Anda di halaman 1dari 20

PERCOBAAN 8

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA I
KINETIKA REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT

Yang dibina oleh :


1. Bapak Drs. Sumari, M.Si
2. Bapak Drs. H. Ridwan Joharmawan M.Si.

Oleh :
Kelompok 2
Jonava Oktavia (140332605633) **
Khoirul Faqih (140332601896)
Mahrulina Mahirotul A. (140332601763)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PROGRAM STUDI S1 KIMIA
April 2016
PERCOBAAN 8

KINETIKA REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa dapat menunjukkan
bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua, dan
menentukan konstanta kecepatan reaksi pada reaksi tersebut.

B. DASAR TEORI
Kinetika kimia merupakan bagian dari ilmu Kimia Fisika yang mempelajari
tentang kecepatan reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi yang
bersangkutan.Tidak semua reaksi kimia dapat dipelajari secara kinetik.Reaksi-reaksi
yang berjalan sangat cepat seperti reaksi-reaksi ion atau pembakaran dan reaksi-reaksi
yang sangat lambat seperti pengkaratan, tidak dapat dipelajari secara kinetik.Diantara
kedua jenis ini, banyak reaksi-reaksi yang kecepatannya dapat diukur.
Ditinjau dari fase zat yang bereaksi, dikenal dua macam reaksi, yaitu :
a. Reaksi homogen, yaitu reaksi dimana tidak terjadi perubahan fase.

b. Reaksi heterogen, yaitu reaksi dimana terjadi perubahan fase.

Kecepatan reaksi adalah kecepatan perubahan konsentrasi terhadap waktu, jadi

, tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang bila waktu bertambah.


Laju reaksi merupakan laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya hasil
reaksi persatuan waktu. Bila laju reaksi dengan persamaan: aA + bB cC + dD.
Semakin besar konsentrasi zat-zat pereaksi cenderung akan mempercepat laju
reaksi, tetapi seberapa cepat menemukan orde reaksi merupakan salah satu cara
memperkirakan sejauh mana konsentrasi zat pereaksi mempengaruhi laju reaksi tertentu.
Orde reaksi adalah jumlah pangkat faktor konsentrasi dalam hukum laju bentuk
diferensial. Orde reaksi adalah ukuran konstribusi setiap konsentrasi pereaksi atau zat
yang berperan dalam laju reaksi. Pada umunya orde reaksi merupakan bilangan bulat
dan kecil namun dalam beberapa hal pecahan atau nol. Penentuan orde reaksi adalah hal
yang essensial daripada penelitian-penelitian terhadap proses kimia yang menyangkut
analisis hubungan konsentrasi dan waktu.
Menurut Hukum Kegiatan Massa, kecepatan reaksi pada temperatur tetap,
berbanding lurus dengan konsentrasi pengikut-pengikutnya dan masing-masing
berpangkat sebanyak molekul dalam persamaan reaksi.
Reaksi Orde 1 :

AP

Rate = k1.CA

Reaksi Orde 2 :

2A hasil

Rate = k2. C2A

A + B hasil

Rate = k2.CA.CB

Reaksi Orde 3 :

A + 2B hasil

Rate = k3.CA.C2B

2A + B hasil

Rate = k3.C2A.CB

Untuk memberikan gambaran bahwa reaksi penyabunan etilasetat oleh ion


hidroksi adalah orde dua yaitu reaksi dibawah ini :
CH3COOC2H5 + OH- CH3COO- + C2H5OH
t=0 A B - -
X X X x
t=t (a-x) (b-x) X x

Atau,

Dimana :
a = konsentrasi awal ester (mol/L)
b = konsentrasi awal ion OH- (mol/L)
x = jumlah mol/L ester atau basa yang telah bereaksi
k1 = tetapan laju reaksi (mmol-1.menit-1)
Intregasi :
Bila ab

Bila a=b

Untuk dapat menentukan apakah suatu reaksi orde dua atau bukan dapat diselidiki
seperti pada reaksi tingkat satu yaitu :
1. Dengan memasukkan harga a, b, t dan x pada persamaan :

Bila harga-harga k tetap maka reaksi orde dua.


2. Secara grafik

Bila reaksi orde dua maka grafik t terhadap log merupakan garis lurus tangen
atau slope :

Untuk konsentrasi sama :


Jadi grafik harus lurus bila reaksi orde dua.

3. Half life period tidak dapat dipakai untuk menyelidiki tingkat reaksi, dimana
konsentrasi A dan B berbeda, karena A dan B akan mempunyai waktu berbeda untuk
bereaksinya setengah jumlah zat tersebut.

Reaksi-reaksi orde I adalah reaksi-reaksi yang lajunya berbanding langsung


dengan konsentrasi reaktan, yaitu:

yang pada integrasi memberikan


ln [C] = ln [C]0 kt
atau [C] = [C]0 e-kt

atau k =
[C]0 adalah konsentrasi reaktan pada t = 0. Untuk reaksi-reaksi orde I, plot ln [C] (atau
log [C]) terhadap t merupakan suatu baris lurus. Intersep memberikan konsentrasi pada t
= 0 dan k dapat dihitung dari kemiripan tersebut.
Dalam reaksi orde II, laju reaksi berbanding langsung dengan kuadrat konsentrasi
dari satu reaktan atau dengan hasil kali konsentrasi yang meningkat sampai pangkat satu
atau dua
1. Kasus I
2A Produk

yang pada integrasi memberikan


dimana [A]0 adalah konsentrasi reaktan pada t=0.
2. Kasus II
aA + bB Produk
dimana a b dan [A]0 [B]0, persamaan laju diferentsial adalah

dan persamaan laju yang diintegrasi adalah

Jika a = b = 1, persamaan diatas menjadi

Plot kiri dari persamaan diatas terhadap t akan merupakan garis lurus. Konstanta laju
dapat dihitung dari kemiripan dan konsentrasi awal reaktan dari intersep tersebut.

Saponifikasi adalah suatu reaksi yang menghasilkan sabun dan gliserol, dengan
menghidrolisa dengan basa, suatu lemak atau minyak.Sabun merupakan garam logam
alkali dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan Alkali yang digunakan
dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut.Larutan alkali yang
biasanya digunakan pada sabun keras adalah natrium hidroksida dan alkali yang
biasanya digunakan pada sabun lunak adalah kalium hidroksida.
Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran kotoran berupa minyak ataupun zat
pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan
larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa
lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
Kaca arloji
Labu ukur
Labu erlemeyer
Buret
Statif dan klem
Corong
Beaker glass
Stopwatch
Pipet gondok dan pipet tetes
Botol semprot
Termometer

2. Bahan
Etil asetat
NaOH
HCl
Indikator fenolftalein
Aquades
Asam oksalat

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Sediakan 100 mL larutan etil asetat dengan konsentrasi 0,02 N
2. Sediakan kurang lebih 100 mL larutan NaOH 0,02 N. konsentrasi kedua larutan ini
harus diketahui dengan tepat.
3. Dengan menggunakan pipet masukkan sejumlah tertentu larutan NaOH dan etil asetat
(sesuai dengan yang ditugskan asisten) masing-masing ke dalam sebuah labu
Erlenmeyer. Kedua labu ini diletakkan dalam thermostat untuk mnecapai suhu yang
sama. Sementara itu ke dalam masing-masing dari 7 buah labu lainnya dipipet 20 mL
larutan HCl 0,02 N.
4. Bila larutan NaOH dan larutan etil asetat telah mnecapai suhu thermostat, maka larutan
etil asetat dicampurkan dengan cepat pada larutan NaOH dan dikocok dengan baik.
Jalankan stopwatch pada saat kedua larutan itu tercampur.
5. Tiga menit setelah reaksi dimulai pipet 10 mL dari campuran reaksi dan masukkan ke
dalam salah satu labu yang berisi 20 mL larutan HCl. Aduk dengan baik dan segera
titrasi kelebihan HCl dengan larutan standarNaOH 0,02 N. Titrasi ini hendaknya
dilakukan secepat mungkin.
6. Lakukan pengambilan ini seperti pengerjaan 5 pada menit ke 8, 15, 25, 40 dan 65.
7. Sisa campuran dibiarkan selama kurang 2 hari atau lakukan pemanasan agar reaksi
sempurna. Setelah didinginkan lakukan langkah 5
E. DATA PENGAMATAN
Standarisasi larutan NaOH
Asam Oksalat 0,02 M 10 mL
Volume NaOH yang diperlukan 9,7 mL
Mol asam oksalat = Mol NaOH
(N . x .V) asam oksalat = (N . x . V) NaOH
0,02 N. 2 . 10 mL = x N . 1 . 21,9 mL
x = 0,018 N
NaOH = 0,018 N = 0,018 M

[CH3COOC2H5] = 0,02 N = 0.02 M VCH3COOC2H5 =100 mL


[NaOH] =0,018 N = 0,018 M VNaOH =100 mL
[HCl] = 0,018 N = 0,018 M VHCl =masing-masing titrasi 20 mL

No t(menit) VNaOH I (mL) VNaOH II (mL) VNaOH rata-rata (mL)


.
1. 3 16,7 17,0 16,85
2. 8 18,0 18,0 18,0
3. 15 18,1 18,4 18,25
4. 25 18,2 18,5 18,35
5. 40 18,7 18,6 18,65
6. 65 19,1 18,5 18,8
7. 65 + 19,2 18,8 19

F. ANALISA DATA
Pada percobaan kinetika reaksi saponifikasi etil asetat ini bertujuan untuk
menunjukkan apakah reaksi saponifikasi etil asetat oleh NaOH merupakan reaksi orde
kedua dan mennentukan konstanta kecepatan reaksi tersebut.Untuk membuktikan
bahwa reaksi saponifikasi tersebut adalah orde dua dapat dilakukan dengan
menentukan regresi dari suatu persamaan garis yang dibuat dari grafik konsentrasi
larutan yang bereaksi terhadap waktu, jika merupakan reaksi orde 2 maka regresi yang
dihasilkan akan bernilai 1.
Langkah pertama dari percobaan ini adalah menyiapkan 100 mL NaOH 0,02 N
yang sudah distandasisasi dengan asam oksalat dan 100 mL etil asetat 0,02 N yang
keduanya berupa larutan jernih tak berwarna. Selanjutnya 100 mL etil asetat 0,02 N
dicampurkan dengan cepat ke dalam larutan 100 mL NaOH 0.02 N ketika sudah
mencapai suhu termostat, reaksi yang dihasilkan adalah berupa larutan jernih tak
berwarna dan sedikit terbentuk endapan putih. Persamaan reaksi dari kedua larutan
tersebut adalah:
CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq)
Campuran larutan dikocok dengan baik selama selang waktu yang berbeda. Pada
waktu yang ditentukan tersebut campuran yang berupa larutan jernih tak berwarna
tersebut diambil dengan menggunakan pipet volume sebanyak 5 mL, dan dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer yang telah berisi dengan 20 mL HCl 0,02 N, pada pencampuran
dengan 20 mL HCl 0,02 N tidak terbentuk perubahan yang signifikan, hasil yang
dihasilkan tetap berupa larutan jernih tak berwarna. Larutan yang dihasilkan selanjutnya
ditambah dua tetes indicator phenolftalin yang merupakan larutan jernih tak berwarna,
hasil reaksi penambahan dengan indicator phenolftalin tidak terbentuk perubahan yang
signifikan. Kemudian campuran larutan yang dihasilkan dititrasi dengan larutan NaOH
0,02 N sampai larutan merah muda. Untuk mendapatkan hasil yang valid, titrasi
dilakukan sebanyak dua kali yang kemudian diambil rata-rata hasil volume NaOH yang
didapatkan.

Pada percobaan ini, konsentrasi etil asetat dan konsentrasi NaOH adalah sama,
sehingga rumus reaksi orde dua yang digunakan adalah :
1 1
kt=
( ax ) a
1 1
= +kt
(ax) a

Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :


CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + C2H5OH(aq) + NaOHsisa(aq)
NaOHsisa(aq) + 2HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) + HClsisa(aq)
HClsisa(aq) + NaOHtitrasi(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
PERHITUNGAN
CH3COOC2H5 + NaOH CH3COONa + C2H5OH
M a a - -
R x x x x
S (a-x) (a-x) x x

a. Konsentrasi NaOH sisa (a-x)


mmol NaOH sisa = mmol HCl yang bereaksi
mmol NaOH sisa = mmol HCl awal mmol HCl akhir/sisa
(mmol HCl akhir/sisa = mmol NaOH penitrasi)

Untuk t= 3 menit
mmol NaOH sisa = M1VI M2V2
= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 16,85 mL
= 0,0567 mmol
0,0567 mmol
=5,67 x 10 4 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

Untuk t= 8 menit

mmol NaOH sisa = M1VI M2V2


= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 18,0 mL
=0,036 mmol
0,036 mmol 4
=3,6 x 10 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

Untuk t= 15 menit

mmol NaOH sisa = M1VI M2V2


= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 18,25 mL
=0,0315 mmol
0,0315 mmol
=3 , 15 x 10 4 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

Untuk t= 25 menit

mmol NaOH sisa = M1VI M2V2


= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 18,35 mL
=0,0297mmol
0,0297 mmol 4
=2,97 x 10 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

Untuk t= 40 menit

mmol NaOH sisa = M1VI M2V2


= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 18,65mL
=0,0243 mmol
0,0243mmol
=2,43 x 10 4 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

Untuk t= 65 menit

mmol NaOH sisa = M1VI M2V2


= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 18,8 mL
=0,0216 mmol
0,0216 mmol 4
=2,16 x 10 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

Untuk t= 65 menit + panas

mmol NaOH sisa = M1VI M2V2


= 0,018 mol/L x 20 mL 0,018 mol/L x 19 mL
=0,018 mmol
0,018 mmol 4
=1,8 x 10 M
Jadi, konsentrasi NaOH sisa = 100 mL

b. Konsentrasi NaOH yang bereaksi (x)


mmol NaOH sisa =mmol NaOH awal mmol NaOH bereaksi
mmol NaOH bereaksi = mmol NaOH awal mmol NaOH sisa

Untuk t= 3 menit
mmol NaOH = 2 mmol 0,0567 mmol
=1,9433mmol
1,9433 mmol
=0,019 433 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

Untuk t= 8 menit

mmol NaOH = 2 mmol 0,036 mmol


=1,964 mmol
1,964 mmol
=0,01964 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

Untuk t= 15 menit
mmol NaOH = 2 mmol 0,0315 mmol
=1,9685 mmol
1,968 5 mmol
=0,01968 5 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

Untuk t= 25 menit
mmol NaOH = 2 mmol 0,0297 mmol
=1,9703 mmol
1,9703 mmol
=0,019703 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

Untuk t= 40 menit
mmol NaOH = 2 mmol 0,0243 mmol
=1,9757 mmol
1,9757 mmol
=0,019757 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

Untuk t= 65 menit
mmol NaOH = 2 mmol 0,0216 mmol
=1,9784 mmol
1,9874 mmol
=0,019784 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

Untuk t= 65 menit+ panas


mmol NaOH = 2 mmol 0,018 mmol
=1,982 mmol
1,982 mmol
=0,019 8 2 M
Jadi, konsentrasi NaOH bereaksi = 100 mL

1 1
c. Mencari nilai (ax) dan a

Untuk t= 3 menit
1 1
=1190,47619=1190,48
(ax) = (8,4 x 10 4 ) M-1

1 1
= =50
a 0,02

Untuk t= 8 menit
1 1
=1333,333333=1333,33
(ax) = (7,5 x 10 4 ) M-1

1 1
= =50
a 0,02

Untuk t= 15 menit
1 1
=1538,461538=1538,46
(ax) = 4
(6,5 x 10 ) M-1

1 1
= =50
a 0,02

Untuk t= 25 menit
1 1
=1785,714286=1785,71
(ax) = (5,6 x 10 4 ) M-1

1 1
= =50
a 0,02

Untuk t= 40 menit
1 1
=1923,076923=1923,08
(ax) = (5,2 x 10 4 ) M-1

1 1
= =50
a 0,02

Untuk t= 60 menit
1 1
=2040,816327=2014,82
(ax) = 4
(4,9 x 10 ) M-1

1 1
= =50
a 0,02

Grafik

t(s) A x (a-x) 1 1
(mmol/mL) (mmol/mL) (ax) a
(mmol/mL
) (mmol/mL)-1 (mmol/mL)-1
180 0,02 0,01916 0,00084 1190,48 50
480 0,02 0,01925 0,00075 1333,33 50
900 0,02 0,01935 0,00065 1538,46 50
1500 0,02 0,01944 0,00056 1785,71 50
2400 0,02 0,01948 0,00052 1923,08 50
3900 0,02 0,01951 0.00049 2014,82 50

Dari data diatas diperoleh:


A = 1288,968, B = 0,219

r = 0,922

G. DAN PEMBAHASAN

perhitungan diatas adalah perhitungan menggunakan kalkulator dan peroleh


adalah 0,922 (mendekati 1). Hal tersebut membuktikan bahwa reaksi saponifikasi etil
asetat dengan NaOH yang telah dilakukan pada saat percobaan merukan reaksi orde 2.

Selain itu dari perhitungan dengan menggunakan excel juga didapatkan hasil
demikian.

Grafik t terhadap 1/a-x


2500

2000 f(x)==0.85
R 0.22x + 1288.97
1500
1/a-x (mmol/mL-1)
1000

500

0
0 1000 2000 3000 4000 5000

t (s)

Konstanta kecepatan reaksi


Konstanta kecepatan reaksi juga dapat ditentukan dari persamaan garis
tersebut. Dimana nilai k merupakan slope/kemiringan garis dari persamaan
garis yang dihasilkan. Dari perhitungan didapatkan nilai intercept adalah
0,2192. Jadi konstanta kecepatan reaksi dari reaksi saponifikasi etil asetat oleh
NaOH adalah sebesar 0,2192M-1 s-1.

H. KESIMPULAN
Reaksi saponifikasi etil asetat dengan larutan NaOH merupakan reaksi orde
kedua karena menghasilkan nilai regresi mendekati 1. Dan konstanta kecepatan reaksi
saponifikasi etil asetat dengan ion hidroksida adalah sebesar 0,2192M-1 s-1.

I. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter dan Julio De Paula.2010.Physical Chemistry 9thedition.New York: W. H.
Freeman and Company

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Jilid 1, edisikelima.BinarupaAksara: Jakarta.

Daniel et at. 1970. Exsperiment Physical Chemistry, 7th Ed. New York: Mc. Graw Hill.
Endah, Soepi dan Suyono.1990.Kinetika Kimia.Surabaya: University Press IKIP
Surabaya.
Shoemaker et al. Experimentals in physical chemistry 3rd Ed.New York: M Graw Hill
Sumari,Yahmin, Ida Bagus Suryadharma.2016.Petunjuk Praktikum Kimia
Fisika.Malang:Kimia FMIPA UniversitasNegeri Malang
Tony Bird. 1987. Penuntun Praktiku untuk Universitas.Jakarta: PT Gramedia

PERTANYAAN
1) Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini adalah
reaksi orde kedua?
Yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah
orde kedua yaitu grafik dibawah ini.
Grafik t terhadap 1/a-x
2500

2000 f(x)==0.85
R 0.22x + 1288.97
1500
1/a-x (mmol/mL-1)
1000

500

0
0 1000 2000 3000 4000 5000

t (s)

Dimana grafik tersebu menunjukkan bahwa nilai regresi dari persamaan konsentrasi
terhadap waktu adalah mendekati nilai satu sehingga reaksi merupakan reaksi orde dua
karena persamaan garisnya merupakan persamaan garis lurus.

2) Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi?


a. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.
b. Kemolekulan reaksi merupakan banyaknya molekul zat pereaksi (reaktan)
dalam sebuah persamaan stoikiometri reaksi yang sederhana. Kemolekulan
reaksi selalu berupa bilangan bulat positif.
Contoh:
Reaksi: m M + n N p P + q Q
Kemolekulan reaksinya = m + n
Reaksi: 2 M + N 3P + 2 Q
Kemolekulan reaksinya = 2 + 1 = 3

a. Apakah yang mempengaruhi kecepatan reaksi? Jelaskan


Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam jumlah
yang besar, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.Begitu juga
sebaliknya, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin
kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin
kecil.
b. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi.Apabila suhu pada
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin
aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan
laju reaksi semakin besar.Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel
semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
c. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,
tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.Suatu katalis
berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk.Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada
suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
d. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat
pelarut.Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas
suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada
molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas
yang tinggi.
e. Konsentrasi
Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi reaktan
maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya
semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia
dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga
sehingga kecepatan reaksi meningkat.

b. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi?


Konstanta kecepatan reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan
konsentrasi reaktan. Nilai kakan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat,
walaupun dengan konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat
diperoleh melalui analisis data eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun
koefisien reaksi.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai