PENDAHULUAN
Penyakit diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia
kematian pada bayi dan anak-anak, diperkirakan sekitar 1,3 juta kematian anak di
bawah usia lima tahun terjadi di seluruh dunia pada tahun 2008 (Black, 2010). Balita
adalah kelompok usia yang rentan terhadap penyakit karena sistem imun yang masih
lemah. Pada umumnya, insiden tertinggi diare terjadi pada satu atau dua tahun
Dasar tahun 2007 terjadi pada anak balita (usia 1-4 tahun) yaitu sebesar 16,7%
(Kemenkes RI, 2011). Angka morbiditas dan mortalitas diare di Indonesia masih
dari tahun 2003 s/d 2010 terlihat kecenderungan peningkatan insiden diare.
Persentase angka kesakitan diare pada tahun 2003 adalah 37,4%, lalu meningkat
menjadi 42,3% pada tahun 2006, dan menurun sebesar 41,1% pada tahun 2010.
Persentase kasus diare pada balita di Provinsi Sumatera Barat pada tahun
2015 sebesar 28,6% dari 109.458 kasus keseluruhan diare (Dinas Kesehatan Provinsi
terbanyak di Kota Padang. Pada tahun 2015 Kota Padang termasuk kedalam lima
terbesar jumlah kasus diare pada balita dari keseluruhan Kabupaten/Kota di Sumatera
Barat. Jumlah kasus diare pada balita di Kota Padang yaitu sebesar 28,01% dari 9.616
jumlah keseluruhan kasus diare pada tahun 2015 (Dinas Kesehatan Kota Padang,
2015).
Puskesmas Lubuk Buaya adalah salah satu dari 22 Puskesmas yang berada di
Kota Padang. Pada tahun 2015 puskesmas lubuk buaya termasuk 3 terbanyak kasus
diare, 225 kasus diantaranya termasuk kasus balita. Sekitar 9,9% penderita balita
berada di puskesmas Lubuk Buaya. engan insiden diare menempati urutan tiga teratas
dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut. Jumlah kasus keseluruhan penderita
diare di Puskesmas Lubuk Buaya juga selalu meningkat tiap tahunnya. Pada tahun
2014 persentase kasus diare pada balita sebesar 29,39% dari 609 kasus keseluruhan
diare dan meningkat pada tahun 2015 dengan persentase kasus balita 32,65% dari 689
kasus diare keseluruhan. Pada tahun 2016 terjadi sedikit penurunan kasus diare pada
balita dengan persentase 23,75% dari jumlah keseluruhan sebanyak 783 kasus (Dinas
virus dan bakteri menjadi penyebab sebagian besar penyakit diare yaitu sebesar 75%
(Widoyono, 2008). Bakteri dapat menyebabkan diare dengan cara menginvasi dan
merusak sel epitel mukosa usus ataupun dengan cara mengeluarkan toksin yang dapat
dapat terjadi secara fekal-oral, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
agen yang berasal dari air yang tercemar maupun dari tinja yang terinfeksi (WHO,
besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh vektor seperti lalat, kemudian lalat tersebut
hinggap di makanan dan minuman maka akan menularkan diare kepada orang yang
khususnya pada pembuangan tinja, merupakan salah satu dari berbagai masalah
Data World Health Organization (WHO) tahun 2010, diperkirakan sebesar 1,1
milyar orang atau sebesar 17% persentase penduduk dunia masih Buang Air Besar
yang ditemukan masyarakatnya masih buang air besar di area terbuka, yaitu dengan
persentase 12,9% (WHO, 2010). Data persentase akses BABS di Sumatera Barat
khususnya di Kota Padang sebesar 25,3% (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2016).
yaitu kelurahan Batang Kabung, kelurahan Lubuk Buaya, kelurahan Parupuk Tabing,
dan kelurahan Pasir Nan Tigo. Survei awal di Puskesmas Lubuk Buaya diantara 4
kelurahan tersebut masih didapatkan adanya data BABS. Pada kelurahan Pasir Nan
Tigo didapatkan jumlah BABS terbanyak yaitu sebanyak 1.013 penduduk dengan
tersebut.
Pembuangan tinja harus dikelola dengan baik dengan cara membuang tinja
pada jamban yang sehat (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian oleh Fajriana (2012)
Penelitian oleh Sitinjak (2011) diketahui bahwa terdapat hubungan antara perilaku
hidup bersih dan sehat serta penggunaan jamban dengan kejadian diare di Desa
Pardede Onan.
hubungan penggunaan jamban dan kualitas jamban dengan kejadian diare pada balita
dirumuskan suatu masalah yaitu apakah ada hubungan penggunaan jamban dan
kualitas jamban dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Pasir Nan Tigo
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan jamban dan
kualitas jamban dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Pasir Nan Tigo
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
keluarga atau masyarakat akan pentingnya pengetahuan mengenai penyakit diare dan
program jamban sehat dan kualitas jamban yang baik untuk pencegahan penyakit
penelitian sejenis di kemudian hari yang lebih spesifik guna mencegah dan