Kerja obat-obat ini berbeda dari pelemas otot yang bekerja di medula spinalis atau otak yang
digunakan pada kelainan muskulo skeletal (lihat 10.2.2).
Pasien yang telah mendapat pelemas otot sebaiknya selalu dibantu atau dikendalikan sampai
obat mengalami inaktivasi atau diantagonis (lihat 15.1.6).
Paralisis berkepanjangan dapat timbul pada blok ganda, yang terjadi setelah
penggunaan suksametonium dosis tinggi atau berulang, hal ini disebabkan oleh
timbulnya blokade nondepolarisasi mengikuti blokade depolarisasi awal. Edrofonium
dapat digunakan untuk memastikan diagnosis terjadinya blok ganda. Pasien dengan
miastenia gravis resisten terhadap suksametonium, namun dapat mengalami blok
ganda sehingga pemulihan tertunda. Paralisis berkepanjangan juga dapat timbul
pada pasien dengan kadar kolinesterase yang rendah atau plasma kolinesterase
atipikal. Bantuan pernafasan sebaiknya terus dilanjutkan hingga fungsi otot pulih.
Monografi:
SUKSAMETONIUM KLORIDA
(SUKSINILKOLIN KLORIDA)
Indikasi:
Peringatan:
lihat keterangan di atas; kehamilan (lihat Lampiran 4); pasien dengan penyakit
jantung, saluran nafas atau neuromuskular; peningkatan tekanan intra okuler
(hindari penggunaan pada mata yang luka); sepsis berat (risiko hiperkalemia).
Interaksi:
Kontraindikasi:
Efek Samping:
Dosis:
dengan injeksi intravaskular, DEWASA 600 mcg/kg bb (rentang dosis 0,3-1,1 mg/kg
bb tergantung pada derajat relaksasi yang dibutuhkan); dosis lazim 20-100 mg; BAYI
di bawah 1 tahun, 2 mg/kg bb; ANAK: 1-12 tahun, 1-2 mg/kg bb. Dengan infus
intravena, sebagai cairan 0,1%, 2-5 mg/menit (2-5 mL/menit).