S1 2014 268485 Introduction PDF
S1 2014 268485 Introduction PDF
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Cannon dkk, 2008). Hal ini juga berlaku untuk perusahaan farmasi. Dengan
Pada awal abad ke-21 ini paradigma pemasaran tidak hanya fokus pada
pelanggan, dan melakukannya secara teratur. Hal ini karena mereka sadar bahwa
Pelanggan yang sangat puas biasanya akan setia dalam menggunakan produk
1
2
mereka dengan seseorang, tempat, acara, pengalaman, perasaan, dan hal lainnya.
pemasaran meliputi produk, harga, tempat, dan promosi (Cannon dkk, 2008).
adanya masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Sebaik apapun kualitas suatu
pemasarannya, produk tidak akan terjual jika tidak ada pasien yang
membutuhkannya. Rute penghantaran obat ke dalam tubuh pun juga bisa menjadi
melalui rute tersebut (Ansel dkk, 2011). Hal inilah yang membedakan produk
kategori, yaitu obat bebas atau over the counter (OTC) dan obat ethical. Obat
bebas dapat dibeli secara bebas oleh konsumen, sedangkan obat ethical hanya
dapat dibeli melalui resep dokter. Hal tersebut mengakibatkan dokter memiliki
peran sebagai penentu utama bahkan penentu tunggal dalam pemilihan dan
3
penggunaan obat ethical untuk pasien. Permintaan obat ethical adalah permintaan
produk kesehatan yang ditentukan oleh dokter, tidak secara langsung oleh pasien
sebagai pembeli. Dengan demikian maka pemasaran obat ethical sangat berbeda
pemasaran secara umum dengan realita pemasaran obat keras pada masa sekarang
ini, khususnya menurut sudut pandang para dokter selaku konsumen tidak
langsung untuk obat keras. Dengan demikian akan diketahui seberapa jauh teori-
teori pemasaran secara umum bisa diterapkan dalam pemasaran obat keras. Oleh
pemilihan obat keras, serta sumber-sumber informasi obat yang bisa dimanfaatkan
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari hal tersebut, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
produk obat yang dinginkan oleh dokter selaku konsumen tidak langsung untuk
obat keras, khususnya para dokter yang ada di Sleman. Informasi ini sangat
komunikasi yang efektif untuk memberikan informasi tentang obat keras kepada
5
dokter selaku penentu obat untuk pasien. Dengan demikian perusahaan farmasi
E. Tinjauan Pustaka
1. Obat keras
sediaan atau bahan-bahan, termasuk produk biologi dan kontrasepsi, yang siap
a. Obat bebas
Obat bebas bisa diperoleh tanpa resep dokter karena obat ini relatif
aman. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan lingkaran berwarna hijau.
Obat bebas terbatas juga bisa diperoleh tanpa resep dokter, karena obat
golongan ini juga relatif aman selama pemakaiannya mengikuti aturan pakai yang
ada. Selain di apotek, obat bebas dan obat bebas terbatas juga bisa di jual di
6
c. Obat keras
Obat keras hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan hanya dijual
di apotek. Obat keras dapat menimbulkan efek yang berbahaya jika pemakaiannya
tidak memperhatikan dosis, aturan pakai, dan peringatan yang diberikan. Dalam
tengahnya.
d. Psikotropika
Seperti halnya obat keras, psikotropika hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
e. Narkotika
ketergantungan (adiksi) dan toleransi. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan
resep dokter. Peredaran, produksi, dan pemakaian narkotika diawasi secara ketat.
berwarna merah dengan dasar putih yang di dalamnya ada gambar palang medali
berwarna merah.
2. Pemasaran farmasi
Pada masa silam, pemasaran lebih banyak menitik beratkan pada tujuan
sebesar mungkin. Akan tetapi tujuan tersebut kurang sesuai untuk masa sekarang,
meskipun hal tersebut tidak bisa diabaikan dalam pemasaran (Dharmmesta dan
Irawan, 2008). Pada masa sekarang tujuan pemasaran tidak hanya sekedar
menjual produk saja. Pemasaran memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu
pemasaran diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut, sehingga dengan kata lain
memuasan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah inti dari pemasaran (Kotler
yang timbul setelah membandingkan antar hasil kinerja suatu produk dengan hasil
yang diharapkan. Jika kinerja tidak bisa memenuhi harapan, orang tersebut akan
merasa tidak puas bahkan kecewa. Jika kinerja sesuai dengan harapan, orang
tersebut akan merasa cukup puas, dan apabila kinerja melebihi harapan, orang
tersebut akan sangat puas atau senang (Kotler & Keller, 2009a).
CHC (Consumer Health Care) yaitu produk yang bisa dibeli bebas di apotek dan
toko obat tanpa resep dokter dan produk ethical, produk yang pembeliannya harus
dengan resep dokter. Produk OTC dipromosikan dengan menggunakan iklan pada
media elektronik, media cetak ataupun media umum lainnya, promosi pemasaran
kedokteran dan kegiatan lain yang sifatnya terbatas pada profesi medis. Dengan
Dalam pemasaran obat keras, dokter memiliki peran yang sangat penting
bagi keberhasilan atau kegagalan sasaran pemasaran obat keras. Hal ini
dikarenakan pembelian obat keras oleh pasien tanpa disertai resep dari dokter
tidak akan dilayani oleh apotek. Perusahaan farmasi biasanya memberikan hadiah
kepada dokter tertentu yang menjadi mitra perusahaan tersebut agar terus
(Wuliyadi, 1996).
diizinkan membiayai maksimal enam juta rupiah bagi seorang dokter atau praktisi
Apabila mengikuti acara ke luar negeri, seorang dokter juga hanya berhak
mendapatkan tiket dan akomodasi kelas ekonomi. Jika terjadi pelanggaran, IPMG
terkait. Jika tidak dihiraukan, tenaga pemasar produk farmasinya akan dikenakan
(Anonim, 2012b).
industri farmasi. Salah satu contoh intervensi pemerintah pada industri farmasi
adalah kebijakan pada harga obat. Pemerintah dapat mempengaruhi harga suatu
peraturan pemerintah, dan sebagainya. Hal ini akan berpengaruh terhadap strategi
Perusahaan farmasi biasanya menghabiskan dana yang lebih tinggi untuk riset
seumumnya. Konsumen obat keras cenderung setia dengan merek tertentu, serta
3. Komunikasi pemasaran
langsung maupun tidak langsung akan produk dan merek yang dijual perusahaan
tersebut (Kotler & Keller, 2009b). Ada beberapa macam komunikasi pemasaran
a. Iklan
presentasi barang atau jasa oleh sponsor yang jelas (Kotler & Keller, 2009b), atau
dalam definisi lain, periklanan adalah suatu komunikasi non pribadi yang
disampaikan ke khalayak umum sehingga pesan menjadi jelas dan dimengerti oleh
1998 pasal 32, obat-obat yang penyerahannya harus berdasarkan resep dokter
hanya boleh diiklankan melalui media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak
(cetakan) dan sering kali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca.
menampilkan gambar dan informasinya bisa lebih rinci. Seperti halnya televisi,
media cetak ideal untuk menunjukkan atau memperlihatkan produk. Hal ini sangat
bila produk tersebut digunakan. Selain itu, informasi di media cetak lebih mudah
demikian, informasi tersebut hanya akan sampai pada khalayak sasaran bila
b. Promosi penjualan
menstimulasi penjualan yang lebih cepat atau lebih lebih besar atas produk atau
jasa tertentu oleh konsumen atau perdagangan (Kotler & Keller, 2009b).
menggunakan merek tersebut. Oleh karena itulah perusahaan sering kali membuat
suatu acara atau mensponsori suatu acara yang dibuat oleh pihak lain dengan
12
pasar sasaran atau gaya hidup tertentu, menciptakan atau memperkuat persepsi
tentang asosiasi citra merek kunci, dan sebagainya. Saat ini banyak perusahaan
yang menggunakan namanya untuk mensponsori arena, stadion, dan tempat lain
dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan masyarakat, terutama yang
mempromosikan atau melindungi citra atau produk perusahaan. Saat ini banyak
promosi dan pembentukan citra produk atau korporat (Kotler & Keller, 2009b).
manfaat produk, menyampaikan cerita megenai produk dalam bentuk yang lebih
serta berita dari mulut ke mulut. Pemasaran langsung dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain: surat langsung, telemarketing, katalog, serta dengan
Ada juga perusahaan yang memperkerjakan perwakilan produsen dan agen untuk
4. Penelitian Kualitatif
mengeksplorasi dan memahami makna yang dianggap berasal masalah sosial atau
tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian
kualitatif memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Peneliti yang terlibat
konkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis,
bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverifikasi.
dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya agar bersifat independen. Peneliti
kuantitatif melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat
sebab dan akibat, sehingga dalam penelitiannya ada variabel dependen dan
tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Peneliti kualitatif berfungsi sebagai
data. Penelitian kualitatif melihat hubungan antar variabel pada obyek yang diteliti
lebih bersifat interaktif, yaitu saling mempengaruhi, sehingga tidak diketahui yang
dilakukan secara terus-menerus, dan baru dihentikan apabila datanya sudah jenuh.
Pada umumnya data yang diperoleh adalah data kualitatif sehingga teknik analisis
data yang digunakan belum ada polanya yang jelas. Belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
hampiran berturutan, metode ilustratif, dan analisis domain dan skema. Pada
merupakan metode analisis data kualitatif yang berulang kali bolak-balik antara
data empiris dan konsep, teori, atau model abstrak, menyesuaikan teori dan
tidak jelas menuju analisis yang komprehensif dengan generalisasi. Pada setiap
16
tahap, bukti dan teori membentuk satu sama lain. Setiap tahap tersebut bersifat
sementara atau tidak lengkap, dan diperbaiki pada tahap selanjutnya. Hal tersebut
melakukan analisis data pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data, dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, sampai diperoleh data
tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap menarik