Nilai TTD
(Indra) (Theresia)
.
.
I. Tujuan
1. Mengerti tentang tingkat struktural organisasi tubuh manusia mulai dari
tingkat sel, jaringan, organ dan sistem organ.
2. Mengerti tentang bidang struktural tubuh yang meliputi terminologi mengenai
letak dan posisi yang digunakan dalam anatomi.
II. Prinsip
1. Sel
Sel adalah unit dasar kehidupan, sel juga unit terkecil dari makhluk hidup
yang memiliki struktur dan fungsional yang sama (Fried, 2005)
2. Jaringan
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama (Fried, 2005).
3. Organ
Sekumpulan jaringan yang memiliki fungsi berbeda-beda disatukan dan
membentuk beberapa fungsi yang sama (Fried, 2005).
4. Sistem organ
Sistem organ adalah sekumpulan beberapa organ yang saling bekerjasama
untuk melakukan fungsi-fungsi yang lebih kompleks (Anton, 2011).
5. Anatomi
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan hubungan
bagian-bagian satu sama lain, mempelajari letak geografis bagian tubuh
(Wahyuni, 2005).
.
.
mampu memperlihatkan ciri-ciri sebagai mahluk hidup. Dalam skala besar yaitu
populasi, komunitas, dan bosfer. Masing-masing individu menunjukan kemampuan
mandiri saling tergantung secara menguntungkan karena adanya perimbangan satu
terhadap yang lain sepertiyang telah diatur oleh alam (Purwanto, 2007).
Bahan dasar penyusun semua organisme adalah sel. Sel merupakan unit
terkecil dari organisme yang dapat melaksanakan fungsi hidup sendiri dan dapat
bereproduksi. Sel-sel yang bentuk dan fungsinya sama menyusun jaringan. Sel-sel
dalam tubuh tidak semuanya sama. Namun, selama perkembangannya beberapa sel
berspesialisasi (berdiferensiasi) membentuk jaringan tertentu untuk melaksanakan
fungsi tertentu (Pratiwi, 2003).
Seluruh aktivitas hidup bersel satu dilakukan oleh dan di dalam sel itu sendiri.
Sementara pada hewan bersel banyak, aktivitas hidupnya selain berlangsung di dalam
sel-sel, juga melibatkan struktur yang lebih kompleks. Sel hewan memiliki organel
khas yaitu memiliki dua sentriol di dalam sentrosom yang berperan sebagai kutub
kutub pembelahan pada waktu terjadinya pembelahan sel (Syamsuri, 2004).
Anatomi mempelajari letak dan hubungan satu bagian tubuh yang tidak dapat
dipisahkan dari pengamatan terhadap fungsi setiap struktur dan sistem jaringan.
Diketahui ada struktur-struktur tertentu yang dapat dilihat dengan mata telanjang,
yang dikenal dengan istilah anatomi makroskopis. Bertalian erat dengan anatomi
adalah histologi (ilmu tentang struktur jaringan tubuh) dan sitologi (ilmu tentang sel).
Fisiologi mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal.
Ilmu ini sangat erta kaitannya dengan pengetahuan tentang semua mahluk hidup yang
tercakup dalam pelajaran biologi. Selain itu, ilmu ini juga berhungan erat dengan
.
.
tugas ahli sitologi yang mempelajari detail struktur sel dan ahli biokimia yang
berurusan dengan perubahan kimiawi dan kegiatan sel serta menyelidiki proses kimia
jasad hidup yang serba kompleks. Juga berhubungan erat dengan ilmu alam, yang
mempelajari reaksi fisik dan gerakan-gerakan yang terjadi di tubuh.
1. Tingkat kimia, atom seperti hydrogen, oksigen, karbon, nitrogen, dan natrium,
yang bergabung membentuk molekul seperti air dan garam sertamakromolekul seperti
karbohidrat, protein dan lemak .
2. Sel, merupakan unit dasar dari makhluk hidup dan struktur seluler sepertinucleus,
ribosom, mitokondria, dan lisosom, menjalankan fungsi-fungsi pertahanan sel.
3. Jaringan, yaitu sekelompok sel dengan struktur yang sama dan melakukan fungsi
yang sama. Ada empat jenis jaringan dasar, adalah jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot danjaringan syaraf.
4. Organ, adalah dua jaringan atau lebih yang bergabung membentuk satuorgan
seperti perut, ginjal, mata, dan lainnya. Sebuah organ berfungsisebagai pusat fisiologi
khusus untuk aktivitas tubuh.
.
.
.
.
Rongga Spinal (Vertebral) terbentuk dari susunan tulang belakang serta berisi
medulla spinalis.
2. Rongga Tubuh Ventral
Terletak di bagian anterior (secara ventral) dan terbagi menjadi rongga toraks
dan rongga abdomen yang dipisahkan diafragma.
Rongga Toraks adalah rongga dada. Rongga ini terdiri dari dari rongga
(kantong) pleural kanan dan kiri, serta mediastinum.
Rongga Abdominopelvis (Peritoneal) berisi visera abdomen dan bidang
pelvis.
Rongga kecil tambahan di bagian kepala meliputi: Rongga oral, rongga nasal,
rongga telinga tengah, dan rongga orbital untuk mata
3. Membran Serosa
Merupakan rongga yag melapisi rongga toraks dan rongga abdominopelvis,
serta menyelimuti organ-organ dalam rongga-rongga tersebut. Terdapat dua
rongga pada membrane serosa yakni membran periental yang melapisi rongga
dan membran viseral yang menyelimuti organ
(Sloane, 2003).
Penelitian tentang obat-obatan dan keracunan banyak menggunakan hewan
coba tikus dan mencit, karena mudah diperiksa melalui organ-organ utama yang
berperan yaitu hati dan ginjal. Oleh karena itu organ hati dan ginjal harus dalam
keadaan sehat baik secara klinis, patologi anatomi maupun histopatologi, jika
menggunakan tikus sebagai hewan model. Penetapan status sehat hanya berdasarkan
inspeksi banyak dilakukan terutama pada peneliti-peneliti pemula. Jika secara klinis
sehat, tetapi ternyata di dalam tubuh hewan coba terdapat parasit, tentu akan dapat
mengacaukan hasil penelitian atau validitas penelitian diragukan (Barata, dkk, 2010).
Pemilihan tikus putih sebagai hewan coba karena kedekatan system organ
antara manusia dengan berbagai macam jenis tikus sehingga hasil yang diperoleh dari
penelitian dapat menggambarkan kemungkinan pada manusia (Suryadi, dkk, 2007).
.
.
Bahan :
1. Eter
2. Hewan : tikus betina
Gambar Alat
.
.
V. Prosedur
Pertama-tama disiapkan alat dan bahan. Disiapkan hewan percobaan seperti
tikus atau mencit. Kemudian disiapkan tabung dan diisi kapas. Ditambahkan sedikit
eter pada kapas. Tikus dikorbankan dengan memasukkannya ke dalam tabung yang
sudah diberi eter agar terbius. Tikus yang sudah pingsan diangkat kemudian di
letakkan di wadah pembedahan. Keempat kakinya ditancapkan pada wadah
pembedahan menggunakan jarum pentul. Kemudian dilakukan pengkulitan dengan
menggunting bagian bawah perut tikus dan digunting ke arah atas hingga mencapai
trakea. Kulit tikus dikuliti dengan menggunakan pisau bedah. Kulit yang sudah di
kuliti ditarik ke samping kiri dan kanan dan ditancapkan jarum pentul agar terlihat
organ-organ dari tikus tersebut. Kemudian digunting kembali kulit tipis yang berada
diatas organ untuk melihat lebih jelas organ-organ tersebut. Dibuat skema bagian-
bagian organ pada tubuh tikus.
.
.
.
.
Hati/Hepar
.
.
Jantung
UsusHalus
Ovarium
Paru-Paru
Diafragma
Pankreas
.
.
VII. Perhitungan
-
VIII. Pembahasan
Pada percobaan kali ini digunakan tikus sebagai hewan percobaan.
Alasan dipilihnya tikus sebagai hewan percobaan adalah karena tikus mudah
ditangani mudah dikembangbiakan, mudah dipelihara, reaksi obat yang
digunakan kebadannya cepat terlihat, tidak terlalu bersifat fotofobik, dan lebih
resisten terhadap infeksi.
Pada percobaan kali ini praktikan akan melihat sistem organ yang ada
pada tubuh tikus, dan melihat letaknya, serta membandingkannya dengan
sistem organ pada manusia. Alasan digunakannya tikus, karena tikus memiliki
susunan organ tubuh yang sama dengan manusia, sehingga secara tidak
langsung praktikan dapat mengamati susunan organ pada manusia dan
penempatannya dalam rongga tubuh.
Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini menyiapkan alat
dan bahan yang diperlukan. Untuk tahap pertama adalah tahap pembiusan,
tikus tersebut dibius dengan menggunakan eter, eter di basahkan pada kapas
yang selanjutnya disimpan dalam wadah kaca tempat tikus nanti akan dibius.
Eter digunakan sebagai anastesi singkat untuk hewan percobaan.
Langkah selanjutnya adalah mengambil tikus dari dalam wadah untuk
selanjutnya dibius. Pada praktikum ini, seringkali tikus ini mengeluarkan
kotorannya, hal ini disebabkan karena keadaan tikus yang stress diduga tikus
ini baru pertama kali disentuh oleh manusia. Oleh karena itu diperlukan
perlakuan khusus seperti mengelus mengelus punggung atau tengkunknya
agar stress yang dialami sedikit berkurang.
Cara memegang tikus yang baik adalah letakkan tikus di atas kawat,
hal ini dimaksudkan agar tikus dapat mencengkram bagian kawat sehingga
agak kesulitan untuk bergerak. Kemudian memegang tikus harus pada bagian
pangkal ekornya yang dekat dengan badan karena apabila praktikan
.
.
.
.
.
.
terlihat sudah tidak berfungsi karena saat proses pembiusan tikus sudah mati,
hal ini menyebabkan sedikitnya darah yang keluar ketika proses pembedahan.
Setelah pembedahan selesai dapat dilihat bahwa anatomi tikus memiliki
kemiripan dengan anatomi tubuh manusia. Tata letak organ pada tikus sangat
memperlihatkan kemiripan dengan manusia. Urutan organ pencernaan pun
sama dengan manusia. Pada bagian abdomen terlihat lambung, hati, usus
besar, dan usus halus. Dibalik tulang rusuk terlihat paru-paru dan jantung.
Tetapi keadaan jantung sudah tidak berdetak sehingga tidak terlihat
bagaimana kerja jantung dan organ lainnya. Dengan diamati lebih lanjut,
dapat terlihat dua buah ginjal yang berwarna merah di kanan dan kiri tubuh
tikus. Ginjal kanan ditemukan di belakang organ pencernaan dengan letak
yang lebih rendah dari ginjal kiri yang ditemukan di balik organ pencernaan
pula. Karena tikus yang digunakan percobaan merupakan tikus betina, dapat
terlihat pula ovarium serta tuba fallopi yang panjang dan kecil.
Setelah pengamatan terhadap organ-organ pada tikus dilakukan, tikus
segera dikubur. Tidak dilakukan proses pengorbanan karena tikus sudah mati
saat dibius. Jika hewan percobaan belum mati maka harus dilakukan prosedur
pengorbanan. Pengorbanan hewan dapat melalui berbagai cara seperti
pemberian CO2 berlebih dalam suatu wadah atau dengan pemberian
pentobarbital tiga kali dosis normal. Dapat pula dilakukan berupa fisisk
seperti dislokasi leher. Selain itu, pengorbanan juga dapat dilakukan dengan
menusuk bagian jantung tikus.
Setelah pengamatan atau pembedahan selesai, jasad tikus dibungkus
dengan kertas atau koran bekas dan dikubur dengan semestinya. Alat-alat
yang telah dipakai kemudian dibersihkan dengan alkohol sebagai antibakteri
agar dapat membersihkan alat dari kotoran-kotoran yang didapat dari tikus.
IX. Simpulan
.
.
1. Organ merupakan bagian tubuh yang memiliki satu atau lebih fungsi
tertentu. Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan
saling berkaitan satu dengan lainnya.
2. Organ-organ dalam tubuh tikus hampir sama dengan dengan manusia.
3. Sistem pencernaan makanan pada tikus mirip dengan manusia, diawalai
dari mulit, kerongkongan, lambung, usus dua belas jari, usus halus, usus besar
dan berakhir di anus.
4. Manusia dan tikus memiliki organ yang membentuk suatu sistem yang
letaknya dapat diketahui melalui terminologi anatomi. Pengetahuan tentang
letak organ dalam tubuh penting dalam diagnosa awal suatu penyakit. Sistem
tubuh membentuk suatu kesatuan yang bekerja sama mencegah terganggunya
homeostasis tubuh.
.
.
DAFTAR PUSTAKA
Barata, I.K., dkk. 2010. Studi Patologi Kejadian Cysticercosis pada Tikus Putih.
Jurnal Veteriner Vol. 11 No. 4 (232-237).
Fried, G. H. 2005. Schaums Outlines of Theory and Problems of Biology, edisi dua.
Inggris : Mc-Graw Companies
Martini, FH. 2001. Fundamental of Anatomy and Physiologi. New Jersey: Prentic-
Hall Inc.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Penerbit
PT gramedia Pustaka Utama.
Suryadi,E. dkk. 2007. Perubahan Sel-Sel Leydig Tikus Putih (Rattus Norvegicus)
Jantan Dewasa Setelah Pemberian Monosodium Glutamat Peroral. Jurnal
Anatomi Indonesia vol. 1 No. 03 (129-132).
.
.
Susanti, Adriani. 2012. Anatomi Fisiologi Mnusia II. Riau: Sekolah Tinggi Ilmu
Farmasi Riau.