PENDAHULUAN
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.
dalam belajar matematika, karena salah satu tujuan pembelajaran matematika yang
termuat dalam standar isi Permendiknas (2006:346) menyatakan agar siswa memiliki
masalah akan mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang
lebih produktif, dan memahami isu-isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat
global. Untuk itu kemampuan pemecahan masalah ini penting untuk dimiliki oleh
1
2
siswa serta perlu dibiasakan sejak dini kepada siswa agar siswa lebih terampil dan
masih tergolong rendah. Hal ini didasarkan pada hasil riset Benchmark Internasional
TIMMS (Third International Mathematics and Science Study) tahun 2011 (Setiadi,
dkk, 2012:70) yang menyatakan bahwa siswa Indonesia yang berhasil mencapai level
menengah sebesar 15%, berada pada peringkat 40 dari 45 peserta. Kemampuan pada
rata persentase siswa tiap Negara peserta yang mencapai level menengah ini ialah
46%. Indonesia berada jauh di bawah rata-rata persentase siswa tiap negara.
Kemudian dari diskusi dengan salah satu guru matematika di SMPN 17 Kota
Jambi diketahui bahwa pada materi bangun datar segiempat siswa mengalami
keliru dalam merubah bahasa soal menjadi kalimat matematika ketika menuliskan
unsur-unsur yang diketahui dari soal. Selain itu siswa juga masih kesulitan dalam
tuliskan masih keliru. Dan ketika dihadapkan pada soal yang sedikit berbeda dari
contoh siswa bingung seperti soal berikut: Diberikan gambar trapesium ABCD yang
diketahui tinggi, salah satu panjang sisi sejajar dan luas dari trapesium tersebut.
Kemudian yang ditanyakan ialah salah satu panjang sisi sejajar yang lainnya. Ketika
3
menjawab soal ini siswa kebingungan dan hanya sedikit yang dapat menjawab
Padahal kompetensi dasar yang harus dicapai selama proses pembelajaran segiempat
ialah menghitung keliling dan luas bangun segiempat serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah..
proses pembelajaran matematika yang sering berlangsung selama ini, guru lebih aktif
memberikan informasi atau menjelaskan materi yang diikuti dengan penulisan rumus
dan pemberian contoh soal yang dikerjakan bersama siswa dengan dominasi guru,
pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Salah satu
mengkondisikan siswa untuk belajar memecahkan masalah. Salah satu model yang
Dimana siswa terlibat dalam kegiatan membangun keterampilan pada dua tingkat
kehidupan nyata yang terkait pada tingkat ketiga. Alasan lainnya ialah karena dalam
kreatif merupakan salah satu dari sedikit model yang menangani masalah kreativitas
secara langsung. Dalam tingkatan model ini siswa nantinya akan dihadapkan pada
pemahamannya sendiri serta mengkondisikan siswa agar lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
diajar dengan menggunakan model Treffinger dengan mahasiswa yang diajar secara
konvensional.
sampel: asal SLTA mahasiswa, kuota mahasiswa dalam satu kelas, mata kuliah yang
dengan kreativitas dan daya pikir yang semakin tinggi mahasiswa diharapkan
mempunyai cara yang benar dalam menyelesaikan masalah. Kreativitas dan daya
pikir siswa pada sekolah menengah berbeda dengan kreativitas daya pikir mahasiswa.
Untuk itu penulis ingin meneliti kemampuan pemecahan masalah siswa SMP dengan
siswa sekolah menengah pertama. Seperti pada penelitian Pomalato (2006) pada
Pengaruh yang penulis maksud dalam penelitian ini merupakan akibat dari
perlakuan atau treatment. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari perbedaan kemampuan
6
pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Namun, dalam penelitian ini penulis tidak akan mengkaji seberapa besar pengaruh
jika terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan telah memberikan pengaruh secara
signifikan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul
Jambi.
ini adalah:
saintifik dan model pembelajaran langsung dengan pendekatan saintifik di kelas VII
Berdasarkan kajian teori dan latar belakang yang telah diuraikan pada
berikut:
1. Bagi penulis
2. Bagi siswa
saintifik.
3. Bagi guru
Agar penulisan proposal ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula
Agar terhindar dari penafsiran yang berbeda terhadap istilah dalam tulisan ini,
maka dipandang perlu menjelaskan beberapa istilah yang digunakan sebagai berikut:
1. Pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu
orang maupun benda. Pengaruh pada penelitian ini merupakan akibat dari suatu
2. Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang
berusaha untuk mendorong belajar kreatif dimana siswa terlibat dalam kegiatan
membangun keterampilan pada dua tingkat pertama (basic tools dan practice with
process) untuk kemudian menangani masalah kehidupan nyata pada tingkat ketiga
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip
jejaring.