. In this experiment known that the higher the flow rate is
used it will increase the value of gas hold-up, rate of circulation and KLa. However, the longer the
reaction time will decrease the KLa.

Keywords: Reactor hydrodynamics, flow rate, gas hold up, rate of circulation, KLa

Pendahuluan : atas. Sedangkan downcomer adalah daerah yang tidak


Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu disemprotkan gas dan mempunyai aliran ke bawah.
reaksi kimia untuk mengubah suatu bahan menjadi Pada perancangan reaktor, fenomena
bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. hidrodinamika merupakan faktor penting yang berkaitan
Reaktor Air-lift adalah reaktor yang berbentuk kolom dengan laju perpindahan massa. Pada percobaan ini
berisi cairan atau slurry yang terbagi menjadi 2 bagian dilakukan tiga variabel berdasarkan laju alir, yaitu 3
yaitu riser dan downcomer yang dipisahkan oleh baffle, ml/s, 5 ml/s, dan 7 ml/s. Tujuan percobaan ini
dan terdapat sirkulasi aliran. Riser adalah bagian kolom diantaranya menentukan pengaruh laju alir terhadap
yang selalu disemprotkan gas dan mempunyai aliran ke hold-up gas (), laju sirkulasi (UL), dan koefisien
transfer massa gas-cair (KLa), serta menentukan
------------------------------------------------------------------ pengaruh waktu tinggal Na2SO3 terhadap KLa.
*)
Penulis Korespondensi. Hold up gas atau fraksi kekosongan gas adalah
E-mail: thohabariklana@gmail.com fraksi volume fase gas pada disperse gas-cair atau slurry.
Hold up gas keseluruhan ().
teradsobsi per unit waktu, per unit luas kontak, per beda
= ..................................................... (1)

konsentrasi). Nilai KLa tergantung pada sifat fisik dari
dimana : = hold up gas sistem dan dinamika fluida.
V = volume gas (cc/s) Luas kontak adalah parameter gelembung yang
VL= volume cairan (cc/s) tidak bisa ditetapkan. Di sisi lain koefisien transfer
massa pada kenyataannya merupakan faktor yang
Hold up gas digunakan untuk menentukan waktu proposional antara fluks massa dan substrat (atau bahan
tinggal gas dalam cairan yang dapat mempengaruhi luas kimia yang ditransfer), Ns, dan gradient yang
permukaan gas cair yang diperlukan untuk perpindahan mempengaruhi fenomena beda konsentrasi. Hal ini dapat
massa. Nilai hold up gas tergantung pada kecepatan dirumuskan dengan persamaan berikut:
kenaikan gelembung, luas gelembung dan pola aliran. N = KLa (C1-C2) .................................... (8)
Inverted manometer adalah manometer yang dimana : N = fluks massa
digunakan untuk mengetahui beda tinggi cairan akibat KLa = koefisien transfer massa gas-cair
aliran gas, yang selanjutnya dipakai pada perhitungan (1/detik)
hold up gas () pada riser dan downcomer. Besarnya C1 = konsentrasi O2 masuk (gr/L)
hold up gas pada riser dan downcomer dapat dihitung C2 = konsentasi O2 keluar (gr/L)
dengan persamaan:

= ........................................... (2) Pengukuran konstanta perpindahan massa gas-

cair dapat dilakukan dengan metode sulfit sebagai
r = ........................................ (3)
berikut :
Metode ini berdasarkan pada reaksi reduksi
d = ........................................ (4)
natrium sulfit. Mekanisme reaksi yang terjadi : Reaksi
dimana : = hold up gas dalam reaktor :
r = hold up gas riser Na2SO3 + 0,5 O2 Na2SO4 + Na2SO3 (sisa)
d = hold up gas downcomer Reaksi saat analisa :
L = densitas cairan (gr/cc) Na2SO3 (sisa) + KI + KIO3 Na2SO4 + 2KIO2 + I2
g = densitas gas (gr/cc) I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI Mol
hr = perbedaan tinggi manometer riser (cm)
hd = perbedaan tinggi manometer downcomer Mol N2 SO3 mula mula (a) =
2 3
........ (9)
(cm)
N KI
Z = perbedaan antara taps tekanan (cm) Mol I2 excess (b) = V KI ................................. (10)
valensi
1 2 2 3
Mol N2 SO3 sisa (c) = ( ) 2 2 3 .. (11)
2
Hubungan antara hold up gas riser (r) dan 1
Mol O2 yang bereaksi (d) = ( ) ........................ (12)
donwcomer ( d) dapat dinyatakan dengan persamaan 5: 2
2
+ O2 yang masuk reactor (e) = ............................... (13)
= ................................................ (5) 60

+
dimana : Ar = Luas bidang zona riser (cm2) Koefisien transfer massa gas-cair (KLa) = ....... (14)
0,008
Ad = Luas bidang zona downcomer (cm2)
Bahan dan Metode :
Sirkulasi cairan dalam reaktor air lift disebabkan Bahan yang perlu disiapkan pada praktikum ini yaitu
oleh perbedaan hold up gas riser dan downcomer. 6,204 gram Na2S2O3.5H2O, KI 0,1 N, 33,5 gram
Sirkulasi fluida ini dapat dilihat dari perubahan fluida, Na2SO3, larutan amylum, zat warna, dan aquadest.
yaitu naiknya aliran fluida pada riser dan menurunnya Pertama, melakukan metode untuk menentukan hold-up
aliran pada downcomer. Besarnya laju sirkulasi pada riser dan downcomer. Langkah awal yaitu mengisi
cairan pada downcomer (ULd) ditunjukkan oleh reaktor dengan air dan menghidupkan pompa dan
persamaan 6 dan laju sirkulasi cairan pada riser membuka valve. Matikan pompa dan tutup valve setelah
ditunjukan oleh persamaan 7: reaktor terisi air setinggi 91 cm. Kemudian tambahkan
33,5 gram Na2SO3 ke dalam reaktor, tunggu 5 menit
ULd = ..................................................... (6)

agar larutan Na2SO3 larut dalam air. Melihat ketinggian
Ulr.Ar = Uld.Ad ......................................... (7) inverted manometer, kemudian hidupkan kompressor
Dimana : Ulr = laju sirkulasi cairan riser (cm/s) dan mengatur laju alir, dengan variabel 5 ml/s, 7 ml/s,
Uld = laju sirkulasi cairan downcomer (cm/s) dan 9 ml/s. Melihat ketinggian inverted manometer
Lc = panjang lintasan reaktor (cm) setelah kompresor dihidupkan. Ambil 10 ml sampel
tc = waktu (s) untuk titrasi dan menghitung densitasnya. Kedua, yaitu
metode untuk menentukan konstanta perpindahan massa
Koefisien perpindahan masssa volumetric (KLa) gas-cair. Mengambil 10 ml sampel dan menambahkan
adalah kecepatan spesifik dari perpindahan massa (gas KI sebanyak 5 ml. Lalu larutan dititrasi dengan
Na2S2O3.5H2O 0,1 N sampai terjadi perubahan warna gelembung tersebut akan terlepas kembali ke udara
dari coklat tua menjadi kuning jernih. Kemudian tanpa melalui area downcomer, dan sebagian lagi akan
tambahkan 3 tetes amilum, dan menitrasi sampel turun pada area downcomer. Hal ini menyebabkan d
kembali dengan larutan Na2S2O3.5H2O 0,1 N, TAT lebih rendah daripada total dan r. Selain itu, nilai r
didapat setelah warna berubah menjadi putih keruh. diasumsikan sebagai batas atas (laju alir gas masuk ke
Catat kebutuhan titran, dan ulangi titrasi tiap 5 menit dalam reaktor dalam jumlah maksimal) dan d
sampai volume titran konstan. Dan metode terakhir yaitu diasumsikan sebagai bawah (gas yang berasal dari
untuk menentukan kecepatan sirkulasi. Setelah titrasi kompresor ada dalam reaktor dengan jumlah
tercapai volume konstan, masukkan zat warna pada sedikit/minimal). Hal ini menyebabkan nilai total berada
reaktor downcomer. Kemudian hitung waktu yang diantara r dan d (Tim Penyusun, 2014).
dibutuhkan oleh zat warna tersebut untuk mencapai
lintasan yang telah diatur sebelumnya. 2. Pengaruh Laju Alir Terhadap Laju Sirkulasi
25

Laju Sirkulasi (cm/s)


Hasil dan Pembahasan :
1. Pengaruh Laju Alir Terhadap Hold-Up Gas 20 Uld
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, Ulr
15
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil percobaan 10
Laju alir r d
-3 -3
5
5 ml/s 6,165.10 3,699.10 5,154.10-3 3 5 7 9 11
-3 -3
7 ml/s 8,631.10 6,165.10 7,62.10-3 Laju Alir (ml/s)
-3 -3
9 ml/s 9,864.10 7,398.10 8,853.10-3 Gambar 2. Grafik Hubungan Laju Alir Terhadap Laju
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa besar Sirkulasi
hold-up gas riser, hold-up gas downcomaer, dan hol-up Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa semakin
gas pada ke-tiga variable memiliki nilai yang berbeda- besar nilai laju alir gas maka nilai laju sirkulasi riser
beda., yang perbedaannya dapat dilihat pada grafik (Ulr) dan laju sirkulasi downcomer (Uld) akan semakin
berikut: besar pula. Semakin besar laju alir gas yang diberikan
0,012 pada reaktor mengakibatkan daya dorong area
downcomer semakin besar sehingga waktu yang
Hold Up Gas

0,008 r diperlukan untuk menempuh lintasan yang ditentukan


d menjadi semakin sedikit/kecil. Sesuai dengan persamaan

0,004 (6), semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk
melintasi suatu lintasan maka laju sirkulasi cairan
0
menjadi semakin besar (Haryani dan Widayat, 2011).
3 5 7 9 11
Selain itu, berdasarkan persamaan (7) diketahui
Laju Alir (ml/s) bahwa laju sirkulasi berbanding terbalik dengan luas
penampangnya. Dalam praktikum ini digunakan reaktor
Gambar 1. Grafik Hubungan Laju Alir Terhadap Hold
air-lift dimana luas penampang riser lebih besar daripada
Up Gas
luas penampang downcomer, sehingga menyebabkan
Pada Gambar 1 terlihat bahwa semakin besar laju
nilai Uld lebih tinggi dibanding Ulr (Tim Penyusun,
alir maka nilai hold-up nya juga semakin besar. Hal ini
2014).
dikarenakan semakin besar laju alir, gelembung udara
yang ada di dalam air (di dalam reaktor) akan bertambah
3. Pengaruh Laju Alir Terhadap Koefisien Transfer
banyak pula sehingga fraksi volume udara dalam larutan
Massa Gas-Cair
juga akan bertambah banyak. Bertambahnya fraksi 0,73662
volume udara akan meningkatkan nilai hold-up gas
(Haryani dan Widayat, 2011). 0,7366
KLa (L/s)

Dari persamaan (2) diketahui bahwa nilai hold-up


gas dipengaruhi oleh perubahan ketinggian inverted 0,73658
Kla
manometer (hr dan hd) yang berhubungan dengan
0,73656
reaktor. Pada percobaan ini didapat nilai hr lebih besar
daripada nilai hd yang disebabkan adanya sparger pada 0,73654
bagian riser yang berfungsi menghasilkan gas dari 3 5 7 9 11
kompresor sehingga terjadi perbedaan tekanan yang Laju Alir (ml/s)
mengakibatkan perbedaan ketinggian inverted Gambar 3. Grafik Hubungan Laju Alir Terhadap KLa
manometer. Ketika sampai permukaan, sebagian cairan
Dari Gambar 3, dapat diketahui bahwa semakin koefisien perpindahan massa merupakan fungsi dari
besar laju alir udara, maka semakin besar nilai koefisien fluks massa dan perbedaan konsentrasi gas yang masuk
perpindahan massa gas-cair (KLa) rata-rata nya. Pada dan gas yang keluar. Pada percobaan, dengan waktu
percobaan, koefisien perpindahan volumetrik (KLa) yang sama harga kLa pada variabel yang berbeda
dianalisa dengan metode sulfit. Metode sulfit merupakan cenderung sama. Hal ini disebabkan karena pengaruh
salah satu metode untuk menganalisa koefisien peningkatan laju alir udara menyebabkan peningkatan
perpindahan massa volumetrik (KLa) dengan laju reaksi antara natrium sulfit dengan oksigen didalam
mereaksikan oksigen dalam udara dan natrium sulfit, udara tidak signifikan. Peningkatan laju alir udara yang
dengan reaksi sebagai berikut (Ground dkk., 1982): tidak signifikan menyebabkan perbedaan perubahan
Na2SO3 + 0,5 O2 Na2SO4 + Na2SO3(sisa) konsentrasi pada waktu yang sama untuk laju alir yang
Na2SO3(sisa) + KI + KIO3 Na2SO4 + KIO2 + I2(sisa) berbeda sangat kecil.
I2(sisa) + 2 Na2S2O3 Na2S4O6 + 2NaI Mol
Peningkatan laju alir udara menyebabkan laju Kesimpulan :
reaksi oksigen dengan natrium sulfat semakin besar. Berdasarkan percobaan ini dapat diketahui bahwa
Reaksi antara oksigen dengan natrium sulfat terjadi di semakin besar laju alir udara, maka hold up gas semakin
film cairan. Sebelum terjadi proses reaksi antara udara besar karena gelembung udara yang ada di dalam
dengan natrium sulfat terdapat proses perpindahan reaktor akan bertambah banyak sehingga fraksi volume
massa volumetrik gas dan cairan. Dengan konsentrasi udara dalam larutan juga akan bertambah banyak.
cairan yang tetap, laju reaksi yang semakin besar Semakin besar laju alir juga akan mempengaruhi laju
menyebabkan keberadaan konsentrasi udara di di film sirkulasi untuk riser dan downcomer yang semakin
cairan semakin besar sehingga udara cenderung meningkat karena adanya daya dorong yang semakin
mengalami perpindahan massa dari fase gas ke fase cair besar. Selain itu, semakin besar laju alir udara, maka
semakin besar. Selain itu, laju alir udara yang semakin semakin besar nilai koefisien transfer massa gas-cair
besar maka udara yang dapat dipindahkan ke dalam (KLa) karena konsentrasi oksigen dalam medium
larutan akan semakin besar sehingga mengakibatkan laju menjadi bertambah. Dan semakin bertambahnya waktu
perpindahan oksigen semakin besar (Widayat dan maka semakin kecil nilai koefisien transfer massa gas-
Kristinah, 2011). cair (KLa) karena semakin sedikit Na2SO3 yang bereaksi
dengan O2 sehingga reaktan menjadi jenuh.
4. Pengaruh Waktu Terhadap Koefisien Transfer
Massa Gas-Cair Ucapan Terimakasih :
2 Terimakasih disampaikan pada Prof. Dr. Ir. Purwanto,
DEA selaku Penanggung jawab Laboratorium Proses
1,5 5 ml/s
7 ml/s
Kimia, Alien Abi Bianasari selaku koordinator asisten
kLA(l/s)

9 ml/s Laboratorium Proses Kimia, Luqman Buchori, S.T.,


1
M.T. selaku Dosen Pembimbing Praktikum Proses
0,5 Kimia Hidrodinamika reaktor, asisten-asisten
Laboratorium Proses Kimia, dan teman-teman yang
0 telah membantu terjalannya praktikum ini.
0 5 10 15 20 25
waktu (s) Daftar Pustaka :
Gambar 4. Grafik Hubungan Waktu Terhadap KLa Blanke, H. 1979. Loop Reactor. Adv. Biochem Eng. 13:
Dari Gambar 4, dapat diketahui bahwa semakin 121-124
lama waktu, maka semakin kecil nilai koefisien Christi, M. Y., 1989, Air-lift Bioreactor, El Sevier
perpindahan massa gas-cair (KLa). Hal ini disebabkan Applied Science, London.
karena semakin lama waktu operasi menyebabkan Christi Yusuf, Fu Wengen dan Murray Moo Young.
konsentrasi natrium sulfit dalam larutan semakin kecil. 1994. Relationship Between Riser and
Penurunan konsentrasi natrium sulfit menyebabkan Downcomer Gas Hold-Up In Internal-Loop
penurunan kebutuhan oksigen dalam reaksi sehingga Airlift Reactors Without Gas-Liquid Separator.
keberadaan oksigen di fase film cairan semakin kecil. The Chemical Engineering Journal,57 (1995) B7-
Salah satu faktor yang mempengaruhi koefisien B13. Canada
perpindahan massa adalah perbedaan konsentrasi. Oleh Ground, G.A, Schumple and W.D. Decker. 1982. Gas-
karena itu, perbedaan konsentrasi yang semakin kecil Liquid Mass Transfer in Bubble Column with
menyebabkan harga koefisien perpindahan massa Organic Liquids. Chemical Engineering Science
volumetrik menjadi lebih kecil. page 3509 3516. Pergamon Press Ltd
Dengan waktu yang sama harga kLa semakin Haryani dan Widayat. 2011. Pengaruh Viskositas dan
besar seiring dengan kenaikan laju alir udara karena Laju Alir terhadap Hidrodinamika dan
Perpindahan Massa dalam Proses Produksi
Asam Sitrat dengan Bioreaktor Air-Lift dan
Kapang Aspergillus Niger. Jurnal Reaktor Vol.
13. Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro (diakses tanggal 20 Juli 2015)
Popovic, M.K. and Robinson, C.W., (1989). Mass
Transfer Stuy of External Loop Airlift and a
Buble Column. AICheJ., 35(3), pp. 393-405
Tim Penyusun. 2014. Buku Panduan Praktikum
Laboratorium Proses Kimia. Jurusan Teknik
Kimia. Universitas Diponegoro
Widayat. 2004. Pengaruh Laju Alir dan Viskositas
Terhadap Perpindahan Massa Gas-Cair Fluida
Non Newtonian Dalam Reaktor Air Lift
Rectangular. Posiding Seminar Nasional
Rekayasa Kimia dan Proses 2004 ISSN : 1411-
4216 (diakses tanggal 20 Juli 2015)
Widayat dkk. 2011. Perpindahan Massa Gas-Cair
dalam Proses Fermentasi Asam Sitrat dengan
Bioreaktor Bergelembung. Momentum Vol. 7,
No. 2. Jurusan Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
William, J. A., 2002, Keys To Bioreactor Selections,
Chem. Eng. Prog, hal 3441

Anda mungkin juga menyukai